Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUA

A. Latar Belakang

Perlindungan Tenaga Kerja diatur dalam UU No.13 tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan. Perlindungan ini dibahas pada Bab X, yang mana membahas

mengenai perlindungan, pengupahan, dan kesejahteraan. Hal mengenai

perlindungan dibahas dalam lima paragraf. Paragraf pertama membahas mengenai

perlindungan terhadap penyandang cacat. Di sini pemilik usaha wajib

memberikan perlindungan kepada pekerja sesuai dengan jenis cacat yang dimiliki

pekerja. Paragraf kedua membahas mengenai perlindungan terhadap anak Dalam

paragraf ini, pengusaha dilarang mempekerjakan anak, kecuali anak yang berusia

13 hingga 15 tahun, dengan catatan bahwa pekerjaan tersebut tidak akan

menghambat pertumbuhan dan perkembangannya. Paragraf ketiga membahas

perlindungan terhadap perempuan. Terdapat ketentuan bahwa pekerja perempuan

berumur kurang dari 18 tahun dilarang untuk dipekerjakan pada pukul 23.00

sampai dengan pukul 07.00. Paragraf keempat membahas mengenai waktu kerja,

dimana setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja yang

ditetapkan. Paragraf kelima membahas mengenai keselamatan dan kesehatan

kerja, yang intinya buruh dan pekerja mendapatkan perlindungan dan keamanan

dalam kerjanya.
1
2

Namun meskipun peraturan ini telah ditetapkan, masih sering terjadi

kecelakaan disebabkan kurangnya jaminan keselamatan kerja seperti pada artikel

internet dari situs jamsostek mengenai pengawasan dinas tenaga kerja yang tidak

optimal yang ditulis oleh Zar berikut:1

Di Jatim, berdasarkan data PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek),


sepanjang 2009, tercatat ada 19.307 kasus kecelakaan kerja dengan biaya
santunan mencapai Rp 46,53 miliar. Pada 2009, juga terdapat 2.350 kasus
kematian pekerja di mana Jamsostek mengeluarkan santunan hingga Rp
26,346 miliar.
Kondisi ini menunjukkan, angka kecelakaan kerja di Jatim masih sangat
tinggi. Bayangkan, setiap hari setidaknya ada sekitar 53 kasus kecelakaan
kerja di Jatim. Setiap hari pula, dengan memperhitungkan hari libur,
setidaknya enam tenaga kerja harus meninggal karena kecelakaan kerja.

Artikel tersebut menunjukkan tingginya tingkat kecelakaan kerja di Jatim

karena kurangnya pengamanan dari Pengusaha dalam menjalankan proses

produksi perusahaannya.

Perjanjian Kerja (PK) merupakan pintu pertama bagi pekerja dimana

dokumennya akan menjadi dasar / awal suatu hubungan kerja (dalam bahasa

hukum umumnya dikenal dengan “perikatan”). Dasar dari perjanjian adalah asas

kebebasan berkontrak yang dinyatakan pada Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata

yang berbunyi : “Semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai

Undang-undang bagi mereka yang membuatnya”. Tujuan dari pasal tersebut

bahwa pada umumnya suatu perjanjian itu dapat dibuat secara bebas untuk

membuat atau tidak membuat perjanjian, bebas untuk mengadakan perjanjian

1
Zar, Disnaker Tak Optimal Awasi 860 Perusahaan. Dokumen Artikel. Ditulis tanggal 25
Februari 2011. http://www.jamsostek.co.id/content/news.php?id=1883. download tanggal 2 Juni 2011
dengan siapapun, bebas untuk menentukan bentuknya maupun syarat-syarat, dan

bebas untuk menentukan bentuknya, yaitu tertulis atau tidak tertulis dan

seterusnya. Termasuk dalam hal perikatan sebagaimana yang terjadi dalam

Perjanjian Kerja (PK).

Bagi perusahaan, PK ini dapat menjadi rambu/kemudi dalam sebuah

hubungan kerja, bahkan bisa berfungsi sebagai sebuah senjata yang akan

mendukung kepentingan perusahaan. PK ini seperti halnya juga dokumen Human

Resources (HR) yang lainnya, dapat berubah menjadi senjata mematikan bagi

perusahaan. Dalam hal ini contoh kasusnya adalah apabila segala usaha dan

pemikiran HR yang telah dikeluarkan demi munculnya sebuah naskah PK yang

dibangga-banggakan selama ini, ternyata harus dibayar dengan kekecewaan

karena majelis hakim yang menyatakan PK tersebut cacat hukum dan tidak dapat

ditegakkan sama sekali. Bahkan sebuah PK dapat menimbulkan kerugian besar

bagi perusahaan.

Di sisi lain, pekerja juga perlu berhati-hati dengan PK. Melihat proses

pembuatan PK yang saat ini seolah-olah lebih banyak menjadi “wewenang” dari

perusahaan, dengan bahasa lain calon pekerja hanya tanda-tangan saja, dan

mengecilkan peranan “kesepakatan sebagai hasil dari perundingan“, maka Calon

pekerja (Employee of the Future) mau tidak mau harus melihat sisi lainnya yang

dapat tetap “menyelamatkan” posisi-nya dalam sebuah perselisihan (dispute)

dengan perusahaan yang mungkin terjadi di kemudian hari.


Perselisihan yang mungkin terjadi adalah apabila ada pelanggaran dalam

Perjanjian Kerja terkait dengan jaminan keselamatan kerja yang minim bagi

pekerja, dan fenomena semacam ini memang terjadi mengingat tingginya tingkat

kecelakaan kerja di Kota Malang yang menunjukkan rendahnya perhatian

terhadap keselamatan kerja.

Fenomena tersebut tersebut menjadikan peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian terhadap pelaksanaan perjanjian ketenagakerjaan terkait jaminan

keselamatan dan kesehatan kerja, yang mana dituangkan peneliti dalam skripsi

berjudul, ”PELAKSANAAN PERJANJIAN KETENAGAKERJAAN

TERKAIT HAK JAMINAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

(Studi pada PT. Perkebunan Nusantara X PG. Jombang Baru Jombang)”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pelaksanaan perjanjian ketenagakerjaan terkait hak jaminan

keselamatan dan kesehatan tenaga kerja oleh PT. Perkebunan Nusantara X

PG. Jombang Baru Jombang?

2. Kendala apa saja yang timbul dalam pelaksanaan perjanjian ketenagakerjaan

terkait hak jaminan keselamatan dan kesehatan tenaga kerja di PT.

Perkebunan Nusantara X PG. Jombang Baru Jombang tersebut?

3. Upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi kendala terkait hak jaminan

keselamatan dan kesehatan tenaga kerja di PT. Perkebunan Nusantara X PG.

Jombang Baru Jombang tersebut?


C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui dan mengkaji pelaksanaan perjanjian ketenagakerjaan terkait

jaminan keselamatan dan kesehatan tenaga kerja di PT. Perkebunan Nusantara

X PG. Jombang Baru Jombang.

2. Mengetahui dan mengkaji kendala apa saja yang timbul dalam pelaksanaan

perjanjian ketenagakerjaan terkait jaminan keselamatan dan kesehatan tenaga

kerja di PT. Perkebunan Nusantara X PG. Jombang Baru Jombang tersebut.

3. Mengetahui dan mengkaji upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi

kendala terkait jaminan keselamatan dan kesehatan tenaga kerja di PT.

Perkebunan Nusantara X PG. Jombang Baru Jombang.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

a. Untuk Penulis

Sebagai prasyarat untuk memenuhi tugas akhir guna menyelesaikan studi

Strata –1 Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah

Kota Malang, sekaligus memberikan wawasan baru kepada penulis

terkait pelaksanaan perlindungan terhadap keselamatan kerja sesuai

dengan perjanjian kerja pada Perusahaan.

b. Untuk PT. Perkebunan Nusantara X PG. Jombang Baru Jombang

Sebagai bahan kajian bagi PT. Perkebunan Nusantara X PG. Jombang

Baru Jombang untuk menerapkan perlindungan terhadap keselamatan


tenaga kerja sesuai dengan perjanjian kerja dan UU No.23 tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan, serta memberikan usulan untuk mengatasi

kendala yang timbul dalam pelaksanaan penerapan perlindungan terhadap

keselamatan kerja sesuai dengan perjanjian kerja dengan pekerja.

2. Manfaat Teoritis

Untuk menambah pengetahuan dalam hal pelaksanaan perlindungan

keselamatan kerja dalam perjanjian kerja dan untuk menambah bahan

kepustakaan serta berguna bagi yang ingin mengetahui tentang mekanisme

perlindungan keselamatan kerja dalam perjanjian kerja pekerja.

E. Metode Penelitian

1. Metode Pendekatan

Dalam menentukan sebuah penelitian maka dibutuhkan suatu sistem

mekanisme. Maka metode yang digunakan dalam hal ini khususnya yaitu

pendekatan yuridis-sosiologis. Pendekatan yuridis sosiologis yaitu dalam

menjawab permasalahan digunakan sudut pandang hukum yaitu pembahasan

didasarkan berbagai peraturan perundangan yang berlaku dan kesesuaiannya

dengan fenomena yang terjadi dalam lingkup masyarakat2, dalam hal ini berkaitan

dengan perlindungan keselamatan tenaga kerja dalam perjanjian kerja di PT.

Perkebunan Nusantara X PG. Jombang Baru Jombang.

2
Waluyo, Bambang, 2002. Penelitian Hukum dalam Praktek, Penerbit Sinar Grafika Pusat,
Jakarta., hal.23
2. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian skripsi ini berada di wilayah Kota Jombang,

sedangkan data-data yang akan diambil berada di PT. Perkebunan Nusantara X

PG. Jombang Baru Jombang, yang beralamat di Jl. Panglima Sudirman 1

Jombang dan bergerak di bidang produksi gula. Penulis memilih lokasi penelitian

di Kota Jombang karena terdapat fenomena yang menarik perhatian penulis, yaitu

tingginya tingkat kecelakaan kerja, yang mana memerlukan tinjauan ternentu

dalam hal perjanjian kerja pekerja terkait keselamatan kerja bagi pekerja suatu

perusahaan, dalam hal ini lokasi PT. Perkebunan Nusantara X PG. Jombang Baru

Jombang sebagai sebuah perusahaan yang besar di tingkat regional, tentu saja

memiliki jaminan tertentu terkait keselamatan kerja yang tertuang dalam

perjanjian kerja dengan para pekerjanya.

3. Sumber Data

a. Data Primer. Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung

dari masyarakat.3 Dalam hal ini yaitu data yang diperoleh melalui wawancara

terhadap responden dari PT. Perkebunan Nusantara X PG. Jombang Baru

Jombang dalam hal ini wawancara dilakukan terhadap pekerja dari jajaran

Unit HRD dan juga pekerja yang langsung terlibat di kegiatan lapangan PT.

Perkebunan Nusantara X PG. Jombang Baru Jombang.

3
Soekanto, Soerjono, 1986. Pengantar Penelitian Hukum, Cetakan Ketiga, Penerbit Universitas
Indonesia, Jakarta, hal.51
b. Data Sekunder. Adalah sumber data yang mendukung, menjelaskan, serta

memberikan tafsiran terhadap sumber data primer.4 Dalam hal ini yaitu data

yang diperoleh secara tidak langsung melalui jurnal-jurnal dan buku-buku

yang berhubungan dengan permasalahan dan digunakan sebagai pelengkap

data primer. Serta UUD RI 1945 serta UU No.13 tahun 2003 tentang

ketenagakerjaan.

4. Tehnik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk penelitian kualitatif maka pengumpulan data melalui

cara:

a. Teknik Pengumpulan Data Primer

1) Wawancara

Wawancara merupakan metode bertatap muka langsung dengan

responden untuk menanyakan perihal pribadi responden, fakta-fakta yang

ada, dan pendapat maupun persepsi diri responden, dan bahkan saran-

saran responden.5

Wawancara yang digunakan penulis adalah wawancara tidak

terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar

yang akan ditanyakan.6

4
Ibid.
5
Waluyo, Bambang, Op.Cit. . hal.57
6
Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian, suatu pendekatan Praktik, Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta, hal.227
Wawancara dilaksanakan terhadap subyek yang diambil dengan

cara purpossive sampling. Dimana peneliti secara subyektif mengambil

sampel dengan anggapan bahwa sampel yang diambil tersebut

mencerminkan (representative) bagi penelitian7. Dalam hal ini wawancara

dilakukan terhadap responden yang dipilih. Responden untuk wawancara

dipilih secara purposive sampling, yaitu berdasarkan tingkat pengetahuan

responden terhadap permasalahan yang tengah diteliti oleh penulis.

Dengan demikian responden penulis adalah Kepala HRD PT. Perkebunan

Nusantara X PG. Jombang Baru Jombang, Frans Budi Sulistyo sebagai

pejabat yang bertanggungjawab atas perekrutan dan pembuatan perjanjian

kerja pekerja pada PT. Perkebunan Nusantara X PG. Jombang Baru

Jombang.

Untuk membandingkan data yang diperoleh peneliti dari responden,

maka peneliti juga melakukan wawancara terhadap informan yang dipilih

dengan random sampling yaitu individu yang merupakan Pekerja / buruh

PT. Perkebunan Nusantara X PG. Jombang Baru Jombang. Dalam hal ini

penulis memilih sebelas orang pekerja sebagai responden, yaitu:

1) Teguh, usia 32 tahun. Masuk ke PG. Djombang Baru sejak tahun

2003. Spesifikasi tugasnya adalah menangani masalah operasional

mesin dan perbaikan.

7
Abdurrachman, Muslan, 2009. Sosiologi dan Metode Penelitian Hukum, UMM Press, Malang.
2) Ardy, usia 22 tahun. Masuk ke PG. Djombang Baru sejak tahun 2008.

Sudah bekerja selama tiga tahun. Tugasnya terkait dengan

penyimpanan dan pergudangan

3) Budi, usia 19 tahun. Masuk ke PG. Djombang Baru sejak tahun 2009.

Tugasnya terkait dengan penyimpanan dan pergudangan

4) Wawan, usia 23 tahun. Masuk ke PG. Djombang Baru sejak tahun

2008. Sudah bekerja selama tiga tahun. Tugasnya terkait dengan

pengaturan lori dan distribusi tebu ke dalam pengolahan.

5) Sutris, usia 28 tahun. Masuk ke PG. Djombang Baru sejak tahun 2007.

Tugasnya adalah menangani permasalahan operasional mesin

6) Purwanto, usia 21 tahun. Masuk ke PG. Djombang Baru sejak tahun

2008. Tugasnya terkait dengan pengaturan lori dan distribusi tebu ke

dalam pengolahan.

7) Samsul, usia 35 tahun. Masuk ke PG. Djombang Baru sejak tahun

2004. tugasnya terkait dengan operasional mesin

8) Eko, usia 32 tahun. Masuk ke PG. Djombang Baru sejak tahun 2008.

Tugasnya terkait dengan distribusi lewat lori

9) Wendy, usia 21 tahun. Masuk ke PG. Djombang Baru sejak tahun

2009. Telah bekerja selama dua tahun. Tugasnya terkait dengan

pencatatan dan pergudangan

10) Sujito, usia 52 tahun. Masuk ke PG. Djombang Baru sejak tahun 1995.

Bidang tugasnya fleksibel, meliputi banyak hal di lapangan


11) Sayin, usia 51 tahun. Masuk ke PG. Djombang Baru sejak tahun 1991.

Bidang kerja fleksibel.

Cara ini akan mampu mengumpulkan data yang mendukung

validitas penelitian sesuai dengan topik tersebut di atas. Serta dilampirkan

nama dan jabatan responden tersebut

2) Dokumentasi, yaitu dengan mencatat atau menganalisa dokumen-

dokumen yang ada kaitannya dengan Perjanjian Kerja terkait keselamatan

kerja pada PT. Perkebunan Nusantara X PG. Jombang Baru Jombang

b. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui studi pustaka. Studi

pustaka merupakan studi terhadap literature yang terkait dengan penelitian

meliputi jurnal, makalah serta artikel yang terkait dengan tema penelitian,

yaitu pelaksanaan perjanjian ketenagakerjaan terkait keselamatan dan

kesehatan kerja.

5. Analisa Data

Dalam menentukan analisa data mengunakan analisa deskriptif

kualitatif, yaitu mendeskripsikan dan menganalisa secara aktual, sistematis,

akurat data yang akan diteliti, yang telah diperoleh dilapangan (berupa kalimat-

kalimat) kemudian menampilkan gambaran obyektif dari hasil penelitian

berdasarkan kenyataan8 sebagaimana dalam penelitian penulis dimana penulis

mengkaitkan peristiwa yang terjadi di lapangan, yaitu perjanjian kerja

8
Waluyo, Bambang. Op.Cit, hal.38
terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja pada PT. Perkebunan Nusantara

X PG. Jombang Baru Jombang

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam memahami penulisan skripsi ini maka penulis

akan menyajikan dengan bentuk sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab satu ini penulis akan menguraikan tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian,

metode penelitian, serta sistemetika penulisan yang digunakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini berisi mengenai tinjauan umum tentang Tinjauan

Mengenai Perjanjian, yang antara lain membahas Pengertian

Perjanjian, Unsur-Unsur Perjanjian, Asas-Asas dalam Perjanjian,

Akibat Hukum Perjanjian; Tinjauan mengenai Ketenagakerjaan yang

meliputi Pengertian Tenaga Kerja dan Ketenagakerjaan, Hak dan

Kewajiban Tenaga Kerja, dan Perjanjian Ketenagakerjaan; Tinjauan

Umum mengenai Pengusaha, yang meliputi Pengertian Pengusaha ,

Hak dan kewajiban Pengusaha ; Perspektif Hukum terhadap

Keamanan dan Keselamatan Kerja, yang meliputi Pengertian

keselamatan dan kesehatan Kerja, Jaminan keamana dan Keselamatan


Kerja Dalam Peraturan Perundangan, dan Pengawasan dan Sistem

Manajemen keselamatan dan kesehatan Kerja;

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang permasalahan pokok yang

dibahas penulis yaitu pelaksanaan perjanjian ketenagakerjaan terkait

hak jaminan keselamatan dan kesehatan tenaga kerja oleh PT.

Perkebunan Nusantara X PG. Jombang Baru Jombang, kendala yang

timbul dalam pelaksanaan perjanjian ketenagakerjaan terkait hak

jaminan keselamatan dan kesehatan tenaga kerja di PT. Perkebunan

Nusantara X PG. Jombang Baru Jombang tersebut, dan upaya yang

dilakukan PT. Perkebunan Nusantara X PG. Jombang Baru Jombang

untuk mengatasi kendala tersebut.

BAB IV PENUTUP

Dalam bab terakhir ini akan mencakup dua sub bab yaitu kesimpulan

dan saran.

Anda mungkin juga menyukai