Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK I
1. ADE SAPUANDI 5. LILIS SURYANI
2. FARIDAH 6. M. ZUBAIDI AKROM
3. IZHAR YULVIANSYAH 7. NURHALIMAH
4. L. HIRSAN AZHARI 8. SARWAN HADI
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Memberikan gambaran kepada masyarakat tentang penyakit DHF serta
agar dapat diaplikasikan asuhan keperawatan pada anak yang terinfeksi
DHF.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan
DHF, kelompok akan dapat :
a. Memberikan gambaran tentang pengkajian asuhan keperawatan pada
anak usia prasekolah tentang penyakit DHF
b. Memberikan gambaran tentang diagnose keperawatan yang akan
muncul jika seorang anak terinveksi virus dengue.
c. Memberikan gambaran tentang intervensi keperawatan pada anak
dengan DHF
d. Memberikan gambaran tentang implementasi keperawatan pada anak
dengan DHF
e. Memberikan gambaran tentang evaluasi keperawatan pada anak
dengan DHF
f. Memberikan gambaran tentang dokumentasi keperawatan pada anak
dengan DHF setelah melakukan pengevaluasian dari semua tindakan.
C. Manfaat
Meningkatkan pengetahuan dan memperoleh pengalaman dalam melakukan
asuhan keperawatan pada keluarga secara langsung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. KONSEP DASAR TEORI
A. DEFINISI
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan
masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty
(Nursalam, dkk. 2008).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat
pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan
nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang
tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan
nyamuk aedes aegypty (betina) (Hidayatalimulaziz. 2006).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang
disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypty
(Suriadi. 2010).
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam
tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty yang terdapat
pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan
nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam.
B. ETIOLOGI
Virus dengue sejenis arbovirus yang di tularkan melalui gigitan
nyamuk aedes aegypti. Nyamuk aedes aegypti berbentuk batang, stabil
pada suhu 37 0C. Adapun ciri-ciri nyamuk penyebar demam berdarah
adalah :
1. Badan kecil,warna hitam dengan bintik-bintik putih
2. Hidup didalam dan sekitar rumah
3. Menggigit dan menghisap darah pada waktu siang hari
4. Senang hinggap pada pakaian yang bergantung didalam kamar
5. Bersarang dan bertelur digenangan air jernih didalam dan sekitar
rumah seperti bak mandi, tempayan vas bunga.
C. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala yang biasa terjadi pada pasien DHF adalah:
1. Demam tinggi selama 5 – 7 hari
2. Mual, muntah, tidak ada nafsu makan
3. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie.
4. Nyeri otot
5. Sakit kepala.
6. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan
darah menurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi
cepat dan lemah).
D. KLASIFIKASI
1. Derajat I :
Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji
turniket positi, trombositopeni dan hemokonsentrasi.
2. Derajat II :
Derajat I di sertai perdarahan spontan di kulitdan atau perdarahan
lain.
3. Derajat III :
Kegagalan sirkulasi : nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin
lembab, gelisah.
4. Derajat IV :
Renjatan berat, denyut nadi dan tekanan darah tidak dapat di ukur.
E. PATOFISIOLOGI
Virus dengue masuk pertama kali ke dalam tubuh manusia melalui
gigitan nyamuk, terinfeksi oleh virus dengue untuk pertama kalinya atau
mendapat infeksi berulang virus dengue lainnya. Saat virus masuk
kedalam peredaran darah melalui gigitan nyamuk, terjadi infeksi virus
dengue yang akan merangsang endotoxin,selanjutnya merangsang zat
pyrogen dan endogen, mengakibatkan interleukin 1, menggeser set point
dari titik normal, sehingga terjadi menggigil, demam, dan terjadi
hipertermia mendadak. Dari hipertermi akan meningkatkan stress,
merangsang keluarnya histamine, menyebabkan peningkatan HCI,
mengiritasi lambung, terjadi mual dan penurunan nafsu makan, masukan
yang tidak adekuat sehingga menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi
yaitu kurang dari kebutuhan tubuh.
F. PATWAY
Hipertermia
Hepatomegali
Permeabilitas Vaskular
Intoleransi
Trombositopeni Gangguan
aktivitas
kubutuhan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
Resiko tinggi
Perdarahan
Syok
hipovolemik
MRS
Tindakan
Invasif Cemas
Cemas Cemas
Gangguan
Peran…
Nyeri dan
Injuri
G. KOMPLIKASI
Komplikasi dapat terjadi apabila kebocoran plasma dari
intravaskuler ke ekstravaskuler yang terus maka akan mengalami syok
hipovolemia dan bisa terjadi DSS (Dengue Syock Sindrom), jika
keadaan tersebut tidak teratasi maka akan menyebabkan anoreksia
jaringan, asidosis metabolic dan berakhir dengan kematian, perdarahan
terjadi karena trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan
menurunnya factor koagulasi (protombin, factor V. VII, IX, X dan
frinogen) pendarahan hebat dapat terjadi terutama pada traktus
grastrointestinal.
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Darah lengkap : hemokonsentrasi (hematokrit meningkat 20 % atau
lebih), trombositopenia (100.000/mm3 atau kurang)
2. Serologi : uji HI (hemoagutination inhibition test).
3. Rontgen thoraks : effusi pleura
I. PENATALAKSANAAN
1. Medis
Demam berdarah dengue, penatalaksanaannya hanya bersifat
simptomatis dan suportif.
a. Pemberian cairan yang cukup
Cairan di berikan untuk mengurangi rasa haus dan dehidrasi
akibat demam tinggi, anoreksia, dan muntah. Penderita perlu di
beri minum sebanyak mungkin (1-2 liter dalam 24 jam).
b. Antipiretik
Seperti golongan asetaminofen (parasetamol), jangan berikan
golongan salisilat karena dapat menyebabkan bertambahan
perdarahan.
c. Antikonvulsan
Bila penderita kejang dapat di berikan :
1) Diazepam
2) Fenobarbital
d. Pemberian cairan melalui infus, di lakukan jika pasien
mengalami kesulitan minum dan nilai hematokrit cenderung
meningkat.
2. Keperawatan
a. Pengawasan tanda – tanda Vital secara kontinue tiap jam
1) Pemeriksaan Hb, Ht, Trombocyt tiap 4 Jam
2) Observasi intik output
3) Pada pasien DHF derajat I : Pasien diistirahatkan, observasi
tanda vital tiap 3 jam , periksa Hb, Ht, Thrombosit tiap 4
jam beri minum 1 ½ liter – 2 liter per hari, beri kompres
4) Pada pasien DHF derajat II : pengawasan tanda vital,
pemeriksaan Hb, Ht, Thrombocyt, perhatikan gejala seperti
nadi lemah, kecil dan cepat, tekanan darah menurun, anuria
dan sakit perut, beri infus.
5) Pada pasien DHF derajat III : Infus guyur, posisi semi
fowler, beri o2 pengawasan tanda – tanda vital tiap 15 menit,
pasang cateter, obsrvasi productie urin tiap jam, periksa Hb,
Ht dan thrombocyt.
b. Resiko Perdarahan
1) Obsevasi perdarahan : Pteckie, Epistaksis, Hematomesis dan
melena
2) Catat banyak, warna dari perdarahan
3) Pasang NGT pada pasien dengan perdarahan tractus Gastro
Intestinal
c. Peningkatan suhu tubuh
1) Observasi / Ukur suhu tubuh secara periodic
2) Beri minum banyak
3) Berikan kompres
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Sangat Lemah
b. Kesadaran : Mengalami penurunan
c. Vital Sign : TD : < 120/80 mmHg (Hipotensi)
S : > 37,5 oC (Hipertermia)
N : > 120 x/menit (Takikardi)
RR : > 20 x/menit (Dispnea)
d. Head to Toe
Head to Toe Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi
Kepala Kulit kepala Nyeri tekan dan - -
dan rambut Massa (+/-)
bersih
Mata Seklera tidak Nyeri tekan dan - -
ikterik, Massa (+)
konjungtiva
anemis
Hidung Septum utuh, Nyeri tekan dan - -
bersih, sesak Massa (+/-)
atau (+/-)
Mulut Gusi Nyeri tekan dan - -
berdarah (+/-) Massa (+/-)
Telinga Bersih (+/-) Nyeri tekan dan - -
Massa (+/-)
Leher Tampak Nyeri tekan dan - -
pembesaran Massa (+/-)
(+/-)
Thorax Penggunuan Nyeri tekan dan Redup Vesikular
otot bantu Massa (+/-)
nafas (+/-),
Dispnea
Abdomen Abses (+/-) Nyeri tekan ulu Timpani Bising usus
hati dan otot lebih dari
12x
Ekstremitas Lemah (+/-) Kekuatan otot - -
menurun
Genetalia - - - -
Kulit Ptekie, pucat Turgor kulit - -
menurun (+/-)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
(Modifikasi NANDA-Doengoes)
1. Hipertemia berhubungan dengan proses penyakit (virus dalam
darah/viremia).
2. Gangguan pemenuhan kubutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan anoreksia.
3. Resiko tinggi terjadinya perdarahan berhubungan dengan
trombositopenia.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kondisi tubuh yang lemah.
5. Resiko tinggi syok hipovolemik berhubungan dengan kurangnya
volume cairan tubuh akibat perdarahan.
6. Nyeri dan injuri berhubungan dengan tindakan invasif
7. Kurang pengetahuan tenang proses penyakit, diet, perawatan, dan
obat-obatan pasien berhubungan dengan kurangnya informasi.
8. Cemas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang kondisi
anak dan lingkungan baru bagi anak
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
NANDA NOC NIC
Hipertermia NOC NIC :
Thermoregulation Fever treatment
Definisi : suhu tubuh Kriteria Hasil : 1. Monitor suhu sesering
naik diatas rentang a. Suhu tubuh dalam mungkin
normal rentang normal 2. Monitor IWL
b. Nadi dan RR 3. Monitor warna dan
Batasan Karakteristik: dalam rentang suhu kulit
1. Kenaikan suhu tubuh normal 4. Monitor tekanan darah,
diatas rentang normal c. Tidak ada nadi dan RR
2. Serangan atau perubahan warna 5. Monitor penurunan
konvulsi (kejang) kulit dan tidak ada tingkat kesadaran
3. Kulit kemerahan pusing, merasa 6. Monitor WBC, Hb,
4. Pertambahan RR nyaman dan Hct
5. Takikardi 7. Monitor intake dan
6. Saat disentuh tangan output
terasa hangat 8. Berikan anti piretik
9. Berikan pengobatan
Faktor faktor yang untuk mengatasi
berhubungan : penyebab demam
1. Penyakit/ trauma 10. Selimuti pasien
2. Peningkatan 11. Lakukan tapid sponge
metabolisme 12. Berikan cairan
3. Aktivitas yang intravena
berlebih 13. Kompres pasien pada
4. Pengaruh lipat paha dan aksila
medikasi/anastesi 14. Tingkatkan sirkulasi
5. Ketidakmampuan/pe udara
nurunan kemampuan 15. Berikan pengobatan
untuk berkeringat untuk mencegah
6. Terpapar terjadinya menggigil
dilingkungan panas
7. Dehidrasi
8. Pakaian yang tidak Temperature regulation
tepat 1. Monitor suhu minimal
tiap 2 jam
2. Rencanakan
monitoring suhu secara
kontinyu
3. Monitor TD, nadi, dan
RR
4. Monitor warna dan
suhu kulit
5. Monitor tanda-tanda
hipertermi dan
hipotermi
6. Tingkatkan intake
cairan dan nutrisi
7. Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
8. Ajarkan pada pasien
cara mencegah
keletihan akibat panas
9. Diskusikan tentang
pentingnya pengaturan
suhu dan kemungkinan
efek negatif dari
kedinginan
10. Beritahukan tentang
indikasi terjadinya
keletihan dan
penanganan emergency
yang diperlukan
11. Ajarkan indikasi dari
hipotermi dan
penanganan yang
diperlukan
12. Berikan anti piretik
jika perlu