Anda di halaman 1dari 5

PERGESERAN PRINSIP PENILAIAN GURU TERHADAP SISWA DALAM

EVALUASI HASIL BELAJAR


M. Fitra Ramadhan
1888201014, Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia,2020,
STKIP Muhammadiyah Pagaralam

Abstrak
Penilaian pada dasarnya memiliki prosedur standard penilaian yang menjadi acuan
bagi guru. Namun, masih banyak guru yang melenceng dari standar penilaian
sehingga menimbulkan kebingungan murid dan wali murid. Berbagai macam
teknik penilaian dapat dilakukan secara komplementer (saling melengkapi) sesuai
dengan kompetensi yang dinilai. Teknik penilaian yang dimaksud antara lain
melalui tes, observasi, penugasan, inventori, jurnal, penilaian diri, dan penilaian
antarteman yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat
perkembangan peserta didik. Dalam masalah pengukuran dan penilaian prestasi
belajar siswa dan mahasiswa bukanlah pekerjaan yang mudah. Untuk dapat
melakukan pengukuran dan penilaian secara efektif diperlukan latihan dan
penguasaan teori-teori yang relevan dengan tujuan dari proses belajar mengajar
sebagai bagian yang tidak terlepas dari kegiatan pendidikan sebagai suatu sistem.
Kata Kunci : prosedur penilaian, kompetensi, tes, proses belajar,
teknik penilaian.
PENDAHULUAN

Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan


menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan. Permendiknas No. 22 tahun 2006 menyatakan bahwa Standar
Isi (SI) untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah mencakup lingkup materi minimal
dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada
jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Di dalam SI dijelaskan bahwa kegiatan
pembelajaran dalam KTSP meliputi tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur. Tatap muka adalah pertemuan formal antara pendidik dan
peserta didik dalam pembelajaran di kelas.

Berbagai macam teknik penilaian dapat dilakukan secara komplementer (saling


melengkapi) sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Teknik penilaian yang dimaksud
antara lain melalui tes, observasi, penugasan, inventori, jurnal, penilaian diri, dan
penilaian antarteman yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat
perkembangan peserta didik.

1|Page
TINJAUAN UMUM PENILAIAN DALAM EVALUASI HASIL BELAJAR

Prinsip-prinsip Penilaian

Dalam masalah pengukuran dan penilaian prestasi belajar siswa dan mahasiswa
bukanlah pekerjaan yang mudah. Untuk dapat melakukan pengukuran dan penilaian secara
efektif diperlukan latihan dan penguasaan teori-teori yang relevan dengan tujuan dari
proses belajar mengajar sebagai bagian yang tidak terlepas dari kegiatan pendidikan
sebagai suatu sistem. Sehubungan dengan itu, dalam pembahasan ini akan dibicarakan
prinsip penilaian yang perlu diperhatikan sebagai dasar dalam pelaksanaan penilaian. Ada
beberapa prinsip penilaian itu adalah sebagai berikut:

1. Penilaian hendaknya didasarkan atas hasil pengukuran yang komprehensif. Ini


berarti bahwa penilaian didasarkan atas sampel prestasi yang cukup banyak, baik
macamnya maupun jenisnya. Untuk itu dituntut pelaksanaan penilaian secara
sinambungan dan penggunaan bermacam-macam teknik pengukuran.

2. Harus dibedakan antara penskoran (scoring) dan penilaian (grading). Penskoran


berarti proses pengubahan prestasi menjadi angka-angka hasil kuantifikasi prestasi itu
dalam hubungannya dengan “kedudukan” persoalan siswa dan mahasiswa yang
memperoleh angka-angka tersebut di dalam skala tertentu, misalnya tentang baik-buruk,
bisa diterima-tidak bisa diterima, dinyatakan lulus-tidak lulus. Dalam penskoran, perhatian
terutama ditujukan kepada kecermatan dan kemantapan (accury dan reability); sedangkan
dalam penilaian perhatian terutama ditujukan kepada vadilitas dan kegunaan.

3. Dalam proses pemberian nilai hendaknya diperhatikan adanya dua macam


orientasi, yaitu penilaian yang Norm-referenced dan yang criterion-referenced.Norm-
referenced evalution adalah penilaian yang diorentasikan kepada suatu kelompok tertentu;
jadi, hasil evaluasi perseorangan siswa atau mahasiswa dibandingkan dengan prestasi
kelompoknya. Prestasi kelompoknya itulah yang dijadikan patokan dalam menilai siswa
atau mahasiswa secara perseorangan.

4. Kegiatan pemberian nilai hendaknya merupakan bagian integral dari proses belajar-
mengajar. Ini berarti bahwa tujuan penilaian, di samping untuk mengetahui status siswa
dan menaksirkan kemampuan belajar serta penguasaannya terhadap bahan pelajaran, juga
digunakan sebagai feedback(umpan balik), baik kepada siswa sendiri maupun bagi guru
atau pengajar. Dari hasil tes, pengajar dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan siswa

2|Page
tertentu sehingga selanjutnya ia dapat melakukan koreksi terhadap kesalahan yang
diperbuatnya.

5. Penilaian harus bersifat komparabel. Artinya, setelah tahap pengukuran yang


menghasilkan angka-angka itu dilaksanakan, prestasi-prestasi yang menduduki skor yang
sama harus memperoleh nilai yang sama pula. Atau, jika dilihat dari segi lain, penilaian
harus dilakukan secara adil, jangan sampai terjadi peng-anakemasan. Penilaian yang tidak
adil mudah menimbulkan frustasi pada siswa dan mahasiswa, yang selanjutnya dapat
merusak perkembangan psikis siswa dan mahasiswa sehingga pembentukan afektif dirusak
karenanya.

6. Sistem penilaian yang dipergunakan hendaknya jelas bagi siswa dan bagi pengajar
sendiri. Sumber ketidakberesan dalam penilaian terutama adalah tidak jelasnya sistem
penilaian itu sendiri bagi para guru atau pengajar; apa yang dinilai serta macam skala
penilaian yang dipergunakan dan makna masing-masing skala itu.

Sistem penilaian haruslah mengikuti prosedur standar agar penilaian bisa


dipertanggungjawabkan oleh guru terhadap siswa. Contoh penilaian berpidato yang sudah
banyak digunakan oleh guru di sekolah sebagai berikut.

Teknik dan Bentuk Instrumen Penilaian.

Rubrik Penilaian Berpidato

No Unsur yang dinilai SKOR


1 2 3 4 5
1 Ekspresi Fisik

a)        Berdiri tegak melihat khalayak

b)       Mengubah ekspresi wajah sesuai


perubahan pernyataan yang
disampaikan

c)        Gerak tubuh dan gerak tangan


(unsur kinestik) membantu
memberikan penegasan
2. Ekspresi Suara

a)      Berbicara dengan kata-kata yang


jelas

3|Page
No Unsur yang dinilai SKOR
1 2 3 4 5

b)      Nada dan suara berubah-ubah


sesuai pernyataan

c)       Berbicara cukup keras untuk


didengar khalayak
3 Ekspresi Verbal

a) Memilih kata-kata yang tepat untuk


menegaskan arti

b)   Tidak mengulang-ulang


pernyataan

c)   Menggunakan kalimat yang


lengkap untuk mengutarakan satu
pikiran

d)   Menyimpulkan pokok-pokok


pikiran yang penting
Jumlah Skor

Skor maksimal adalah 10 x 5 = 50

Skor Perolehan

Nilai =  —————————  x  100

Skor Maksimal

Kriteria penilaian dapat dilakukan sebagai berikut :

1).  Jika seorang siswa memperoleh skor 45-59 dapat ditetapkan sangat kompeten

2).  Jika seorang siswa memperoleh skor 35-44 dapat ditetapkan kompeten

3).  Jika seorang siswa memperoleh skor 30-34 dapat ditetapkan cukup kompeten

4).  Jika seorang siswa memperoleh skor kurang dari 30 dapat ditetapkan tidak kompeten

Paparan di atas dapat dengan ,udah kita peroleh diinternet. Dari paparan rubrik penilaian
tersebut dapat memberi petunjuk bahwa menentukan nilai tidak asal memberi. Kebanyakan
tenaga pendidik guru maupun dosen masih belum punya acuan seperti contoh prosedur di
atas. Sebagai contoh kasus berikut.

4|Page
PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa pentingnya guru dalam
memahami prinsip-prinsip penilain sehingga tidak ada nilai absurd yang diperoleh siswa.
Pengukuran dan penilaian nilai hasil belajar siswa dan mahasiswa bukanlah pekerjaan
yang mudah. Guru harus memahami 6 prinsip penilaian yaitu : 1. Penilaian hendaknya
didasarkan atas hasil pengukuran yang komprehensif, 2. Harus dibedakan antara
penskoran (scoring) dan penilaian (grading), 3. Dalam proses pemberian nilai hendaknya
diperhatikan adanya dua macam orientasi, yaitu penilaian yang Norm-referenced dan
yang criterion-referenced, 4. Kegiatan pemberian nilai hendaknya merupakan bagian
integral dari proses belajar-mengajar, 5. Penilaian harus bersifat komparabel, 6. Sistem
penilaian yang dipergunakan hendaknya jelas bagi siswa dan bagi pengajar sendiri.

Daftar Rujukan
Widodo Rachmad. 2009. Penilaian Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Kelas
. http://wyw1d.wordpress.com
Supriyadi. 2013. Evaluasi Hasil Belajar Bahasa Indonesia.
Iskandar Akbar. 2011. Penilaian kinerja. http://akbar-iskandar.blogspot.com

5|Page

Anda mungkin juga menyukai