Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kelompok B6 :
Anggota :
1
Daftar isi
SKENARIO 2.............................................................................................................................3
KATA SULIT :...........................................................................................................................4
PERTANYAAN :.......................................................................................................................4
JAWABAN :...............................................................................................................................4
Hipotesa......................................................................................................................................5
SASARAN BELAJAR...............................................................................................................6
LI.1 MM Vektor Malaria..........................................................................................................7
LO.1.1 MM Definisi...............................................................................................................7
LO.1.2 MM Jenis nyamuk Anopheles...................................................................................7
LO 1.3 MM Siklus Hidup......................................................................................................8
LO.1.4 MM Tempat Perindukan Bionomik.......................................................................10
LO.1.5 MM Parasit..............................................................................................................10
LO. 2 MM EPIDEMOLOGI PARASIT-PARAMETER......................................................10
LI.3 MM Program Eliminasi Malaria....................................................................................13
LO.3.1 MM Definisi.............................................................................................................13
LI 3.2 Tujuan........................................................................................................................13
LO.3.3. Program Pemerintahan..........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................15
2
SKENARIO 2
PEMBERANTASAN MALARIA
Seorang dokter ditunjuk sebagai Kepala Puskesmas di daerah Nusa Tenggara Timur
sejak dua minggu yang lalu. Ruang lingkup Puskesmas tersebut merupakan daerah
endemis malaria dengan API > 5 ‰. Dalam upaya mendukung program Kemenkes
yaitu Indonesia bebas daerah endemis tinggi malaria pada tahun 2020, maka dokter
tersebut menanyakan vektor malaria yang berperan di daerah tersebut dan lingkungan
yang menjadi tempat perindukannya. Dokter mendapatkan informasi bahwa program
eliminasi malaria dapat dilakukan antara lain dengan pembagian kelambu insektisida,
penyemprotan dinding rumah, dan penggunaan repellent
3
KATA SULIT :
1. Vektor : organisme yang tidak menyebabkan penyakit, tetapi menyebabkan
dengan membawa patogen
2. Daerah endemis : tempat keberadaan tumbuhan / binatang yang sudah lama
berada di suatu tempat
3. Repellent : salah satu jenis insectisida yang digunakan untuk melindungi kulit
dari gigitan nyamuk
4. Api ( annual parasite incidence ) : jumlah penderita malaria terhadap populasi
diwilayah tertentu per 1000 penduduk
5. Malaria : penyakit infeksi yang disebabkan oleh genus protozoa
6. Insectisida : senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh serangga
PERTANYAAN :
1. Apa saja jenis parasit malaria pada manusia?
2. Apa saja faktor yang dapat mempengaruhi seseorang terinfeksi malaria ?
3. Bagaimana kondisi ruang lingkup puskesmas di daerah NTT?
4. Mengapa kemenkes membuat program indonesia bebas malaria pada tahun
2020?
5. Dimana saja tempat perindukan vektor malaria?
6. Bagaimana cara penangulanganan paling efektif?
7. Apa saja gejala malaria?
8. Berapa nilai API yang menunjukan indikator endemis malaria?
9. Apa tantangan dari eliminasi malaria ?
10. Bagaimana cara mendiagnosis seseorang positif malaria?
JAWABAN :
1. P.falciparum,P.vivax,P.ovale,P.malariae,P.knowlesi
2. Suhu,biologi,sosial budaya
3. Karena NTT adalah wilayah tropis
4. WHO menargetkan selambat-lambatnya 2020 sudah bebas malaria
5. Sawah,bukit,pantai
6. Modifikasi lingkungan,manipulasi lingkungan,manipulasi genetik
7. Dari tidak ada gejala,parah,demam,pembesaran limfa,anemia
8. Tinggi pada saat API > 5/1000 penduduk
9. Kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia terhadap lingkungan
10. Anamnesis,pemeriksaan fisik,diagnosis dini
4
Hipotesa
Malaria merupakan penyakit menular di daerah endemis yang disebabkan oleh parasit
,yaitu plasmodium yang di bawa oleh vektor. Seseorang yang terinfeksi malaria
awalnya tidak terjadi gejala apapun,sampai menjadi parah,lalu demam,serta
pembesaran limfa, dan dapat terjadi anemia. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan
anamnesis,pemeriksaan fisik,dan diagnosis dini,untuk mengurangi penularan malaria
dapat dilakukan dengan cara modifikasi lingkungan,manipulasi lingkungan,manipulasi
genetik tetapi ada beberapa faktor penghambat seperti kurangnya kesadaran masyarakat
Indonesia terhadap lingkungan.
5
SASARAN BELAJAR
LI .1.MM Vektor Malaria
LO.1.1 MM Definisi
LO.1.2 MM Jenis Nyamuk
LO.1.3 MM Siklus Hidup
LO.1.4 MM Tempat Perindukan bionomik
LO.1.5 MM Menjelaska parasit
LI.2 MM Epidemiologi Parasit Parameter
LI.3 MM Program Eliminasi Malaria
LO.3.1 MM Definisi
LO.3.2 MM Tujuan
LO.3.3 MM Program Pemerintah
6
LI.1 MM Vektor Malaria
LO.1.1 MM Definisi
Vektor adalah organisme (biasanya serangga) yang menularkan parasite pada manusia
dan hewan secara aktif (contohnya : nyamuk, lalat). Jadi bisa disimpulkan dari definisi
vektor bahwa vektor malaria adalah organisme yang menularkan parasite malaria yaitu
plasmodium vivax, plasmodium falciparum, plasmodium malariae, plasmodium ovale,
dan plasmodium knowlesi ke manusia.
LO.1.2 MM Jenis nyamuk Anopheles
Species Anopheles Ciri-Ciri
1 Anopheles aconitus 2.1.1. Femur dan tibia tidak bercak-bercak
2.1.2. Palpi keras kaku seperti sikat
2 Anopheles 2.1.3. Femur dan tibia tidak bercak-bercak
balabacensis 2.1.4. Persambungan tarnus dan tibia dengan
pita putih yang panjang
3 Anopheles barbirostris 2.1.5. Femur dan tibia tidak bercak-bercak
2.1.6. Palpi keras kaku seperti sikat
4 Anopheles farauti 2.1.7. Femur dan tibia bercak-bercak
2.1.8. Haltere berwarna putih dengan ujung
hitam
5 Anopheles maculatus 2.1.9. Femur dan tibia bercak-bercak
2.1.10. Tarnus kelima kaki belakang putih
6 Anopheles subpictus 2.1.11. Femur dan tibia tidak bercak-bercak
2.1.12. Tarnus kelima kaki belakang hitam
7 Anopheles sundaicus 2.1.13. Femur dan tibia tidak bercak-bercak
2.1.14. Persambungan tarnus dan tibia tanpa pita
putih
7
Gambar
Pada mulanya zigot hanya merupakan bentuk bulat yang tidak bergerak-gerak, tetapi
dalam wak- tu 18-24 jam berubah menjadi ben- tuk panjang seperti cacing yang dapat
bergerak dengan ukuran 8-24 μ yang disebut ookinet. Ookinet kemudian menembus
dinding lam- bung melalui sel epitel ke per- mukaan luar lambung dan menjadi bentuk
bulat yang disebut ookista.
Jumlah ookista pada dinding luar lambung nyamuk vektor berkisar antara beberapa
buah sampai be- berapa ratus buah. Ookista makin lama makin besar sehingga meru-
pakan bulatan-bulatan semi trans- paran, berukuran 40-80 μ dan mengandung butir-butir
pigmen. Bila ookista makin membesar dan intinya membelah-belah, pigmen tak tampak
lagi. Inti yang sudah membelah kemudian dikelilingi oleh protoplasma dan merupakan
bentuk-bentuk memanjang yang ujungnya runcing dengan inti di tengahnya. Bentuk ini
disebut spo- rozoit dengan ukuran panjang 10-15 μ. Ookista kemudian pecah dan ribuan
sporozoit keluar dan bergerak dalam rongga badan nyamuk vektor untuk mencapai
kelenjar liur (ludah).
8
a. Schizogoni
Sporozoit Plasmodium dalam waktu 1/2-1 jam sudah masuk ke dalam jaringan hati.
Sporozoit dari P. vi- vax dan P. ovale sebagian berubah menjadi hypnosoit, sebagian
lagi berubah menjadi schizon hati. Se- dangkan sporozoit P. falcifarum dan P. malariae,
semuanya berubah menjadi schizon hati. Hypnosoit P. vivax dan P. ovale sewaktu-
waktu bisa berubah menjadi s c h i z o n hati. Karena itu untuk P. vivax dan P. ovale
dikenal adanya rekurensi yaitu kambuh dalam jangka waktu panjang.
yang mengandung Schizon hati mengandung ribuan merozoit yang akan pecah dan
keluar dari jaringan hati untuk kemudian mas- ing-masing merozoit ini menginvasi sel
darah merah (SDM).
Fase masuknya sporozoit ke dalam jaringan hati sampai keluar lagi dalam bentuk
merozoit, disebut fase schi- zogoni jaringan hati atau fase pra eritrosit. Lamanya fase
pra eritro- sit dan besarnya schizon hati serta jumlah merozoit pada satu schizon hati,
berbeda-beda untuk tiap spesies Plasmodium.
b) Schizogoni eritrosit
Merozoit yang telah masuk ke dalam sel darah merah, kemudian berubah menjadi
bentuk tropozoit, yaitu tropozoit muda, tropozoit lanjut, dan tropozoit tua. Tropozoit ini
selanjutnya membentuk s c h i z o n darah yang mengandung merozoit yaitu bentuk
schizon muda, schizon tua, dan schizon matang. Schizon matang mengalami sporulasi
yaitu melepaskan merozoit untuk kemudi- an menginvasi sel darah merah baru,
Fase masuknya merozoit ke dalam sel darah merah sampai terbentuknya merozoit untuk
menginvasi sel darah merah baru, disebut fase schizogoni eritrosit. Lamanya fase
9
eritrosit dan jumlah merozoit dalam schizon hati, berbeda-beda untuk setiap spesies
Plasmodium.
10
LO. 2 MM EPIDEMOLOGI PARASIT-PARAMETER
Epidemologi merupakan pola penyebaran penyakit yang dimana pada kasus ini
difokuskan kepada penyakit malaria, malaria merupakan penyakit infeksi utama di
dunia selain AIDS dan TBC, terdapat beberapa daerah endemic malaria :
1. Amerika utara – eropa
2. Amerika selatan
3. Asia : Bangladesh, Bhutan, India, Indonesia, Maldives. Myanmar, Nepal
Rata-rata mereka memiliki ketinggian 400 m (dead sea) – 2850 (Bolivia) diatas
permukaan laut. Malaria di suatu daerah dapat ditemukan dengan 4 cara yaitu :
1. Autokton : siklus hidup parasit malaria dapat berlangsung karena adanya
manusia yang rentan, nyamuk sebagai vector, dan adanya parasite.
2. Re-introduksi : kasus malari yang muncul kembali padahal sebelumnya telah
dilakukan eradikasi atau pembasmian malaria.
3. Impor : infeksi yang berasal dari luar daerah.
4. Induksi : kasus malaria ini disebabkan oleh transfuse darah penderita,
suntikan/kongenital yang tercemar malaria.
Parameter dalam menghitung derajat endemisitas :
1. Angka limpa (spleen rate) : persentase orang dengan pembesaran limfa dalam
suatu masyarakat dapat diperiksa dengan cara Hackett dan scuffner.
2. Angka parasite (parasite rate) : persentase orang yang sedian darahnya positif
pada saat tertentu dan angka ini merupakan hasil dari pengukuran malariometrik.
3. Angka sporozoit (sporozoit rate)
Selain cara yang ada diatas, ada juga cara yang dikenal dengan AES (Average Enlarge
Spleen) yaitu rata-rata pembesaran limpa yang dapat teraba, index dari pada AES adalah
jumlah limpa yang membesar tiap ukuran limpa dikali pembesaran limpa pada suatu
golongan umur, bertujuan untuk mengukur keberhasilan proses pemberantasan.
Pembagian daerah endemic malaria :
1. Hipo endemic : SR : 10% pada anak umur 2-9 tahun, PR <10%
2. Meso endemic : SR : 10-50%, PR 15-50% biasanya berada di wilayah pedesaan
(rural)
3. Hiper endemic : SR : >50%, PR : 51-75% transmisi meningkat secara intensif
tapi musiman dan imunitas terhadap malaria tidak terdapat pada semua
kelompok umur. (SR: >25%)
11
4. Holo endemic : transmisi terjadi secara terus menerus, intensitas tinggi, dan
derajat imunitas tinggi terdapat pada setiap usia.
Cara lain yaitu dengan pengukuran SPR (slide positivity rate) yaitu persentase sedian
darah positive dalam periode kegiatan penemuan kasus (case detection activities) yang
bisa dilakukan secara aktif (active case detection = ACD) atau secara pasif (Passive case
detection = PCD), Annual Parasite Index (API) yaitu jumkah sedian darah yang positif
dari jumlah sediaan yang diperiksa per tahun dalam permil, dan annual blood
examination rate (ABER) yang menunjukkan jumlah sediaan darah yang diperiksa
terhadap malaria per tahu dibagi jumlah penduduk dalam persen. Disuatu daerah
dikatakan stabil jika transmisi tinggi terjadi secara terus-menerus dan kekebalan
penduduk tinggi dan suatu daerah dikatakan unstable malaria yaitu transmisi daerah
tidak tetap kekebalan tubuh biasanya rendah.
Perbedaan sifat malaria dipengaruhi oleh:
1. Parasite yang terdapat pada parasite :
Plasmodium malariae, vivax, falciparum, ovale, knowlesi
2. Manusia yang rentan
Mengandung gametosit yang dapat meneruskan daur hidup dalam nyamuk biasanya
dipengaruhi oleh RAS (bangsa), sangat berpengaruh terhadap pendatang baru ke suatu
daerah endemic lebih rentan terhadap malaria daripada penduduk aslinya.
3. Nyamuk yang berperan sebagai vector
Dimana diindonesia terdapat 80 spesies nyamuk anopheles dan yang positive
menginfeksi adalah 24 spesies.
4. Lingkungan
Transmisi malaria paling banyak berada di musim panas, daerah pegunungan yang
tinggi bebas malaria, dan faktor transmisi lainnya yaitu kelembapan dan curah hujan.
(kolam ikan bandeng merupakan man made breeding places pada nyamuk anopheles
sundaicus, dan pada tempat pengelolaan sawah tempat perindukan An.aconitus.
Ukuran endemisitas dapat didiagnosis dengan AMI (Annual Malaria Incidence) tapi
malaria juga terdapat gejala klinis yang umum sehingga kurang akurat yang harus
dilakukan adalah dengan pemeriksaan laboratorium dengan cara apusan darah yang
dihitung per seribu dengan cara API (annual parasite incidence). Indicator pada AMI :
High incidence area (HIA) : AMI >50‰
Medium incidence area (MIA) ; AMI 10-50‰
Low incidence area (LIA) : AMI <10‰
12
Indicator pada API :
High case incidence (HCI) : API >5‰
Moderate case incidence (MCI) : API 1-5‰
Low case incidence (LCI) : API <1‰
1. Diagnosis Malaria
Semua kasus di konfirmasi dengan mikroskop dengan mikroskop (RDT)
2. Pengobatan
Aremisinin – based combination therapy
13
Wadah pemberdayaan masyarakat dalam pengendalian malaria yang dibentuk
dari , oleh masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan
6. Eliminasi malaria
Upaya untuk menghentikan penularan malaria setempat
8. API
Jumlah penderita malaria
11. Integristas
13. Monitoring
14
DAFTAR PUSTAKA
Depkes. Epidemiologi Malaria di Indonesia. 2011. Buletin Data dan Informasi
Kesehatan. Jakarta, Pusat Data dan Informasi Kesehatan
Natadisastra,D & Agoes, R..2005. Parasitologi Kedokteran : Ditinjau dari Organ Tubuh
yang diserang. Penyakit oleh sporozoa darah dan jaringan (hlm:209-212). Jakarta: EGC
Sudoyo, et al. 2006. Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Ed.IV. Jakarta: FKUI
WHO.WHO Report 2009
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Profil Malaria Indonesia,2011.
The McGraw-Hill Global Education Holldings, LLC. Malaria: Life Cycle of
plasmodium.Biology,8th edition. The McGraw-Hill Companies, Inc.,2016.
Austin Journal of Pathology and laboratory medicine 2004,1 (2)
www.kemenkes.id/InfoDatin-Malaria-2016.pdf
Bruce-Chwatt LJ. Esensial malariology.Edition. William Heinemann Medical Books
Ltd, London.1980: 128-35.
http://www.pdpersi.co.id/kanalpersi/data/elibrary/bukusaku_malaria.pdf
15