Anda di halaman 1dari 4

Tugas Manajemen Program Gizi

Model Program Perbaikan dalam Penanggulangan Masalah Gizi Anemia

oleh

Kelompok 2

Rehany Zilkhaira Elzenitia Villa Rinjani


Annisaa Fauziyah Zakia Ulva
Nurul Meliza Ulfa Cindy Maidesta
Asrita Basriah br. Sitepu Sheisvi Noviaresika Putri
Yohana Miftahul Jannah
Hana Fauziyyah Rasyid Avicena

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Anemia Gizi adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb) dalam darah yang
disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan Hb
tersebut. Di Indonesia sebagian besar anemia ini disebabkan karena kekurangan
zat besi (Fe) hingga disebut Anemia Kekurangan Zat Besi atau Anemia Gizi Besi.
Kejadian anemia masih menjadi persoalan gizi dan kesehatan yang serius di
Indonesia. Anemia atau dikenal juga sebagai anemia gizi besi (AGB) merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang banyak ditemukan di berbagai negara maju
maupun di negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Anemia bahkan
merupakan masalah kesehatan utama yang menimpa hampir separuh anak-anak di
negara berkembang seperti Indonesia.
Di Indonesia program suplementasi tablet besi (Fe) pada ibu hamil untuk
pencegahan anemia telah berlangsung sekitar 30 tahun, namun anemia gizi besi
ibu hamil masih cukup besar yaitu mencapai 24,5% (Riskesdas 2007).
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), prevalensi anemia
defisiensi besi di Indonesia pada ibu hamil sebesar 63,5% tahun 1995, turun
menjadi 40,1% pada tahun 2001 dan pada tahun 2007 turun menjadi 24,5%
(Riskesdas, 2007). Prevalensi anemia pada remaja putri sebesar 26,50%, wanita
usia subur (WUS) 26,9%, ibu hamil 40,1% dan anak balita 47,0% (Depkes, 2008).
WHO (2011) memperkirakan jumlah penderita anemia mencapai angka 2 milyar
atau sekitar 30% dari populasi masyarakat dunia.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu masalah gizi anemia?
2. Bagaimana gambaran masalah gizi anemia di Indonesia?
3. Bagaimana model perencanaan program pangan dan gizi?
4. Bagaimana model perencanaan yang sesuai dengan penanggulangan masalah
gizi anemia?
5. Bagaimanakah strategi pencegahan dan penanggulangan masalah gizi anemia?
6. Bagaimanakah monitoring dan evaluasi yang digunakan dalam program
masalah anemia gizi ?
7. Apa saja bentuk pencegahan dan penanggulangan masalah anemia gizi?
8. Bagaimana manajemen intervensi tablet tambah darah?
9. Apa saja bentuk upaya promosi dan pemberdayaan masyarakat untuk program
masalah anemia gizi?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Dapat menjelaskan apa itu masalah gizi anemia.
2. Dapat mengetahui gambaran masalah gizi anemia di Indonesia.
3. Dapat mengetahui model perencanaan program pangan dan gizi.
4. Dapat mengetahui model perencanaan yang sesuai dengan penanggulangan
masalah gizi anemia.
5. Dapat mengetahui bagaimanakah strategi pencegahan dan penanggulangan
masalah gizi anemia.
6. Dapat mengetahui bagaimanakah monitoring dan evaluasi yang digunakan
dalam program masalah anemia gizi .
7. Dapat menjabarkan apa saja bentuk pencegahan dan penanggulangan masalah
anemia gizi.
8. Dapat mengetahui manajemen intervensi tablet tambah darah.
9. Apa saja bentuk upaya promosi dan pemberdayaan masyarakat untuk
program masalah anemia gizi.
Referensi :

Balitbang Kementerian Kesehatan RI. (2013). Laporan Riset Kesehatan Dasar


Tahun 2013. Jakarta.

Depkes RI. (2008). Pedoman Penanggulangan Anemia Gizi untuk Remaja Putri
dan Wanita Usia Subur (WUS). Jakarta: Ditjen Pembinaan Kesehatan
Masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai