Anda di halaman 1dari 21

1

MODUL KULIAH FISIOLOGI VETERINER II

PENCERNAAN

OLEH
SISWANTO

LABORATORIUM FISIOLOGI VETERINER


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
2

DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN

Capaian Pembelajaran Program Studi …………………………………………………………………… 4

Capain Pembelajaran Mata Kuliah ……………………………………………………………………….. 4

Petunjuk Dosen …………………………………………………………………………………………….. 4

PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………….................. 5

Materi ………………………………………………………………………………………………………… 7

Aktivitas makan ..………………………………………………………………………………….. ……….. 7

Ruminasi …………………………………………………………………………………………………….. 10

Vomiting ……………………………………………………………………………………………………… 10

Alat pencernaan (Apparatus digestivus) ……………………..……………………................................ 10

Mulut ..………………………………………………………………………………………………. ……….. 10

Esofagus ...…………………………………………………………………………………………. ………. 10

Pencernaan Lambung tunggal .……………..…………………………………………………………….. 10

Mekanisme Kerja Lambung ……………………………………………………………………………….. 13

Fungsi lambung …………………………………………………………………………………………….. 13

Fungsi HCl ………………………………………………………………………………………………….. 13

Kontrol sekresi lambung …………………………………………………………………………………... 13

Inhibisi skresi lambung ……………………………………………………………………………………. 13

Faktor pengosongan lambung …………………………………………………………………………… 13

Usus kecil/halus …………………………………………………………………………………………… 13

- Duodenum …………………………………………………………………….. ……………. 13

- Yeyenum ……………………………………………………………………………………. 13

- Illeum …………………………………………………………………………. …………….. 13

Gerak usus ………………………………………………………………………………………………... 14

Usus kasar ………………………………………………………………………………………………… 14


3

Pencernaan Lambung Komplek .………………………………………………………………………… 14

Rumen dan Retikulum ……………………………….………………….………………………………… 15

Omasum .…………………………………………………………….............................. ………………... 15

Abomasum..…………………………………………………………………………........ …………………15

Pencernaan Mikroba ……………………………………………………………………………………… 16

Usus halus …………………………………………………………………………………………………. 16

Usus besar ………………………………………………………………………………………………… 16

Kelenjar Getah Cerna …………………………………………………………………………….. ……… 16

Pankreas ...………………………………………………………………………………………………… 17

Hati …………………………………………………………………………………………………………. 17

Absorpsi ……………………………………………………………………………………………………. 18

Lembar Kerja Mahasiswa …………………………………………………………………………………. 19

Evaluasi …………………………………………………………………………………………………….. 20

Daftar Bacaan ……………………………………………………………………………………………… 21


4

1. Capaian Pembelajaran PS : Menguasai ilmu kedokteran hewan (fisiologi) untuk menentukan struktur
dan fungsi sistemik hewan yang sehat dan semua aspek pengelolaan hewan.
2. Capaian Pembelajaran MK : Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa semester 2 Fakultas
Kedokteran Hewan, Universitas Udayana :
- dapat menjelaskan fungsi dan mekanisme kerja berbagai organ
tubuh hewan (pencernaan, indera, otot, saraf, dan mekanisme ginjal
serta thermoregulator) secara integratif dan menyeluruh dengan
menggunakan konsep dasar, prinsip dan teori fisiologi dengan baik
dan benar.
- memiliki keterampilan dalam mengukur parameter faal (meliputi :
pencernaan, indera, otot, saraf, dan mekanisme ginjal) .
- memiliki keterampilan dalam menerapkan IPTEK laboratorium
fisiologi(meliputi : pencernaan, indera, otot, saraf, dan mekanisme
ginjal dan thermoregulasi).
3. Petunjuk Dosen :
- Memimpin presentasi mahasiswa.
- Waktu menjelaskan 10 menit.
- Menjelaskan alat dan bahan perkuliahan
- Mengarahkan dan menjelaskan.
- Mnguji, dan mengevaluasi
5

Pendahuluan :

Semua aktivitas hewan selama hidup, yang meliputi pemeliharaan tubuh, pertumbuhan dan

produksi (kerja, anak, susu, daging atau telur dan lain-lainnya) memerlukan energi dan gizi lain yang

diperoleh dari bahan pakan. Bahan pakan biasanya merupakan campuran dari protein, karbohidrat, lemak,

air, mineral dan vitamin. Bahan pakan demikian hanya terdapat dalam bahan berasal dari mahluk hidup.

Oleh karena itu hewan tingkat tinggi (termasuk mamalia dan unggas) sangat tergantung pada mahluk

hidup lainnya (hewan dan tumbuh-tumbuhan), dalam hal pakan yang diperlukannya.

Bahan pakan itu biasanya merupakan campuran zat-zat protein, lemak, karbohidrat, air, mineral

dan vitamin. Oleh karena tidak semua zat dapat diserap secara langsung dari dinding usus, maka harus

dipersiapkan dengan melalui pemecahan mekanis dan enzimatis secara extraseluler dalam lumen saluran

pencernaan (tractus digestivus). Hal itu dilaksanakan dalam proses pencernaan, yang meliputi semua

aktivitas saluran pencernaan dan kelenjar pembantunya (glandula accessoria). Perombakan bahan pakan

ke dalam zat-zat yang dapat berdifusi dan berasimilasi, terutama dilakukan oleh enzim- enzim yang

diekskresikan ke dalam lumen saluran pencernaan oleh berbagai kelenjar yang bermuara atau berlokasi di

dindingnya.

Hewan dan alat tubuhnya (termasuk alat pencernaannya) berkembang dan menyesuaikan diri

dengan lingkungannya serta bahan pakannya. Dengan demikian, kita kenal beberapa golongan hewan

yang berbeda berdasarkan sumber bahan pakannya. Pada mamalia kita kenal : Karnivora (anjing, kucing)

merupakan hewan pemakan daging, sehingga sumber bahan pakannya adalah hewan lain. Herbivora

(sapi, kuda) merupakan hewan pemakan tumbuh-tumbuhan. Dalam golongan herbivora ini dibedakan

golongan herbivora berlambung tunggal (kuda, keledai) dan herbivora berlambung komplex atau

ruminansia (sapi, kerbau). Omnivora (babi) merupakan hewan pemakan segala bahan pakan yang berasal

dari hewan atau tumbuh-tumbuhan.

- Ruminansia (sapi, domba) dengan lambung komplex dan fermentasi mikrobial yang extensif terhadap

bahan nabati dalam rumen sebelum pencernaan enzimatis ; dan

Domestikasi dapat mengubah bahan pakan yang biasa dimakan, meskipun omnivora makan

tanaman dan bahan berasal dari hewan, pencernaannya terutama bersifat enzimatis seperti pada

karnivora. Ternak babi karena domestikasi lebih bersifat sebagai herbivora, sehingga terdapat pencernaan
6

mikrobial yang menyolok terhadap bahan nabati dalam usus tebal (intestinum crassum), karena ransum

yang diberikan mengandung lebih banyak bahan pakan nabati.


7

MATERI

Difinisi :

penghancuran bahan makanan (scr mekanis/enzimatis, kimia, dan mikrobial) dari bentuk komplek

(molekul bsr) mjd sederhana (bhn penyusun) dlm saluran cerna.

Tujuan : mengubah bhn komplek mjd. sederhana

Guna : mempermudah penyerapan oleh vili usus.

The process of physical and chemical breakdown of foodstuffs

Digestion : Mechanical dan Chemical

The gastrointestinal tract must absorb other essential minor nutrients (e.g., salts, vits, hormon) so that they
are available to the cells of the body.
The gastrointestinal tract is essentially a long smooth muscle tube extending from mouth to anus.
 The tube has two distinct layer of smooth muscle in its wall (circular and longitudinal layers) and its
lined with epithelia that function as selective barriers between the lumen and the body fluids.

Aktivitas Makan

Aktivitas makan meliputi prehensi, salivasi, mastikasi, deglutisi, digesti, absorpsi dan exkresi (defekasi).
- Prehensi
Aktivitas mengambil pakan dan memasukkannya dalam mulut disebut prehensi.
- Salivasi
Bahan pakan yang masuk ke dalam mulut dicampur dengan cairan ludah (saliva) dan
proses ini disebut salivasi atau insalivasi. Ludah merupakan hasil sekresi kelenjar ludah
(glandula salivarius). Saliva campuran yang diperoleh dari mulut adalah zalir yang tidak
berwarna dan sedikit keruh, mengandung sejumlah kecil elektrolit, protein dan a-amilase
(pada beberapa hewan), juga sel-sel lepas dari mukosa pipi dan limfosit dari jaringan
limfoid dalam mulut dan tekak (pharynx). Ludah seperti juga getah cerna lainnya
terbentuk dari darah.
Fungsi saliva sebagai :
1. cairan pembasah (lubrikasi) bahan pakan agar mudah di- kunyah dan di telan.
2 pelarut beberapa zat pakan, sehingga dapat mengenai reseptor-reseptor rasa, untuk dapat diperbedakan
berbagai macam rasa pakan.

3. bahan pembantu pembentukan bolus pakan (terutama kandungan musinnya) agar


mudah ditelan.
8

4. bahan pelindung mukosa mulut dengan tetap membasahi dan melumasi mulut dengan
saliva, sebagai sekresi spontan pada waktu tidak ada bahan pakan dalam mulut. Pada
waktu merasa mual (nausea) sebelum muntah (vomitus), sekresi saliva meningkat untuk
melindungi membrana mukosa terhadap lewatnya muntahan yang asam.
5. bahan pelumas osofagus (kerongkongan).
6. bahan pemecah amilum, karena saliva beberapa hewan (babi, anjing, kucing dan
kelinci) mengandung enzim amilolitis yang disebut ptialin atau amilase saliva yang
menghidrolisis amilum menjadi dextrin dan maltose. Pakan terlalu singkat tinggal dalam
mulut, sehingga kerja ptialin itu diteruskan sampai dalam lambung, selama pengaruh
asam lambung (HCl) masih kecil, karena enzim itu masih dapat bekerja dalam kondisi
yang agak asam. Banyak enzim lain seperti lipase, maltase, peroxidase dan enzim
mukolitis bisa ditemukan dalam saliva, tetapi mereka berasal dari bakteria yang normal
tinggal dalam mulut atau dari pecahan sel-sel mukosa pipi.
7. pembantu termoregulasi, karena kelenjar ludah menyediakan air yang mudah ber-
evaporasi (menguap) dari mukosa pipi. Pada atmosfer yang panas dan kering, mulut yang
kering secara reflex akan mengandung sekresi saliva berair yang cepat menguap pada
waktu hewan terengah-engah (panting).
8. Zat yang bersifat bakteriostatis, Fleming menemukan suatu agen dalam jaringan dan
sekresi saliva yang mampu melarutkan bakteria, yaitu lisozim.

- Mastikasi
Mastikasi atau pengunyahan ialah pemecahan pakan secara mekanis dalam mulut.
Penggerusan terjadi diantara gigi-gigi geraham (molair).
Mastikasi ini penting karena :
1. Pakan dihancurkan, sehingga memberikan bidang permukaan yang lebih luas bagi kerja
enzim atau mikroorganisme.
2. Pakan tercampur dengan saliva, sehingga bolus lebih mudah ditelan (pelumasan).
Arti mastikasi itu tidak sama bagi masing-masing golongan hewan. Pada
karnivora, mastikasi dilakukan kurang sempurna, karena bahan pakannya tidak
memerlukan mastikasi yang sempurna. Lain halnya pada herbivora yang bahan pakannya
bersifat kasar dan berbongkah (amba), sehingga mastikasi sangat penting artinya. Pada
9

ruminansia pengunyahan pakan yang cermat dilakukan selama remastikasi. Pada


omnivora arti mastikasi menduduki tempat antara karnivora dan herbivora.
Gerak utama gigi geraham bawah hewan adalah vertikal, terutama pada
karnivora. Pada herbivora selain itu ada gerakan lateral. Macam pakan dan arah gerak
gigi geraham menentukan perbedaan ukuran dan bentuk gigi. Pada karnivora dan
omnivora yang gerakan gigi gerahamnya vertikal, lebar gigi geraham atas dan bawah
sama dan gigi-geliginya sederhana. Pada herbivora yang gerahamnya vertikal dan lateral,
gigi rahang atas lebih besar daripada rahang bawah, dan mastikasi hanya terjadi pada
salah satu sisi pada suatu waktu. Sebagai akibat gerakan lateral gigi geraham bawah,
maka gigi geraham aus dengan permukaan berbentuk pahat. Permukaan miring gigi
geraham itu tersusun atas bahan-bahan yang berbeda kekerasannya, sehingga
permukaan itu kasar dan ini menambah efisiensi pengunyahan. Bagian yang menonjol
dan keras tersusun dari dari bahan email. Gigi seri bukanlah alat pengunyah, melainkan
alat pelepas, pemotong dan pencabik pakan.
Herbivora banyak menghabiskan waktunya untuk mengunyah, seekor kuda
mengunyah selama 1¼ jam untuk ± 2 kg jerami, yang menghasilkan 60-65 beli (gumpalan
pakan). Selain ada gerak geraham ada gerak lidah dan pipi yang menjaga agar pakan
tetap ada di antara gigi-gigi molar dan lambat laun mendorong pakan ke belakang untuk
ditelan. Mastikasi adalah gerakan volunter, meskipun demikian otot-otot daging yang
bersangkutan dirangsang secara reflektoris oleh adanya pakan dalam mulut, jadi juga
secara involunter. Mastikasi tergantung pada stimulasi sensoris, norvus (n.) cranialic V
(n.trigemini) merupakan saraf aferen. Impuls-impuls eferen berjalan melalui cabang
motoris, saraf ini ke elevator rahang dan musculus (m.) mylohyoid, melalui n. cranialis VII
(n. facialis) ke m. digestricus dan otot-otot bibir dan pipi, dan melalui n. cranialis XII
(n.hypoglossal) ke otot- otot lidah.

- Deglutisi
Deglutisi atau menelan adalah lewatnya pakan dari mulut, melalui pharynx dan esofagus,
ke lambung dan meliputi serangkaian peristiwa yang terkoordinasi dalam berbagai
daerah disitu. Permulaan deglutisi, sebagai perbuatan volunter, tetapi menjadi reflex
selama pelaksanaannya.
10

Proses menelan itu ada 3 fase : 1. dari mulut ke pharynx, 2. dari pharynx ke esofagus,
dan 3 dari esofagus ke lambung
Ruminasi : pengunyahan kembali mkn yg telah ditelan mll mekanisme regurgitasi, remastikasi, resalivasi,
dan redeglutisi.

Vomiting (emesis) = muntah

 Respon proteksi btujuan membuang bhn mkn yg mrsk lb atau usus.


 Mrpk reflek terkoordinasi olh pusat reflek muntah di brainstem.
 Proses : dimulai relaksasi sfingter esofagus bag ats & bwh berbarengan dg inspirasi, menutupnya
epiglotis & kontraksi kuat otot2 abdominal. Dg adanya antiperistaltik, mk mendorong isi lb ke
mulut. Muntah yg trs2 ak mengel isi usus.

SISTEM PENCERNAAN :
- alat pencernaan
- kelenjar pencernaan
- proses pencernaan
Hw. Lambung tunggal :
1. Mulut (cavum oris)
2. Tekak (pharyng)
3. Kerongkongan (Oesophagus)
4. Gatrium (Lambung)
5. Intestinum tennue (Usus Halus : duodenum, ileum, dan jejenum)
6. Intestinum crasum (Usus Kasar = colon : kaekum, rektum)
7. Anus.

Hw. Lambung Komplek :


1. Mulut
2. Faring
3. Esofagus
4. Lambung (Rumen, retikulum, omasum, ab-omasum )
5. Usus Halus (duodenum, ileum, jejenum)
6. Usus Kasar (kaekum, rektum)
7. Anus.

Kelenjar Getah Cerna (Kelenjar Pembantu)

 Glandula (kelenjar) salivarius


 Kelenjar lambung
 Kelenjar usus
 Kelenjar empedu
 Pankreas dan hati

o Lambung Tunggal (Carnivora, omnivora)


o Lambung Komplek (ruminansia)
o Unggas
Pencer. Pd. Lambung tunggal
Mulut:
- proses pemecahan scr mekanis oleh gigi, shg mjd bag yg lbh kecil.
- mencampur mkn.+ air ludah
- Ptialin/amilase : amilum mjd disacarida.
- pengecap oleh lidah
- sebagai alat prehensi
Tdpt kel ludah : parotis, buccalis, sub-max, mandibula, sub-linggual, dll.
11

Faring :
- mrpk. persimpangan saluran nafas dg. saluran cerna  jln mkn hrs cepat
- bolus tdk berubah.

Kerongkongan (Oesophagus)
 Tersusun : otot polos (mukosa, submukosa, muskularis, fibrosa
 Tdpt sfingter esofagi-gaster & gastrio-duodenum.
 Sbg. penyalur bolus ke lambung mll.=
• Peristaltik (primer dan sekender)
• Bukofaringeal
• Gaya berat (gravitasi)
 tdpt kelenjar skretoris : untk melicinkan jln bolus.
 Bolus tdk berubah baik bentuk dan susunannya.

Lambung
 Tersusun : mukosa, sub-mukosa, muskularis, serosa (paling luar).
 Terdiri dr :
- kardia, fundus, badan (tdpt sel utama badan mensekresi pepsin dan sel parietalis atau sel oxyntic mhslk
HCl).
- pilorus (sekresi mukos = hormon gastrin).
12
13

Mekanisme krj lambung


- Gerakan peristaltik, otomatis, ritmis : kontraksi dan relaksasi diatur oleh pacemaker di kardia dan
pilorus.
- sekresi getah lambung,buka – tutu p sfingter kardia dan pilorus.

Fungsi lambung
- Mengaduk bolus dg getah lb bntk chyme
- Mengasamkan bolus olehHCl.
- Kerja amilase berlanjut.
- Pepsin mencerna protein mjd pepton.
- Hwn muda, renin memecah casein (protein susu) mjd paracasein.

Fungsi HCl
- sbg. aktifator pepsinogen dan renninogen, gastrin, serta koleosistokinin.
- sebagai bahan isi lambung.
- Menurunkan pH/mengasamkan isi lambung (sbg antiseptik).

Kontrol sekresi lambung


1. Fase Sefalik (Cephalic Phase) : melihat mkn .
2. Fase Gastrik
- Stimulasi mekanis (fungsi n vagus) : mis.
tersentuh mkn  sekresi 
- Humoral (bekerja melalui peredaran drah)
Hk. Pavlov : sek pilorus = gastrin  sekresi lamb .
3. Fase Intestinal = Keberadaan mkn di usus memicu hormon cholesystokinin, gastrin inhibitory peptide
dan secretin dr epitel usus sekresi lamb

Inhibisi (Penghambatan) sekresi lambung


- Sefalik : marah, kesakitan  sekresi lamb 
- Gastrik : - HCl lamb gastrin   sekresi lamb 
- hormon enterogastron   sekresi lamb 
- lemak, gula  sekresi lamb 

Faktor pengosongan lambung (lb).


 Fisik mkn : kasar  pengosongan lambat.
 Tek osm lb   pengosongan cepat.
 Viskositas lb  (mis lemak mkn tinggi)  lmbt. Lemak  as empedu   enterogastron   grk
lb turun.
 Vol   pengosongan lambat.
 pH lb :  (semakin asam)  lambat.
Kontak usus dg asam lb ak tjd reflek inhibisi gerak lb.
 Komp ingesta duodenum : asam dan lemak dlm ingesta   lambat .

Usus Kecil/Halus
Duodenum
 Tmpt muara getah pankreas (mengand enzim tripsinogen, amilase, lipase, dlm bntk aktif,
Na2(HCO3) dg getah empedu.
 Tmpt tjd penetralan chyme ol sod bikarbonat.
 Tjd aktivasi tripsinogen dan chymotripsinogen ol enterokinase (enzim yg diprod ol sel enterosit dlm
lumen usus).
 Pengelmusian lemak ol gth empedu.

Duodenum
 Tjd penguraian pepton mjd peptida ol tripsin.
 Pemecahan peptida mjd as am ol chymotrypsin.
 Pemecahan lemak ol lipase mjd as lmk dan gliserol.
 Tepung mjd oligosakarida ol amilase kmd mjd disakarida.
 Mulai tjd absorbsi ttp blm intensif.

Yeyenum
14

 Peptida dipch ol chymotrypsin, atau peptidase mjd as am.


 Oligosakarida/disakarida dipch ol enz maltase, sakarase, lactase (hnya pd hw muda) mjd
monosak spt glucosa, galaktosa.
 Enzim berasal dr pankreas dan enteroyte dd usus.
 Tjd intensive absorpsionan.

Illeum
 Melanjutkan absorpsi.
 Reabsorpsi garam empedu ol enterocyte mnju liver mll vena porta, dan hematosit ak mengambil
kbli grm empedu, kmd disekresi kdlm kntong empedu tjd reuse

Gerak usus

1. Segmentasi : grk memotong/ovoid (mkn


diam)
2. Penduler : grk berayun (mkn diam)
3 Peristaltik : mendorong ingesta kearah relaksasi (mkn berjalan ke anus)

Usus Kasar (Int. Crasum = colon)


 Uk lbh bsr dp usus halus, tdpt sakulasi (kantong2)
 Tjd. Fermentasi dan absorpsi air, elektrolit scr intensif.
 Hanya sedikit gerak peristaltik.

PENC LAMBUNG KOMPLEK


Mulut.
 Mastikasi dlm mulut dan atau ruminasi (sangat penting) dan berjalan lama.
 Dengan saliva yg mukos membentuk bolus.
 Saliva mengandung banyak PO4 dan HNO3 berfungsi sbg buffer.
 Blm tdpt fungsi amilasedan proteolisis.
 Bous ditelan mll esofagus.

Esofagus
 Bolus tidak berubah baik dlm bentuk dan susunannya.
 Hny mrpk penyalur ke lambung.
 Dari esofagus bolus memasuki lambung.
 Lambung mlpti rumen, retikulum, omasum, dan ab-omasum.

Lambung Komplek
Rumen :
 elastis, ukuran bsr (4 x omasum dan abomasum)
 tbagi bbrp ruang : ventral, dorsal, ant, dan post.
 dibatasi dg pilar2, spt rmh laba2, tdk bkelenjar.
 banyak mikroba (bak, jamur, protozoa, amuba) sbg fermentator
 tempat tjd pencer mikrobial mll proses fermentasi
 Tempat tbtk vit B12 dg bantuan Co.
15

GERAK RUMEN
Gerak kompartmen :
- ke 4 ruang saling berpengaruh/keterkaitan.
- Keadaan makan : kontraksi berurutan.
- Keadaan puasa : hampir seiring.
Macam gerak :
1. Tipe A (gerak maju)  Grk lb yg berhub dg retikulum.
Gerak retikulum (biphase)  Rumen (ant, post, dor, vent)  Omasum
2. Tipe B (garak mundur)  Grk lb yg tdk berhub dg retikulum.
Kontraksi ventral blind sacc  rumen bag dorsal post dan ant  bag ventral.

Omasum
 Memeras ingesta dr retikulum hingga padat.
 Tjd absorbsi vit dan min (Na, K), VFA dan HCO.
 Cl meningk.
 Vol kecil shg mkn cepat dikeluarkan ke ab-oma.

Ab-omasum
- berfungsi mengasamkan ingesta kering dr omasum.
- berkelenjar, banyak getah cerna HCl (pH 3), pepsinogen dan gastrin.
- Sekresi fundus dihambat ol : - distensi duodenum
- HCl di usus

CAECUM
 Herbivora > carnivora
 Kuda (non-rumunansia) >> sbg tempat fermentasi utama.
 Gerakan penduler (mencampur) penyerapan maks.
16

PENCERNAAN MIKROBA
 Herbivora : mikroba pemecah bhn mkn (fermentasi)  diserap  sumber energi
 Karnivora : tjd di kolon sampai rektum.
 Ruminansia (sapi) : rumen  fermentasi hasil VFA (as. : asetat, butirat, propionat)  sb energi
dan CO2 + CH4
 Non-ruminansia (kuda) : kolon dan kaekum (tempat fermentasi utama)  penyerapan zat mkn.

Mikroba rumen :

Bakteri (anaerob-apatogen, mis. Streptokokus, Laktobasilus, Butirivibrio, Bakterioides ruminikola,


dll)

Protozoa (siliata Entodinium, Diplodinium, Epidinium dan Ophrycolex dan flagelata)

Jamur

VFA = Volatile Fatty Acid = asam lemak mudah menguap (asam asetat = 60-70%; asam butirat =10-
15%; asam propionat =15-20%.
 Rumput tinggi = as asetat , prop
 Gula dan kh  = as asetat , prop 
 Tetes (molases) = as asetat , butirat 
 Kec. Fermentasi :
 gula  kh  selulosa halus  kasar dan muda  tua
Sb N ruminansia : prot mkn, urea, dan nitrat

Usus Kecil/Halus ruminansia


• Bhn mkn yg luput pd fermentasi di rumen ak msk usus → tjd penc. ensimatis.
• Isi dg cepat mjd hipotonis thd plasma (disebabk penurunan cepat konsentrasi Na, Cl, CO 2, VFA
dan ammonia).
• absorpsi air scr intensif tjd di usus bsr.

Usus Besar (Sekum, Kolon, Rektum


• Perjalalanan sisa mak diperlamb di usus kasar. Caecum dan colon bertindak sbg tempat
fermentasi kedua.
• Tjd absorpsi elektrolit dan air.
• Di rektum bakal feses sangat hipotonis.

Kelenjar Getah Cerna


 Di ususTubuler :
• kel Brunneri,
• sel Goblet dr sel enterosit : memprod mukos.
• Membentuk kripta Lieberkuhni : juluran.
• Diatur oleh hormon dan saraf.
 Diluar usus :
17

- kel ludah,
- pankreas dan
- hati (getah empedu).

PANKREAS
1. Sbg fungsi eksokrin (sekresi getah pankreas ol sel aciner)
 Fungsi : produksi enzim dan asam karbonat kadar tinggi.
 Komp getah pankreas :
 Enzim :- pasif : tripsinogen.
- aktif : lipase, amilase, sakarase,
-
- Elektrolit spt : (HCO3)2, Cl
Karbonat Na2(HCO3) untuk menetralkan chyme yg asam.
2. Sbg fungsi endokrin (sekresi hormon pd sel Langerhan’s, mis. insulin)
Dikontrol :
* hormon : skretin dan pankreozimin (meningk)
* saraf fagus (menurunk)
* pH ingesta usus : ingesta asam, sekresi getah pankreas meningk.

HATI
Fungsi :
- sekresi cairan empedu (dr hsl degradasi eritrosit).
- sekresi skretin dan kolesistokinin.
- menyimpan nutrisi dari usus.
- tempat metabolisme bahan makanan.

Getah empedu
 Mrpk cairan kental warna hijau (biliverdin), kuning (bilirubin), rasa pahit.
 Komposisi : 3% padat, 97% cair : garam/asam empedu, pigmen, elektrolit (Na, Cl, HCO 3),
lesitin, kolesterol.
 Fungsi solubilitas lemak/minyak.
 Sekresi scr aktiv dan sinambung : tgt : alir drh ke hati, status pencer, komposisi mkn dan
kdr garam empedu.
 Kontrol : saraf, kimia, hormon.

- sekresi skretin dan kolesistokinin, dpt meningk sekresi empedu.


- garam emp menurunkan sekresi empedu
- pemblokiran saraf vagus ak menurunkan sekresi empedu.

Absorpsi
Difusi sederhana (migrasi pasif)
- tgt : derajat konsentrasi zat, berhub langs dg beda konsentrasi, besar, bentuk, muatan listrik dan
polaritas senyawa.
Transport aktif
 melawan derajat konsentrasi, perlu energi ATP).
- transport berperantara (K, Na).
18

- difusi terbatas
++ ++
- transport berpenghantar Mg , Fe )
- pinositosis (pencaplokan)

Absorpsi bahan makanan


 glukosa dengan transport aktif
 Lmk & protein utuh mll pemb limfe.
 As amino diabsorpsi mll transport aktif
 Immune globuline dari kolustrum diserap utuh dg pinositosis
 Gliserol diserap secara transport aktif
 Monogliserida dan as lmk rantai pj & micelles mll difusi sederhana
 Na tgt K dlm sel, dan Cl, fosfat, Ca transpor pasif
 Mg, Sr, dan Ba diserap secara difusi
 Fe scr transp aktif diatur ol Fe dlm sel mukosa & kemamp Fe bersenyw dg apoferitin memb feritin
19

LEMBAR KERJA MAHASISWA

1. Diskusikan bersama kelompok tentang :


a. Definisi pencernaan
b. Tujuan
c. Fungsi

2. Diskusikan bersama kelompok tentang tipe pencernaan :


3. Diskusikan bersama kelompok tentang proses pemecahan bahan makanan.
4. Diskusikan bersama kelompok tentang urutan aktivitas makan.
5. Diskusikan bersama kelompok tentang ruminasi.
6. Diskusikan bersama kelompok tentang proses muntah.
7. Diskusikan bersama kelompok tentang apa saja yang terlibat dalam proses percernaan.
8. Diskusikan bersama kelompok tentang organ pencernaan.
9. Diskusikan bersama kelompok tentang kelenjar getah cerna.
10. Diskusikan bersama kelompok tentang :
- Bagian rumen.
- Fungi masing-masing bagian rumen.
11. Diskusikan bersama kelompok tentang pencernaan pada lambung tunggal.
12. Diskusikan bersama kelompok tentang pencernaan pada lambung komplek.
13. Diskusikan bersama kelompok tentang mekanisme kerja lambung.
14. Diskusikan bersama kelompok tentang fungsi getah lambung.
15. Diskusikan bersama kelompok tentang faktor sekresi dan inhibisi kerja lambung.
16. Diskusikan bersama kelompok tentang fungsi duodenum, yeyenum dan illeum.
17. Diskusikan bersama kelompok tentang fungsi kolon.
18. Diskusikan bersama kelompok tentang macam gerak usus halus.
19. Diskusikan bersama kelompok tentang rumen, retikulum, omasum dan adomasum.
20. Diskusikan bersama kelompok tentang macam proses absorbsi nutrisi makanan.
20

SISITEM EVALUASI.

Penilaian dilakukan oleh pengajar dengan kriteria sebagai berikut :


Nilai Point Range
A 4  80
B 3 67 – 79
C 2 56 – 66
D 1 45 – 55
E 0  44

Dalam menentukan nilai akhir akan digunakan pembobotan sebagai berikut :

Nilai Akhir : (2 x presentasi) + (1 x tugas) + (2 x UTS) + (3 x UAS) + (2 x nilai Praktikum)/10


21

Bacaan pokok dalam perkuliahan ini adalah :

1.Despopoulos A, Silbernagl,S.,1995.Atlas Berwarna & Teks Fisiologi Terjemahan Handoyo Y, Edisi


4. Penerbit Hipocrates.Jakarta.

2.Ganong WF.,1992. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 14. Terjemahan Andrianto,P. Penerbit Buku
Kedokteran EGC Jakarta.

3.Guyton, AC and Hall, JE.,1997.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 9. Terjemahan Setiawan,
I.,Tengadi,LKA.,Susanto,A, Penerbit Buku Kedokteran EGC Jakarta.
th
4.Guyton, A.C.,1992.Textbook of Medical Physiology 5 ed.,WB.Saunders Company,Philadelphia.

5.Japaries,W., 1993.Penyakit Ginjal,Penerbit Arcan.Jakarta


th
6.Mouncastle,VB.,1968.Medical Physiology,12 Ed.The CV Mosby Company.

7.Randall,D.,1978.Animal Physiology.W.H Freeman and Company, San Francisco


th
8.Swenson,MJ.,1970.Duke’s Physiology of Domestic Animals. 8 Cornell University Press,Ithaca and
London.

Anda mungkin juga menyukai