AKUNTANSI PERPAJAKAN KELOMPOK 5 (84) Ygygyy
AKUNTANSI PERPAJAKAN KELOMPOK 5 (84) Ygygyy
LAPORAN KEUANGAN
OLEH KELOMPOK 5 :
1. 5 (1807341046) Ni Kadek Dwi Sukmayanti
2. 6 (1807341047) Ni Putu Melyana Ika Yanti
3. 7 (1807341048) Kadek Wulan Dwi Lestari
4. 18 (1807341059) Amara Noor Halizah
5. 22 (1807341063) Anak Agung Ayu Cantika P
6. 31 (1807341072) Ni Putu Nanda Wulandari
1
LAPORAN KEUANGAN
2
2) Konsep beban.
Menurut IAI (2007:13) beban diartikan sebagai “Penurunan manfaat
ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau
berkurangnya aktiva atau adanya kewajiban sehingga menyebabkan turunnya
ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Sedangkan
dari sisi fiskal , beban merupakan biaya untuk menagih, memperoleh, dan
memelihara penghasilan yang terkait langsung dengan perolehan penghasilan.
3) Konsep penyusutan dan nilai persediaan:
a. Konsep penyusutan
Perbedaan utamanya terletak pada penentuan umur aktiva dan metode
penyusutan yang digunakan. Akuntansi menetapkan bahwa umur aktiva
berdasarkan umur sebenarnya meskipun dalam menentukan umur tidak
terlepas dari tafsiran judgement. Adapun metode penyusutan dalam
akuntansi meliputi:
1. Straight line method (metode garis lurus), dimana pembebanan
dihasilkan selama umur manfaat asset jika residu tidak mengalami
perubahan nilai.
2. Diminishing balance method (metode garis menurun), menghasilkan
pembebanan yang menurun selama umur manfaat aset.
3. Sum of the unit method ( metode jumlah unit), menghasilkan
pembebanan yang menurun selama umur manfaat aset.
b. Konsep persediaan
Menurut undang-undang pajak penghasilan Indonesia, persediaan dan
penggunaannya untuk menghitung harga pokok dinilai berdasarkan harga
perolehan yang menggunakan metode rata-rata atau FIFO, dimana harus
dilakukan dengan konsisten.
3
Dari sisi praktik akuntansi komersial dan akuntansi pajak, tidak ada
perbedaan prinsip dalam metode pencatatannya, sehingga metode pencatatan yang
dapat digunakan adalah sistem perpetual, baik rata-rata maupun fifo, atau
metode pencatatan fisikal yang ada pada penjelasan pada pasal 10 ayat (6)
Undang Undang Pajak Penghasilan. Namun demikian mengacu pada
pasal10 ayat (6) Undang Undang Pajak penghasilan tersebut bahwa
persediaan dan pemakaian persediaan untuk menghitung harga pokok
dinilai berdasarkan harga perolehan :1. Average 2. Fifo. Untuk kepentingan
perhitungan pajak penghasilan, Pasal 10 ayat (6) Undang Undang \Pajak
Penghasilan menyatakan bahwa persediaan harus dinilai berdasarkan harga
perolehan. Oleh karena itu bila wajib pajak melakukan penilaian
berdasarkan metode selain harga perolehan maka diperlukan penyesuaian.
Penetapan besarnya nilai persediaan atau nilai pemakaian menjadi sangat
penting karena berpengaruh ke harga pokok produksi.
(www.academia.edu)
.2 LAPORAN KEUANGAN FISKAL
Akuntansi komersial mengenal adanya konsep dasar entitas sehingga jelas unit kegiatan
manakah yang merupakan sasaran tujuan pelaporan. Ketentuan perpajakan mempunyai
kriteria tentang pengukuran dan pengakuan komponen yang terdapat dalam laporan
keuangan. Pengukuran tersebut tidak selamanya sejalan dengan prinsip akuntansi komersial,
karena terdapat argumentasi dari motivasi laporan keuangan fiscal untuk memperkecil erosi
potensi pengenaan pajak dan memberikan dorongan. Laporan keuangan fiskal mencakup: (
Waluyo, Akuntansi Pajak Edisi 2. Jakarta : Lembaga Penerbit Salemba Empat )
a. Neraca fiskal
b. Perhitungan laba rugi dan perubahan laba ditahan
c. Penjelasan laporan keuangan fiskal
d. Rekonsiliasi laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal
e. Ikhtisar kewajiban pajak
4
1. Pendekatan terpisah dimana Wajib Pajak mencatat semua transaksi atau
informasi berdasarkan prinsip pajak untuk menghitung PPh terutang dan
berdasarkan prinsip akuntansi keperluan komersial.
2. Extra compatible approach dimana Wajib Pajak membukukan semua transaksi
berdasarkan prinsip akuntansi dimana pada akhir tahun Wajib Pajak
melakukan koreksi laporan keuangan komersial agar sesuai dengan Undang-
Undang Pajak Penghasilan sehingga dapat digunakan untuk menghitung PPh
terutang.
5
Proses Laporan Keuangan Fiskal (Waluyo, Akuntansi Pajak Edisi 2. Jakarta : Lembaga
Penerbit Salemba Empat )
Jurnal
Dokumen Dasar
6
CONTOH PEMBUATAN LAPORAN KEUANGAN
(https://manajemenkeuangan.net/laporan-keuangan/)
Pada tanggal 04 Januari 2018, Pak Budi mendirikan PT Manajemen Keuangan Network yang
bergerak dalam bidang pelayanan jasa Akuntansi Keuangan, kursus & training akuntansi, dan
pajak dengan setoran modal awal sebesar Rp 80.000.000. Aset dan kewajiban, serta
pendapatan dan beban PT Manajemen Keuangan Network selama periode tahun 2018 adalah
sebagai berikut:
Dari data-data tersebut, dapat dibuat laporan keuangan laba rugi sederhana untuk tahun
berjalan yang berakhir pada 31 Desember 2018, sebagai berikut:
7
8
Dan berikut ini bentuk laporan posisi keuangan / neraca per 31 Desember 2018:
9
Dan hasilnya…
Ringkasan arus kas untuk kas PT Manajemen Keuangan Network untuk tahun yang
berakhir pada 31 Desember 2018 sebagai berikut:
10
Dari data-data tersebut, maka kita dapat membuat laporan arus kas PT Manajemen
Keuangan Network untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2018 sebagai berikut:
Diminta:
1. Hitung Persediaan Akhir dengan Sistem Periodik dengan Metode FIFO
2. Hitung Persediaan Akhir dengan Sistem Permanent dengan Metode FIFO
3. Hitung Persediaan Akhir dengan Sistem Periodik dengan Metode LIFO
4. Hitung Persediaan Akhir dengan Sistem Permanent dengan Metode LIFO
11
5. Metode Rata-Rata
Hitunglah laba kotor masing-masing jika penjualan Rp 10.000.000 dan buatkan perbandingan
diantara ketiga metode tersebut!
Jawaban :
12
700 Unit Rp. 7.900.000
Catatan :
1) Persediaan Akhir : 300 Unit Rp.3.400.000
13
· Persediaan Akhir
14
2) HPP : 400 Unit @Rp.12.000 = Rp.4.800.000
100 Unit @Rp.10.000 = Rp.1.000.000
200 Unit @Rp.11.000 = Rp.2.200.000
700 Unit Rp. 8.000.000
5. Metode Rata-Rata
15
12/1 Pembelian 400 Unit @Rp.12.000 = Rp.4.800.000
24/1 Pembelian 300 Unit @Rp.11.000 = Rp.3.300.000
30/1 Pembelian 100 Unit @Rp.12.000 = Rp.1.200.000
Jumlah Barang Tersedia 1000
Unit Rp.11.300.000
16/1 Penjualan 500 Unit
29/1 Penjualan (200 Unit)
Persediaan Akhir 300 Unit
Catatan :
Akibat pemakaian metode yang berbeda maka hasil perhitungan nilai persediaan dan
harga pokok penjualan akan berbeda pula, sehingga jumlah laba juga akan berbeda.
Misalkan, perusahaan melakukan penjualan sebesar Rp.10.000.000, Maka perhitungan
rugi laba (R/L) menurut masing-masing metode adalah sebagai berikut :
16
Laba Kotor Rp. 2.100.000,- Rp. 2.000.000,- Rp. 2.090.000
17
DAFTAR PUSTAKA
https://manajemenkeuangan.net/laporan-keuangan/
www.academia.edu
https://amirhamzah010293.blogspot.com/2013/10/soal-jawaban-akuntansi-perpajakan.html
18