Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dosen Pengampu:
Anggota kelompok :
Kinari (22165032A)
Agatha Ria
Aprilia Putri
SURAKARTA
2019
A. PENDAHULUAN
sejak dahulu. Istilah “Collyria” diberikan oleh bangsa Yunani dan Romawi terhadap
bahan-bahan yang dapat larut dalam air, susu atau putih telur yang dapat digunakan
sebagai tetes mata. Pada abad pertengahan, tetes mata digunakan untuk memperbesar
(dilatasi) pupil.
Kolirium atau cairan pencuci mata adalah sediaan berupa larutan steril jernih,
bebas jasad renik, isotonis, digunakan untuk membersihkan mata. Dapat ditambahkan zat
dapar dan zat pengawet (Formularium Nasional Edisi II, Hal 310).
Kolirium dibuat dengan melarutkan obat dalam air, saring hingga jernih,
masukkan dalam wadah, tutup dan sterilkan. Alat dan wadah yang digunakan dalam
pembuatan kolirium harus bersih dan steril. Kolirium memiliki nilai isotonis yang
ekivalen dengan natrium klorida 0,9 %. Batas toleransi terendah setara dengan natrium
klorida 0,6 % dan batas tertinggi setara dengan natrium kolrida 2,0 % tanpa gangguan
yang nyata. Nilai pH air mata normal lebih kurang 7,4. Range pH untuk larutan mata
yang masih di perbolehkan adalah 4,5 – 9. ( FI IV, Hal 13 ). Nilai pH air mata normal +
7,4. Range pH untuk larutan mata yang masih diperbolehkan adalah 4,5 – 9,0 (FI IV hal.
13).
B. ALAT
Beaker glass
Erlenmeyer
Autoklaf
Batang pengaduk
Pinset
Corong glass
Gelas ukur
Kertas saring
C. BAHAN
Asam borat 1%
Gliserin 2%
Natrium borat 3%
D. PEMERIAN
1) Purified water
2) Asam Borat
Hablur, serbuk hablur putih atau sisik mengkilap tidak berwarna, kasar tidak berbau,
rasa agak asam dan pahit kemudian pahit. ( Ditjen POM 1979)
3) Gliserin
Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, rasa manis, hanya boleh berbau khas
lemah ( tajam atau tidak enak), higroskopik. Dapat bercampur dengan air dan dengan
etanol, tidak laarut dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak dan dalam
4) WITCH HAZEL (Hamamelis)
Hablur transparan, tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak berbau
6) Benzalkonium klorida
Serbuk amorf berwarna putih atau putih kekuning-kuningan bisa sebagai gel yang
tebal atau seperti gelatin, bersifat higroskopis dan berbau aromatis dan rasa sangat
pahit. Sangat mudah larut larut dalam air dan etanol 95%, bentuk anhidrat mudah
Fungsi Eksipient:
1. Asam borat
Asam borat adalah antiseptik ringan dan digunakan untuk mengawetkan sediaan.
2. Benzalkonium klorida
Benzalkonium klorida sangat larut dalam air dan memiliki pusat aktifnya sebagai
atom nitrogen yang membawa muatan positif. Ini dapat digunakan sebagai surfaktan
untuk membantu melarutkan kotoran tetapi fungsi utamanya di sini adalah untuk
menjaga agar mata tidak terbebas dari mikroba dan juga membantu
Gliserin adalah produk sampingan dari pembuatan sabun dan biodiesel. Ini juga
digunakan dalam obat batuk dan supositoria, dan ditambahkan ke minuman keras
sebagai bahan pengental. Di sini membantu melarutkan molekul dalam ekstrak witch-
hazel.
Perawatan "alami" untuk kondisi kulit, ekstrak ini memperkuat jaringan yang
E. CARA KERJA
Sterilisasi Akhir dengan Autoklaf)
1. Alat – alat dan bahan disiapkan.
2. Aqua p.i. dibuat (aquadest dipanaskan sampai mendidih, biarkan mendidih selama
30 menit, dinginkan).
3. Alat-alat dan wadah yang akan digunakan dicuci
4. Botol 100 ml dan beaker glass 110 mL dikalibrasi dan diberi tanda.
5. Alat – alat yang akan digunakan disterilisasi dengan cara sterilisasi yang cocok
6. Bahan-bahan yang akan digunakan, ditimbang.
7. Melarutkan natrium borat dengan sebagian aqua p.i (arutan A).
8. Melarutkan asam borat sedikit demi sedikit ad larut dengan aqua p.i
9. Selanjutnya tambahkan Benzalkonium klorida diaduk sedikit demi sedikit ad larut
Campuran ke dua bahan di tandai sebagai (larutan B).
10. Kemudian Witch hazel (zat aktif) dilarutkan dengan gliserin (Larutan C).
11. Larutan B dan C dicampur ke dalam beaker glass ad homogen.
12. Tambahkan larutan A cek pH larutan .
13. Tambahkan larutan aqua p.i ad tanda batas (100 mL)
14. Larutan disaring dengan kertas saring
15. Larutan obat dimasukkan ke dalam botol kemasan ad tanda 100 mL, lalu ditutup.
16. Sediaan disterilkan dalam otoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit, dan dilakukan
evaluasi.
17. Beri etiket, brosur, masukkan ke dalam dus, serahkan.
F. PENGUJIAN STERILISASI SEDIAAN
CARA PEMBUATAN MEDIA UJI
1. Menimbang 5,95 g serbuk thioglycolate medium USP, kemudian larutkan dalam 200
ml akuades mendidih, aduk hingga larut dan homogen.
2. Masukkan dalam 5 buah tabung reaksi (masing-masing tabung berisi kurang lebih 2
ml media), kemudian tabung reaksi ditutup/ disumbat kapas
3. Sterilisasi dengan autoclave 121°C selama 15 menit.
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta. 13, 413.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1978. Formularium Nasional, edisi 2. Jakarta. 310
Departemen Kesehatan RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5.
Jakarta.
Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Hal. 748.
EMEA. 1995. The European Agency for The Evaluation of Medicinal Products. ICH Topic Q 2
B Validation of Analytical Procedures : Methodology
EMEA. 2009. The European Agency for The Evaluation of Medicinal Products. Assessment
Report On Hamamelis Virginiana: Methodology
Reckitt Benckiser. 2013. Material Safety Data Sheet: Optrez Sterile Eye Wash. 29(2)