Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit infeksi merupakan penyakit yang sering terjadi di Indonesia,
terutama Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) baik infeksi saluran pernapasan
atas maupun saluran pernapasan bawah. Hasil survei program P2ISPA di 12 propinsi
di Indonesia (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Jawa Barat, Kalimantan
Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat) selama kurun
waktu 2000-2002 prevalensi ISPA terlihat berfluktuasi, tahun 2000 prevalensi sebesar
30,1% (479.283 kasus), tahun 2001 prevalensi sebesar 22,6% (620.147 kasus) dan
tahun 2002 pervalensi menjadi 22,1% (532.742 kasus). Menurut Corwin (2001),
infeksi saluran pernafasan akut adalah infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme
termasuk common cold, faringitis, radang tenggorokan, dan laringitis.(1)
Faringitis yang lebih sering dikenal dengan radang tenggorokan memang
terdengar sangat sepele karena gejalanya mirip dengan penyakit flu biasa, seperti
demam, sakit kepala, dan gangguan susah menelan. Padahal aktivitas kita sudah pasti
akan terganggu karena faringitis ini. Selain itu, selera makan pun bisa hilang karena
rasa sakit pada saat menelan dan penyakit ini sangat mudah kembali menyerang kita.
Lebih lanjut lagi jika faringitis ini dibiarkan, maka dapat menyebabkan komplikasi
perikontiniutatum dan sistem blood borne yang dapat menyebabkan kematian.

Ada tiga faktor risiko faringitis yaitu karena infeksi, iritasi, dan alergi.
Gejalanya dapat berupa rasa sakit di bagian tersebut, susah menelan, susah bernapas,
batuk, dan demam.

Alergi yang bisa menimbulkan faringitis disebabkan oleh reaksi hipersensitif


yang dimiliki oleh sebagian orang. Alergi dapat disebabkan bermacam hal, seperti

1
2

makanan dan minuman, obat-obatan tertentu, cuaca, dan debu. Zat yang
menyebabkan alergi disebut alergen. Jika alergen masuk ke dalam tubuh penderita
alergi, tubuh pun akan mengeluarkan zat-zat yang menyebabkan alergi. Akibatnya,
timbul reaksi-reaksi tertentu, seperti gatal-gatal atau batuk-batuk.

Gorengan adalah salah satu makanan berminyak yang digemari oleh


masyarakat umum. Rasanya yang renyah dan gurih membuat masyarakat gemar
mengonsumsi makanan berminyak ini. Dengan harga yang relatif murah makanan ini
juga digemari oleh kalangan mahasiswa yang terkenal irit. Hal itu juga terjadi di
kalangan mahasiswa baru Universitas Sriwijaya (UNSRI) Inderalaya angkatan 2010
yang menggemari makanan berminyak tersebut. Namun, mengonsumsi gorengan
yang lazim dijual di pinggir jalan dan di banyak tempat di Indonesia ini memang
sangat berisiko. Karena makanan gorengan umumnya dimasak dengan minyak
goreng hasil pengulangan dalam suhu tinggi dan jangka waktu lama (deep frying).
Minyak goreng ini dikenal dengan sebutan minyak jelantah.

Peneliti mencurigai minyak goreng bekas ini juga merupakan salah satu faktor
risiko faringitis yang menyebabkan alergi pada tenggorokan. Penelitian ini dilakukan
karena belum ada data tentang pengaruh mengonsumsi gorengan yang dimasak
menggunakan minyak jelantah dengan faringitis yang diderita mahasiswa angkatan
2010 di UNSRI Inderalaya dan agar masyarakat terutama mahasiswa UNSRI
Inderalaya berhati-hati dan selalu menerapkan pola makan yang sehat, sehingga
faringitis tidak dapat menyerang mereka kembali.

1.2 Rumusan Masalah


Umumnya gorengan di masak dengan menggunakan minyak jelantah dan
gorengan tersebut sering dikonsumsi mahasiswa.
3

Apakah ada pengaruh gorengan yang dimasak dengan menggunakan minyak


jelantah dengan penyakit faringitis yang diderita mahasiswa UNSRI Inderalaya
angkatan 2010?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk membuktikan ada atau tidak
pengaruh mengonsumsi gorengan yang dimasak dengan minyak jelantah terhadap
penyakit faringitis yang diderita mahasiswa UNSRI Inderalaya angkatan 2010.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah:

 Untuk mengukur seberapa kuat pengaruh minyak jelantah dalam gorengan


dapat membuat alergi tenggorokan dan menyebabkan faringitis pada
mahasiswa UNSRI Inderalaya angkatan 2010.
 Untuk mengindetifikasi data mahasiswa UNSRI Inderalaya angkatan 2010
yang mengonsumsi gorengan dan terkena faringitis.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, antara lain:

 Menjadi dasar untuk penelitian selanjutnya tentang penyakit faringitis di


lingkungan UNSRI Inderalaya.
 Meningkatkan kewaspadaan mahasiswa di UNSRI Inderalaya angkatan 2010
terhadap bahaya gorengan yang menggunakan minyak jelantah.
 Meningkatkan kewaspadaan mahasiswa UNSRI Inderalaya angkatan 2010
terhadap bahaya penyakit faringitis.

Anda mungkin juga menyukai