NIM : P1337424118029
Prodi/smt : DIII Kebidanan Semarang/IV
smg.ac.id dengan menuliskan nama, kelas dan mata kuliah di judul email.
1. Buatlah skenario tentang interaksi dari Bidan dan pasien dengan menggunakan prinsip
membangun komunikasi terapeutik.
2. Buatlah narasi tentang gambaran kondisi keluarga sehat, dengan memperhatikan
indeks keluarga sehat dan indikatornya.
3. Buatlah deskripsi tentang contoh suatu pelaksanaan survey di desa saudara. Berikan
penjelasan langkah – langkah survey dengan detail (sesuai dengan kondisi riil di desa
saudara termasuk nama desa atau wilayah)
4. Jelaskan empat intervensi safe motherhood yang dihubungkan dengan kondisi
pandemik covid 19 saat ini pada ibu hamil, ibu melahirkan, ibu menyusui, disertai
sumber pustaka yang dapat didownload.
5. Buatlah narasi seolah – olah saudara melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan
pelayanan kebidanan di komunitas, bidan mengisi register kohort ibu, bayi, dan balita.
6. Buatlah narasi bagaimana tahapan dan cara yang saudara tempuh untuk membuat
kelas ibu hamil beserta kegiatan yang akan dilaksanakan.
7. Buatlah narasi tentang bagaimana partisipasi saudara sebagai seorang bidan dalam
posyandu.
Jawaban :
1.
Dialog Terapeutik
DESKRIPSI
Inisial Pasien : Ny. I
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 37 tahun
Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMP
Alamat : Jaraksari, Wonosobo
Penyakit : Pre SC
Keluhan : Persiapan Operasi
Tanggal MRS : 07 April 2020
FASE PRA-INTERAKSI:
1. Bidan Menyiapkan mental dan rasa percaya diri.
2. Bidan telah memahami tentang persiapan pra dan post operasi SC.
3. Bidan telah mendapatkan data-data pasien.
FASE KERJA
Pagi hari pukul 07.00 WIB.
Bidan : “Selamat pagi ibu Wati. Bagaimana bu apakah perasaan ibu sudah lebih
baik?”
Pasien : “Pagi mbak. Iya mbak semakin dekat waktu operasinya perasaan saya
semakin cemas saja mbak”.
Bidan : “Baiklah ibu, ibu harus tetap menenangkan diri. Sesuai dengan kesepakatan
kita tadi saya akan melakukan tindakan pemasangan kateter, bagaimana
apakah ibu bersedia?”
Pasien : “Iya mbak saya bersedia”.
Bidan : “Baiklah bu saya akan menyiapkan alat-alatnya dulu ya”. (pergi ke luar
ruangan pasien)
Setelah proses tindakan perawatan luka ..
FASE TERMINASI
Bidan : “Ibu Wati saya sudah selesai melakukan tindakan pemasangan selang BAK
pada ibu, semoga ibu merasa nyaman ya bu. Apabila ibu ingin BAK ibu BAK
seperti biasanya saja ya bu. Semoga operasinya lancer ya bu.” (tersenyum)
Pasien : “Iya terimakasih mbak.” (tersenyum)
Bidan : “Sama-sama bu, nanti setelah ibu operasi saya akan kesini lagi ya bu.
Selamat pagi”.
Setelah melakukan tindakan pemasangan selang BAK bidan membereskan alat-alat dan
mencuci tangannya.
Pada siang harinya, pukul 15.00 WIB post operasi.
1. Perawat menyiapkan mental dan rasa percaya diri.
2. Perawat telah memahami tentang cara memasangkan kateter
FASE ORIENTASI
Bidan : “Selamat siang ibu.” (tersenyum)
Pasien : “Iya, selamat pagi mbak.” (tersenyum)
Bidan : “Bagaimana bu operasinya tadi? Lancar bu?”
Pasien : “Alhamdulillah mbak operasi saya berjalan dengan lancar dan anak saya
lahir dengan selamat mbak.” (tersenyum)
Bidan : “Hmmm.. Alhamdulillah bu apabila operasinya berjalan lancar serta ibu dan
bayinya sehat. Bayi ibu perempuan apa laki-laki ya bu?”
Pasien : “Bayi saya laki-laki mbak, ganteng seperti bapaknya”. (senang)
Bidan : “Hehe ibu ini bisa saja.”
Pasien : “Mbak saya mau tanya, saya sudah bisa bergerak belum ya mbak? Soalnya
badan saya sakit semua mbak kalau tiduran seperti ini?”
Bidan : “Oh iya bu ibu sudah bisa menggerakkan badannya tapi hanya miring kanan
kiri saja ya bu, soalnya kan ibu baru saja operasi. Tapi besok ibu sudah mulai
melakukan latihan gerak ya bu agar ibu bisa cepat pulih.”
Pasien : “Latihan geraknya yang seperti apa ya bu?”
Bidan : “Biasanya latihan jalan-jalan bu.”
Pasien : “Iya mbak saya sudah mengerti.”
Bidan : “Iya bu apabila ibu butuh bantuan saya ibu bisa panggil saya ya bu.”
(tersenyum)
Pasie : “Iya mbak terimakasih.”
2. Keluarga sehat dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi atau keadaan yang sejahtera baik
dari segi dari fisik, mental, dan sosial yang kemudian memungkinkan sebuah keluarga yang
utuh (terdiri dari individu-individu yang dipimpin oleh seorang kepala keluarga yang tinggal
dalam satu lingkungan) agar dapat hidup normal secara sosial dan ekonomi.
Perkenalkan aku adalah anak tunggal dari keluargaku. Ibu akan bersalin di faskes
yang tersedia, entah itu puskesmas ataupun Rumah Sakit. Saat aku masih bayi aku disusui
hingga usia kami 6 bulan, atau dalam istilah kebidanan yaitu kami diberi ASI Eksklusif.
Aku juga diberi imunisasi dasar yang lengkap, mulai dari umur 0 hari hingga umur kami 9
bulan. dan pada saat aku balita, orang tua ku selalu memantau tumbuh kembangku.
Keluargaku saat ini sudah terdaftar sebagai peserta BPJS di Indonesia, karena
pemerintah sendiri pun mewajibkan warganya yang belum memiliki Kartu Jaminan
Kesehatan untuk mendaftar menjadi peserta BPJS. Alhamdulillah didalam keluargaku
tidak ada yang memiliki penyakit kejiwaan, hepatitis, maupun tuberkulosis paru. Karena
keluargaku adalah keluarga yang anti dengan rokok. Jika kami menjumpai orang yang
sedang menghisap racun itu, aku dan keluargaku berusaha menghindar atau menegur
orang yang merokok itu.
Hitungan IKS pada keluarga ku
Setelah kami berhitung, kami mulai mencocokkan dengan kategori IKS. Aku
bersyukur keluargaku masuk dalam kategori KELUARGA SEHAT.
Register kohort ibu merupakan sumber data pelayanan ibu hamil dan bersalin, serta
keadaan/resiko yang dipunyai ibu yang di organisir sedemikian rupa yang pengkoleksiaannya
melibatkan kader dan dukun bayi diwilayahnya setiap bulan yang mana informasi pada saat
ini lebih difokuskan pada kesehatar ibu dan bayi baru lahir tanpa adanya duplikasi informasi.
Pendataan suatu masyarakat yang baik bilamana dilakukan oleh komponen yang
merupakan bagian dari komunitas masyarakat bersangkutan, karena merekalah yang paling
dekat dan mengetahui situasi serta keadaan dari masyarakat tersebut. Sumber daya
masyarakat itu adaIah Kader dan dukun bayi serta Tokoh masyarakat.
Bersama-sama dengan Bidan desa, pendataan ibu hamil, ibu bersalin, neonatal, bayi
dan balita dapat diIakukan. Dengan mendata seluruh ibu hamil yang ada di suatu komunitas
tanpa terIewatkan yang dilakukan oleh kader dan dukun bayi kemudian bidan desa
memasukan seluruh data ibu hamil ke dalam kohort yang telah disediakan di Pusesmas,
sehingga data yang ada di desa pun dimiliki puskesmas.
Dengan Puskesmas juga memiliki data dasar, bidan desa dan Puskesmas dalam hal ini
bidan puskesmas dan timnya dapat memonitor dan mengikuti setiap individu yang ada
didaerah tersebut.
Dengan puskesmas memiliki seluruh data ibu hamil dan bidan desa memberikan
pemeriksaan seluruh ibu hamil tanpa melihat apakah ibu hamil lersebut mempunyai faktor
resiko atau tidak, sehingga dapat menyelamatkan jiwa ibu dan anak yang dikandung.
13 sd 17 Resiko tinggi : diiisi dengan tanggal ditemukan ibu hamil dengan resiko
tinggi, HB diperiksa dan ditulis hasil pemeriksaannya,
18 Pendeteksian faktor resiko : diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan resiko
tinggi oleh tenaga kesehatan
19 Diisi diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan resiko tinggi oleh Non
NAKES,
20 sd 22 diisi tanggal immunisasi sesuai dengan statusnya
2) Bayi
KOLO PENGISIAN
M
1 Diisi nomor urut. Sebaiknya nomor urut bayi disesuaikan dengan
nornor urut ibu pada register kohort ibu..
2 Disi nomor indeks dari Family Folder
3 sd 7 3sd 7 jelas.
8 Diisi angka berat bayi lahir dalam gram
9 sd 10 diisi tanggal pemeriksaan neonatal oleh tenaga kesehatan.
11 Diisi tanggal pemeriksaan post neonatal oleh petugas kesehatan.
12 sd 23 Diisi hasil penimbangan bayi dalam kg dan rambu gizi yaitu : N =
naik, T = turun, R = Bawah garis titik¬ – titik (BGT), BGM = Bawah
garis merah.
24 sd 35 Diisi tanggal bayi tersebut mendapat immunisasi.
36 Diisi tanggal bayi ditemukan meninggal
37 Diisi penyebab kematian bayi tersebut.
38 Diisi bila bayi pindah atau ada kolom yang perlu keterangan
3) Balita
KOLO PENGISIAN
M
1 Diisi nomor urut. Sebaiknya nomor urut bayi disesuaikan dengan
nomor urut ibu pada register kohort ibu..
2 Disi nomor indeks dari Family Folder
3 sd 7 3sd 7 jelas.
8 sd 31 diisi hasil penimbangan dalam kg dan rambu gizi
32 sd 35 diisi tanggal pcmberian vit A bulan februari dan Agustus
36 Diisi tanggal bila ditemkan sakit.
37 Diisi penyebab sakit
24 sd 35 Diisi tanggal bayi tersebut mendapat immunisasi.
36 Diisi tanggal bayi ditemukan meninggal
37 Diisi penyebab kematian bayi tersebut.
38 Diisi tanngal meninggal
39 Diisi sebab meninggal
40 Diisi tanggal bila ditemukan kelainan tumbuh kembang.
41 Diisi jenis kelainan tumbuh kembang
42 Diisi bila ada keterangan penting tentang balita tersebut.
Setiap bulan data di kohort di rekap kedalam suatu laporan yang disebut dengan PWS KIA
atau Pemantauan wilayah setempat yaitu alat manajemen program KIA untuk memantau
cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah (puskesmas kecamatan) secara terus menerus agar
dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat terhadap desa yang cakupan pelayanan
KIA nya masih rendah.
Penyajian PWS-KIA juga dapat dipakai sebagai alat motivasi dan komunikasi kepada
sektor terkait, khususnya Pamong setempat yang berperan dalam pendataan dan
penggerakan sasaran agar mendapatkan pelayanan KIA dan membantu memecahkan
masalah nonteknis, sehingga semua masalah ibu hamil dapat tertangani secara memadai,
yang pada akhimya AKI rdan AKB akan turun sesuai harapan.
Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan
antara 4 minggu sampai dengan 36 minggu ( menjelang persalinan ) dengan jumlah
peserta maksimal 10 orang.
Tujuan kelas ibu hamil adalah meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan
perilaku ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama
kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca
persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos / kepercayaan / adat istiadat setempat,
penyakit menular seksual dan akte kelahiran. Adapun keuntungan kelas ibu hamil
adalah materi diberikan secara menyeluruh dan terencana, penyampaian materi lebih
komprehensif karena ada persiapan petugas sebelum penyajian materi, dapat
mendatangkan tenaga ahli untuk memberikan penjelasan mengenai topik tertentu,
waktu pembahasan materi menjadi efektif karena pola penyajian materi terstruktur
dengan baik, ada interaksi antar petugas kesehatan dengan ibu hamil pada saat
pembahasan materi dilaksanakan. Dilaksanakan secara berkala dan
berkesinambungan, dilakukan evaluasi terhadap petugas kesehatan dan ibu hamil
dalam memberikan penyajian materi sehingga dapat meningkatkan kualitas sistem
pembelajaran.
Sasaran peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur kehamilan 4
sampai 36 minggu karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat. Jumlah
peserta kelas ibu hamil maksimal 10 orang setiap kelas, jika diperlukan suami/
keluarga diikut sertakan.
Dalam memberikan pendidikan pada ibu hamil tersebut dilakukan langkah-
langkah dari mulai persiapan sampai pelaksanaan pembelajaran kelas ibu hamil
Depkes & JICA (2008) antara lain sebagai berikut: Melakukan identifikasi terhadap
ibu hamil yang ada di wilayah kerja. Ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa
jumlah ibu hamil dan umur kehamilannya sehingga dapat menentukan jumlah peserta
setiap kelas ibu hamil dan berapa kelas yang akan dikembangkan dalam kurun waktu
tertentu misalnya selama satu tahun. Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan
kelas ibu hamil, misalnya tempat di puskesmas atau polindes, kantor desa/balai
pertemuan, posyandu atau di rumah salah seorang warga masyarakat. Sarana belajar
menggunakan kursi, tikar, karpet, VCD player dan lain-lain jika tersedia.
Mempersiapkan materi, alat bantu penyuluhan dan jadwal pelaksanaan kelas ibu
hamil serta mempelajari materi yang akan disampaiakan.Persiapan peserta kelas ibu
hamil, mengundang ibu hamil umur antara 5 sampai 8 bulan. Siapkan tim pelaksana
kelas ibu hamil yaitu siapa saja fasilitatornya dan nara sumber jika diperlukan.
Membuat rencana pelaksanan kegiatan Akhir pertemuan dilakukan senam ibu hamil,
sebagai kegiatan/materi ekstra Menentukan waktu pertemuan, yang disesuaikan
dengan kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau sore hari dengan lama waktu
pertemuan 120 menit dan senam 30 menit.
Materi pertemuan pada kelas ibu hamil terbagi dalam pertemuan pertama
mengenai hehamilan, perubahan tubuh dan keluhan yang membahas tentang apa
kehamilan itu, perubahan tubuh ibu selama kehamilan, keluhan umum saat hamil dan
cara mengatasinya (kram kaki, wasir dan nyeri pinggang), apa saja yang perlu
dilakukan ibu hamil dan pengaturan gizi termasuk pemberian tablet tambah darah
untuk penanggulangan anemia. Materi berikut pada pertemuan pertama mengenai
perawatan kehamilan yang membahas kesiapan psikologis menghadapi kehamilan,
hubungan suami istri selama kehamilan, obat yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi
ibu hamil, tanda-tanda bahaya kehamilann dan perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi (P4K).
Materi Pertemuan kedua meliputi persalinan yang membahas tanda-tanda
persalinan, tanda bahaya persalinan, proses persalinan. Materi selanjutnya adalah
perawatan nifas yang membahas apa yang dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui
ASI ekslusif, bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas, tanda-tanda bahaya dan
penyakit ibu nifas dan KB pasca persalinan
Pada pertemuan ketiga materi yang dibahas adalah perawatan bayi meliputi :
perawatan bayi baru lahir (BBL), pemberian K1 injeksi pada BBL, tanda bahaya bayi
baru lahir (BBL), pengamatan perkembangan bayi/anak, Pemberian imunisasi pada
BBL.Materi berikutnya tentang mitos yaitu penggalian dan penelusuran mitos yang
berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak.Selanjutnya penyakit menular yang meliputi
Infeksi menular seksual (IMS), Informasi dasar HIV/AIDS dan pencegahan dan
penanganan malaria pada ibu hamil. Pada pertemuan ini juga dibahas tentang
pentingnya akte kelahiran.
Sumber : Departemen Kesehatan RI. 2011. Pedoman Kelas Ibu Hamil. Jakarta :
Depkes RI
7. Partisipasi saya dalam pelayanan posyandu
Posyandu adalah Forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat
oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk mengembangkan
sumber daya manusia sejak dini.Menurut departemen kesehatan tujuan terbentuknya
posyandu untuk mempercepat mengurangi angka kematian bayi, anak balita dan angka
kelahiran, serta meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
aktivitasaktivitas kesehatan dan lainnya yang menunjang, sesuai dengan kebutuhan. Salah
satu upaya posyandu balita dalam rangka peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit pada balita, maka dilakukan pemantauan keadaan kesehatan balita secara
berkala untuk memeriksakan kesehatan balita ke posyandu. Salah satu bentuk pelayanan
posyandu balita dengan memanfaatkan Kartu Menuju Sehat (KMS) balita. KMS
diharapkan dapat menjadi acuan dalam peningkatan kesehatan pada balita secara berkala,
peningkatan kesehatan secara berkala dapat meningkatkan harapan kesehatan balita dan
penyakit dapat dideteksi lebih dini (Departemen Kesehatan Republik Indonesia: 2005).
Lima Kegiatan Posyandu (Panca krida Posyandu) yaitu Kesehatan ibu dan anak,Keluarga
berencana, Imunisasi, Penigkatan gizi, Penanggulangan diare. Tujuh Kegiata Posyandu (
Sapta Krida Posyandu) yaitu Kesehatan ibu dan anak,Keluarga
berencana,Imunisasi,Penigkatan gizi,Penanggulangan diare,Sanitasi dasar,Penyediaan
Obat esensial. Partisipasi saya dalam pelaksanaan posyandu adalah Melakukan
pendekatan kepada aparat pemerintah dan tokoh masyarakat untuk memudahkan dalam
melaksanakan suatu kegiatan sehingga masyarakat ikut berpartisipasi, Melakukan survei
mawas diri/pendataan bersama petuga lainya sebagai sarana kolaborasi untuk
memberikan pelayanan yang terbaik dalam pelaksanaan posyandu, ikut Melaksanakan
musayawarah bersama masyarakat sehingga terjalin kerja sama yang baik dan dapt
berkomunikasi dengan baik bersama kader, misalnya untuk menentukan jadwal
pelaksanaa posyandu, ikut serta Menggerakkan masyarakat (mengajak balita hadir di
posyandu memberikan atau menyebarluaskan informasi kesehatan, menggali dan
menggalang sumber daya termasuk dana) agar dapat dalam kegiatan posyandu untuk
memenuhi kebutuhannya. Partisipasi bidandi bidang kesehatan berarti membatu
keikutsertaan seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan mereka
sendiri. Di dalam hal ini, membatu masyarakat sendirilah yang aktif memikirkan,
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasikan program-program kesehatan
masyarakatnya. Institusi kesehatan hanya sekadar memotivasi dan membimbingnya serta
mengajak masyarakat untuk meningkatkan tingkat kepedulian masyarakat akab
pentingnya kesehatan bagi ibu hamil,bayi dan balita. Evalusai hasil kegiatan sesuai
dengan batas waktu yang telah ditetapkan mengevaluasi hasil kegiatan yang sedang
berjalan.