1
LEMBAR PENGESAHAN
Dr. Rachman Jaya, S.Pi., M.Si Dr. Yenni Yusriani, SPt, M.P
NIP. 19740305 200003 1 001 NIP. 19730716 199903 2 002
Mengetahui : Menyetujui
Kepala Balai Besar Kepala Balai
2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, karena dengan rahmat-Nya penulis beserta tim
telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan
Rumah Pangan Lestari (KRPL) Di Propinsi Aceh. Laporan ini disusun berdasarkan
kegiatan yang telah dilaksanakan selama bulan Maret sampai Desember tahun
2015 di Propinsi Aceh. Kegiatan ini didukung oleh DIPA-018.09.2.567392/2015.
Terlaksananya kegiatan ini tidak terlepas dari dukungan dan peran aktif
seluruh Dinas/Instansi yang terkait, petani kooperator dan penyuluh/peneliti
yang ada di BPTP Aceh. Namun demikian kami menyadari dalam pelaksanaan
kegiatan ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun guna perbaikan dimasa yang akan datang.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya
kegiatan ini mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan yang
dilanjutkan dengan penyusunan laporan tengah tahun ini, kami ucapkan terima
kasih dan semoga laporan ini memberikan manfaat bagi kita semua.
3
RINGKASAN
4
SUMMARY
5
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...........................................................................................ii
RINGKASAN .................................................................................................... iii
SUMMARY ...................................................................................................... iv
DAFTAR ISI..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL............................................................................................ .... vi
DAFTAR GAMBAR ................ ............................................................................vii
I.PENDAHULUAN ..............................................................................................1
1.1. Latar Belakang .....................................................................................1
1.2. Dasar Pertimbangan ........................................................................... 3
1.3. Tujuan ...............................................................................................3
1.4. Keluaran yang Diharapkan ...................................................................4
II. PROSEDUR ...............................................................................................7
3.1. Ruang Lingkup Kegiatan........................................................ ................7
3.2. Pendekatan..........................................................................................7
3.3. Bahan dan Alat ...................................................................................7
3.4. Tahapan Pelaksanaan ............................................................................8
3.5. Pemilihan Lokasi................................................................................10
3.6. Teknologi dalam Pendampingan..........................................................11
3.7. Analisa data .....................................................................................13
III. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 14
4.1 Pendampingan KRPL.......................................................................... 14
4.2 Penguatan Kebun Benih/Bibit Induk (KBI)............................................17
IV.KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................ 22
5.1. Kesimpulan .......................................................................................... 22
5.2. Saran .................................................................................................. 22
V.DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 23
6
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Komoditas yang diimplementasikan...........................................................8
2. Nama Penjab dan kabupaten/kota lokasi m-KRPL di Provinsi Aceh ............... 11
3. Kegiatan pendampingan KRPL yang telah dilaksanakan .............................. 18
4. Masalah teknis dan non teknis yang dihadapi dalam pendampingan
serta ulasan kegiatan pendampingan ke depan .......................................... 21
5. Kegiatan penguatan KBI dan status penilaian sebelum dan
sesudah penguatan KBI ........................................................................... 21
6. Permasalahan Teknis dan Non Teknis.............................................. .......... 23
7
DAFTAR GAMBAR
Tabel Halaman
1. Foto- Foto Kegiatan .......................................................................... 29
8
1 PENDAHULUAN
1. 1. Latar belakang
9
sumberdaya yang tersedia maupun yang dapat disediakan di lingkungannya.
Upaya tersebut ialah memanfaatkan pekarangan yang dikelola oleh keluarga.
Lahan pekarangan memiliki fungsi multiguna, karena dari lahan yang
relatif sempit ini, bisa menghasilkan bahan pangan seperti umbi-umbian,
sayuran, buah-buahan; bahan tanaman rempah dan obat, bahan kerajinan
tangan; serta bahan pangan hewani yang berasal dari unggas, ternak kecil
maupun ikan. Manfaat yang akan diperoleh dari pengelolaan pekarangan antara
lain dapat memenuhi kebutuhan konsumsi dan gizi keluarga, menghemat
pengeluaran, dan juga dapat memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga.
Kementerian Pertanian melihat potensi lahan pekarangan ini sebagai
salah satu pilar yang dapat diupayakan untuk mewujudkan kesejahteraan
keluarga, baik bagi rumah tangga di pedesaan maupun di perkotaan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian mengembangakan konsep KRPL. Untuk mewujudkan gagasan tersebut
di tingkat lapangan di daerah, maka setiap Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP) di masing-masing provinsi ditugaskan melaksanakan pembangunan
Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Sasaran yang ingin dicapai dari KRPL ini
adalah berkembangnya kemampuan keluarga dan masyarakat secara ekonomi
dan sosial dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi secara lestari, menuju
keluarga dan masyarakat yang sejahtera (Kementerian Pertanian, 2011). Melalui
pengembangan KRPL tersebut ditargetkan skor Pola Pangan Harapan (PPH)
masyarakat meningkat dari 65,6 persen menjadi lebih dari 90 persen dan
pengeluaran pangan keluarga menurun menjadi 50-55 persen.
Dalam masyarakat perdesaan, pemanfaatan lahan pekarangan untuk
ditanami tanaman kebutuhan keluarga sudah berlangsung dalam waktu yang
lama dan masih berkembang hingga sekarang meski dijumpai berbagai
pergeseran. Komitmen pemerintah untuk melibatkan rumah tangga dalam
mewujudkan kemandirian pangan perlu diaktualisasikan dalam menggerakkan
lagi budaya menanam di lahan pekarangan, baik di perkotaan maupun di
pedesaan.
10
1.2 Dasar Pertimbangan
Berdasarkan pemikiran bahwa dalam mewujudkan ketahanan dan
kemandirian pangan nasional harus dimulai dari rumah tangga, maka
pemanfaatan lahan pekarangan untuk pengembangan pangan rumah
tangga merupakan salah satu alternatif untuk mewujudkan kemandirian
pangan rumah tangga.
Pemanfaatan lahan pekarangan untuk ditanami tanaman kebutuhan
keluarga sudah dilakukan masyarakat sejak lama dan terus berlangsung
hingga sekarang namun belum dirancang dengan baik dan sistematis
pengembangannya terutama dalam menjaga kelestarian sumberdaya. Oleh
karena itu, komitmen pemerintah untuk melibatkan rumah tangga dalam
mewujudkan kemandirian pangan melalui diversifikasi pangan berbasis
sumberdaya lokal, dan konservasi tanaman pangan untuk masa depan perlu
diaktualisasikan dalam menggerakkan kembali budaya menanam di lahan
pekarangan, baik di perkotaan maupun di perdesaan.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh bekerjasama dengan
Pemerintah Daerah Provinsi Aceh pada tahun 2011 telah memulai
mengembangkan model Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Pada
tahun pertama kegiatan M-KRPL dibangun satu unit M-KRPL. Kegiatan
tersebut mendapat respon yang baik dari masyarakat. Pada tahun 2012
kegiatan M-KRPL dikembangkan di delapan kabupaten/kota lainnya.
Kegiatan tersebut dapat berjalan lancar karena mendapat dukungan dari
Pemda setempat, masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan lainnya.
Melalui kegiatan M-KRPL tersebut diharapkan akan memicu lahirnya
pemikiran dan konsep bagi optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan.
Pada prinsipnya, KRPL merupakan program pemanfaatan pekarangan
yang ramah lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi
keluarga, serta peningkatan pendapatan yang pada akhirnya akan
meningkatkan kesejahteraan melalui partisipasi masyarakat. Kegiatan M-
KRPL yang dilaksanakan oleh BPTP Aceh diharapkan akan terus
dikembangkan dan discaling-up oleh Pemda dan pihak lainnya melalui
11
dana APBD maupun dari dukungan APDN melalui kegiatan-kegiatan
sejenis baik dari Kementerian Pertanian maupun Kementerian lainnya.
1. 3. Tujuan
Tujuan umum pengembangan KRPL di Provinsi Aceh antara lain:
1. Meningkatkan keterampilan keluarga dan masyarakat dalam
pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untuk
budidaya tanaman pangan, buah, sayuran dan tanaman obat keluarga
(toga), pemeliharaan ternak dan ikan, pengolahan hasil serta
pengolahan limbah rumah tangga menjadi kompos.
2. Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat
secara lestari dalam suatu kawasan.
3. Mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga dan
menciptakan lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri.
12
3. Berkembangnya kegiatan ekonomi produktif keluarga dan
menciptakan lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri.
13
II. PROSEDUR PELAKSANAAN
d. Pelaporan.
2.2. Pendekatan
Pola kegiatan dilaksanakan dalam satu kawasan yang terdiri dari satu RT
dengan pendekatan secara partisipatif yang melibatkan kelompok sasaran, tokoh
masyarakat, dan perangkat desa.
2.3. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam kegiatan ini antara lain :
1. Sarana Produksi berupa :
Bibit tanaman (tanaman sayuran, umbi-umbian, buah)
Pupuk antara lain : pupuk kandang, pupuk organik plus, NPK dan Urea
(dalam jumlah terbatas)
Pestisida : pestisida nabati, pestisida kimiawi/fungisida, insektisida (dalam
jumlah terbatas)
Media tanam : sekam, tanah, mikroorganisme
2. Bahan Pendukung lainnya berupa :
Polybag, plastik semai, pot
Rak vertikultur (bambu, besi, dll)
Bahan KBI (rak pesemaian, atap rumah bibit, kayu, bambu, dll)
3. Alat tulis dan computer suplay
4. Komoditas
14
Untuk komoditas yang diimplementasikan pada kegiatan KRPL dapat dilihat
pada Tabel 1 di bawah ini .
Tabel 1. Komoditas yang diimplementasikan
Komoditas Jenis
Sayuran Cabe, tomat, sawi, kool bunga, kubis, selada, terung,
kangkung, daun bawang, seledri, bayam, bawang
merah
Buah-buahan Pepaya , sirsak
Bio farmaka Jahe, kencur, serai, kunyit,
Tahapan Kegiatan
15
c. Sosialisasi: Menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan dan membuat
kesepakatan awal untuk rencana tindak lanjut yang akan dilakukan.
Kegiatan sosialisasi dilakukan pada kelompok sasaran dan pemuka
masyarakat serta petugas pelaksana dari instansi terkait.
d. Penguatan Kelembagaan Kelompok: Dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan kelompok: (1) Mengambil keputusan bersama melalui
musyawarah; (2) Menaati keputusan yang telah ditetapkan bersama; (3)
Memperoleh dan memanfaatkan informasi; (4) Bekerjasama dalam kelompok
(sifat kegotong-royongan); dan (5) Bekerjasama dengan aparat maupun
dengan kelompok-kelompok masyarakat lainnya.
e. Perencanaan Kegiatan: Melakukan perencanaan/rancang bangun
pemanfaatan lahan pekarangan dengan menanam berbagai tanaman
pangan, sayuran dan obat jeluarga, ikan dan ternak, diversifikasi pangan
berbasis sumberdaya lokal, pelestarian tanaman pangan untuk masa depan,
kebun bibit desa, serta pengelolaan limbah rumah tangga. Selain itu,
dilakukan juga penyusunan rencana kerja untuk satu tahun. Kegiatan ini
dilakukan bersama-sama dengan kelompok dan instansi terkait.
f. Pelatihan: Pelatihan dilakukan sebelum pelaksanaan di lapang. Jenis
pelatihan yang dilakukan diantaranya: teknik budidaya tanaman pangan,
buah dan sayuran, toga, teknik budidaya ikan dan ternak, perbenihan dan
pembibitan, pengolahan hasil dan pemasaran serta teknologi pengelolaan
limbah rumah tangga. Jenis pelatihan lainnya adalah tentang penguatan
kelompok.
g. Pelaksanaan: Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh kelompok dengan
pengawalan teknologi oleh peneliti dan pendampingan antara lain oleh
Penyuluh dan Petani Andalan. Secara bertahap, pelaksanaan kegiatan ini
diarahkan untuk menuju pada pencapaian kemandirian pangan rumah
tangga, diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal, konservasi tanaman
pangan untuk masa depan, pengelolaan kebun bibit desa, dan peningkatan
kesejahteraan.
h. Pembiayaan: Bersumber dari kelompok, masyarakat, partisipasi
pemerintah daerah dan pusat, perguruan tinggi, Lembaga Swadaya
Masyarakat, swasta dan dana lain yang tidak mengikat.
16
i. Monitoring dan Evaluasi: Dilaksanakan untuk mengetahui perkembangan
pelaksanaan kegiatan kawasan, dan menilai kesesuaian kegiatan yang telah
dilaksanakan dengan perencanaan. Evaluator dapat dibentuk oleh
kelompok. Evaluator dapat juga berfungsi sebagai motivator bagi pengurus,
anggota kelompok dalam meningkatkan pemahaman yang berkaitan dengan
pengelolaan sumberdaya yang tersedia di lingkungannya agar berlangsung
lestari.
17
dan pengembangan jumlah RPL yang berpartisipasi dalam kegiatan KRPL di
masing-masing lokasi.
Tabel 2. Nama Penjab dan kabupaten/kota lokasi M-KRPL di Provinsi Aceh.
No Kabupaten/Kota Tipe M-KRPL Nama Penjab
1 Kota Banda Aceh Perkotaan Ir. Basri AB, MSi
2 Aceh Besar Perdesaan Cut Nina Herlina, SPi
3 Pidie Perdesaan Fenty Ferayanti, SP
4 Pidie Jaya Perdesaan Idawanni, SP
5 Lhokseumawe Perkotaan Dr. Yenni Yusriani, SPt, MP
6 Kota Langsa Perkotaan Dr. Drh. Iskandar Mirza, MP
7 Aceh Tengah Perdesaan Ir. T. Iskandar, MSi
8 Aceh Jaya Perdesaan Ir. Nani Yunizar
9 Nagan Raya Perdesaan Ir. Elviwirda
10 Aceh Selatan Perdesaan Ir. Firdaus, MSi
18
dari KRPL ataupun produk olahannya diupayakan untuk dapat dipasarkan. BPTP
Aceh akan memfasilitasi untuk tujuan tersebut melalui identifikasi potensi jalur
pemasaran dan advokasi dalam proses pemasaran.
Pendampingan pada lokasi-lokasi KRPL yang dibangun dan dikembangkan
oleh pihak lain dilaksanakan dalam bentuk sosialisasi konsep KRPL secara utuh
kepada pihak pengembang, pelatihan-pelatihan teknis (budidaya dan disain
kawasan) dan demonstrasi pengelolaan RPL pada salah satu rumah tangga yang
ada dalam kawasan KRPL tersebut.
Teknologi budidaya yang diperkenalkan adalah teknik-teknik budidaya
yang sudah menganut prinsip-prinsip Good Agriculture Practices (GAP) dan
Good Harvest Practices (GHP). Dengan demikian produk pertanian rumah
tangga yang dihasilkan akan memiliki nilai tambah yang lebih baik dibandingkan
cara-cara budidaya konvensional, baik dari segi kuntitas produksi maupun
kualitas kesehatan.
Penataan tanaman pada KRPL didasarkan pada prinsip konservasi dan
diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal, terutama untuk pemenuhan
kebutuhan rumah tangga dan dipasarkan jika terdapat hasil lebih. Pemanfaatan
limbah rumah tangga dan pertanian juga akan diterapkan dengan mengajarkan
kepada rumah tangga peserta tentang pengolahan dan pembuatan kompos.
Keberlanjutan pengembangan rumah pangan lestari dapat diwujudkan
melalui pengaturan pola dan rotasi tanaman termasuk sistem integrasi tanaman-
ternak dan model diversifikasi yang tepat sehingga dapat memenuhi pola pangan
harapan dan memberikan kontribusi pendapatan keluarga.
19
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembuatan mol
Pupuk organik
20
Pestisida nabati
Penyuluhan pentingnya gizi dan pangan
21
Lhokseumawe Mameh , Pupuk organik
Pestisida nabati
Penyuluhan pentingnya gizi dan pangan
22
Pembuatan Pupuk Organik
Pembuatan MOL
Pembuatan Pestisida Nabati
Penyuluhan pentingnya pangan dan
gizi
23
pangan hewani yang berasal dari unggas, ternak kecil maupun ikan. Manfaat yang
akan diperoleh dari pengelolaan pekarangan antara lain dapat : memenuhi kebutuhan
konsumsi dan gizi keluarga, menghemat pengeluaran, dan juga dapat memberikan
tambahan pendapatan bagi keluarga.
Pada pelaksanaannya, ada beberapa kendala yang dihadapi diantaranya adalah
adanya Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). OPT merupakan salah satu faktor
pembatas penting dalam upaya peningkatan produksi sayuran. Serangan OPT terjadi di
semua tahap pengelolaan agribisnis sayuran dimulai dari sebelum masa tanam, di
pertanaman, sampai penyimpanan dan pengangkutan produk. Masyarakat sudah tidak
asing dengan nama-nama OPT sayuran, seperti ulat daun kubis, lalat pengorok daun,
kutu daun, penyakit hawar daun, penyakit layu bakteri, penyakit bengkak akar,
nematoda sista kentang (NSK) dan masih banyak lagi.
Untuk menanggulangi serangan hama dan penyakit tanaman petani
menggunakan pestisida kimia. Pestisida kimia merupakan bahan beracun yang
sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan, hal ini disebabkan pestisida
bersifat polutan dan menyebarkan radikal bebas yang dapat menyebabkan
kerusakan organ tubuh seperti mutasi gen dan gangguan syaraf pusat.
Disamping itu residu kimia yang beracun tertinggal pada produk pertanian dapat
memicu kerusakan sel, penuaan dini dan munculnya penyakit degeneratif.
24
Kata “unik” ini merujuk pada sebuah efek yang tidak berarti harus membunuh
hama sasaran. Unik bisa berarti mengusir, memperangkap, menghambat
perkembangan serangga/hama, mengganggu proses cerna, mengurangi nafsu
makan, bersifat sebagai penolak, bahkan memandulkan hama sasaran.
Keunggulan Pestisida nabati adalah :
1. murah dan mudah dibuat sendiri oleh petani
2. relatif aman terhadap lingkungan
3. menyebabkan keracunan pada tanaman
4. sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama
5. kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain.
Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik, yaitu :
1. merusak perkembangan telur, larva dan pupa
2. menghambat pergantian kulit
3. mengganggu komunikasi serangga
4. menyebabkan serangga menolak makan
5. menghambat reproduksi serangga betina
6. mengurangi nafsu makan
7. memblokir kemampuan makan serangga
8. mengusir serangga
9. menghambat perkembangan patogen penyakit.
Pestisida nabati dapat diaplikasikan dengan menggunakan alat semprot
(sprayer) gendong seperti pestisida kimia pada umumnya. Supaya penyemprotan
pestisida nabati memberikan hasil yang baik, butiran semprot harus diarahkan ke
bagian tanaman dimana jasad sasaran berada. Apabila sudah tersedia ambang
kendali hama, penyemprotan pestisida nabati sebaiknya berdasarkan ambang
kendali. Untuk menentukan ambang kendali, perlu dilakukan pengamatan hama
seteliti mungkin. Pengamatan yang tidak teliti dapat mengakibatkan hama sudah
terlanjur besar pada pengamatan berikutnya dan akhirnya sulit dilakukan
pengendalian.
Bimbingan teknis sangat diperlukan petani. Pelatihan lebih terarah pada
peningkatan kemampuan dan keahlian petani yang berkaitan dengan keahlian
atau fungsi yang menjadi tanggung jawab petani. Sasaran yang ingin dicapai dan
suatu pelatihan ini adalah peningkatan pengetahuan dan kemampuan petani
dalam budidaya di lahan pekarangan.
25
Tabel 4. Masalah teknis dan non teknis yang dihadapi dalam pendampingan serta
ulasan kegiatan pendampingan ke depan
Masalah Usulan Kegiatan
No. Lokasi Pendampingan ke
Teknis Non Teknis depan
1. Semua Anggota kelompok dari Waktu Perjalanan
Kabupaten pendampingan pada pendampingan ditambah
dan Kota umumnya belum terlalu singkat , supaya
Lokasi KRPL mengatahui cara binaan Pemda memudahkan
pembuatan pupuk belum mengetahui dalam
organik tata cara budidaya pendampingan
sayuran , karena dana
terbatas
Tabel 5. Kegiatan penguatan KBI dan status penilaian sebelum dan sesudah
penguatan KBI
Status Penilaian KBI
Kegiatan (hijau, kuning, atau Usulan
Penguatan merah) Masalah/Kendala Kegiatan KBI
KBI TA. 2015 Sebelum Sesudah Ke depan
Penguatan Penguatan
Perubahan cuaca Pelestarian
yang tiba-tiba Sumber
Kuning Hijau
menyebabkan Daya
tanaman mati genetik
26
1 Aceh Kurangnya Cuaca yang Perlu pelatihan
tenaga yang berubah – dan praktek
terampil ubah lapangan dalam
Atap untuk menyebabkan pembibitan
tempat KBI tanaman cepat tanaman
rusak akibat mati sayuran
diterjang angin Keanekaragama
saat hujan n pangan
Salinitas air organik ramah
yang semakin lingkungan
tinggi dalam
membangun
keluarga sehat
27
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
1. Adanya kegiatan M-KRPL khususnya aktivitas menanam sayuran di lahan
pekarangan menambah wawasan dan keterampilan ibu-ibu dan anggota
keluarga dalam pemanfaatan lahan pekarangan.
2. Untuk kegiatan pendampingan khususnya binaan Pemda setempat masih
sangat kurang teknologi baik tentang budidaya tanaman sayuran,
pembuatan pupuk organik dan pengolahan pangan
3. Untuk penguatan KBI diharapkan ada pelatihan bagi tenaga yang selama
ini membantu dari persemaian bibit, pemindahan ke polybag atau
bedengan, pemupukan sampai pemeliharaan
4.2. Saran
Perlu adanya dukungan stakeholders untuk mengembangkan KBD
disetiap desa/kota
28
DAFTAR PUSTAKA
http://bengkulu.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&i
d=236:model-kawasan-rumah-pangan-lestari&catid=153:ad-hock&Itemid=192
Model Kawasan Rumah Pangan Lestari.
http://jambi.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=category&la
yout=blog&id=63&Itemid=70. KRPL.
29
November 2007. Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian Republik
Indonesia.
30
FOTO KEGIATAN
1. KOTA BANDA ACEH
31
2. KAB ACEH BESAR
32
3. KAB PIDIE
33
4. KAB PIDIE JAYA
34
5. KOTA LHOKSEUMAWE
35
6. KOTA LANGSA
36
7. KAB ACEH TENGAH
37
8. KAB ACEH JAYA
38
9. KAB NAGAN RAYA
39
10. KAB ACEH SELATAN
40
11. KBI
41
42