Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. PENGERTIAN
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dari dalam
Pleura adalah membrane tipis terdiri dari 2 lapisan yaitu pleura
Efusi pleura adalah istilah yang di gunakan bagi penimbunan cairan dalam
rongg apleura.(Price, 2009)
Efusi pleura adalah adanya cairan yang berlebih dalam rongga pleura baik
Efusi pleural adalah penumpukan cairan di dalam ruang pleural, proses penyakit
primer jarang terjadi namun biasanya terjadi sekunder akibat penyakit lain. Efusi
dapat berupa cairan jernih, yang mungkin merupakan transudat, eksudat, atau dapat
B. ETIOLOGI
Berdasarkan jenis cairan yang terbentuk, cairan pleura dibagi menjadi transudat,
1. Transudat dapat disebabkan oleh kegagalan jantung kongestif (gagal jantung kiri),
sindroma nefrotik, asites (oleh karena sirosis kepatis), syndroma vena cava
2. Eksudat disebabkan oleh infeksi, TB, preumonia dan sebagainya, tumor, infark
1
3. Effusi hemoragis dapat disebabkan oleh adanya tumor, trauma, infark paru,
tuberkulosis.
4. Berdasarkan lokasi cairan yang terbentuk, effusi dibagi menjadi unilateral dan
bilateral. Efusi yang unilateral tidak mempunyai kaitan yang spesifik dengan
penyakit penyebabnya akan tetapi effusi yang bilateral ditemukan pada penyakit-
C. PATOFISIOLOGI
Dalam keadaan normal hanya terdapat 10-20 ml cairan di dalam rongga pleura.
Jumlah cairan di rongga pleura tetap, karena adanya tekanan hidrostatis pleura
parietalis sebesar 9 cm H2O. Akumulasi cairan pleura dapat terjadi apabila tekanan
bertambahnya tekanan hidrostatis akibat kegagalan jantung dan tekanan negatif intra
Effusi pleura berarti terjadi pengumpulan sejumlah besar cairan bebas dalam
kavum pleura. Kemungkinan penyebab efusi antara lain (1) penghambatan drainase
limfatik dari rongga pleura, (2) gagal jantung yang menyebabkan tekanan kapiler paru
dan tekanan perifer menjadi sangat tinggi sehingga menimbulkan transudasi cairan
yang berlebihan ke dalam rongga pleura (3) sangat menurunnya tekanan osmotik
kolora plasma, jadi juga memungkinkan transudasi cairan yang berlebihan (4) infeksi
atau setiap penyebab peradangan apapun pada permukaan pleura dari rongga pleura,
dan cairan ke dalam rongga secara cepat (Guyton dan Hall , Egc, 2011, 623-624).
2
D. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi kinik yang muncul (Tierney, 2002 dan Tucker, 2007) ) adalah
1. Sesak nafas
2. Nyeri dada
3. Kesulitan bernafas
5. Keletihan
6. Batuk
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
sudut kostofrenik. Bila cairan lebih 300ml, akan tampak cairan dengan permukaan
tampilan, sitologi, berat jenis. Pungsi pleura diantara linea aksilaris anterior dan
posterior, pada sela iga ke-8. Didapati cairan yang mungkin serosa (serotorak),
berdarah (hemotoraks), pus (piotoraks) atau kilus (kilotoraks). Bila cairan serosa
4. Cairan pleural dianalisis dengan kultur bakteri, pewarnaan gram, basil tahan asam
(untuk TBC), hitung sel darah merah dan putih, pemeriksaan kimiawi (glukosa,
3
F. PENATALAKSANAAN
dispneu. Pengobatan spesifik ditujukan pada penyebab dasar (co; gagal jantung
3. Bila penyebab dasar malignansi, efusi dapat terjadi kembali dalam beberapa hari
elektrolit, dan kadang pneumothoraks. Dalam keadaan ini kadang diatasi dengan
4. Agen yang secara kimiawi mengiritasi, seperti tetrasiklin dimasukkan kedalam ruang
pleura untuk mengobliterasi ruang pleural dan mencegah akumulasi cairan lebih
lanjut.
5. Pengobatan lainnya untuk efusi pleura malignan termasuk radiasi dinding dada,
G. KOMPLIKASI
1. Pneumotoraks
2. Edema paru
4
II. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. Pengkajian .
1. Sistem Respirasi
Inspeksi pada pasien effusi pleura bentuk hemithorax yang sakit mencembung,
dyspneu.
Fremitus tokal menurun terutama untuk effusi pleura yang jumlah cairannya >
250 cc. Disamping itu pada palpasi juga ditemukan pergerakan dinding dada yang
Suara perkusi redup sampai peka tegantung jumlah cairannya. Bila cairannya
tidak mengisi penuh rongga pleura, maka akan terdapat batas atas cairan berupa
garis lengkung dengan ujung lateral atas ke medical penderita dalam posisi
duduk. Garis ini disebut garis Ellis-Damoisseaux. Garis ini paling jelas di bagian
cairan makin ke atas makin tipis, dan dibaliknya ada kompresi atelektasis dari
atelektasis kompresi di sekitar batas atas cairan. Ditambah lagi dengan tanda i –
suara e sengau, yang disebut egofoni (Alsagaf H, Ida Bagus, Widjaya Adjis,
5
2. Sistem Integumen
Inspeksi mengenai keadaan umum kulit higiene, warna ada tidaknya lesi
pada kulit, pada Px dengan effusi biasanya akan tampak cyanosis akibat
3. Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan Radiologi
Pada fluoroskopi maupun foto thorax PA cairan yang kurang dari 300 cc
dari sisi yang sakit (lateral dekubitus) ini akan memberikan hasil yang
b) Biopsi Pleura
c) Pemeriksaan Laboratorium
lain :
4. Pemeriksaan Biokimia
Secara biokimia effusi pleura terbagi atas transudat dan eksudat yang
6
Transudat Eksudat
jugacairan pleura :
7
e) Eritrosit:mengalami peningkatan 1000-10000/ mm3 cairan tampak
> 100000 (mm3 menunjukkan infark paru, trauma dada dan keganasan.
ganas. Sisanya kurang lebih terdeteksi karena akumulasi cairan pleura lewat
147,148)
7. Bakteriologis
Jenis kuman yang sering ditemukan dalam cairan pleura adalah pneamo
kultur cairan terhadap kuman tahan asam hanya dapat menunjukkan yang
B. Diagnosa Keperawatan
Beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan effusi
8
C. Perencanaan
9
Tidak ada ekspresi menahan nyeri presipitasi.
dan ungkapan secara verbal. 3. Observasi TTV
Tidak ada gangguan kosentrasi 4. Ajarkan teknik
nonfarmakologis (relaksasi
napas dalam).
5. Kelola anti analgetik
10
DAFTAR PUSTAKA
Price, Sylvia A, Patofisiologi : Konsep klinis proses-pross penyakit, Ed4. Jakarta. EGC. 2011.
Smeltzer c Suzanne, Buku Ajar Keperawatan medical Bedah, Brunner and Suddarth’s,
Ed8.Vol.1, Jakarta, EGC, 2010.
Syamsuhidayat, Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, Jakarta, EGC, 2010.
Susan Martin Tucker, Standar perawatan Pasien: proses keperawatan, diagnosis, dan
evaluasi. Ed5. Jakarta EGC. 2011.
11