Pekanbaru, Riau
2010
© Doctor’s FiLez.(http://www.Doctors-Filez.tk
0
PENDAHULUAN
yang bertindak sebagai flora normal pada tubuh manusia dan tidak berbahaya.
infeksi pada manusia. Infeksinya biasanya bersifat lokal seperti infeksi oral dan
menyeluruh dan berakibat fatal, lebih dari 50% pasien immunocompromise dan
memberikan hasil yang cukup memuaskan, tetapi adanya efek samping obat
1
pertumbuhan jamur C.albicans yang ditandai dengan adanya daerah bening
konsentrasi 25% dengan diameter hambatan 8 mm, 50% dengan diameter 13 mm,
terutama di membran mukosa saluran pencernaan (24 %) dan mukosa vagina (5-
11 %). Jamur ini bersifat oportunistik dan beberapa spesies Candida dapat
sebagai spesies yang paling sering menyebabkan infeksi. Sebanyak 70% infeksi
Candida disebabkan oleh spesies ini. Penyakit yang disebabkan oleh jamur ini
dikenal sebagai Candidiasis dan sering terjadi pada daerah orofaring dan vagina
(Arenas, 2001; Narins et al, 2003; Brooks et al, 2004; Kayser et al, 2005 ).
ditemulan Candida albicans dalam bentuk yeast, berbentuk oval dengan diameter
2005).
2
(a) (b) (c)
C. albicans dapat tumbuh baik pada media agar Saboroud, tetapi dapat
juga tumbuh pada media kultur biasa. Setelah proses inkubasi, pada media agar
koloni yang terlihat agak kasar (Arenas, 2001; Kayser et al, 2005).
PATOGENESIS
manusia maupun hewan. Infeksi oleh jamur ini disebut Candidiasis. Penyakit ini
perempuan. Penyakit ini timbul apabila terdapat faktor predisposisi baik faktor
yang bersifat endogen maupun eksogen (Narins et al, 2003; Kuswadji, 2005).
(Kuswadji, 2005) :
Faktor endogen :
1. Perubahan fisiologis
c. Debilitas
d. Iatrogenik
2. Umur : Orang tua dan bayi lebih mudah terinfeksi, dikarenakan status
3. Imunologik.
Faktor eksogen :
b. Kebersihan kulit
c. Kebiasaan, sebagai contoh kebiasaan merendam kaki yang terlalu lama dapat
dengan struktur seperti akar yang disebut rhizoid. Rhizoid dapat menembus
mukosa yang terdapat di mulut dan vagina, dan dapat juga masuk melalui sel-sel
epitel di saluran cerna. Invasi ini dapat berlanjut hingga ke pembuluh darah dan
spektrum luas dalam jangka waktu yang lama juga mempermudah terjadinya
infeksi oleh jamur ini (Narins et al, 2003; .Kayser et al, 2005)
4
Infeksi oleh Candida melibatkan perlekatan pada sel-sel epitel, kolonisasi,
penetrasi sel-sel epitel, dan invasi vaskular yang diikuti dengan penyebaran,
a. Perubahan fenotip
c. Thigmotropism
d. Hydrophobicity
maupun epitel
h. Tingkat pertumbuhan
i. Kebutuhan nutrisi
MANIFESTASI KLINIS
ini biasanya bersifat asymptomatic, tetapi dapat juga diikuti dengan perasaan
terbakar (burning sensation). Lesi dapat berbentuk difus maupun lokal, bersifat
5
erosif, dan berbentuk seperti pseudomembran. Pada vaginitis dapat ditemukan
peradangan yang diikuti dengan leucorrhea dan gatal-gatal, dapat juga ditemukan
berbagai organ seperti ginjal, limpa, jantung, otak, dan menimbulkan berbagai
(Arenas, 2001; Narins et al, 2003; Brooks et al, 2004; Kayser et al, 2005;
Kuswadji, 2005).
limfosit dan leukosit atau sistem hormonal. Penyakit ini dapat juga berhubungan
dengan adanya keganasan. Lesi timbul pada kuku, kulit, mukosa, atau dapat juga
6
Gambar 3. Candidiasis mukokutan kronik pada anak dengan sindrom
imunodefisiensi selular (Sumber : Kayser et al, 2005)
Pada daerah tersebut tidak ditemukan adanya jamur. Candidid akan sembuh
DIAGNOSIS
atau usapan mukokutan. Diperiksa dengan larutan KOH 10% atau dengan
pewarnaan Gram. Selain itu dapat juga dilakukan kultur pada agar Saboroud baik
dalam suhu 37° selama 24-48 jam, terlihat yeast like colony. Identifikasi Candida
albicans dapat dilakukan dengan menggunakan corn meal agar (Arenas, 2001;
7
Tes serologi seperti imunodifusi, aglutinasi latex, fiksasi komplemen,
ELISA atau antibodi fluorescent dapat digunakan dan cukup membantu dalam
PENGOBATAN
merupakan salah satu obat yang sering digunakan untuk pengobatan candidiasis,
hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Orhon dkk, bahwa sebanyak
ketokonazol (Orhon et al, 1999; Arenas, 2001; Narins et al, 2003; Brooks et al,
8
DAFTAR PUSTAKA
9
Isolated as Infectious Agents (Abstract no. 1050). Turkey : Interscience
Conference on Antimicrobial Agents and Chemotherapy ; 1999.
Perwitasari T, Hertiani T, Pratiwi ST. Metode Pengeringan Terhadap Daya
Antijamur Candida albicans Minyak Atsiri Lengkuas Merah (Languas
galangal L. Stuntz) Secara In Vitro. Majalah Obat Tradisional Indonesia
Volume 10. 2005. 1-5.
Schmid J. Molecular Microbiology of Candida albicans.
http://www.imbs.massey.ac.nz. [diakses 3 Maret 2008]
Sinaga E. Alpinia galangal (L.) Willd. (Lengkuas). Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tumbuhan Obat UNAS (P3TO UNAS). 2005.
Soeratri W, Yuliani DR, Ifansyah N, Isnaeni. Aktivitas Antifungi Krim Minyak
Atsiri Lengkuas (Alpinia galanga (L.) Swartz) Terhadap Candida
albicans. Majalah farmasi Airlangga Volume 5. Surabaya. 2005. 11-5.
USDA. Alpinia purpurata information from NPGS/GRIN. http://www.usda.gov.
[diakses 29 Februari 2008]
Wikipedia, Candida albicans. http://wikipedia.org/wiki/candida_albicans.
[diakses 3 Maret 2008].
Wikipedia. Lengkuas. http://www.wikipedia.org./wiki/lengkuas. [diakses 3 Maret
2008].
Yuharmen, Eryanti Y, Nurbalatif. Uji Aktivitas Minyak Atsiri dan Ekstrak
Metanol Lengkuas (Alpinia galangal). Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Riau. Pekanbaru. 2002.
© Doctor’s FiLez.(http://www.Doctors-Filez.tk
10