Cocaine
Cocaine
KD:
4. Craving
*Kriteria ini tidak berlaku bagi pasien yang menerima pengobatan jenis stimulan
dari dokter
***Spesifikasi:
- Keparahan
o Ringan: 2-3
o Sedang: 4-5
o Berat: >=6
Penanda diagnostik
Intoksikasi Stimulan
KD:
A. Baru saja menggunakan kokain, zat mirip amfetamin, atau stimulan lain
B. Perubahan perilaku dan psikologis signifikan (seperti euforia atau affective
blunting; perubahan kemampuan sosial; hipervigilansi (sikap waspada berlebihan
disertai dengan kecenderungan perilaku siap siaga untuk mencegah bahaya);
sensitivitas interpersonal; ansietas; tension atau marah; stereotyped behavior;
impaired judgment) yang terjadi selama, setelah, penggunaan zat stimulan
C. Ada>=2 gejala atau tanda dibawah ini yang terjadi selama atau setelah
penggunaan:
1. Takikardia atau bradikardia
2. Dilatasi pupil
3. Peningkatan atau penurunan BO
4. Perspirasi atau chills
5. Nausea atau vomiting
6. Adanya penurunan BB bermakna
7. Agitasi psikomotor atau retardasi
8. Lemah otot, depresi respiratorik, sakit dada, atau aritmia
9. Konfusi, kejang, diskinesia, distonia, atau koma
D. Gejala atau tanda tidak berhubungan dengan kondisi medis atau tidak lebih
dapat dijelaskan dengan gangguan mental lain, termasuk intoksikasi dengan zat
lain
Spesifikasi dengan intokiskan spesifik (misal kokain)
Spesifikasikan jika:
Dengan kelainan perseptual: jika terdapat halusinasi pada tes realitas yang
intak atau adanya ilusi auditori, visual, taktil terjadi ketika tidak ada delirium
Intoksikasi stimulan biasanya diawali dengan perasaan high termasuk salah satu dari:
euforia dengan kekuatan yang meningkat, suka berteman, hiperaktivitas,
kegelisahan, hipervigilansi, sensitivitas interpersonal, talkativeness, ansietas, tension,
waspada, rasa kebesaran ‘grandiosity’, stereotyped and repetitive behavior, marah,
impaired judgment, dan jika intoksikasi kronik dapat terjadi affective blunting
dengan fatigue atau kesedihan dan social withdrawal. Dan ditemani oleh minimal 2
tanda atau gejala spt diatas.
Dibagi jadi dua kelompok besar:
- Psikologis/perilaku:
o Perubahan mood
o Interaksi sosial
o Penilaian/pengambilan keputusan
Kadang ada gangguan perseptual spt halusinasi atau ilusi. Namun jika keduanya tidak
ada indikasi disebabkan oleh zat maka bisa di pertimbangkan dx stimulant induced
psychotic.
“While stimulant intoxication occurs in individuals with stimulant use disorders, in- toxication is not
a criterion for stimulant use disorder, which is confirmed by the presence of two of the 11
diagnostic criteria for use disorder. “
Stimulant Withdrawal
KD
Mood disforik dan >=2 perubahan fisiologis di bawah ini, berkembang dalam jangka
waktu beberapa jam hingga beberapa hari setelah kriteria A
Fatigue
Tanda dan gejala si kriteria B menyebabkan distres dan kelainan signifikan pada
fungsi sosial, okupasional, atau area penting lain
Tanda atau gejala tidak berhubungan dengan kondisi medis lain dan tidak lebih baik
dijelaskan oleh gangguan mental lain termasuk intoksikasi atau putus zat dari zat lain
Bradikardia, anhedonia, drug craving sering terjadi. Gejala putus zat akut atau
crash sering terlihat setelah periode penggunaan berulang dosis tinggi, ditandai
dengan perasaan kelesuan yang intens dan tidak menyenangkan dan depresi dan
peningkatan nafsu makan, yang secara umum membutuhkan beberapa hari
istirahat dan penyembuhan. Gejala depresif dengan ide atau perilaku bunuh diri
menjadi kondisi paling serius. Jika memenuhi kd depresi maka perlu
pertimbangkan dx stimulant induced depressive disorder.
DD: Stimulant use disorder dan other stimulant induced disorders. Dibedakan jika
gejala WD mendominasi dan cukup parah untuk perlu diberikan perhatian klinis.
Pemeriksaan; tes darah: digunakan untuk menilai intoksikasi akut dimana ada
kecurigaan bahwa pasien baru saja menggunakan.
Tes urin: untuk monitoring pasien apakah ada relaps atau mendeteksi adanya
penggunaan bersama bahan bahan berbahaya.
Kokain half life nya relatif lebih singkat dibandingkan dengan bahan lain sehingga
sulit untuk dilihat dari skrining obat lewat urin. Namun, jika penggunaannya
berat makaproduk pecahannya dapat terdeposit di lemak. Metabolit kokain
dapat ditemukan hingga 2 minggu setelah penghentian pada pasien pemakai
berat.
Pemeriksaan lain biasanya ddasarkan dari sejarah/riwayat atau bukti fisik.
Kejag atau defisit neurologis akut dapat dinilai dari CT scan atau MRI seperti
untuk struk hemoragik atau iskemik. Adanya nyeri dada atau abnormalitas cv
dapat diperiksa dengan EKG atau kardiak enzim serum. Jika ada kelihan
respiratorik dapat dilakukan xray untuk rule out pneumonitis. Infeksi pada lokasi
injeksi dapat di rule out dengan kultur darah untuk hilangkan kemungkinan
bakteremia atau endokarditis. Riwayat penggunaan obat injeksi untuk melihat
resiko hepB/C/HIV.
DD:
Intoksikasi: mirip manic, psikotik, ggn ansietas
WD: ansietas, depresi
Jika symptom severe maka bisa jadi tmsk stimulant induced psychiatric disorder.
Biasanya akan membaik dalam waktu beberapa minggu setelah pemberhentian
(gejala gejala stimulan) namun jika tetap ada sampai sebulan atau lebih dulu ada
drpd inisiasi penggunaan stimulan mungkin hal tsb merupakan independent
psychiatric disorder.
Ciccarone, 2011
PENGGUNAAN AKUT: mencakup efek psikologis, perilaku, dan fisiologis.
Bervariasi berdasarkan penggunaannya yang akut atau kronis, potensi obat, rute
dan dosis.
Penggunaan stimulan secara akut akan mendorong pelepasan NT secara cepat
sehingga menyebabkan euphoria, peningkatan energi, dan libido, menurunkan
fatigue dan nafsu makan, serta respon perilaku seperti peningkatan PD dan
kewaspadaan. Efek adrenergik akut yang terjadi termasuk takikardia, dan
peningkatan BP. Kondisi ini dapat dilihat dengan respon setara dosis 15-25 mg IV
atau smoked; 40-100mg insufflated (snorting); atau 100-200mg ingested.
Dengan meningkatkan dosisnya akan terjadi peningkatan euforia pada awalnya
namun juga bisa menjadi toksik dan terjadi efek disforik termasuk insomnia,
anxiety, irritability, confusion, paranoia, panic attacks, and hallucinations;
behavioral: impulsif dan gradiosity. ES adrenergik akut seperti hiperpireksia,
hiperrefleksi, tremor, diaforesis, takikardia, hipertensi, takipneu. Overdosis
sebabkan konvulsi, hemoragis serebral atau infark, aritmia atau iskemia, gagal
nafas, muscle overactivity hingga rhabdomyolysis.
((Intoxication
Acute intoxication with stimulants resembles hypomania or a manic state. In low doses, the
libido is stimulated and sexual performance is enhanced. In high doses, spontaneous
ejaculation and orgasm can occur.
With increasing doses, poor judgment, indiscretions, sexual acting-out, and other bizarre
behaviors or mental alterations are more likely to be seen. Acute stimulant intoxication can
result in seizures, confusion, dystonias, respiratory depression, chest pain, or cardiac
arrhythmias
Tatalaksana
Penanganan medis terutama diberikan pada fase akut. Selanjutnya, tata
laksana psikiatri diperlukan untuk pasien dapat melepaskan
kecanduannya.
Persiapan Rujukan
Pasien dengan amphetamine and cocaine use disorder biasanya tidak
menyadari kecanduan yang dialaminya. Untuk itu, diperlukan peran
keluarga dan orang sekitar untuk dapat mengenal tanda-tanda kecanduan
yang dialami. Keluarga dan pecandu sebaiknya dibawa ke dokter bila
Pecandu tidak dapat berhenti menggunakan obat-obatan
Pecandu terus menggunakan obat meskipun menyebabkan
gangguan pada penderita
Pecandu menunjukkan gejala perilaku berisiko, misalnya
penggunaan jarum suntik bergantian dan perilaku seksual berisiko
Ada tanda-tanda withdrawal
Pecandu harus dibawa ke rumah sakit segera bila ditemukan tanda-tanda
berikut:
Mengalami overdosis
Adanya perubahan kesadaran
Sulit bernapas
Kejang
Tanda-tanda serangan jantung
Adanya gejala fisik dan psikologi yang berat
Refrensi
Ciccarone D. Stimulant Abuse: Pharmacology, Cocaine, Methamphetamine, Treatment,
Attempts at Pharmacotherapy. Prim Care. 2011;38(1):41–58.
DOI:10.1016/j.pop.2010.11.004.
Toxnet. Amphetamine. U.S. National Library of Medicine. 2018. Dapat diakses pada:
https://toxnet.nlm.nih.gov/cgi-bin/sis/search/a?dbs+hsdb:@term+@DOCNO+3287
Handly N. Amphetamine Toxicity Treatment & Management. Medscape 2018. Dapat diakses
pada: https://emedicine.medscape.com/article/812518-overview#a1