Anda di halaman 1dari 9

HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

Nama : Ayu Indrayanti

NPM : 1810121254

Kelas : B6

Penanggungjawab Mata Kuliah : Dr. Ni Made Jaya Senastri, S.H., M.H.

 Tugas
1. Dari keempat teori HAM dalammateri tersebut, menurut pandangan saudara konsep
HAM di Indonesia menganut teori yang mana?
2. Buatlah satu contoh kasus pelanggaran HAM di Indonesia yang bertentangan dengan
penerapan teori kodrati..
 Jawaban
1. Menurut Saya, Dari Keempat Teori HAM Tersebut, Konsep HAM Di Indonesia
Menganut Teori Hukum Kodrati Dan Teori Universalisme.
Konsep HAM Indonesia menganut teori Hukum Kodrati telah diatur dalam UUD Tahun
1945 di alenia ke IV, yaitu untuk menjamin perlindungan, pemenuhan dan
penghormatan hak asasi manusia untuk mengantarkan seluruh bangsa Indonesia menuju
kepada kesejahteraan, adil dan makmur, yang diatur lebih lanjut dalam peraturan
perundang-undangan nasional tentang HAM. Alenia pembukaan UUD 1945 itulah yang
menjadi sumber Undang-Undang Nomor No. 39 Tahun 1999 yang mengatur secara
lebih spesifik tentang Hak Asasi Manusia. Pasal 1 menyatakan, bahwa “Hak Asasi
Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap
orang demi kehormatan dan perlindungan harkat dan martabat manusia”. Hak-hak dasar
tersebut didasarkan pada kesetaraan dalam segala bentuk perlakuan di hadapan hukum
tanpa memandang diskriminasi. Di Indonesia hak kodrati sangat dijunjung tinggi karena
dipercaya merupakan hak/ karunia yang diberikan oleh Tuhan kepada setiap manusia,
bersifat mutlak dan tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun. Adapun Indonesia
mengakui HAM bersifat Universal, yang artinya berlaku secara luas dan berlaku hampir
diseluruh negara di dunia, terutama negara-negara yang tergabung dalam Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB). Semua manusia mempunyai hak yang sama, tidak ada
pembedaan hak tersebut atas dasar perbedaan warna kulit, jenis kelamin, agama, bahasa
atau atas dasar perbedaan apapun.
2. Contoh Kasus Pelanggaran HAM Di Indonesia Yang Bertentangan Dengan
Penerapan Teori Kodrati

Kasus Pembunuhan Dan Sodomi Terhadap Anak-Anak Yang Dilakukan Oleh


Baekuni (Babe)

Kasus Babe yang sempat menggemparkan seluruh Indonesia merupakan salah satu
bentuk pelanggaran terhadap teori kodrat karena seperti yang kita tahu, hak hidup
merupakan salah satu hak kodrati yang mutlak, patut dilindungi dan tidak boleh
diganggu gugat oleh siapapun dengan alasan apapun. Esensi menurut teori ini, bahwa
setiap manusia mempunyai hak untuk :
1. Hidup,
2. Kebebasan Pribadi,
3. Memiliki hak milik.
Tiga hak utama tersebut mengusung keniscayaan moral bagi setiap manusia, sebagai
hak kodrati yang dimiliki oleh setiap manusia yang lahir di dunia. Hak kodrati
merupakan hak yang bersifat lahiriah pemberian Tuhan.

Berikut kronologi kasus :


1). Tim gabungan Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Timur, sudah menangkap
pelaku mutilasi terhadap bocah yang mayatnya di temukan di Jalan Raya Bekasi
KM 27, Ujung Menteng, Jakarta Timur. Pelaku adalah pedagang asongan sekaligus
koordinator pengamen di Pulogadung, Jaktim. Dalam jumpa pers di lobi Direktorat
Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kepada Bidang Humas Polda Metro, Komisaris
Besar Boy Rafli Amar mengatakan, bahwa pelaku bernama Bayquni alias Babeh.
Pelaku ditangkap di rumahnya di kawasan Jalan Masjid, Cakung, Jakarta Timur,
sekitar pukul 03.00 dini hari tadi. Sementara korban adalah Ardiansyah adalah
bocah berusia, 9 tahun, warga Jalan Ketut, RT 4 RW 7, Cakung, Jakarta Timur.
Korban adalah salah satu pengamen yang berada di bawah koordinasi pelaku dan
biasa bekerja di Terminal Pulogadung, Jakarta Timur. Penangkapan tersangka
berawal dari ditemukannya seorang saksi yang melihat orang yang membuang
bungkusan tersebut sekaligus yang memberitahu ada orang yang kehilangan
anaknya. Setelah orangtua Ardiansyah melihat langsung potongan tubuh korban di
RS Polri, mereka yakin kalau korban adalah anaknya dengan ciri luka di lengan
kanan. Setelah melakukan penyelidikan, akhirnya polisi menangkap pelaku di
rumahnya. Dari hasi pemeriksaan ditemukan sejumlah barang yang identik dengan
korban. “Ada kardus, tali rapiah dan golok serta baju korban yang masih berlumur
darah,” ujar Boy Rafli, kepada wartawan di Polda Metro Jaya
2). Berdasarkan tes psikologi yang dilakukan ahli dari Universitas Indonesia, Sarlito
Wirawan Sarwono, Baekuni atau Babe akhirnya mengakui kalau dirinya telah
membunuh tujuh anak jalanan sejak 2007 lalu. Menurut Sarlito, Babe mengaku
membunuh tiga korbannya dan dimutilasi. Sementara empat korban lainnya hanya
dibunuh saja tanpa dimutilasi. “Caranya selalu sama dengan cara Babe membunuh
Ardiansyah,” ujarnya, Kamis (14/1). Pemeriksaan kejiwaan Babe masih terus
dilakukan penyidik untuk mendalami kalau ia dapat mempertanggungjawabkan
semua perbuatannya di hadapan hukum. Kebiasaannya yang dekat dengan anak
jalanan memang dianggap wajar para tetangga Babe. Karena sejak mengontrak di
daerah ini, lelaki itu hanya tinggal seorang diri. “Mungkin karena tidak punya anak,
jadi dia merawat anak-anak jalanan dengan penuh perhatian” ujarnya. Kebaikan
Babe diketahui warga karena lelaki ini jarang membeli makan jadi. Dia selalu
memasak sendiri makanan untuk anak jalanan yang ditampungnya. Selain itu juga,
babeh terkadang memberi uang kepada bocah di sekitar tempat tinggal meski bukan
anak asuhnya. “Kalau kata orang dia selalu memandikan anak asuhnya, saya
enggak tau. Karena saya enggak pernah melihat” ujar warga lainnya. Kontrakan
Babe yang terletak di gang sempit bernama gang Mudalim, Jalan Masjid bergabung
diantara padatnya pemukiman yang terletak berapa ratus meter di belakang terminal
Pulogadung (Dari samping terminal, belok ke kiri hingga melewati pasar
tradisional). “Babe tinggal di sini udah sekitar dua tahunan” ujar warga lainnya.
Saat ini kontrakan kecil Babe masih dalam keadaan terkunci. Suasana lingkungan
sekitar pun telah kembali normal, walau masih sesekali terdengar pembicaraan
antara warga tentang sosok Babe yang misterius.
3). Pengakuan mencengangkan kembali diungkap Baequni alias Babe (48). Pria yang
ditangkap lantaran membunuh dan memutilasi Ardiansyah (8) itu, kemarin
mengaku selama dua tahun terakhir sudah membunuh tujuh bocah dengan cara
dimutilasi. “Pengakuan sadis ini disampaikan psikolog dari Universitas Indonesia,
Sarlito Wirawan Sarwono, usia memeriksa kejiwaan Babe di Polda Metro Jaya,
Kamis (14/1) siang kemarin. “Saya sempat kaget mendengar pengakuannya. Dia
mengaku tiga korban yang dibunuhnya dimutilasi, sedangkan empat korban lainnya
hanya dibunuh tanpa dimutilasi. Seluruh korban anak-anak berusia di bawah 12
tahun,” ujar Sarlito. Menurut dia, dalam pengakuan Babe, ia terpaksa membunuh
karena bocah-bocah itu menolak saat hendak disodomi. “Karena korbannya
menolak maka langsung dijerat tali rafia hingga tidak berdaya seperti pingsan atau
mati, lalu disodomi,” ungkapnya. Pengakuan Babe yang juga membuat ngeri karena
korbannya walau diketahuinya sudah menjadi mayat, namun dia tetap
menyodominya. “Jadi perilakunya bukan hanya paedofil, tapi juga necrofil yaitu
senang berhubungan seks dengan mayat,” imbuhnya.
4). Sarlito menegaskan, kondisi kejiwaan Babe cukup normal sehingga dapat
mengikuti proses hukum hingga ke persidangan. “Artinya dia tidak memiliki
gangguan kejiwaan karena semuanya dilakukannya dengan sadar termasuk
pembunuhan-pembunuhan itu,” tegasnya. Beberapa hal yang juga diungkap Sarlito
adalah soal kelainan seks Babe. Yakni, dia tergolong homoseks bawaan. Dari latar
belakang kehidupannya diketahui bahwa Babe merupakan anak petani asal
Magelang yang sejak kecil selalu dimaki-maki bodoh karena beberapa kali tidak
naik kelas. Akibatnya Babe hanya bersekolah hingga kelas 3 SD. Di usia 12 tahun,
Babe merantau sendirian ke Jakarta dan menjadi gelandangan di kawasan Lapangan
Banteng. “Di lapangan itu menurut Babe, dia disodomi paksa. Setelah itu dia
dipungut seseorang bernama Cuk Saputar lalu dibawa ke Kuningan, Jawa Barat
untuk menggembala kerbau,” paparnya. “Umur 21 tahun dia dinikahkan. Tapi
karena engak bisa ereksi, dia ngak punya anak hingga istrinya meninggal,”
terangnya. Dari keterangan Babe sejak dirinya disodomi itu ia menjadi seorang
homoseks.
5). Sepeninggal isteri, Babe kembali ke Jakarta untuk berdagang asongan sambil
mengasuh anak jalanan. Saat hasrat seksualnya yang ganjal muncul, Babe
mengambil orang di luar kelompok asuhannya untuk disodomi lalu dibunuh. “Babe
juga mengakui tidak pernah mengalami mimpi basah seperti lazimnya pria normal
maupun melakukan masturbasi. Jadi jelas dia homoseks bawaan, bukan jadi-jadian.
Dia hanya bisa ereksi terhadap sesama jenis khususnya anak kecil,” pungkasnya. Di
bagian lain, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Boy Rafli Amar juga
membenarkan kalau Babe tidak mengalami gangguan kejiwaan. “Dia sangat sadar
saat melakukannya. Tapi memang dia punya perilaku seks menyimpang,” ujarnya.
Terkait pengakuan Babe yang telah membunuh empat bocah lainnya? Boy
mengatakan pihaknya masih terus mendalami pengakuan tersebut sekaligus
melacak identitas keempat bocah tersebut, dimana membuang atau mengubur
mayatnya termasuk mencari identitas dan keluarga dua bocah korban mutilasi Babe
yang dikatakan Babeh bernama Adi, 6, dan Arief, 9. Terkait dugaan Babe adalah
anggota perdagangan organ tubuh manusia, Boy mengatakan kalau kemungkinan
itu juga masih terus didalami pihaknya.
6). Babe pilih-pilih anak kecil yang akan dijadikan korban pelampiasan hasrat
seksualnya. Babe menyukai anak kecil yang cakep dan bersih. “Babe pilih-pilih,
tidak semuanya dipakai. Yang cakep-cakep dan bersih. Dia punya kelas,” kata
kuasa hukum Babe, Haposan Hutagalung dalam jumpa pers di Hotel Ambhara,
Blok M, kemarin. Babe suka menampung banyak anak di rumah kontrakannya, di
Gang H Dalim RT 06/02, Pulogadung, Jakarta Timur. Hal itu dilakukan sejak Babe
beranjak dewasa. Saat polisi menggerebek kontrakan Babe, 3 anak berada di
dalamnya. Salah satunya diketahui sebagai anak hilang. Menurut dia, Babe tidak
menyodomi anak-anak jalanan yang sudah lama menetap di rumahnya. “Kalau yang
disodomi, anak-anak baru yang dibawa sama teman-temannya terus dirawat, biar
balik lagi,” ujar Haposan. Babe selalu merawat anak jalanan yang menetap di
kontrakannya. Pria asal Magelang ini kerap memandikan anak jalanan dan
mendandaninya. “Bahkan, anak-anak di sana disarankan untuk menabung. Jadi
orang tuanya percaya,” kata Haposan. Bagaimana proses membunuhnya? “Kalau
lagi naik libido dia sebelum dieksekusi dimandiin dulu, disisirin. Kalau sudah
timbul keinginan saat itu, kalau ditolak langsung dijerat lehernya,” papar Haposan.
Menurut dia, Babe memutilasi korban untuk menghilangkan jejak. “Dia mau
menghilangkan mayatnya. Karena badan anak-anak kecil, supaya muat dimasukkan
ke dalam kardus untuk mempermudah menghilangkan jejak,” kata dia.
7). Terkait peristiwa pembunuhan dan mutilasi yang bocah pengamen jalanan di
Jakarta Timur, polisi akan memperketat pengawasan terhadap anak-anak jalanan.
“Mereka (anak jalanan) sangat rentan sebagai korban kekerasan,” ujar Juru Bicara
Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Boy Rafli Amar, Sabtu (9/1).
8). Anak jalanan ditemukan tewas dibunuh dan dimutilasi oleh Ba alias Babe, 48
tahun, yang menjadi kordinator anak-anak pengamen di sekitar Pulogadung, Jakarta
Timur pada Jumat (8/1) dini hari. Ba memotong tubuh korban yang merupakan
salah satu pengamen di bawah koordinasi dia menjadi lima bagian dan selanjutnya
membuang di dua tempat yang berbeda. Kepada penyidik, Ba mengaku membunuh
korban karena korban menolak saat diajak berhubungan seksual. “Pelaku sakit hati,
korban dicekik hingga mati, setelah mati disodomi,” ujar Boy. Menurut Boy, saat
ini polisi sudah berupaya melakukan pengawasan terhadap anak-anak jalanan.
“Selama ini kami sudah melakukan pengawasan dan pendataan anak-anak jalanan
berkerja sama dengan dinas sosial,” ujar Boy. “Karena kemungkinan ada Babe-
Babe yang lain.”
9). Pada Jumat (8/1), warga menemukan jasad tanpa kepala dalam kantong plastik
hitam yang diwadahi kardus botol minuma kemasan 1,5 liter sekitar pukul 05.45.
Tubuh korban, yang selanjutnya diketahui sebagai Ardiansyah, dipotong menjadi 4
bagian minus kepala. Potongan yang ditemukan dalam kardus tersebut adalah kaki
kanan dan kiri, lutut hingga panggul dan panggul hingga leher. Sedangkan kepala
tidak ada. Kepala korban baru ditemukan tadi pagi di kolong jembatan dekat
terminal Pulogadung. Atas perbuatannya itu, Baekuni diancam pasal 340 junto 338
KUHP dengan ancaman hukuman mati atau seumur hidup.
10). Tindakan keji yang dilakukan oleh Baekuni alias Babe, 49, dilaknat oleh berbagai
pihak, namun Babe sendiri pernah mengalami kekerasan seksual serupa di masa
kecilnya dulu. “Dia pernah disodomi saat berumur 12 tahun oleh orang dewasa, ada
pengalaman buruk waktu itu,” kata kuasa hukum Babe, Rangga Berri Kuser saat
dihubungi Media Indonesia, Rabu (13/1). Di tambahkan oleh Rangga bahwa Babe
di usianya ke 12 tahun itu merantau dari kampungnya di Magelang. Namun saat
sampai di Jakarta, dia disodomi oleh pria dewasa.
11). Saat itu, lanjutnya, Babe juga menggelandang tinggal di Jakarta sama seperti
anak-anak yang tinggal di rumah Babe. Namun Rangga belum bisa mengatakan
apakah pengalaman buruk masa lalu Babe yang memotivasinya untuk merawat
sejumlah anak-anak jalanan hingga ada yang di sodomi atau lebih parah lagi
dibunuh dan di mutilasi. Babe oleh anak-anak yang tinggal dirumahnya disebutkan
selain sering kasar juga sering memberi makan dan uang jajan. Tak hanya itu,
Rangga juga menerangkan bahwa saat Babe memutilasi tubuh korbannya dalam
keadaan sadar. “Dia dalam keadaan sadar saat itu (saat memutilasi), ada sensasi
tersendiri saat memutilasi, itu menurut keterangan dia,” ungkap Rangga. Saat
melakukan mutilasi tersebut Babe merasa ada dorongan kuat dari dalam dirinya
untuk memutilasi. “Itulah yang mendorong dia memutilasi, padahal ketika dia
selesai melakukan itu ada perasaan menyesal,” imbuh Rangga. Kenapa bisa sampai
terulang lagi memutilasi anak itu, meski Babe merasa menyesal, Rangga menjawab
hal tersebut karena di luar kesadaran Babe. Namun itu juga akan ditindak lanjuti
oleh psikolog nantinya. Rangga menuturkan bahwa saat dirinya mendampingi Babe
sebagai kuasa hukum, Babe 70% lancar dan sadar menceritakan kejadian
memutilasi tersebut. Namun Babe menurutnya masih sulit untuk diwawancarai
karena masih dalam tahap penyidikan kepolisian dan kondisi kejiwaannya yang
sedang diperiksa. Babe menjadi tersangka kasus pembunuhan dan mutilasi seorang
bocah bernama Ardiansyah, 10. Setelah dibunuh, korban kemudian di potong-
potong dan bagian tubuh dibuang di kawasan kanal banjir timur (KBT). Sedangkan
kepala korban dibuang di sebuah jembatan dekat Termilan Pulogadung, Jakarta
Timur.
12). Kriminolog Universitas Indonesia, Iqrak Sulhi, mengatakan anak-anak jalanan
sangat rentan menjadi korban kejahatan. “Kecenderungan anak yang menjadi
korban kejahatan hingga pembunuhan adalah anak-anak yang tidak memiliki
jaminan sosial seperti anak jalanan,” ujarnya, Sabtu (9/1). Menurut Iqrak, ada tiga
aspek yang menyebabkan anak jalanan rentan menjadi korban kejahatan. Pertama,
sebagian besar mereka tidak mendapat pengawasan yang baik dari orang tua
mereka. Kedua, dorongan kondisi ekonomi yang memaksa mereka untuk
bergantung pada orang lain. “Ada ketergantungan kebutuhan ekonomi anak
terhadap orang lain, karena tidak mereka peroleh dari orang tua,” ujar Iqrak.
Sedangkan aspek ketiga adalah faktor lingkungan yang cenderung kurang peduli
dengan kondisi yang menimpa anak-anak tersebut.
13). Anak pengamen jalanan dibunuh dan dimutilasi oleh Ba alias Babe, 48 tahun,
yang menjadi kordinator anak-anak pengamen di sekitar Pulogadung, Jakarta Timur
pada Jumat (8/1) dini hari. Ba memotong tubuh Ardiansyah yang merupakan salah
satu pengamen di bawah koordinasi dia menjadi lima bagian dan selanjutnya
membuang di dua tempat yang berbeda.Menurut Iqrak, untuk mencegah terjadinya
hal yang sama, pihak orang tua harus meningkatkan pengawasan terhadap anak-
anak mereka. “Sayangnya, selama ini justru anak-anak tersebut menjadi pengamen
dan menggantungkan perekonomiannya pada orang lain itu atas restu orang
tuanya,” ujar Iqrak.Karena itu, peran serta pemerintah menjadi sangat penting.
“Pemerintah perlu meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak jalanan,
tanggung jawab Negara memelihara anak-anak jalanan agar tikdak diekspolitasai
atau bahkan dibunuh dan dimutilasi,” ujar Iqrak.

Penyelesaian Kasus Pembunuhan yang Dilakukan Oleh Baekuni (Babe)


Berdasarkan urutan kronologi nomor 9, atas perbuatannya itu, Baekuni diancam pasal
340 junto 338 KUHP dengan ancaman hukuman mati atau seumur hidup. Presiden Joko
Widodo mengeluarkan Perppu Nomor 1 Tahun 2016 untuk memberikan efek jera
kepada pelaku kejahatan seksual. Dari ancaman hukuman mati, kebiri, penanaman alat
deteksi elektronik (cip) hingga denda Rp 5 miliar. Pada 6 Oktober 2010, Pengadilan
Negeri Jakarta Timur (PN Jaktim) menjatuhkan vonis penjara seumur hidup kepada
Babe. Hukuman ini di bawah tuntutan jaksa penuntut umum (JPU) yang menuntut
hukuman mati. Jaksa pun banding dan dikabulkan. Pada 13 Desember 2010, vonis ini
diperberat menjadi hukuman mati oleh Pengadilan Tinggi Jakarta. Atas vonis sesuai
tuntutan JPU ini, Babe mengajukan kasasi. Pada 21 April 2011, hukuman itu tidak
berubah. Demikian juga di tingkat PK, MA tetap menghukum mati Babe. Enam tahun
berlalu, Babe kini masih bisa bernafas leluasa di dalam penjara. Hukuman mati yang
dijatuhkan MA hanya menjadi macan kertas. Jaksa tidak kunjung menjalankan putusan
pengadilan untuk mengeksekusi Babe. Eksekusi mati gelombang III dalam waktu dekat
juga belum memasukkan penjahat seksual anak dalam daftar yang akan didor. Jaksa
Agung HM Prasetyo masih konsentrasi untuk mengeksekusi mati terpidana narkoba.

Anda mungkin juga menyukai