Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ni Komang Ayu Triana Dewi

NPM : 1810121257

Kelas : B6

Mata Kuliah : Hukum dan Ham

Soal :

1. Dari teori HAM tersebut, menurut pandangan saudara konsep HAM di Indonesia
menganut teori yang mana?
2. Buatkan satu contoh kasus pelanggaran HAM di Indonesia yang bertentangan dengan
penerapan teori kodrati.

Jawaban :

1. Menurut pandangan saya, konsep HAM yang ada di Indonesia menganut Teori Hukum
Kodrati yaitu:
Teori Hukum Kodrati
Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak-hak yang sangat pokok dimiliki semua
manusia untuk diperlakukan sebagaimana kodratnya sebagai manusia, di mana jika hak-
hak tersebut tidak dilaksanakan dengan seluruhnya, eksistensi manusia menjadi tidak
utuh. Secara jelas dinyatakan pada “Pasal 1 Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-
Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintah dan setiap orang demi kehormatan dan perlindungan harkat dan martabat
manusia”. Hak-hak dasar tersebut didasarkan pada kesetaraan dalam segala bentuk
perlakuan di hadapan hukum tanpa memandang diskriminasi. Dalam mukaddimah
pernyataan umum hak-hak asasi manusia di PBB mengenai hak asasi manusia dijelaskan
sebagai berikut:
“Recognition of the inherent dignity and the egual and inalienable right of all member of
the human family is the foundation of freedom, justice and peace in the world.”
(“Pengakuan atas keseluhuran martabat alami manusia dan hak-hak yang sama dan tidak
dapat dipindahkan kepada orang lain dari semua anggota keluarga, kemanusiaan adalah
dasar kemerdekaan dan kedamaian di dunia”). Dengan demikian jelaslah bahwa hak asasi
manusia bersifat universal, berlaku umum untuk semua umat manusia tanpa memandang
strata dan tingkat sosial, status ekonomi, perbedaan agama, gender dan lain-lainnya.
Perlindungan terhadap hak asasi manusia merupakan kewajiban etis yang mendorong
manusia kearah satu tujuan, yaitu humanisasi yang berdasarkan eksistensi manusia
sebagai individu dalam kelompok masyarakat. Selain itu, keberadaan manusia merupakan
makhluk mulia yang diciptakan oleh Tuhan yang harus dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi oleh negara.”
Menurut teori hak-hak kodrati “HAM adalah hak-hak yang ada pada semua orang,
disetiap saat dan di semua tempat oleh karena manusia dilahirkan sebagai manusia. Hak-
hak tersebut meliputi hak untuk hidup, kebebasan, dan harta kekayaan seperti yang
dikemukakan oleh John Locke. Pernyataan ini tidak dibutuhkan bagi HAM, baik dari
pemerintah atau dari suatu sistem hukum, karena HAM bersifat global atau menyeluruh.”
Teori hak-hak kodrati kemudian diterjemahkan ke dalam berbagai “Bill of Rights”,
seperti yang diberlakukan oleh Parlemen Inggris (1689), Deklarasi Kemerdekaan
Amerika Serikat (1776), Deklarasi Hak-hak Manusia dan Warga Negara Prancis (1789).
Lebih dari satu setengah abad kemudian, di penghujung Perang Dunia II, Deklarasi
Universal HAM (1948) telah disebarluaskan kepada masyarakat internasional.
Teori hak-hak kodrati telah berjasa dalam merencanakan tujuan dasar bagi suatu
sistem hukum yang dianggap superior daripada hukum nasional suatu negara, yaitu
norma HAM internasional. Namun demikian, kehadiran sebagai norma internasional
yang berlaku di seluruh negara, mengakibatkan tidak seutuhnya lagi sama dengan konsep
awalnya sebagai hak-hak kodrati. Materi hak-hak yang terkandung di dalamnya juga
telah jauh melampaui materi hak-hak yang terkandung dalam hak kodrati.
Esensi menurut teori ini, bahwa setiap manusia mempunyai hak untuk :
1. Hidup,
2. Kebebasan Pribadi,
3. Memiliki hak milik.
Tiga hak utama tersebut mengusung keniscayaan moral bagi setiap manusia, sebagai hak
kodrati yang dimiliki oleh setiap manusia yang lahir di dunia. Suatu hak-hak alamiah di
konsepsikan berdasarkan atas pemberian Tuhan melalui hukum kodrat. Di samping itu, ia
mengemukakan bahwa tidak ada kewenangan dari pemerintah untuk mencabut hak-hak
individu, karena hak-hak itu lebih dulu ada, sebelum penciptaan masyarakat sipil atau
politik. Hak-hak itu, sifatnya kodrati dalam arti :
1. “Kodratlah yang menciptakan dan mengilhami akal budi dan pendapat manusia.”
2. “Setiap orang dilahiran dengan hak-hak kodrati tersebut.”
3. “Hak-hak kodrati itu dimiliki manusia dalam keadaan alamiah dan kemudian
dibawahnya di dalam hidup bermasyarakat.”

2. Kasus pelanggaran HAM di Indonesia yang bertentangan dengan Teori Kodrati.


 Kasus Semanggi dan Kerusuhan Mei 1998
Pada Mei 1998, terjadi kerusuhan besar-besaran di hampir seluruh sudut tanah air,
terutama Kota Jakarta dan sekitarnya. Kerusuhan ini mengakibatkan ribuan orang tewas,
ratusan wanita menjadi korban perkosaan, dan tertembaknya sejumlah mahasiswa peserta
demonstrasi.
Dalam proses hukumnya, Kejaksaan Agung mengatakan, kasus tersebut bisa
ditindaklanjuti apabila ada rekomendasi dari DPR ke Presiden. Sampai tahun berganti,
belum juga ada rekomendasi sehingga Kejaksaan Agung mengembalikan berkas
penyelidikan ke Komnas HAM. Namun, Kejaksaan Agung kembali mengatakan bahwa
kasus ini nggak bisa ditindaklanjuti karena nggak ditemukan pelanggaran HAM berat.
Sebab, kasus penembakan mahasiswa Trisakti sudah diputus oleh Pengadilan Militer
pada tahun 1999.
Dalam kasus ini jelas bertentangan dengan Teori Kodrati yaitu dimana para pelaku
pelanggaran HAM dalam kasus tersebut telah mengambil hak dan kebebasan korban
yaitu: Hak dalam menyuarakan pendapat dan Hak kebebasan untuk hidup dengan
dibunuhnya ribuan orang yang tidak bersalah dan memperkosa wanita, memperkosa tentu
sebuah pemaksaan dan merenggut kebebasan orang tersebut, itu tentu melanggar kodrat
manusia.

Anda mungkin juga menyukai