Anda di halaman 1dari 9

1)        Sebagai auditor, Anda diminta untuk mengelompokkan temuan audit tersebut di atas

ke dalam kelompok kondisi, kriteria, penyebab, dan akibat.


Jawaban:
Berdasarkan temuan (bukti) yang kami peroleh selama audit yang kami lakukan, kami dapat
menyimpulkan sebagai berikut:
Kondisi:
1)        Mesin baru yang digunakan perusahaan telah dilengkapi manual penggunaannya, tetapi
untuk memahami manual tersebut dan mampu menggunakannya sesuai dengan standar
manual tersebut perlu dilakukan pelatihan intensif, dengan mempraktikkannya dilokasi mesin
tersebut dioperasikan. Sementara pelatihan yang dilakukan adalah pelatihan klasikal di kelas
untuk memahami petunjuk tersebut. Konfirmasi kepada manajer SDM diperoleh informasi
tidak tersedia cukup dana untuk melanjutkan pelatihan sampai pada praktik lapangan.
2)        Perusahaan tidak memiliki rencana pelatihan periodik dan menentukan program pelatihan
berdasarkan permintaan manajer lini yang harus terealisasi dalam waktu singkat tanpa
melalui suatu indentifikasi untuk menentukan pelatihan apa yang sesungguhnya dibutuhkan
karyawan.
3)        Perusahaan hanya menganggarkan biaya pelatihan sebesar 0,25% selama satu tahun dari laba
bersih setelah pajak tahun sebelumnya. Untuk tahun 2008 biaya pelatihan didasarkan pada
laba bersih setelah pajak tahun 2007 yang mencapai sebesar 650,75 miliar.
4)        Terjadi penurunan produk gagal sebesar 18% dibanding sebesar 20% pada tahun lalu
(penurunan produk gagal hanya 2% saja).
5)        Tidak ada penilaian keberhasilan pelatihan secara formal sehingga tidak ada dokumen atau
catatan yang bisa dipertanggungjawabkan atas penilaian hasil pelatihan yang telah dilakukan.
6)        Dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada karyawan yang telah mengikuti pelatihan tahun
2008 diperoleh temuan sebagai berikut:
a)        Sebesar 35% dari peserta menjawab bahwa materi pelatihan sesuai dengan kebutuhannya
untuk meningkatkan keterampilan.
b)        Sebesar 12,5% peserta menjawab metode pelatihan sesuai dengan materi pelatihan yang
diberikan.
c)        Hanya sebesar 35% menjawab keterampilannya meningkat setelah mengikuti pelatihan.
d)       Sebesar 80% peserta menjawab bahwa waktu pelatihan terlalu singkat dan tidak cukup waktu
bagi mereka untuk memahami materi yang diberikan dalam pelatihan tersebut.
7)        Sebanyak 40% kegagalan produk terjadi dalam proses produksi, 35% pada proses
pengepakan, dan 25% pada proses penggudangan dari keseluruhan biaya kegagalan yang
terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp. 825,25 juta.
8)        Pengembalian produk oleh pelanggan yang terjadi selama tahun 2008 sebesar 7,5% dari total
penjualan Rp. 7,5 triliun.

Kriteria:
1)        Tujuan pelatihan dan pengembangan karyawan harus dirumuskan secara jelas dan
disosialisasikan keseluruh manajer lini. Tujuan pelatihan adalah untuk:
a)        Meningkatkan keterampilan karyawan.
b)        Menurunkan kegagalan produk sampai pada tingkat 2,5%.
c)        Menurunkan pemborosan penggunaan sumber daya.
d)       Menurunkan kecelakaan kerja karyawan serta meningkatkan motivasi kerja dan kebanggaan
karyawan terhadap pekerjaannya.
e)        Rencana pelatihan dan pengembangan karyawan harus disusun secara periodik bersama
dengan penyusunan anggaran perusahaan.
f)         Program pelatihan dirumuskan berdasarkan hasil identifikasi terhadap kebutuhan pelatihan
sebelum program ditetapkan. Identifikasi meliputi:
a.         Penetuan jenis dan bentuk keterampilan yang dibutuhkan karyawan sehingga mampu
berkontribusi maksimal kepada pengusaha.
b.        Melakukan penilaian secara periodik untuk mengidentifikasi topik pelatihan yang tepat.
c.         Melakukan penilaian pelatihan yang telah dilakukan untuk mendapat umpan balik bagi
perbaikan pelatihan berikutnya.
d.        Melakukan brnchmarketing pada industri yang sama lebih berhasil dalam mengelola program
pelatihan pengembangan.
2)        Pengelolaan pelatihan karyawan harus didukung anggaran yang memadai.
3)        Laporan biaya kualitas harus didokumentasi untuk menyediakan informasi sebagai umpan
balik dalam meningkatkan kualitas proses dan produk yang dihasilkan.

Penyebab:
1)        Pelatihan yang telah dilakukan adalah pelatihan klasikal dikelas untuk memahami petunjuk
(manual), pada hal untuk memahami manual tersebut dan mampu menggunakan sesuai
dengan standar manual perlu dilakukan pelatihan intensif dengan mempraktikkannya dilokasi
mesin tersebut dioperasikan.
2)        Rencana pelatihan baru dibuat setelah ada bagian yang membutuhkan pelatihan.
3)        Belum tersedia suatu sistem review dan pelaporan yang terdokumentasi tentang penilaian
efektivitas dan efisiensi pelaksanaan pelatihan.
4)        Dana SDM tidak mencukupi untuk melanjutkan pelatihan karyawan sampai pada praktik
lapangan secara intensif terkait dengan adanya mesin baru.

Akibat:
1)        Banyak karyawan menjadi kurang terampil ketika mengoperasikan mesin baru perusahaan.
2)        Tidak ada dokumen/catatan yang bisa dipertanggungjawabkan atas penilaian hasil pelatihan
yang telah dilakukan.
3)        Tidak diketahui berapa biaya yang dikeluarkan untuk peningkatan kualitas proses dan
produk yang dihasilkan sehingga tidak ada umpan balik dalam peningkatan kualitas produk.
4)        Banyak bahan yang terbuang karena rusak dalam proses.
5)        Banyak tercipta produk gagal.
6)        Pesanan dari gerai-gerai yang merupakan ujung tombak penjualan semakin menurun.
7)        Terjadi pemborosan biaya produksi sehingga merugikan perusahaan.

2)        Buat laporan audit atas pelatihan karyawan ini, lengkapi kesimpulan audit anda
dengan temuan audit yang mendukung kesimpulan tersebut dan rumuskan
rekomendasi yang Anda berikan kepada PT Indojewel sebagai alternatif perbaikan
pengelolaan program pelatihan karyawan di masa depan.
Jawaban:

Laporan Audit Manajemen


Medan, 8 April 2013-04-07

No                   : 013/KAP/IV/2013
Lampiran         : 4 eksemplar
Perihal             : Laporan Hasil Audit Manajemen

Kepada
Yth, Direktur PT. Indojewel
Di Medan

Kami telah melakukan audit atas Program Pelatihan Karyawan pada PT. Indojewel
untuk periode 2007/2008. Audit kami tidak dimaksudkan untuk memberikan pendapat atas
kewajaran laporan keuangan perusahaan dan oleh karenanya kami tidak memberikan
pendapat atas laporan keuangan tersebut. Audit kami hanya mencakup bidang Program
Pelatihan Karyawan yang dilakukan oleh perusahaan. Audit tersebut dimaksudkan untuk
menilai ekonomisasi (kehematan), efisiensi (daya guna), dan efektivitas (hasil guna).
Program Pelatihan Karyawan yang dilakukan dan memberikan saran perbaikan atas
kelemahan keterampilan karyawan dalam mengoperasikan mesin baru yang ditemukan
selama audit, sehingga diharapkan dimasa yang akan datang dapat dicapai perbaikan atas
kekurangan tersebut dan perusahaan dapat beroperasi dengan lebih ekonomis, efisien dan
efektif dalam mencapai tujuannya.
Hasil audit kami sajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi:
Bab I               : Informasi Latar Belakang
Bab II              : Kesimpulan Audit yang didukung dengan Temuan Audit
Bab III                        : Rekomendasi
Bab IV                        : Ruang Lingkup Audit
Dalam melakukan audit kami telah memperoleh banyak bantuan, dukungan, dan
kerjasama dari berbagai pihak baik jajaran direksi maupun staf yang berhubungan dengan
pelaksanaan audit ini. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang telah
terjalin dengan baik.

Kantor Akuntan Publik


Kris Palguna dan Rekan

Bab I
Informasi Latar Belakang

PT. Indojewel (selanjutnya disebut “perusahaan”) berlokasi di Jl. CR No. 7 Medan,


didirikan pada tanggal 13 April 1990 oleh para pendiri yang terdiri atas:
1.        Dr. Kevin Suparno
2.        Dr. Cecep Mulyadi
3.        Sandra Gultom
4.        Dr. Steve Handayana
PT. Indojewel bergerak dibidang produksi perhiasan berbahan dasar mutiara dan emas.
Mutiara yang digunakan adalah hasil pembudidayaan sendiri yang terintegrasi dalam rencana
bisnis perusahaan, sedangkan emas diperoleh dari pasar dalam negeri.
Perusahaan memperkerjakan 1.500 karyawan tetap dan sekitar 750 karyawan kontrak
yang dipekerjakan terutama sebagai staf produksi di divisi budidaya mutiara dan cleaning
service diseluruh divisi perusahaan, dengan penghasilan rata-rata sebesar 250% dari UMK
yang ditetapkan pemerintah.
Perusahaan menerapkan teknologi maju dalam produksiperhiasan dengan investasi
sebesar Rp. 1,75 triliun untuk membeli peranti keras dan Rp. 500 miliar untuk membeli
peranti lunak termasuk sistem informasi yang mengintegrasikan seluruh divisi kedalam satu
rangkaian oprasi dan sistem pelaporan.
Perusahaan karyawan yang dilakukan PT. Indojewel bersifat situasional, sesuai dengan
permintaan manajer lini dan sesuai dengan anggaran yang tersedia.
Susunan direksi perusahaan adalah sebagai berikut:
Direktur Utama                                          : Dr. Kevin Suparno
Direktur Akuntansi dan Keuangan                        : Dr. Cecep Mulyadi
Direktur Pemasaran                                    : Dr. Sandra Gulton
Direktur Produksi                                       : Dr. Steve Handayana

Sedangkan tujuan dilakukannya audit adalah untuk:


1.        Menilai kinerja pelatihan keterampilan karyawan dalam mengoperasikan mesin baru
perusahaan.
2.        Menilai ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas program pelatihan karyawan yang dilakukan
perusahaan.
3.        Memberikan berbagai saran dan perbaikan atas kelemahan dalam program pelatihan
karyawan yang ditemukan.

Bab II
Kesimpulan Audit

Berdasarkan temuan (bukti) yang kami peroleh selama audit yang kami lakukan, kami dapat
menyimpulkan sebagai berikut:
Kondisi:
1)        Mesin baru yang digunakan perusahaan telah dilengkapi manual penggunaannya, tetapi
untuk memahami manual tersebut dan mampu menggunakannya sesuai dengan standar
manual tersebut perlu dilakukan pelatihan intensif, dengan mempraktikkannya dilokasi mesin
tersebut dioperasikan. Sementara pelatihan yang dilakukan adalah pelatihan klasikal di kelas
untuk memahami petunjuk tersebut. Konfirmasi kepada manajer SDM diperoleh informasi
tidak tersedia cukup dana untuk melanjutkan pelatihan sampai pada praktik lapangan.
2)        Perusahaan tidak memiliki rencana pelatihan periodik dan menentukan program pelatihan
berdasarkan permintaan manajer lini yang harus terealisasi dalam waktu singkat tanpa
melalui suatu indentifikasi untuk menentukan pelatihan apa yang sesungguhnya dibutuhkan
karyawan.
3)        Perusahaan hanya menganggarkan biaya pelatihan sebesar 0,25% selama satu tahun dari laba
bersih setelah pajak tahun sebelumnya. Untuk tahun 2008 biaya pelatihan didasarkan pada
laba bersih setelah pajak tahun 2007 yang mencapai sebesar 650,75 miliar.
4)        Terjadi penurunan produk gagal sebesar 18% dibanding sebesar 20% pada tahun lalu
(penurunan produk gagal hanya 2% saja).
5)        Tidak ada penilaian keberhasilan pelatihan secara formal sehingga tidak ada dokumen atau
catatan yang bisa dipertanggungjawabkan atas penilaian hasil pelatihan yang telah dilakukan.
6)        Dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada karyawan yang telah mengikuti pelatihan tahun
2008 diperoleh temuan sebagai berikut:
a)        Sebesar 35% dari peserta menjawab bahwa materi pelatihan sesuai dengan kebutuhannya
untuk meningkatkan keterampilan.
b)        Sebesar 12,5% peserta menjawab metode pelatihan sesuai dengan materi pelatihan yang
diberikan.
c)        Hanya sebesar 35% menjawab keterampilannya meningkat setelah mengikuti pelatihan.
d)       Sebesar 80% peserta menjawab bahwa waktu pelatihan terlalu singkat dan tidak cukup waktu
bagi mereka untuk memahami materi yang diberikan dalam pelatihan tersebut.
7)        Sebanyak 40% kegagalan produk terjadi dalam proses produksi, 35% pada proses
pengepakan, dan 25% pada proses penggudangan dari keseluruhan biaya kegagalan yang
terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp. 825,25 juta.
8)        Pengembalian produk oleh pelanggan yang terjadi selama tahun 2008 sebesar 7,5% dari total
penjualan Rp. 7,5 triliun.

Kriteria:
1)        Tujuan pelatihan dan pengembangan karyawan harus dirumuskan secara jelas dan
disosialisasikan keseluruh manajer lini. Tujuan pelatihan adalah untuk:
a)        Meningkatkan keterampilan karyawan.
b)        Menurunkan kegagalan produk sampai pada tingkat 2,5%.
c)        Menurunkan pemborosan penggunaan sumber daya.
d)       Menurunkan kecelakaan kerja karyawan serta meningkatkan motivasi kerja dan kebanggaan
karyawan terhadap pekerjaannya.
e)        Rencana pelatihan dan pengembangan karyawan harus disusun secara periodik bersama
dengan penyusunan anggaran perusahaan.
f)         Program pelatihan dirumuskan berdasarkan hasil identifikasi terhadap kebutuhan pelatihan
sebelum program ditetapkan. Identifikasi meliputi:
a.         Penetuan jenis dan bentuk keterampilan yang dibutuhkan karyawan sehingga mampu
berkontribusi maksimal kepada pengusaha.
b.        Melakukan penilaian secara periodik untuk mengidentifikasi topik pelatihan yang tepat.
c.         Melakukan penilaian pelatihan yang telah dilakukan untuk mendapat umpan balik bagi
perbaikan pelatihan berikutnya.
d.        Melakukan brnchmarketing pada industri yang sama lebih berhasil dalam mengelola program
pelatihan pengembangan.
2)        Pengelolaan pelatihan karyawan harus didukung anggaran yang memadai.
3)        Laporan biaya kualitas harus didokumentasi untuk menyediakan informasi sebagai umpan
balik dalam meningkatkan kualitas proses dan produk yang dihasilkan.

Penyebab:
1)        Pelatihan yang telah dilakukan adalah pelatihan klasikal dikelas untuk memahami petunjuk
(manual), pada hal untuk memahami manual tersebut dan mampu menggunakan sesuai
dengan standar manual perlu dilakukan pelatihan intensif dengan mempraktikkannya dilokasi
mesin tersebut dioperasikan.
2)        Rencana pelatihan baru dibuat setelah ada bagian yang membutuhkan pelatihan.
3)        Belum tersedia suatu sistem review dan pelaporan yang terdokumentasi tentang penilaian
efektivitas dan efisiensi pelaksanaan pelatihan.
4)        Dana SDM tidak mencukupi untuk melanjutkan pelatihan karyawan sampai pada praktik
lapangan secara intensif terkait dengan adanya mesin baru.

Akibat:
1)        Banyak karyawan menjadi kurang terampil ketika mengoperasikan mesin baru perusahaan.
2)        Tidak ada dokumen/catatan yang bisa dipertanggungjawabkan atas penilaian hasil pelatihan
yang telah dilakukan.
3)        Tidak diketahui berapa biaya yang dikeluarkan untuk peningkatan kualitas proses dan
produk yang dihasilkan sehingga tidak ada umpan balik dalam peningkatan kualitas produk.
4)        Banyak bahan yang terbuang karena rusak dalam proses.
5)        Banyak tercipta produk gagal.
6)        Pesanan dari gerai-gerai yang merupakan ujung tombak penjualan semakin menurun.
7)        Terjadi pemborosan biaya produksi sehingga merugikan perusahaan.

Pejabat yang bertanggung jawab:


Direktur Utama dan Manajer SDM

BAB III
REKOMENDASI

Hasil audit yang dilakukan menemukan beberapa kelemahan yang harus menjadi perhatian
manajemen dimasa yang akan datang. Kelemahan ini dapat dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu:
1)        Kelemahan yang terjadi pada program perencanaan pelatihan yang tidak terstruktur dan
dipersiapkan dengan baik.
2)        Kelemahan yang terjadi pada saat dilakukannya proses pelatihan karyawan atas mesin baru
perusahaan.
3)        Kelemahan yang terjadi karena kurangnya dana SDM untuk meningkatkan pelatihan
kejenjang yang lebih tinggi.
Atas keseluruhan kelemahan yang terjadi, maka diberikan rekomendasi sebagai koreksi
atau langkah perbaikan yang bisa diambil manajemen untuk memperbaiki kelemahan
tersebut.
Rekomendasi:
1)        Perusahaan harus membuat program perencanaan pelatihan karyawan secara jelas dan
terstruktur serta dipersiapkan dengan baik sehingga program pelatihan dapat berjalan dengan
maksimal dan karyawan bisa mendapatkan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan.
2)        Perusahaan harus membuat kebijakan dalam hal penambahan dana atau anggaran untuk
pelatihan intensif dalam mempraktikkan mesin baru perusahaan agar para karyawan dapat
lebih terampil mempraktikkan mesin tersebut secara langsung dilapangan.
3)        Perusahaan harus melakukan penilaian atas keberhasilan pelatiahan secara formal dan
terdokumentasi sebagai pertanggungjawaban atas dilaksanakannya pelatihan sebagai acuan
untuk melihat kinerja sejauh mana program pelatihan yang dilakukan.
4)        Manajer SDM harus membuat jadwal program pelatihan karyawan secara jelas khusus serta
harus sesuai dengan topik, materi, dan metode pelatihan agar karyawan dapat lebih terampil
ketika akan mempratikkan apa yang telah dilatih.
Keputusan untuk melakukan perbaikan atas kelemahan ini sepenuhnya ada pada
manajemen, tetapi jika kelemahan ini tidak segera diperbaiki kami mengkhawatirkan terjadi
akibat yang lebih buruk pada Program Pelatihan Karyawan dimasa yang akan datang.

BAB IV
RUANG LINGKUP AUDIT

Sesuai dengan penugasan yang kami terima, audit yang kami lakukan hanya meliputi masalah
Program Pelatihan Karyawan PT. Indojewel untuk periode tahun 2007/2008. Audit kami
mencakup penilaian atas kecukupann sistem pengendalian manajemen Program Pelatihan
Karyawan, personalia yang bertugas dalam program pelatihan karyawan, dan aktivitas
Program Pelatihan Karyawan itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai