Anda di halaman 1dari 6

PERAN PENDIDIK PAUD DALAM MEMBANGUN KARAKTER ANAK

Oleh:
Ika Budi Maryatun
PAUD FIP Universitas Negeri Yogyakarta
ika_budimaryatun@uny.ac.id

Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk menjabarkan peran pendidik PAUD dalam membangun
karakter anak sejak dini di lembaga. Lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) terdiri dari
TPA, KB, dan TK. Pendidik PAUD yang dimaksud adalah guru dan pengasuh di sekolah,
baik formal maupun nonformal. Karakter yang dikembangkan mengacu pada perkembangan
moral anak melalui tiga pendekatan penanaman moral Lickona, yaitu konsep moral, sikap
moral, dan prilaku moral. Peran pendidik dalam membangun karakter anak sejak dini
meliputi empat hal, yaitu (1) pendidik sebagai pendidik, (2) pendidik sebagai panutan, (3)
pendidik sebagai perancang pengembangan, dan (4) pendidik sebagai konsultan dan
mediator.
Kata Kunci: Pendidik PAUD, Karakter Anak

Abstract

The article is aimed at describing the role of early childhood teachers in developing students’
characters earlier in the institution. The early childhood education (PAUD) institution
includes TPA (children day care program), KB (play group), and TK (kindergarten). The
term ‘teacher’ here covers teachers and care-takers in either formal or informal schools. The
characters developed refer to the moral development of children through Lickona’s three
moral development approaches: moral concept, moral attitude, and moral behavior. The
teachers’ roles in developing the early-aged children comprises four ideas namely 1) teacher
as source of information, 2) teacher as a role-model, 3) teacher as a development designer,
and 4) teacher as a consultant and mediator.

Keywords: teachers of early-aged students, students’ character

PENDAHULUAN yang padat sebagai tanda seorang anak


Usia dini merupakan usia dimana cerdas. Stimulasi pendidikan yang
yang tepat untuk diberikan berbagai diberikan dan pola asuh orang tua serta
konsep kehidupan sebagai bekal di pendidik merupakan salah satu penentu
kehidupan selanjutnya. Semenjak seorang bagi pengoptimalan penggunaan otak ini.
manusia lahir dari rahim ibu sampai ia Berdasarkan hasil penelitian
dapat hidup mandiri memerlukan waktu Osbon, White, dan Bloom (2004), di
yang sangat panjang dibanding dengan bidang Neurologi, ditemukan fakta bahwa
makhluk hidup lainnya (Bronowski:1973). perkembangan kecerdasan anak mencapai
Anak mempunyai lebih kurang 100 milyar 50 % pada usia 0-4 tahun, 80 % pada usia
sel otak sejak lahir. Sel-sel otak tersebut 4-8 tahun, dan 100 % pada usia 8-18
membutuhkan stimulasi yang tepat agar tahun. Sedangkan pertumbuhan fisik anak
dapat saling terhubung menjadi jalinan usia 0 tahun mencapai 25 %, 6 tahun

747
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 5, Edisi 1, Juni 2016

mencapai 90 %, dan 12 tahun mencapai yaitu orang yang berkualifikasi sebagai


100 %. Oleh karena itu, usia dini bagi guru, dosen, konselor, pamong belajar,
seorang anak merupakan masa yang widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator,
strategis bagi perkembangan hidup dan sebutan lain yang sesuai dengan
selanjutnya. kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
Mengacu pada hasil penelitian di menyelenggarakan pendidikan.
atas, maka pemberian stimulasi pendidikan Dari pengertian di atas dijelaskan
yang tepat perlu diperhatikan. Pendidikan bahwa tenaga pendidik tidak hanya guru,
anak usia dini memberikan stimulasi bagi melainkan semua pihak yang terlibat
pengembangan enam aspek perkembangan dalam penyelengaraan pendidikan. Namun
yang ada pada anak yang terangkum dalam untuk dapat dikatakan sebagai pendidik
menu generik pembelajaran PAUD. Salah haruslah mampu merencanakan,
satu aspek yang menjadi perhatian melaksanakan, menilai, melakukan
pengembangan adalah aspek moral dan pembimbingan dan pelatihan dalam
nilai-nilai agama. Aspek moral mencakup pembelajaran. Jika merujuk pada kegiatan
pada aspek kehidupan keagamaan, nilai, yang harus dilakukan seorang pendidik,
dan karakter anak. Karakter yang akan maka yang dikatakan sebagai pendidik
dibahas lebih jauh dihubungkan dengan hanya guru dan orang tua.
karakter bangsa yang dikembangkan pada
anak sejak dini agar menjadi budaya yang 2. Pendidikan Anak Usia Dini
mengakar pada jiwa anak. Pendidikan anak usia dini
Pemberian stimulasi aspek yang merupakan penjabaran dari sebuah
akan dikembangkan, terutama karakter pendidikan yang bermula dari seluruh
yang bisa menjadi sangat abstrak bagi negara di dunia yang dalam bahasa
anak, harus mengguna metode yang tepat. Inggrisnya disebut dengan early childhood
Penyampaian cara yang benar akan education (ECD). Menu generik
memungkinkan terwujudnya pembiasaan menjabarkan pendidikan anak usia dini
sebagai perilaku terhadap karakter yang (PAUD) sebagai suatu upaya pembinaan
akan ditanamkan. Karakter akan menjadi yang ditujukan kepada anak sejak dini
jiwa anak, jika dalam penyampaiannya yang dilakukan melalui pemberian
menyenangkandan menantang untuk rangsangsangan pendidikan untuk
dipelajari bagi anak, baik pemberian membantu pertumbuhan dan
pengetahuan maupun pada penanaman perkembangan jasmani dan rohani agar
tingkah laku. anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan dasar dan kehidupan tahap
selanjutnya (2007 : 3). PAUD merupakan
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI lembaga terdekat dengan kehidupan anak
1. Pendidik yang sangat mempengaruhi kehidupan dan
UU No. 20 tahun 2003 pada 39 tingkah laku anak hingga dewasa.
ayat 2 menjabarkan bahwa pendidik adalah Keluarga merupakan lembaga PAUD yang
tenaga profesional yang bertugas paling dekat dengan kehidupan anak.
merencanakan dan melaksanakan proses Keluarga akan mempengaruhi kehidupan
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, bersosial anak di sekolah baik bersama
melakukan pembimbingan dan pelatihan, guru maupun teman sebayanya
serta melakukan penelitian dan pengabdian (Feeney.,et.al, 2007 : 29).
kepada masyarakat, terutama bagi PAUD juga dapat dikatakan
pendidik pada perguruan tinggi. Sementara sebagai proses pembinaan tumbuh
pada pada pasal 1 bagian BAB 1 kembang anak usia 0–8 tahun secara
dijelaskan mengenai tenaga kependidikan menyeluruh, mencakup aspek fisik dan

748
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 5, Edisi 1, Juni 2016

nonfisik dengan memberikan rangsangan 1. Karakter dan Moral


bagi Perkembangan mental, intelektual, Karakter seperti dijabarkan oleh
emosional, moral, dan sosial (NEST, Puskur dalam Pengembangan Pendidikan
2007). Seluruh aspek perkembangan anak Budaya dan Karakter merupakan watak,
dikembangkan melalui program PAUD ini tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang
dalam aktivitas belajar yang yang terbentuk dari hasil internalisasi
menyenangkan karena dilaksanakan dalam berbagai kebajikan (virtues) yang
kegiatan bermain. Aspek perkembangan diyakininya dan digunakannya sebagai
sebagai potensi bawaan anak tidak akan landasan untuk cara pandang, berpikir,
berkembang tanpa stimulasi dari orang tua bersikap, dan bertindak (2010 : 3).
di rumah dan pendidik anak di sekolah. Berbicara tentang karakter, maka akan
PAUD merupakan peletak dasar berbagai menyangkut semua aspek perkembangan
perkembangan anak yang akan sangat yang dimiliki seorang anak. Karakter harus
berpengaruh pada proses kehidupan anak ditanamkan dalam setiap lini kehidupan
di masa mendatang. anak agar dapat menjadi kepribadiannya
kelak.
3. Pendidik PAUD Karakter bangsa Indonesia lebih
Pendidik PAUD, jika mengacu pada pembiasaan perilaku sebagai warisan
pada dua pengertian sebelumnya tentang luhur nenek moyang, salah satunya adalah
pendidik dan PAUD merupakan orang aspek Moral dan Nilai-nilai Agama. Moral
yang bertanggung jawab merencanakan, dasar yang dikembangkan pada anak ada
melaksanakan, menilai, melakukan sekitar 16 unsur sebagai dasar penanaman
pembimbingan dan pelatihan dalam karakter meliputi kepedulian dan empati,
pembelajaran pada anak usia 0-8 tahun kerjasama, berani, keteguhan dan
secara menyeluruh. Pendidik pada PAUD komitmen, adil, suka menolong, kejujuran
mempunyai tugas yang lebih kompleks dan integritas, humor, mandiri dan percaya
daripada pendidik pada tingkat pendidikan diri, loyalitas, sabar, rasa bangga, banyak
di atasnya. Hal ini dikarenakan PAUD akal, sikap respek, tanggung jawab, serta
merupakan tingkat pendidikan yang paling toleran (Schiller & Bryant, 2002).
mendasar sebagai pondasi bagi pendidikan Perkembangan moral Kohlberg
selanjutnya. secara runtut dijabarkan meliputi tiga
Pondasi yang dibangun di PAUD tahap, yaitu preconventional,
menuntut struktur yang kuat, baik aspek conventional, dan praconventional (Berk,
pembelajaran dalam kegiatan main 2008). Tahap preconventional, banyak
maupun pengembangan potensi anak. terjadi pada anak di bawah enam tahun.
Konsep akan ternaman jika pendidik Pada tahap ini, perilaku anak hanya
mampu menciptakan program stimulasi dipengaruhi oleh konsekuensi fisik. Anak
yang menarik untuk diikuti dalam belum menunjukkan internalisasi nilai-
kegiatan. Karenanya seorang pendidik nilai moral dalam hidupnya. Sesuatu
PAUD dituntut mampu merancang dianggap benar dan baik jika
kegiatan yang menarik dan menantang, menghasilkan hal yang menguntungkan
melaksanakan pembelajaran yang dan menyenangkan secara fisik pada
menyenangkan, dapat mengamati dan dirinya. Artinya, anak berperilaku bukan
mencatat proses tumbuh kembang anak karena sadar pada norma dan etika
didiknya, dan mengevaluasi program lingkungan masyarakat, tetapi lebih pada
kegiatan main atau pembelajaran yang takut dimarah oleh ibu atau untuk
telah dilakukannya. mendapat pujian.
Yang kedua adalah tahap
PENDIDIKAN KARAKTER conventional, dimana anak berperilaku

749
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 5, Edisi 1, Juni 2016

untuk memperoleh suatu predikat, seperti menggunakan organ sensorinya, daripada


anak baik, anak ganteng, anak pintar dan perasaan yang umum digunakan orang
sebagainya. Tetapi di tahap kedua ini anak dewasa. Thomas Lickona menggambar
mulai sadar akan adanya suatu aturan pendekatan yang digunakan untuk
dalam masyarakat. Aturan sederhana yang menanamkan nilai moral pada anak seperti
dipahami anak misalnya tidak buang air terlihat pada bagan berikut (Lickona,
kecil di depan pintu. Tahap ketiga yaitu 1993) :
postconventional, dimana anak sudah
dapat memilih sendiri aktivitasnya dan
mampu mempertanggungjawabkan pilihan
tersebut.
Memahami ketiga tahapan
perkembangan moral di atas, dapat
digunakan sebagai acuan dalam menyusun
rencana pembiasaan perilaku yang akan
ditanamkan sebagai proses membangun
karakter. Proses penanaman karakter ini
tidak boleh jauh dari prinsip
perkembangan yang ada pada anak usia
ini.

2. Pendekatan Penanaman Karakter


Anak Usia Dini
Pendidik anak usia mempunyai
tugas yang sangat kompleks dalam
menghadapi anak yang masih dalam usia
muda. Tugas mendidik anak usia dini Dari bagan di atas, dapat dijelaskan
tidaklah muda, karena anak belajar dari bahwa pendekatan penanaman moral
apa yang dilihat, didengar, dan dengan memberikan konsep moral sebagai
dirasakannya. Sebelum meminta anak pengetahuan terlebih dahulu pada anak.
berperilaku moral yang baik, terlebih Pemberian konsep ini tidak akan bermakna
dahulu pendidik PAUD memiliki perilaku jika tidak dibarengi dengan sikap yang
postif yang dapat dilihat dan ditiru anak. terwujud dalam pemikiran anak. Sikap ini
Sementara pendidikan moral selama ini pun harus diwujudkan dalam perilaku anak
yang dilakukan di sekolah lebih banyak melalu pembiasaan yang dilakukan di
menerapkan konsep dan teori saja. rumah maupun di sekolah. Anak harus
penerapan dalam bentuk perilaku masih mendapat contoh konkret mengenai moral
kurang mendapat perhatian. Peran itu dalam wujud konsep, sikap, dan
pendidik, terutama pada tingkat PAUD, perilaku. Ketiga unsur ini tidak dapat
tidak hanya sebagai pentransfer konsep dipisahkan dan diajarkan sendiri-sendiri.
ilmu saja, namun lebih pada pembimbing Setiap memberikan konsep, pendidik juga
bagi pembentukan perilaku, watak hingga menunjukkan sikap dan beriperilaku sesuai
karakter. konsep yang diajarkannya.
Pengembangan nilai moral sebagai Pemberian konsep moral sebagai
dasar membangun karakter anak harus bagian karakter pada anak usia dini lebih
memperhatikan sifat anak itu sendiri. Anak banyak dilakukan melalui kegiatan-
paling mudah mempelajari sesuatu jika kegiatan bercerita, karyawisata, bernyanyi,
melihat dan melakukan sendiri. Hal ini dan sajak. Melalui cerita, pendidik dapat
dikarenakan anak masih belajar mengembangkan nilai-nilai budaya, sosial,

750
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 5, Edisi 1, Juni 2016

agama, etos kerja, dan berbagai konsep Pendidik perlu menguasai strategi
moral lainnya agar menjadi sikap yang pengembangan pada anak usia dini
dapat diwujudkan dalam perilaku anak. sehingga rencana yang sudah disusun
Karyawisata merupakan kegiatan untuk dapat dilaksanakan sesuai tujuan
memperlihatkan dunia sebenarnya agar pengembangan. Pendidik PAUD perlu
anak memperoleh wujud dari konsep memahami karakteristik anak sesuai usia,
moral yang didapatnya. Bernyanyi dan budaya, dan lingkungannya sehingga apa
sajak atau syair merupakan dua hal yang yang disampaikan tidak terlalu jauh
banyak terdapat kehidupan anak. Di dalam dengan kehidupan anak sehari-hari. Hal ini
syair sajak dan lagu dapat diberikan juga agar perilaku yang akan kita
konsep-konsep moral yang akan tanamkan dapat diamati dan ditiru anak
ditanamkan. sesuai sifatnya sebagai pengamat dan
3. Peran Pendidik PAUD dalam peniru.
Menanamkan Karakter Anak
Pendidik PAUD tidak hanya b. Pendidik PAUD sebagai panutan
berperan pada aspek akademik saja. Pendidik PAUD adalah salah orang
Pendidik berperan dalam hal pembelajaran yang paling dekat dengan hidup anak,
(dari proses perencanaan, pelaksanaan, karenanya setiap sikap yang terlihat dari
hingga evaluasi), berperan dalam proses pendidik akan dicontoh anak. Anak belum
administrasi kelas, dan berperan dalam mampu memilih perilaku mana yang boleh
psikologis anak (proses pencegahan, ditiru dan yang tidak. Setiap perilaku yang
penanganan, hingga rehabilitasi). teramati oleh anak, dianggapnya sebagai
Pembentukan karakter anak termasuk perilaku yang boleh ditiru. Pendidik perlu
dalam peran guru dalam bidang psikologis memahami bagaimana bersikap dan
ini, karena guru harus mencegah muncul berperilaku di depan anak-anak agar sikap
karakter yang buruk, menanamkan dan perilaku yang dicontoh anak adalah
karakter yang diharapkan, dan perilaku yang diharapkan tertanam pada
memperbaiki karakter yang terlanjur rusak. anak saja.
Penanaman karakter di sekolah Anak paling mudah mempelajari
membutuhkan pendidik PAUD yang dapat sesuatu dari mengamati dan meniru,
dijadikan tokoh sekaligus perancang dalam terutama dalam menanamkan karakter ini.
proses pembentukan ini. Peran pendidik Cara paling mudah menanamkan karakter
PAUD dalam proses menanamkan adalah melalui pembiasaan perilaku yang
karakter anak dapat dijabarkan sebagai diharapkan tersebut dalam setiap aktivitas
berikut : anak. Keberhasilan pembiasaan akan
menentukan keberhasilan pembentukan
a. Pendidik PAUD sebagai pendidik karakter anak yang berpengaruh pada
Pendidik PAUD bukan sekedar pembentukan karakter bangsa nantinya.
orang yang menstranfer ilmu ke anak-
anak, namun lebih dari itu, merupakan c. Pendidik PAUD sebagai perancang
orng yang berperan memberikan konsep pengembangan
ilmu bahkan pembentukan sikap dan Semua program rancangan
perilaku. Pendidik pada tingkat PAUD pembentukan karakter perlu dirancang
secara lengsung membuat rancangan dengan baik oleh pendidik agar jelas
pengembangan perilaku karakter pada tujuan dan dapat menggunakan cara yang
anak, melaksanakan, dan tepat. Rancangan ini dipadukan dengan
mengembangkannya sehingga menjadi program kegiatan sehari-hari anak di
cara hidup anak. sekolah dan di rumah. Materi pembiasaan
yang perlu untuk dirancang meliputi

751
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 5, Edisi 1, Juni 2016

kepedulian dan empati, kerjasama, berani, (mutiara oleh-oleh dari sebuah warung
suka menolong, kejujuran dan integritas, mie)
mandiri dan percaya diri, sabar, rasa
bangga, banyak akal, sikap respek,
tanggung jawab, serta toleran. Semua
kegiatan ini dapat dirancang dalam DAFTAR PUSTAKA
kegiatan yang bersifat individu maupun
kelompok. Berk, Laura. (2008). Child Development.
USA : Pearson Education
d. Pendidik PAUD sebagai konsultan dan Feeny, Stephanie et.al. Who Am I In The
mediator Lives of Children?. Seven edition.
Pendidik PAUD, terutama guru, USA : Merril Prentice-Hall,Inc.
merupakan orang yang paling benar di (2006)
mata anak-anak sehingga dijadikan tempat Schiller, Pam & Tamera Bryant. (2002).
untuk mengadukan segala kesulitan yang 16 Moral Dasar Bagi Anak.
dialaminya. Pendidik dijadikan tempat Jakarta : PT Elex Media
berbagi paling aman bagi anak. Karenanya Komputindo
pendidik perlu memiliki kemampuan NEST TEAM. 2007. Modul
menyelesaikan permasalahan anak ketika Perkembangan Anak untuk
mereka mengadu. Jika ada konflik diantara PPAUD. Jakarta : Dir.PAUD,
sesama anak, guru perlu mencari tahu Kemendiknas.
sebab konflik tersebut sebelum Lickona, Thomas. (1993). The Return of
menyelesaikannya. Disini akan tertanam Character Education. (Journal of
sikap jujur, berani, dan bertanggung Education Leadership,
jawab. vol.3/No.3?Nopember 1993).

http://www.slideshare.net/pengga
wa/pendidikan-karakter-5758744
KESIMPULAN Santrock, John W. (2003). Psychology 7.
USA : McGraw-Hill co,Inc
Karakter merupakan identitas suatu
bangsa, karenanya perlu ditanamkan sedini UU No. 20 tahun 2003
mungkin agar mengakar dalam hidup
seseorang sebagai warga negara. Karakter ----. (2007). Kerangka Dasar Kurikulum
memberikan identitas yang dapat dilihat Pendidikan Anak Usia Dini.
secara kasat mata. Karakter yang baik akan Jakarta : Puskur.
membawa nama baik negara juga, namun ----. (2010). Pengembangan Pendidikan
karakter yang buruk akan menghancurkan Budaya dan Karakter Bangsa.
bangsa itu. Karakter harus dibiasakan Jakarta : Puskur, Kemendiknas
dalam segala aspek kehidupan anak
melalui pemberian contoh yang nanti akan
melahirkan perilaku, tidak sekedar
diajarkan secara teori dan lembar kerja di
sekolah.

Landasan karakter tidak dibangun oleh


ceramah,
tetapi oleh batu-batu teladan baik
yang disusun hari demi hari

752

Anda mungkin juga menyukai