B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui keanekaragaman genetik pada manusia
melalui pengamatan fenotip.
2. Mahasiswa dapat mengamati bermacam-macam gejala fenotip pada
manusia dan menemukan kesamaan dan perbedaan yang ada.
C. DASAR TEORI
Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah suatu istilah
pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah
dapat dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup
gen, spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta ekosistem dan
proses-proses ekologi dimana bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya.
Jenis keanekaragaman hayati, antara lain:
a. Keanekaragaman genetik (genetic diversity), yaitu jumlah total informasi
genetik yang terkandung di dalam individu tumbuhan, hewan, dan
mikroorganisme yang mendiami bumi.
b. Keanekaragaman spesies (species diversity), yaitu keanekaragaman
organisme hidup di bumi (diperkirakan berjumlah 5-50 juta), hanya 1,4
juta yang baru dipelajari.
c. Keanekaragaman ekosistem (ecosystem diversity), yaitu keanekaragaman
habitat, komunitas biotic, dan proses ekologi di biosfer.
(F. George & H. George, 2005).
Keanekaragaman merupakan dasar ciri-ciri dari benda hidup. Adanya
keanekaragaman genetik merupakan hasil seleksi alam dari suatu spesies
terhadap lingkungannya. Keanekaragaman dapat dilihat dari adanya
perbedaan bentuk tubuh, warna tubuh, ukuran tubuh, jumlah, rasa, tempat
hidup, struktur tubuh, fungsi organ, serta perilakunya. Perbedaan antar
organisme tidak hanya dijumpai pada organisme lain jenis, tetapi pada
organisme sejenis pun kita jumpai. Bahkan daun, bunga, dan buah dalam satu
pohon pun tidak ada yang sama persis. Ukuran, bentuk, rasa, dan jumlahnya
bermacam-macam. Perbedaan yang terjadi diantara individu sejenis dikenal
dengan variasi (Slamet Prawirohartono, 2003: 63).
Keanekaragaman tidak hanya terjadi pada tumbuhan dan hewan saja
tetapi juga manusia. Namun pada manusia, keanekaragaman yang terjadi
hanya pada tingkat gen dan berkaitan dengan pewarisan sifat. Manusia
memperlihatkan variasi pada beberapa ciri-ciri yang dapat dilihat dengan
mudah melalui fenotip atau sifat yang tampak (Cummings, 2011: 6-7).
Dalam sebuah keluarga juga tidak ada yang sama benar antara yang
satu dengan yang lainnya, meskipun terdapat beberapa orang yang kembar di
dalam keluarga tersebut. Jadi, dalam keluarga juga terjadi variasi. Kalau
antara individu dalam satu keluarga saja terjadi banyak perbedaan ciri, maka
tidak aneh kalau individu dari lain keluarga, lain jenis, lain ras, dan lain
bangsa, akan sangat banyak perbedaannya. Manusia memperlihatkan variasi
pada beberapa ciri-ciri yang dapat dilihat dengan mudah melalui fenotip atau
penampilannya. Beberapa dari ciri-ciri yang nampak tersebut tidak
mengalami seleksi alam, sehingga tetap ada sampai sekarang, dan dapat
ditentukan oleh para ahli genetika melalui beberapa cara (Slamet
Prawirohartono, 2003: 63).
Genetika adalah ilmu yang mempelajari pewarisan sifat dari
parentalnya (induknya) kepada filialnya (keturunannya). Sifat ini diwariskan
melalui gen yaitu struktur terkecil pewaris sifat yang terdapat di dalam
kromosom, sedangkan kromosom itu sendiri terdapat dalam inti sel. Dalam
mempelajari genetika kita mengenal istilah fenotip dan genotip. Sifat fenotip
adalah sifat individu yang tampak dari luar, sedangkan sifat genotip adalah
sifat individu yang tidak tampak dari luar (Prowel, 2010: 115-116).
Fenotip dapat dikatakan sebagai karakteristik atau ciri-ciri yang dapat
diukur atau sifat yang nyata yang dimiliki oleh organisme. Ciri itu tampak
oleh mata, seperti warna kulit atau tekstur rambut. Fenotip dapat juga diuji
untuk identifikasinya, seperti pada penentuan angka respiratoris atau uji
serologi tipe darah. Fenotip merupakan hasil produk-produk gen yang
diekspresikan di dalam lingkungan tertentu. Namun, gen memiliki batasan-
batasan di dalamnya sehingga lingkungan dapat memodifikasi fenotip
(Stansfield, 1983: 19).
Genotip ialah seluruh gen yang dimiliki suatu individu. Genotip yang
terekspresikan menampakan fenotip pada suatu individu. Genotip yang
melibatkan alel-alel pada suatu lokus tunggal dapat menghasilkan genotip
yang homozigot. Keturunan homozigot dapat dihasilkan dari galur murni.
Perpaduan heterozigot dihasilkan dari alel yang berbeda (Starr and McMillan,
2010: 374)
Pengamatan terhadap keanekaragaman genetik pada manusia dapat
dilakukan dengan menggunakan bantuan Cakram Genetika. Cakram genetika
biasanya menggunakan 6 ciri-ciri. Lima ciri diantaranya merupakan ciri-ciri
yang tampak secara fisik sementara satu ciri yang lain merupakan
pengamatan terhadap golongan darah (A/B/AB/O). Keenam ciri yang akan
diamati tersebut antara lain:
Daun telinga (menggantung/menempel),
Lidah (bisa melipat/tidak bisa melipat),
Rambut (lurus/bergelombang),
Ibu jari (lurus/bengkok),
Alis (tebal/tipis),
Golongan darah (A/B/AB/O).
G. PEMBAHASAN
Keanekaragaman hayati dapat dijumpai baik pada tumbuhan, hewan,
maupun pada manusia. Perbedaan gen atau pewaris sifat dari orang tua lah
yang membuat masing-masing individu memiliki perbedaan baik secara
fenotip (dapat dilihat secara fisik) maupun genotip. Pada praktikum ini saya
mengamati perbedaan yang tampak secara fisik dari masing-masing individu
di Kelas E Program Studi Kimia-S1 Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas
MIPA angkatan 2014 yang berjumlah 39 orang.
Pengamatan diperoleh dengan menggunakan bantuan Cakram Genetika,
dengan didasarkan pada 6 ciri-ciri yang telah ditentukan:
Lingkaran pertama : ciri-ciri daun telinga (menggantung/menempel),
Lingkaran kedua : ciri-ciri lidah (bisa melipat/tidak bisa melipat),
Lingkaran ketiga : ciri-ciri rambut (lurus/bergelombang),
Lingkaran keempat : ciri-ciri ibu jari (lurus/bengkok),
Lingkaran kelima : ciri-ciri alis (tebal/tipis),
Lingkaran keenam : golongan darah (A/B/AB/O)
Hasil pengamatan yang telah saya lakukan, menunjukkan bahwa
masing-masing individu memiliki ciri yang berbeda-beda dengan individu
lain berdasarkan pada ciri-ciri yang telah ditentukan sebelumnya. Walaupun
ada juga beberapa individu yang memiliki 6 kesamaan ciri tersebut, namun
setelah dicari kembali ciri-ciri yang lain tetap terdapat perbedaan ciri antar
individu tersebut.
Pengamatan terhadap ciri-ciri yang dimiliki mahasiswa bernama
Grandy memiliki skor yang sama dengan Ardi yang ditunjukkan oleh cakram
genetika yaitu 54. Artinya mereka memiliki keenam ciri yang sama (yang
telah ditentukan). Namun setelah diperhatikan kembali ciri-ciri fisik lain yang
dapat membedakan masing-masing mahasiswa ini adalah bentuk hidungnya.
Bentuk hidung Grandy tampak lebih mancung daripada bentuk hidung Ardi.
Mahasiswa bernama Achmad dan Thinus juga memiliki skor yang sama
pada cakram genetika yaitu 56. Namun ciri fisik ketujuh yang mampu
membedakan keduanya adalah bentuk muka Thinus terlihat lebih lonjong
dibandingkan dengan bentuk muka yang dimiliki Achmad.
Cakram genetika yang menunjukkan skor 88 ada dua mahasiswa yaitu
Winda dan Muhammad Arief. Namun sangat terlihat jelas bahwa dari dua
mahasiswa ini terdapat perbedaan jenis kelamin. Winda memiliki jenis
kelamin perempuan sementara Arief berjenis kelamin laki-laki.
Astuti dan Ulfa memiliki kesamaan dari keenam ciri-ciri yang telah
diamati, dengan ditunjukkan pada cakram genetika memiliki skor 97.
Sangatlah sulit ketika saya mengamati ciri ketujuh yang mampu menunjukkan
perbedaan ciri fisik dari keduanya. Namun setelah diamati dengan seksama,
ada tidaknya lipatan di dagu mampu menunjukkan perbedaan diantara
mereka. Dagu Astuti tidak ditemukan lipatan sementara Ulfa memiliki sedikit
lipatan di dagu.
Skor pada cakram genetika yang menunjukkan angka 93 ada tiga
mahasiswa, yaitu Anggi, Tutut, dan Sari. Perbedaan yang nampak jelas
ditunjukkan adalah jenis kelamin. Tutut memiliki jenis kelamin laki-laki,
sementara Anggi dan Sari adalah perempuan. Sedangkan ciri lain yang
membedakan antara Anggi dengan Sari adalah terdapat pada bentuk dagunya.
Anggi memiliki bentuk dagu sedikit lancip sedangkan Sari memiliki bentuk
dagu yang tidak lancip. Jadi jelaslah bahwa ketiga mahasiswa tersebut
memiliki ciri-ciri yang berbeda diluar keenam ciri yang telah disebutkan di
atas.
Pada cakram genetika yang menunjukkan skor 82 adalah Shinta dan
Hafis. Namun nampak sangat jelas ketika keduanya disejajarkan, bahwa
badan Hafis lebih tinggi dibandingkan badan Shinta.
Dan mahasiswa terakhir yang memiliki keenam ciri-ciri yang sama
adalah Ajeng dan Putri. Keduanya menunjukkan skor 66 pada cakram
genetika. Ciri ketujuh yang dapat menunjukkan perbedaan diantara keduanya
adalah dapat dilihat dari bentuk mukanya. Bentuk muka yang dimiliki Ajeng
terlihat lebih kotak daripada bentuk muka Putri.
Secara umum, dari sebanyak 39 mahasiswa Kimia kelas E memiliki ciri
yang berbeda-beda. Meskipun ada beberapa mahasiswa yang memiliki
kesamaan dari keenam ciri-ciri yang telah disebutkan di atas. Namun pada
akhirnya setelah diamati kembali dengan teliti, terdapat ciri-ciri ketujuh yang
menunjukkan adanya perbedaan masing-masing individu yang mampu dilihat
dari sifat fenotipnya. Hal ini telah jelas dengan tegas membuktikan
keanekaragaman (biodiversity) yang terjadi manusia.
H. KESIMPULAN
1. Keanekaragaman genetik pada manusia dapat diamati dengan
berdasarkan pada pengamatan fenotip. Fenotip dapat dikatakan sebagai
karakteristik atau ciri-ciri yang dapat diukur atau sifat yang nyata yang
dimiliki oleh organisme. Ciri itu tampak oleh mata, seperti warna kulit,
bentuk hidung, tekstur rambut, dll.
2. Gejala-gejala fenotip dapat diamati dengan indera kita terutama mata,
sebagai contoh adalah:
Daun telinga (menggantung/menempel),
Lidah (bisa melipat/tidak bisa melipat),
Rambut (lurus/bergelombang),
Ibu jari (lurus/bengkok),
Alis (tebal/tipis), dll.
I. DAFTAR PUSTAKA
Cummings and Michael R. 2011. Human Heredity: Principles and Issues. 9th
ed. New York: Brooks/Cole Cengage Learning.
George, F and H. George. 2005. Schaums Outline of Biology. 2nd ed. Jakarta:
Erlangga.
Prawirohartono, Slamet. 2003. Sains Biologi 1. Jakarta: Bumi Aksara.
Sianipar, Prowel. 2010. Mudah dan Cepat Menghafal Biologi. Yogyakarta:
Pinus.
Stansfield and William D. 1983. Genetika. 3rd ed. Jakarta: Erlangga.
Starr, Cecie, and Beverly McMillan. 2010. Human Biology. 8th ed. New York:
Brooks/Cole Cengage Learning.
_____. 2014. Keanekaragaman Pada Manusia. [Online]. Tersedia:
http://hasbimuhamad.wordpress.com/2014/03/02/laporan-praktikum-
genetika-keanekaragaman-pada-manusia/. [28 September 2014].
J. DISKUSI
1. Apakah ada seseorang di kelas Anda yang mempunyai kesamaan
terhadap ke enam ciri-ciri tersebut? Yang berarti mempunyai angka yang
sama dengan yang Anda punyai? Jika ada, dapatkah Anda dapat
menentukan ciri-ciri ke tujuh yang dapat membebaskan Anda?
Jawab:
Di dalam kelas saya (Kimia E 2014) tidak ada yang memiliki kesamaan
dengan saya (skor 86) terhadap ciri-ciri yang telah ditentukan pada
cakram genetika.
5. Apabila pada suatu kecelakaan pesawat terbang, dua orang laki-laki dan
dua orang perempuan masing-masing berturut-turut mempunyai angka
36, 40, 44, dan 48 dapat selamat dan tinggal pada suatu pulau yang tidak
berpenghuni, terpisah secara populasi dengan lainnya. Ciri-ciri apa yang
tidak Anda dapatkan pada populasi di pulau ini, yang ada di kelas Anda?
Jawab:
Ciri-ciri yang tidak ditemukan di pulau ini namun terdapat di kelas Kimia
E 2014 adalah:
Daun telinga yang menggantung,
Lidah yang tidak bisa melipat,
Rambut yang lurus,
Golongan darah A, B, atau AB.