Anda di halaman 1dari 13

ORGANISASI KANTOR YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

Oleh:
Erika Nur Rahman
155211006
Program studi D3 Administrasi Bisnis
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

ABSTRACT

Office organization is a container in which two persons or more has particulary


thingking and same purpose to coorperate to achieve a goal. A company should have a
good office organization because the organization gives responsibility to the
employees. A company must have a suitable office organization with company.
Typically corporate organizations covers ranging from the principles the organization,
the organizational structure, centralization, decentralization, delegation, span of
control, formalization, and departementalization. Each organization must have its own
organizational culture that aims to reflect the hailmark of the organization it is very
important for a company.
Keywords : Organization, Office and Organizational structure .

PENDAHULUAN

Berbagai para ahli menekankan bahwa organisasi merupakan suatu wadah. Ada
yang memandang organisasi sebagai suatu organisme yang dinamis. Organisasi
sebagai suatu wadah adalah memandang organisasi dengan pendekatan secara
struktural, sedangkan organisasi sebagai suatu organisme adalah memandang melalui
pendekatan perilaku (behavior).
Organisasi sebagai suatu wadah yaitu dengan melihat organisasi sebagai
sesuatu yang statis seperti gambar yang terdapat dalam struktur organisasi. Ciri khas
organisasi biasanya digambarkan dengan kotak-kotak yang menghubungkan antara
kedudukan dan jabatan yang diduduki oleh seseorang. Organisasi juga digambarkan
sebagai garis wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing orang. Organisasi
juga dipandang sebagai fungsi dan alat pencapaian tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.
Organisasi dapat didefinisikan sebagai kerjasama dari sekelompok orang yang
membentuk system untuk mencapai suatu tujuan. Jadi di dalam organisasi itu pasti
tedapat kerjasama, terdapat sekelompok orang atau lebih dan setiap organisasi pasti
mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Di dalam jurnal ini akan disampaikan beberapa
pembahasan mengenai organisasi kantor yang dapat dijadikan sebagai pondasi untuk
menjadi suatu perusahaan yang memiliki organisasi kantor yang baik.
METODE PENULISAN
Metode penulisan yang saya lakukan dalam jurnal ilmiah ini adalah dengan
mencari berbagai reverensi dari berbagai sumber baik itu dalam buku ataupun dalam
jurnal. Setelah saya mendapatkan beberapa sumber yang menurut saya cukup relavan
dengan judul jurnal yang saya buat, lalu saya jadikan reverensi tersebut sebagai acuan
dalam penulisan jurnal ilmiah ini.
PEMBAHASAN
Apa itu Organisasi?
Organisasi menurut Robbins (2007:510-512) mengacu pada sistem makna
bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi itu dari
organisasi lain. Schein (McAuley, et., al., 2007:12) menyatakan bahwa organisasi
merupakan koordinasi yang bersifat rasional yang dilakukan oleh sejumlah orang demi
mencapai sejumlah tujuan yang jelas, lewat pembagian kerja atau fungsi, dan lewat
suatu hirarki otoritas dan pertanggungjawaban.
Daft (2010:11) mendefinisikan organisasi sebagai entitas sosial yang diatur
oleh tujuan, didesain secara sengaja berupa system aktivitas yang terstruktur dan
terkoordinasi, dan berhubungan dengan lingkungan eksternalnya. Robbins and Mathew
(2009:5) menyatakan bahwa organisasi merupakan entitas sosial yang dikoordinasikan
secara sadar, dengan batasan-batasan yang relative dapat dikenali, yang berfungsi
secara terus-menerus dengan dasarnya yaitu untuk mencapai suatu tujuan bersama atau
seperangkat tujuan. Jones and Mathew (2009:1) menyatakan bahwa organissasi
merupakan alat yang digunakan oleh orang dalam mengkoordinasikan tindakan-
tindakan mereka guna memenuhi sesuatu yang mereka harapkan atau hargai, yaitu
mencapai tujuan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa organisasi perkantoran merupakan
suatu kolektivitas orang yang ada di lingkungan kantor, dimana aktivitas yang
dilakukannya di desain secara sadar, terkoordinasi, serta diatur oleh para anggotanya
dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Banyak fakta yang ada di lingkungan perkantoran, namun demikian, setidaknya
terdapat lima buah fakta yang umum terdapat dan berlangsung dalam organisasi
perkantoran yaitu:
1. Sumber Daya Manusia (SDM)
Setiap organisasi perkantoran pasti mencangkup SDM yang terlibat dalam
interaksi social, baik disebabkan oleh struktur formal atau informal
2. Struktur
Interaksi dlam system sosisal itu tersusun dalam sebuah struktur yang
menjamin perintah dan laporan, baik berhubungan dengan arus pekerjaan
maupun arus informasi.
3. Hubungan Timbal Balik
Sebagai suatu system yang terbuka, setiap organisasi perkantoran mempunyai
hubungan timbal balik baik dalam orrganisasi intern maupun ekstern.
4. Tujuan Individu
Setiap orang dalam organisasi perkantoran memiliki tujuan individu, sebagian
daripadanya merupakan alasan tindakan mereka masing-masing mengharapkan
organisasi dapat membantu mencapai tujuannya.
5. Tujuan Bersama
Interaksi social yang terjadi dalam manajemen perkantoran, dapat membantu
pencapaian tujuan bersama, walaupun mungkin berbeda, maupun berkaitan
dengan tujuan-tujuan individu tersebut.
Lima bagian dasar dari sebuah organisasi menurut Henry Mintzberg adalah:
1. The Operating Core
Yang termasuk kedalam The Operating Core adalah para pegawai yang
melaksanakan pekerjaan dasar yang berhubungan dengan prosuksi barang
dan jasa.
2. The Strategic Apex
Yang termasuk didalam bagian ini adalah manajer tingkat puncak (top
management)
3. The Middle Line
Yang termasuk di dalam bagian ini adalah para manajer yang menjembatani
manajer tingkat atas dengan bagian operasional.
4. The Thecnostructure
Yang termasuk dalam bagian ini adalah mereka yang diserahi tugas untuk
menganalisa dan bertanggung jawab terhadap bentuk standarisasi dalam
organisasi.
5. The Support Staff
Yang termasuk disini adalah orang-orang yang memberi jasa pendukung
tidak langsung terhadap organisasi (orang-orang yang mengisi unit staff)
Di dalam oraganisasi kantor struktur organisasi merupakan salah satu hal yang
dibutuhkan. Struktur organisasi menetapkan cara pembagian, pengelompokan, da
pengorganisasian pekerjaan secara formal (Robbins, 2003:176). Gibson et., al..
(2006:7) menyatakan bahwa struktur organisasi merupakan cetak biru yang
mengidentifikasikan bagaimana orang dan pekerjaan dikelompokkan bersama dalam
suatu organisasi. Struktur digambarkan oleh suatu bagan organisasi.
Enam elemen struktur organisasi yang menunjang keberhasilan organisasi
menurut Robbins dan Judge (2007:478) terdiri dari spesialisasi pekerjaan, rantai
komando, rentang kendali, sentralisasi dan desentralisasi, formalisasi, serta
departementalisasi. Masing-masing elemen struktur organisasi tersebut diuraikan
sebagai berikut:
1. Spesialisasi pekerjaan
Spesialisasi pekerjaan atau pembagian pekerjaan berenaan dengan sejauh
mana tugas organisasi diemban oleh pegawai. Hakikat spesialisasi
pekerjaan maksudnya daripada pekerjaan dilakukan oleh satu orang namun
menanganu banyak hal, lebih baik pekerjaan tersebut dipecah menjadi
sejumlah pekerjaan yang spesifik, dimana pekerjaan spesifik tersebut
diemban oleh seorang atau beberapa orang pegawai. Manajer dapat
melakukan efisiensi melalui spesialisasi pekerjaan. Dengan spesialisasi
pekerjaan, keterampilan pegawai akan meningkat, sebab pegawai
melaksanakan pekerjaannya secara berulang. Dari sisi biaya pelatihan,
maka pelatihan untuk spesialisasi pekerjaan jauh lebih efektif dan efisien.
2. Rantai Komando
Rantai komando merupakan garis tidak putus dari rangkaian wewenang
yang ada dalam suatu organisasi. Dalam konsep rantai komando, terdapat
dua hal penting, yaitu wewenang dan kesatuan komando.
a. Wewenang
Wewenang mengacu pada kemampuan untuk memberi perintah dan
mengharapkan perintah tersebut dipatuhi oleh pegawai. Untuk
mempermudah koordinasi, posisi manajer diberi tempat dalam rantai
komando, dan tiap manajer memiliki derajat wewenang
b. Kesatuan Komando
Asas kesatuan komando membantu mengamankan konsep garis
wewenang yang tidak terputuskan. Kesatuan ini menyatakan bahwa
seorang pegawai seharusnya mempunyai satu pemimpin dan hanya
kepada satu pemimpin dia bertanggung jawab langsung. Jika kesatuan
komando ini putus, maka seorang pegawai akan menghadapi
pemimpinnya secara langsung.
3. Rentang Kendali
Rentang kendali merujuk pada jumlah orang yang secara langsung
mempertanggung jawabkan pekerjaannya sesuai dengan tingkatan atau
hierarki organisasi dimana ia bekerja. Berapa banyak bawahan dapat
diarahkan secara efektif dan efisien oleh seorang manajer? Pertanyaan
rentang kendali ini penting, karena sangat menentukan banyaknya tingkatan
manajer yang harus dimiliki organisasi. Bila disejajarkan, makin luas atau
besar rentang organisasi digunakan, maka semakin efisien organisasi itu.
4. Sentralisasi dan Desentralisasi
Berikut ini diuraikan tentang sentralisasi dan desentralisasi.
a. Sentralisasi
Istilah sentralisasi mengacu pada pengambilan keputusan yang terpusat
pada suatu titik tertentu dalam organisasi. Konsep tersebut hanya
mencangkup wewenang formal, yaitu hak-hak yang terkait dengan
posisi pekerjaan. Lazimnya dikatakan bahwa jika menajemen puncak
mengambil keputusan organisasi tanpa melibatkan pegawai di
bawahnya, maka organisasi tersebut menganut system sentralisasi.
b. Desentralisasi
Organisasi yang ter desentralisasi akan jauh lebih cepat untuk
memecahkan masalah, karena lebih banyak pegawai yang memberikan
masukan bagi keputusan organisasi. Seiring dengan tuntutan perubahan,
maka akhir-akhir ini menajemen membuat organisasi menjadi lebih
fleksibel dan tanggap, dan cenderung kearah desentralisasi dalam
pengambilan keputusan. Dalam organisasi besar, manajer lini pertama
(first line manager) mempunyai pengetahuan yang lebih rinci mengenai
masalah-masalah daripada manajer puncak (top management).
5. Formalisasi
Formalisasi mengacu pada suatu tingkat dimana perkerjaan di dalam
organisasi itu dilakukan. Selain itu juga dinyatakan bahwa formalisasi
adalah derajat dimana organisasi menstandarkan perilaku melalui aturan,
prosedur pelatihan dan mekanisme lain yang terkait. Jika suatu pekerjaan
sangat diformalkan, maka pelaksana pekerjaan itu mempunyai kuantitas
keleluasaan yang minimum mengenai apa yang harus mereka kerjakan,
kapan harus dikerjakan, dan bagaimana seharusnya mengerjakannya. Para
pegawai melaksanakan pekerjaan dengan cara yang sama persis dan
menghasilkan output yang sama. Formalisasi dapat meningkatkan efisiensi
dan pemenuhan, tetapi dapat juga menimbulkan masalah.
6. Departementalisasi
Rentang kendali, sentralisasi, dan formalisasi adalah elemen penting dalam
stuktur organisasi, namun hampir semua orang berfikir tentang bagan
organisasi apabila berdiskusi tentang struktur organisasi. Bagan organisasi
tersebut disebut dengan departementalisasi. Suatu departementalisasi
merupakan dasar yang dipakai dalam mengelompokkan pekerjaan, yaitu
menspesifikasi bagaimana suatu pekerja dan aktivitasnya dikelompokkan.
Departementalisasi merupakan strategi dasar untuk aktivitas koordinasi
dalam organisasi karena departementalisasi mempengaruhi perilaku dengan
cara:
a. Departementalisasi memunculkan rantai komando, yaitu system
supervisi
b. Departementalisasi akan memfokuskan orang-orang pada model mental
atau cara berfikir yang umum, seperti melayani klien, pengembangan
produk, atau mendukung keterampilan khusus
c. Departementalisasi menciptakan koordinasi melalui komunikasi
informal diantara subunit dan pegawai
Ada lima tipe departementalisasi menurut McShane dan Glinow (2006, 238 –
244) diantaranya adalah :
1. Struktur Organisasi Sederhana
Hampir semua organisasi dimulai dari struktur organisasi sederhana.
Dimana pekerjaannya hanya beberapa orang saja dan biasanya bidang usahanya
hanya satu macam produk atau jasa. Hanya terdapat hierarki yang minimal,
biasanya pekerja melapor kepada pemilik. Pekerja dikelompokan dalam peran
yang luas, karena skala eknominya tidak cukup untuk menugasi mereka pada
peran yang khusus. Struktur organisasi sederhana itu sifatnya fleksibel,
biasanya mereka tergantung pada pemilik yang mensupervisi langsung
pekerjaannya namun ada juga konsekuensi dari struktur ini yaitu struktur
organisasi ini sangat sulit diterapkan pada organisasi yang sedang berkembang.

Manajer/ Pemilik

Tenaga Produksi Tenaga Gudang Tenaga Distribusi Tenaga Penjual Tenaga Collector

Gambar Struktur Organisasi Sederhana

Struktur Organisasi sederhana adalah struktur organisasi dimana


terdapat seorang pemilik dan biasanya ada beberapa pegawai yang
membantunya dengan pengaturan atas tugas, tanggung jawab, dan komunikasi
yang bersifat sangat informal serta dapat dicapai melalui supervisi secara
langsung. Semua keputusan dibuat dan diputuskan oleh pemilik atau ada suatu
tim kecil dari pemilik juga dari rekanan. Dari organisasi yang sederhana ini
menjelaskan bahwa aktivitas dari organisasi tersebut tidaklah besar, hanya
terdapat sedikit kebutuhan untuk memformalkan peran, komunikasi dan
prosedur. Perhatian strategis utama dari struktur organisasi sederhana ini adalah
bertahan hidup, dan kemungkinan bahwa satu keputusan buruk dapat secara
serius mengancam kesinambungan dari organisasi tersebut. Struktur organisasi
sederhana memungkinkan juga mendapatkan respons yang sangat cepat
terhadap pergeseran produk atau pasar dan kemampuan untuk
mengakomodasikan kebutuhan permintaan pelanggan yang unik tanpa
menghadapi kesulitan besar dalam hal koordinasi.
Struktur organisasi sederhana mendorong para pegawai untuk
melakukan banyak tugas, dan struktur tersebut sangat efektif dalam bisnis yang
melayani produk atau pasar lokal yang sederhana. Struktur organisasi
sederhana sangat menuntut bagi para manager sekaligus pemilik. Struktur
organisasi ini membutuhkan pemilik yang multitalenta dan cerdik juga
membutuhkan pemilik yang mampu manangani segala hal yang bersangkutan
dengan organisasi tersebut.
2. Struktur Organisasi Fungsional
Struktur organisasi fungsional adalah sturktur organisasi dimana tugas,
orang, dan teknologi sangat dibutuhkan untuk menjalankan bisnis yang dibagi
menjadi group-group “fungtional” yang terpisah misalnya (seperti pemasaran,
operasi dan keuangan) dengan prosedur yang semakin formal guna
mengkoordinasikan dan mengintegrasikan aktivitas-aktivitasnya untuk
menghasilkan produk dan jasa dari bisnis tersebut.
Struktur orrganisasi ini memfokuskan dalam mengorganisasikan
pekerja pada sekitar pengetahuan yang khusus atau sumber daya yang lain
dimana seorang manajer mungkin mengorganisasikan beberapa divisi kedalam
departemennya. Dalam hal ini departementalisasi fungsi dapat digunakan
dalam semua jenis organisasi, hanya saja fungsinya akan berubah karena untuk
mencerminkan sasaran dan kegiatan organisasi itu sendiri.

Chief Executive
Officer (CEO)

Manajer Manajer Manajer


Manajer SDM Manajer Riset
produksi Pemasaran Akuntansi

Lower- level managers, specialist, and operating personnel


Struktur Organisasi Fungsional

Struktur orgaisasi ini mendorong spesialisaasi dan meningkatkan


identitas pekerja dengan profesinya. Struktur fungsional pada akhirnya akan
menciptakan kumpulan orang berbakat secara umum dengan tipe melayani bagi
setiap orang dalam suatu organisasi. Struktur organisasi seperti ini biasanya
banyak terdapat dalam oraganisasi dengan fokus produk tunggal atau sempit
dari yang telah mengalami keberhasilan dalam pasarnya, sehingga hasilnya
menuju pada peningkatan penjualan dan peningkatan jumlah orang yang
dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan.
Membagi tugas-tugas ke dalam bidang-bidang fungsional yang khusus
memungkinkan para pegawai organisasi untuk fokus terhadap satu aspek dari
pekerjaan yang dijalani dan yang dibutuhkan. Hal ini juga dapat
mengembangkan tingkat efisiensi yang tinggi.
3. Struktur Organisasi Divisional
Struktur Organisasai Divisional adalah struktur organisi dimana
sekelompok unit atau divisi yang relative otonom diatur oleh satu kantor pusat
korporat, namun setiap divisi operasi memiliki spesialis fungsionalnya masing-
masing yang menyediakan produk atau jasa yang berbeda dari divisi-divisi
yang lainnya. Ketika suatu organisasi melakukan diversifikasi atas jajaran
produk/lainnya, mencangkup wilayah geografis yang luas, menggunakan
saluran-saluran pasar yang berkaitan atau mulai melayani kelompok pelanggan
yang beragam.
Struktur organisasi ini juga memungkinkan manajemen organisasi
untuk mendelegasikan wewenang atas manajemen strategis dengan entitas-
entitas yang berbeda yaitu divisi. Struktur organisasi divisional dapat
mempererat pengambilan sebagai suatu tanggapan terhadap lingkungan
kompetitif yang bervariasi yang memungkinkan manajemen mampu
berkonsentrasi pada keputusan strategis yang korporat. Sedangkan tiap-tiap
divisi biasanya bertanggung jawab atas laba, sehingga memfasilitasi penilaian
yang akurat atas laba ataupun rugi. Bentuk divisional adalah fondasi struktur
karena dapat mengakomodasi pertumbuhan dengan mudah. Sehubungan
dengan produk atau klien, dapat ditambahkan pada divisi yang telah ada dengan
sedikit tambahan pembelajaran.
4. Struktur Organisasi Matriks
Struktur organisasi matriks adalah struktur organisasi yang dimana
personel fungsional dan staff ditugaskan ke suatu bidang fungsional dasar
maupun ke seorang manajer proyek atau produk. Struktur organisasi seperti ini
memiliki dua saluran wewenang dan tanggung jawab atas kinerja, evaluasi, dan
kendali, yang salah satu tipenya di departementalisasikan menggunakan dua
bentuk organisasi upaya untuk mendapatkan keuntungan bagi keduanya.
Struktur rganisasi matriks biasanya mengoptimalkan pada sumber daya
dan keahlian, membuat ini ideal untuk proyek organisasi yang didasarkan pada
beban kerja yang berfluktuasi. Selain mempunyai keuntungan struktur
organisasi ini diketahui memiliki masalah. Yang pertama yaitu meningkatkan
konflik dan ambiguitas. Pekerja yang bekerja pada struktur organisasi ini
memiliki dua pimpinan, dengan konsekuensi, ada dua prioritas yang biasanya
tidak sejajar antara satu dengan yang lainnya. Yang kedua yaitu sering terjadi
ketidak jelasan siapa yang memberikan persetujuan terhadap beberapa
keputusan.
5. Struktur Organisasi Tim atau sering disebut juga Struktur Tim
Struktur tim memilliki beberapa perbedaan ciri dibandingkan dengan
bentuk organisasi yang lainnya. Karena didalam struktur tim terdapat self-
directed work teams (SDWTs). SDWTs meliputi satu pekerjaan yang saling
berkaitan, dan tim tersebut memiliki otonomi substansial untuk mengeksekusi
pekerjaan. Tim biasanya diorganisasikan berdasarkan proses pekerjaan, sepeti
membuat suatu produk atau melayani sekelompok klien khusus. System
hierarki tim bersifat rata (flat).
Struktur organisasi tim cenderung tidak menghabiskan banyak biaya
karena struktur ini menggantungkan pada hierari formal. Tim lintas berfungsi
memperbaiki komunikasi dan kerjasama lintas batas tradisional dan struktur ini
berpotensial mengambil lebih banyak waktu untuk berkoordinasi pada tahap
awal pengembangan organisasi.
Apa yang dimaksud dengan Desain Organisasi?
Desain organisasi adalah proses penentuan keputusan untuk memilih
alternative kerangka kerja jabatan, proyek pekerjaan, dan departemen. Dengan
demikian keputusan atau suatu tindakan yang dipilih akan menghasilkan sebuah
struktur organisasi (Ivancevich 2008). Secara garis besar terdapat lima macam desain
organisasi diantaranya yaitu struktur sederhana, birokrasi mesin, birokrasi professional,
struktur divisional dan adhocrazy.
Yang pertama adalah struktur sederhana. Desain organisasi struktur sederhana
didominasi oleh strategic apex dan memiliki tingkat sentraslisasi yang sangat tinggi
dalam melakukan kontrol. Struktur sederhana ini bersifat simple tetapi penggunaannya
terbatas. Seperti pada organisasi yang ukurannya kecil, desain organisasi ini memiliki
kelemahan yaitu tidak dapat dignakan dalam organisasi yang kompleks, dapat beresiko
terjadinya kepemimpinan yang tersentralisasi serta bergantung pada satu figur saja.
Kedua adalah birokrasi mesin. Desain organisasi birokrasi mesin didominasi
oleh technostructure dan kontrol yang dilakukan melalui standarisasi. Struktur tipe ini
mampu menampilkan aktivitas yang terstandarisasi dengan tindakan yang juga efisien.
Struktur tipe ini juga efektif digunakan pada organisasi yang menggunakan teknologi
mesin dalam melaksanakan kegiatannya sehingga lingkungannya simpel dan stabil.
Desain organisasi seperti ini dapat juga digunakan pada organisasi besar.
Yang ketiga adalah birokrasi professional. Birokrasi professional memiliki
konsep dan kunci yaitu dengan mengkombinasikan standarisasi dan desentralisasi.
Operating core mendominasi desain organisasi ini karena dalam hal ini mereka
memiliki keahlian kritis yang diperlukan organisasi, dan mereka memiliki otonomi
untuk menerapkan keahlian mereka, sehingga konsep dan kunci desain ini dapat
terlaksana. Kelebihan yang dimiliki oleh desain struktur ini adalah dapat menampilkan
tugas secara terspesialisasi dan efisien. Struktur ini biasanya dipakai di organisasi-
organisasi besar dengan lingkungan yang cukup kompleks dan juga stabil,
menggunakan teknologi rutin yang berinternalisasi melalui profesionalisme.
Keempat adalah struktur divisional. Desain organisasi struktur divisional
didominasi oleh manajer tingkat menengah. Struktur ini terdiri dari kesatuan dari unit-
unit yang memiliki otonomi tinggi dan masing-masingunut birokrasi mesin
dikoordinasi oleh masing-masing divisi (manajer tingkat menengah). Kepala divisi
disini bertanggung jawab secara penuh terhadap produk dan jasa. Tipe seperti ini sangat
cocok untuk digunakan dalam organisasi yang melaksanakan diversifikasi produk dan
jasa secara penuh. Tipe ini juga cocok digunakan dalam organisasi yang melaksanakan
diversifikasi produk dan pasar yang beraneka ragam. Lingkungan yang simpel dan
stabil merupakan lingkungan yang cocok untuk tipe ini.
Yang terakhir adalah adhocrazy. Desain organisasi adhocrazy bersifat sangat
fleksibel, strandarisasinya rendah, dan sangat terdesentralisasi. Hierarkinya rendah
tetapi dibagian departementalisasinya sanggat tinggi. Desain struktur jenis ini hamper
sama dengan birokrasi-birokrasi professional, karena keduanya memperkerjakan
orang-orang yang professional. Struktur ini menggunakan teknologi non-rutin dan
cocok untuk organisasi dengan lingkungan yang sering berubah dan meiliki resiko yang
tinggi. Kekuasaan pada struktur ini tidak berdasarkan posisi yang sekarang melainkan
berdasarkan keahlian yang dimiliki.
Apa Itu Budaya Organisasi?
Budaya organisasi merupakan system nilai yang dikembangkan dan berlaku
dalam sebuah organisasi dan juga menjadikan ciri khas sebuah organisasi. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Robbins dan Judge (2007:511) yang enyatakan bahwa budaya
organisasi merupakan system berbagai nilai yang dilakukan oleh para anggota
organisasi sehingga membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lain.
Sedangkan McShane dan Von Glinow (2008:460) menyatakan bahwa budaya
organisasi merupakan pola dasar dari nilai dan asumsi suatu organisasi yang
mengarahkan pegawai dalam organisasi untuk berfikir dan bertindak terhadap masalah
dan kesempatan.
Dalam hal ini, budaya dalam organisasi kantor adalah budaya kantor yang
hidup dan berkembang di lingkungan kantor yang menjadi ciri khas keberadaan kantor.
Fungsi budaya organisasi kantor yaitu:
1. Pengikat Organisasi
Budaya organisasi berfungsi sebagai pengikat seluruh komponen organisasi
terutama pada saat organisasi menghadapi guncangan, baik dari dalam maupun
dari luar akibatnya terdapat perubahan. Budaya organisasi kantor merupakan
pengikat bagi seluruh komponen yang ada di lingkungan kantor untuk
mencapai tujuan bersama.
2. Integrator
Budaya organisasi merupakan alat untuk menyatukan keberagaman sifat,
karakter, bakat dan kemampuan yang ada di dalam organisasi. Segala bentuk
perbedaan di lingkungan kantor merupakan sumber daya yang perlu
didayagunakan, sehingga tujuan kantor dapat dicapai dengan optimal.
3. Identitas Organisasi.
Budaya organisasi merupakan salah satu identitas organisasi seperti logo
organisasi yang memiliki lambang tersendiri. Dalam hal ini, maka identitas
yang ada di lingkungan kantor mengidentifikasikan kinerja yang ada dalam
organisasi tersebut. Kualitas kantor slah satunya ditentukan oleh budaya
organisasi kantor yang berlaku.
6. Motivator
Budaya organisasi merupakan pemberi semangat bagi para anggota organisasi
yang kuat akan menjadi motivator yang kuat juga bagi para anggotanya.
Dengan demikian, budaya organisasi kantor merupakan slah satu sumber
motivasi bagi para pegawai yang ada di lingkungan kantor.
7. Pedoman gaya kepemimpinan
Seiring dengan adanya perubahan mau itu disengaja ataupun tidak disengaja
akan membawa pandangan baru tentang kepemimpinan. Pmpinan dapat
dikatakan berhasil apabila mampu membawa anggota organisasinya keluar dari
krisis akibat perubahan yang terjadi. Gaya kepemimpinan di lingkungan kantor
akan mempengaruhi juga pada kinerja kantor secara keseluruhan.
8. Meningkatan Nilai
Salah satu dari fungsi organisasi adalah untuk meningkatkan nilai dari
stakeholder-nya yaitu anggota organisasi, pelaanggan, pemasok, dan juga
pihak-pihak yang berhubungan dengan organisasi. Budaya organisasi kantor
yagn positif akan meningkatkan kinerja organisasi secara berkesinambungan.

KESIMPULAN
Dalam suatu organisasi organisasi perkantoran merupakan hal yang sangat
perlu diperhatikan karena suatu perusahaan harus memiliki prinsip organisasi yang
baik, bagan/struktur organi yang cocok untuk organisasi tersebut. Organisasi
perkantoran merupakan suatu kolektivitas orang yang ada di lingkungan kantor,
dimana aktivitas yang dilakukannya didesain secara sadar, terkoordinasi, serta diatur
oleh para anggotanya dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Pendekatan dalam
efektivitas organisasi, yaitu pendekatan pencapaian tujuan (goal attainment approach),
pendekatan system, pendekatan konstituensi strategis dan pendekatan nilai-nilai
bersaing. Lima buah fakta yagn umum terdapat dan berlangsung dalam organisasi
perkantoran yaitu sumber daya manusia (SDM), struktur, hubungan timbal balik,
tujuan individu dan tujuan bersama.
Struktur organisasi menetapkan cara pembagian, pengelompokan, dan
pengorganisasian pekerjaan secara formal. Enam elemen struktur organisasi yang
menunjang keberhasilan organisasi terdiri dari spesialisasi pekerjaan, rantai komando,
formalisasi, serta departementalisasi. Lima tipe departementalisasi organisasi adalah
struktur organisasi sederhana. Struktur organisasi fungsional, struktur organisasi
divisional, struktur organisasi matriks, dan struktur organisasi tim/struktur tim.
Desain organisasi merupakan proses penentuan keputusan untuk memilih
alternative kerangka kerja jabatan, proyek pekerjaan, dan department. Dengan
demikian, keputusan atau tindakan-tindakan yang dipilih ini akan menghasilkan sebuah
struktur organisasi. Setiap organisasi pasti memiliki budayanya tersendiri. Budaya
dalam organisasi ini akan menunjukan bagaimana ciri khas dari organisasi tersebut.

REFERENSI

Anies, S. Basmalah. (2004). Perilaku Organisasi: Memahami Dan Mengelola Aspek


Humaniora Dalam Organisasi. Depok: Usaha Kami.
Priansa, Donni Juni. Garnida, Agus. (2013) Manajemen Perkantoran: Efektif, Efisien,
dan Profesional. Bandung: Alfabeta.
Chrisyanti, Irra. (2011). Manajemen Perkantoran. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya
Nuraida, Ida. (2008). Manajemen Adminitrasi Perkantoran. Yogyakarta: Kanisius
Darmawan, D. (2013). Prinsip-prinsio Perilaku Organisasi. Surbaya: Pena Semesta.
Chaniago, H. (2013). Manajemen Kantor Kontemporer. Bandung: CV. Akbar Limas
Perkasa.
Makmur. (2016). Konseptual & Kontekstual Administrasi & Organisasi terhadap
kebijakan Publik. Bandung: Refika Aditama
Zainal, Veithzal Rival. (2016). Manajemen Kinerja Untuk Perusahaan & Organisasi
Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Bagia, I Wayan. (2016). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Torang, Syamsir. (2013). Organisasi & Manajemen: Perilaku, Struktur, Budaya &
Perubahan Organisasi. Bandung: Alfabeta.
Chyntia D.Scott Dennis T. (2010). Visi, Nilai Dan Misi Organisasi. Jakarta: Penerbit
Indeks.
Rasto. (2015). Manajemen Perkantoran: Paradigma Baru. Bandung: Alfabeta.
Woods, Ciara. (2010). Sukses Di Kantor. Jakarta: Erlangga.
Laksmi. (2015). Manajemen Perkantoran Modern. Depok: Rajagrafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai