Organisasi Kantor Yang Baik Bagi Perusahaan
Organisasi Kantor Yang Baik Bagi Perusahaan
Oleh:
Erika Nur Rahman
155211006
Program studi D3 Administrasi Bisnis
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Berbagai para ahli menekankan bahwa organisasi merupakan suatu wadah. Ada
yang memandang organisasi sebagai suatu organisme yang dinamis. Organisasi
sebagai suatu wadah adalah memandang organisasi dengan pendekatan secara
struktural, sedangkan organisasi sebagai suatu organisme adalah memandang melalui
pendekatan perilaku (behavior).
Organisasi sebagai suatu wadah yaitu dengan melihat organisasi sebagai
sesuatu yang statis seperti gambar yang terdapat dalam struktur organisasi. Ciri khas
organisasi biasanya digambarkan dengan kotak-kotak yang menghubungkan antara
kedudukan dan jabatan yang diduduki oleh seseorang. Organisasi juga digambarkan
sebagai garis wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing orang. Organisasi
juga dipandang sebagai fungsi dan alat pencapaian tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.
Organisasi dapat didefinisikan sebagai kerjasama dari sekelompok orang yang
membentuk system untuk mencapai suatu tujuan. Jadi di dalam organisasi itu pasti
tedapat kerjasama, terdapat sekelompok orang atau lebih dan setiap organisasi pasti
mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Di dalam jurnal ini akan disampaikan beberapa
pembahasan mengenai organisasi kantor yang dapat dijadikan sebagai pondasi untuk
menjadi suatu perusahaan yang memiliki organisasi kantor yang baik.
METODE PENULISAN
Metode penulisan yang saya lakukan dalam jurnal ilmiah ini adalah dengan
mencari berbagai reverensi dari berbagai sumber baik itu dalam buku ataupun dalam
jurnal. Setelah saya mendapatkan beberapa sumber yang menurut saya cukup relavan
dengan judul jurnal yang saya buat, lalu saya jadikan reverensi tersebut sebagai acuan
dalam penulisan jurnal ilmiah ini.
PEMBAHASAN
Apa itu Organisasi?
Organisasi menurut Robbins (2007:510-512) mengacu pada sistem makna
bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi itu dari
organisasi lain. Schein (McAuley, et., al., 2007:12) menyatakan bahwa organisasi
merupakan koordinasi yang bersifat rasional yang dilakukan oleh sejumlah orang demi
mencapai sejumlah tujuan yang jelas, lewat pembagian kerja atau fungsi, dan lewat
suatu hirarki otoritas dan pertanggungjawaban.
Daft (2010:11) mendefinisikan organisasi sebagai entitas sosial yang diatur
oleh tujuan, didesain secara sengaja berupa system aktivitas yang terstruktur dan
terkoordinasi, dan berhubungan dengan lingkungan eksternalnya. Robbins and Mathew
(2009:5) menyatakan bahwa organisasi merupakan entitas sosial yang dikoordinasikan
secara sadar, dengan batasan-batasan yang relative dapat dikenali, yang berfungsi
secara terus-menerus dengan dasarnya yaitu untuk mencapai suatu tujuan bersama atau
seperangkat tujuan. Jones and Mathew (2009:1) menyatakan bahwa organissasi
merupakan alat yang digunakan oleh orang dalam mengkoordinasikan tindakan-
tindakan mereka guna memenuhi sesuatu yang mereka harapkan atau hargai, yaitu
mencapai tujuan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa organisasi perkantoran merupakan
suatu kolektivitas orang yang ada di lingkungan kantor, dimana aktivitas yang
dilakukannya di desain secara sadar, terkoordinasi, serta diatur oleh para anggotanya
dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Banyak fakta yang ada di lingkungan perkantoran, namun demikian, setidaknya
terdapat lima buah fakta yang umum terdapat dan berlangsung dalam organisasi
perkantoran yaitu:
1. Sumber Daya Manusia (SDM)
Setiap organisasi perkantoran pasti mencangkup SDM yang terlibat dalam
interaksi social, baik disebabkan oleh struktur formal atau informal
2. Struktur
Interaksi dlam system sosisal itu tersusun dalam sebuah struktur yang
menjamin perintah dan laporan, baik berhubungan dengan arus pekerjaan
maupun arus informasi.
3. Hubungan Timbal Balik
Sebagai suatu system yang terbuka, setiap organisasi perkantoran mempunyai
hubungan timbal balik baik dalam orrganisasi intern maupun ekstern.
4. Tujuan Individu
Setiap orang dalam organisasi perkantoran memiliki tujuan individu, sebagian
daripadanya merupakan alasan tindakan mereka masing-masing mengharapkan
organisasi dapat membantu mencapai tujuannya.
5. Tujuan Bersama
Interaksi social yang terjadi dalam manajemen perkantoran, dapat membantu
pencapaian tujuan bersama, walaupun mungkin berbeda, maupun berkaitan
dengan tujuan-tujuan individu tersebut.
Lima bagian dasar dari sebuah organisasi menurut Henry Mintzberg adalah:
1. The Operating Core
Yang termasuk kedalam The Operating Core adalah para pegawai yang
melaksanakan pekerjaan dasar yang berhubungan dengan prosuksi barang
dan jasa.
2. The Strategic Apex
Yang termasuk didalam bagian ini adalah manajer tingkat puncak (top
management)
3. The Middle Line
Yang termasuk di dalam bagian ini adalah para manajer yang menjembatani
manajer tingkat atas dengan bagian operasional.
4. The Thecnostructure
Yang termasuk dalam bagian ini adalah mereka yang diserahi tugas untuk
menganalisa dan bertanggung jawab terhadap bentuk standarisasi dalam
organisasi.
5. The Support Staff
Yang termasuk disini adalah orang-orang yang memberi jasa pendukung
tidak langsung terhadap organisasi (orang-orang yang mengisi unit staff)
Di dalam oraganisasi kantor struktur organisasi merupakan salah satu hal yang
dibutuhkan. Struktur organisasi menetapkan cara pembagian, pengelompokan, da
pengorganisasian pekerjaan secara formal (Robbins, 2003:176). Gibson et., al..
(2006:7) menyatakan bahwa struktur organisasi merupakan cetak biru yang
mengidentifikasikan bagaimana orang dan pekerjaan dikelompokkan bersama dalam
suatu organisasi. Struktur digambarkan oleh suatu bagan organisasi.
Enam elemen struktur organisasi yang menunjang keberhasilan organisasi
menurut Robbins dan Judge (2007:478) terdiri dari spesialisasi pekerjaan, rantai
komando, rentang kendali, sentralisasi dan desentralisasi, formalisasi, serta
departementalisasi. Masing-masing elemen struktur organisasi tersebut diuraikan
sebagai berikut:
1. Spesialisasi pekerjaan
Spesialisasi pekerjaan atau pembagian pekerjaan berenaan dengan sejauh
mana tugas organisasi diemban oleh pegawai. Hakikat spesialisasi
pekerjaan maksudnya daripada pekerjaan dilakukan oleh satu orang namun
menanganu banyak hal, lebih baik pekerjaan tersebut dipecah menjadi
sejumlah pekerjaan yang spesifik, dimana pekerjaan spesifik tersebut
diemban oleh seorang atau beberapa orang pegawai. Manajer dapat
melakukan efisiensi melalui spesialisasi pekerjaan. Dengan spesialisasi
pekerjaan, keterampilan pegawai akan meningkat, sebab pegawai
melaksanakan pekerjaannya secara berulang. Dari sisi biaya pelatihan,
maka pelatihan untuk spesialisasi pekerjaan jauh lebih efektif dan efisien.
2. Rantai Komando
Rantai komando merupakan garis tidak putus dari rangkaian wewenang
yang ada dalam suatu organisasi. Dalam konsep rantai komando, terdapat
dua hal penting, yaitu wewenang dan kesatuan komando.
a. Wewenang
Wewenang mengacu pada kemampuan untuk memberi perintah dan
mengharapkan perintah tersebut dipatuhi oleh pegawai. Untuk
mempermudah koordinasi, posisi manajer diberi tempat dalam rantai
komando, dan tiap manajer memiliki derajat wewenang
b. Kesatuan Komando
Asas kesatuan komando membantu mengamankan konsep garis
wewenang yang tidak terputuskan. Kesatuan ini menyatakan bahwa
seorang pegawai seharusnya mempunyai satu pemimpin dan hanya
kepada satu pemimpin dia bertanggung jawab langsung. Jika kesatuan
komando ini putus, maka seorang pegawai akan menghadapi
pemimpinnya secara langsung.
3. Rentang Kendali
Rentang kendali merujuk pada jumlah orang yang secara langsung
mempertanggung jawabkan pekerjaannya sesuai dengan tingkatan atau
hierarki organisasi dimana ia bekerja. Berapa banyak bawahan dapat
diarahkan secara efektif dan efisien oleh seorang manajer? Pertanyaan
rentang kendali ini penting, karena sangat menentukan banyaknya tingkatan
manajer yang harus dimiliki organisasi. Bila disejajarkan, makin luas atau
besar rentang organisasi digunakan, maka semakin efisien organisasi itu.
4. Sentralisasi dan Desentralisasi
Berikut ini diuraikan tentang sentralisasi dan desentralisasi.
a. Sentralisasi
Istilah sentralisasi mengacu pada pengambilan keputusan yang terpusat
pada suatu titik tertentu dalam organisasi. Konsep tersebut hanya
mencangkup wewenang formal, yaitu hak-hak yang terkait dengan
posisi pekerjaan. Lazimnya dikatakan bahwa jika menajemen puncak
mengambil keputusan organisasi tanpa melibatkan pegawai di
bawahnya, maka organisasi tersebut menganut system sentralisasi.
b. Desentralisasi
Organisasi yang ter desentralisasi akan jauh lebih cepat untuk
memecahkan masalah, karena lebih banyak pegawai yang memberikan
masukan bagi keputusan organisasi. Seiring dengan tuntutan perubahan,
maka akhir-akhir ini menajemen membuat organisasi menjadi lebih
fleksibel dan tanggap, dan cenderung kearah desentralisasi dalam
pengambilan keputusan. Dalam organisasi besar, manajer lini pertama
(first line manager) mempunyai pengetahuan yang lebih rinci mengenai
masalah-masalah daripada manajer puncak (top management).
5. Formalisasi
Formalisasi mengacu pada suatu tingkat dimana perkerjaan di dalam
organisasi itu dilakukan. Selain itu juga dinyatakan bahwa formalisasi
adalah derajat dimana organisasi menstandarkan perilaku melalui aturan,
prosedur pelatihan dan mekanisme lain yang terkait. Jika suatu pekerjaan
sangat diformalkan, maka pelaksana pekerjaan itu mempunyai kuantitas
keleluasaan yang minimum mengenai apa yang harus mereka kerjakan,
kapan harus dikerjakan, dan bagaimana seharusnya mengerjakannya. Para
pegawai melaksanakan pekerjaan dengan cara yang sama persis dan
menghasilkan output yang sama. Formalisasi dapat meningkatkan efisiensi
dan pemenuhan, tetapi dapat juga menimbulkan masalah.
6. Departementalisasi
Rentang kendali, sentralisasi, dan formalisasi adalah elemen penting dalam
stuktur organisasi, namun hampir semua orang berfikir tentang bagan
organisasi apabila berdiskusi tentang struktur organisasi. Bagan organisasi
tersebut disebut dengan departementalisasi. Suatu departementalisasi
merupakan dasar yang dipakai dalam mengelompokkan pekerjaan, yaitu
menspesifikasi bagaimana suatu pekerja dan aktivitasnya dikelompokkan.
Departementalisasi merupakan strategi dasar untuk aktivitas koordinasi
dalam organisasi karena departementalisasi mempengaruhi perilaku dengan
cara:
a. Departementalisasi memunculkan rantai komando, yaitu system
supervisi
b. Departementalisasi akan memfokuskan orang-orang pada model mental
atau cara berfikir yang umum, seperti melayani klien, pengembangan
produk, atau mendukung keterampilan khusus
c. Departementalisasi menciptakan koordinasi melalui komunikasi
informal diantara subunit dan pegawai
Ada lima tipe departementalisasi menurut McShane dan Glinow (2006, 238 –
244) diantaranya adalah :
1. Struktur Organisasi Sederhana
Hampir semua organisasi dimulai dari struktur organisasi sederhana.
Dimana pekerjaannya hanya beberapa orang saja dan biasanya bidang usahanya
hanya satu macam produk atau jasa. Hanya terdapat hierarki yang minimal,
biasanya pekerja melapor kepada pemilik. Pekerja dikelompokan dalam peran
yang luas, karena skala eknominya tidak cukup untuk menugasi mereka pada
peran yang khusus. Struktur organisasi sederhana itu sifatnya fleksibel,
biasanya mereka tergantung pada pemilik yang mensupervisi langsung
pekerjaannya namun ada juga konsekuensi dari struktur ini yaitu struktur
organisasi ini sangat sulit diterapkan pada organisasi yang sedang berkembang.
Manajer/ Pemilik
Tenaga Produksi Tenaga Gudang Tenaga Distribusi Tenaga Penjual Tenaga Collector
Chief Executive
Officer (CEO)
KESIMPULAN
Dalam suatu organisasi organisasi perkantoran merupakan hal yang sangat
perlu diperhatikan karena suatu perusahaan harus memiliki prinsip organisasi yang
baik, bagan/struktur organi yang cocok untuk organisasi tersebut. Organisasi
perkantoran merupakan suatu kolektivitas orang yang ada di lingkungan kantor,
dimana aktivitas yang dilakukannya didesain secara sadar, terkoordinasi, serta diatur
oleh para anggotanya dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Pendekatan dalam
efektivitas organisasi, yaitu pendekatan pencapaian tujuan (goal attainment approach),
pendekatan system, pendekatan konstituensi strategis dan pendekatan nilai-nilai
bersaing. Lima buah fakta yagn umum terdapat dan berlangsung dalam organisasi
perkantoran yaitu sumber daya manusia (SDM), struktur, hubungan timbal balik,
tujuan individu dan tujuan bersama.
Struktur organisasi menetapkan cara pembagian, pengelompokan, dan
pengorganisasian pekerjaan secara formal. Enam elemen struktur organisasi yang
menunjang keberhasilan organisasi terdiri dari spesialisasi pekerjaan, rantai komando,
formalisasi, serta departementalisasi. Lima tipe departementalisasi organisasi adalah
struktur organisasi sederhana. Struktur organisasi fungsional, struktur organisasi
divisional, struktur organisasi matriks, dan struktur organisasi tim/struktur tim.
Desain organisasi merupakan proses penentuan keputusan untuk memilih
alternative kerangka kerja jabatan, proyek pekerjaan, dan department. Dengan
demikian, keputusan atau tindakan-tindakan yang dipilih ini akan menghasilkan sebuah
struktur organisasi. Setiap organisasi pasti memiliki budayanya tersendiri. Budaya
dalam organisasi ini akan menunjukan bagaimana ciri khas dari organisasi tersebut.
REFERENSI