Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengkajian

Ny. L (25 tahun) dengan diagnosa preeklamsi berat seorang ibu

rumah tangga. Berdasarkan hasil pengkajian kelompok pada tanggal 7

Februari 2020 , didapatkan data tentang Ny.L dengan umur 25 tahun,

dengan diagnosa Preeklamsi berat. Saat dilakukan pengkajian klien

mengeluh nyeri kepala seperti berdenyut-denyut, tekanan darah meningkat

dari batas normal, pandangan terasa kabur, nyeri dirasakan ketika istirahat

dan beraktivitas berat, dan nyeri hilang timbul. Klien juga mengatakan

susah beraktivitas setelah operasi, Klien mengatakan tau tentang

penyakitnya saja, klien mengatakan tidak tau penyebab dari penyakitnya

dan klien juga tidak tau tentang perawatan setelah operasi.

Preeklamsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat

terjadi ante, intra, dan post partum. Dari gejala-gejala klinik pre eklamsia

dapat dibagi menjadi preeklamsia ringan dan preklamsia berat. Pembagian

preeklamsia menjadi berat dan ringan tidaklah berarti adanya dua penyakit

yang jelas berbeda, sebab seringkali ditemukan penderita dengan

preeklamsia ringan dapat mendadak mengalami kejang dan jatuh dalam

koma. (Sarwono, 2015).


B. Diagnosa keperawatan

Berdasarkan hasil pengkajian kelompok pada tanggal 7 Februari

2020, hasil yang diperoleh oleh kelompok baik data sabjektif maupun data

objektif kemudian dianalisa, maka diperoleh diagnosa keperawatan yaitu

nyeri akut berhubungan dengan faktor imunologik, Hambatan mobilitas

fisik berhubungan dengan nyeri akibat tindakan insisi pembedahan,

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya mendapat informasi

1. Nyeri akut berhubungan dengan faktor imunologik

Nyeri akut merupakan nyeri yang dialami secara mendadak dan

dalam waktu yang singkat saja dan akan segera hilang. Batasan

karakteristik diagnosa ini adalah melaporkan secara verbal Posisi untuk

menahan nyeri Tingkah laku berhati-hati Gangguan tidur Terfokus pada

diri sendiri Fokus menyempit jalan-jalan, menemui orang lain dan/atau

aktivitas, aktivitas berulang-ulang perubahan tekanan darah, perubahan

nafas, nadi dan dilatasi pupil gelisah, merintih, menangis, waspada,

iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah Perubahan dalam nafsu makan

dan minum. Hal ini sesuai dengan data yang diperoleh dimana klien

mengatakan klien mengeluh nyeri kepala frontal, nyeri pada bagian luka

bekas operasi, nyeri dirasakanan ketika istirahat dan saat beraktivitas,

nyeri hilang timbul.

2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan tindakan inisisi

pembedahan
Hambatan mobilitas fisik merupakan keterbatasan pada pergerakan

fisik tubuh atau satu atau lebih ekstremitas secara mandiri dan terarah.

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya mendapat

informasi

3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan mendapatkan

informasi

Kurang pengetahuan adalah Tidak adanya atau kurangnya

informasi kognitif sehubungan dengan topic spesifik. Adapun batasan

karakteristik diagnosa ini Menyatakan secara verbal adanya masalah

ketidakakuratan mengikuti instruksi, perilaku tidak sesuai. Hal ini

sesuai dengan data yang diperoleh dimana klien mengatakan hanya tau

tentang penyakitnya saja, Klien mengatakan tidak tau penyebab

penyakitnya, Klien mengatakan tidak tau perawatan setelah selesai,

Klien sering bertanya-tanya tentang penyakitnya, Klien hanya tau

penyakit yang dialaminya, Klien tidak tau penyebab penyakitnya, Klien

tidak tau perawatan setelah operasi.

C. Intervensi Keperawatan

Untuk mengatasi masalah, klien perlu intervensi keperawatan

dengan tujuan yang akan dicapai serta criteria hasil. Umumnya rencana

yang ada pada tinjauan teoritis dapat diaplikasikan dan diterapkan dalam

rencana tindakan keperawatan sesuai dengan prioritas masalah.

Berdasarkan diagnosa yang sudah ditetapkan diatas dilakukan penyusunan

rencana keperawatan.
1. Nyeri akut berhubungan dengan faktor imunologik

Adapun tindakan yang direncanakan akan dilakukan pada

pasien yaitu melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi, durasi, karakteristik, frekuensi, kualitas dan factor

prespitasi, berikan anlgetik dan anti piuretik untuk mengurangi rasa

nyeri.

2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri akibat tindakan

insisi pembedahan

Adapun tindakan yang direncanakan akan dilakukan pada pasien

yaitu melakukan tentang perawatan tirah baring seperti : tinggikan tempat

tidur klien, jaga kebersihan tempat tidur klien, ajarkan klien miring kiri

dan kanan.

3.Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang mendapat informasi

Klien kurang mendapat infomasi atau kurang pengetahuan terhadap

kesehatan.

D. Implementasi Keperawatan

Pada tahap implementasi semua diagnosa prioritas dan rencana

asuhan keperawatan yang dibuat dapat dilakukan, implementasi dilakukan

berdasarkan intervensi keperawatan yang telah disusun yaitu mulai

tanggal.
1. Nyeri akut berhubungan dengan faktor imunologik

Untuk diagnosa 1 dilakukan implementasi selama 2 hari, yaitu

mengkaji tanda-tanda nyeri, intensitas nyeri, lokasi nyeri, mengobservasi

adanya tanda-tanda nyeri non verbal seperti : ekspresi wajah, gelisah,

menangis/meringis, perubahan frekuensi nafas, jantung, dan lain-lain.

Memonitor tanda-tanda vital sign, mencatat skala nyeri klien.

2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri akibat tindakan insisi

pembedahan

Untuk diagnosa ke II dilakukan implementasi selama 2 hari, yaitu

untuk menjaga kebersihan tempat tidur klien, mengajarkan ,miring kiri dan

kanan dan meninggikan tempat tidur klien, kolaborasi pemberian obat

analgetik sesuai indikasi.

3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang mendapat informasi

Untuk diagnose ke III di lakukan implementasi selama 2 hari, yaitu untuk

mengetahui pemahaman klien terhadap informasi kesehatan.

E. Evaluasi Keperawatan

Tahap evaluasi merupakan perbandingan yang sistemik dan

terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan,

dilakukan berkesinambungan dengan melibatkan klien dengan tenaga

kesehatan lainnya (Hidayat, 2015).


Evaluasi yang dilakukan untuk menilai sejauh mana, keberhasilan

tindakan keperawatan yang dilakukan kepada Ny. L dengan preeklamsi

berat mulai dari tanggal pengkajian tanggal 12 februari 2020 dari semua

perencanaan dan tindakan yang belum dapat teratasi.

1. Nyeri akut berhubungan dengan faktor imunologik

Pada hari pertama evaluasi untuk masalah : Nyeri akut

berhubungan dengan faktor imunologik, dari data yang didapatkan

Klien mengatakan nyeri kepala, nyeri pada epigastrium atau perut

kanan atas, klien mengatakan nyeri berdenyut-denyut, klien

mengatakan nyeri berkurang setelah diajarkan teknik rileksasi tarik

nafas dalam, klien mengtakan nyeri hilang timbul. Klien tampak

meringis, nyeri kepala, nyeri dirasakan diperut bagian atas, nyeri

seperti berdenyut-denyut, nyeri berkurang setelah dilakukan teknik

rileksasi nafas dalam dan nyeri Skala 4, berdasarkan data tersebut

maka dapat di analisa bahwa masalah belum teratasi dan intervensi di

lanjutkan. Pada hari kedua klien mengatakan nyeri kepala, nyeri pada

perut bagian atas, klien mengatakan nyeri seperti berdenyut-denyut,

klien mengtakan nyeri hilang timbul. Klien tampak meringis, nyeri

seperti berdenyut-denyut, dan nyeri Skala 4 dan nyeri hilang timbul,

berdasarkan data tersebut maka dapat di analisa bahwa masalah belum

teratasi dan intervensi di lanjutkan.

2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri akibat tindakan

insisi pembedahan
Pada hari pertama evaluasi untuk masalah : Hambatan mobilitas

fisik berhubungan dengan nyeri insisi pembedahan, dari data yang

didapatkan Klien mengatakan susah bergerak miring kiri dan kanan,

klien mengatakan kalau kekamar mandi dibantu keluarga, masalah

belum teratasi dan intervensi di lanjutkan. Pada hari kedua klien

mengatakan sudah mampu miring kiri dan kanan tetapi aktivitas

selama diruangan masih dibantu oleh keluarga, berdasarkan data

tersebut maka dapat di analisa bahwa masalah belum teratasi dan

intervensi di lanjutkan.

3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang mendapat informasi

Pada hari pertama tanggal 7 februari 2020 untuk masalah kurang

pengetahuan berhubungan dengan kurangnya mendapat informasi dari

data yang didapatkan klien mengatakan masih belum tau penyebab dari

dari penyakitnya. Klien mengatakan belum tau tentang perawatan

setelah operasi, klien tampak bingung dengan apa yang dijelaskan

perawat, dan klien tampak mengangguk. Berdasarkan data tersebut

maka dapat di analisa bahwa masalah teratasi sebagian dan intervensi

dilanjutkan. Pada hari kedua klien mengatakan sudah tau penyebab

dari penyakitnya. Klien mengatakan sudah paham dengan apayang

dijelaskan perawat, klien tampak paham apa yang dijelaskan perawat

dan klien mengangguk berdasarkan data tersebut maka dapat di analisa

bahwa masalah teratasi dan intervensi dihentikan.

Anda mungkin juga menyukai