Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Definisi
Preeklamsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita
hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan
proteinuria tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau
hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah
kehamilan berumur 28 minggu atau lebih (Rustam Muctar, 2015).
Preeklamsia adalah sekumpulan gejala yang secara spesifik hanya
muncul selama kehamilan dengan usia lebih dari 20 minggu (Helen
Varney, 2013).
Preeklamsia adalah sekumpulan gejala yaitu hipertensi, edema dan
proteinuria yang timbul pada wanita hamil dengan usia kehamilan lebih
dari 20 minggu, pada ibu bersalin dan nifas.

2. Etiologi

Etiologi penyakit ini belum diketahui dengan pasti. Carpenito,


2015, menerangkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
preeklamsia sebagai berikut :

1. Usia ibu hamil kurang dari 21 tahun.


2. Usia ibu hamil lebih dari 35 tahun.
3. Mempunyai riwayat penyakit pembuluh ginjal.
4. Diabetes melitus.
5. Penyakit pembuluh darah.
6. Kehamilan kembar.
7. Mola hidatidosa.
8. Penyakit hipertensi kronik.
9. Riwayat keluarga dengan hiperetensi sebagai pengaruh kehamilan

6
3. Manifestasi Klinis
Menurut Trijatmo (2005), gejala subjektif pada preeklamsia yaitu :

a. Sakit kepala di daerah frontal, skotoma, diplopia.


b. Penglihatan kabur.
c. Nyeri di daerah epigastrium.
d. Mual atau muntah-muntah.
e. Tekanan darah akan meningkat lebih tinggi.
f. Edema dan proteinuria bertambah meningkat.
Selain gejala subjektif preeklamsia di atas, tanda dan gejala preeklamsia
ringan diantaranya:
a. Kenaikan tekanan darah sistolik 140 mmHg sampai kurang dari
160 mmHg; diastolik 90 mmHg sampai kurang dari 110 mmHg.
b. Proteinuria : didapatkannya protein di dalam pemeriksaan urin (air
seni).
c. Edema (penimbunan cairan) pada betis, perut, punggung, wajah
atau tangan. Sedangkan tanda dan gejala pada preeklamsia berat
diantaranya :
1. Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg.
2. Tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg.
3. Peningkatan kadar enzim hati dan atau ikterus (kuning).
4. Trombosit < 100.000/mm3.
5. Oliguria (jumlah air seni < 400 ml/24 jam).
6. Proteinuria (protein dalam air seni > 3 g/L).
7. Nyeri ulu hati.
8. Gangguan penglihatan atau nyeri kepala bagian depan yang
berat.
9. Perdarahan di retina (bagian mata).
10. Edema (penimbunan cairan) pada paru.
11. Koma.

7
4. Patofisologi
pada preeklamsia terdapat penurunan aliran darah. Perubahan ini
menyebabkan prostaglandin plasenta menurun dan mengakibatkan iskemia
uterus. Keadaan iskemia pada uterus, merangsang pelepasan bahan
tropoblastik yaitu akibat hiperoksidase lemak dan pelepasan rennin uterus.
Bahan tropoblastik berperan dalam proses terjadinya endotheliosis yang
menyebabkan pelepasan tromboplastin. Tromboplastin yang dilepaskan
mengakibatkan pelepasan tomboksan dan aktivitas/ agregasi trombosit
deposisi fibrin. Pelepasan tromboksan akan menyebabkan terjadinya
vasopasme sedangkan aktivitas/agregasi trombosit deposisi fibrin akan
menyebabkan kogulasi intravaskuler yang mengakibatkan perfusi darah
menurun dan konsumtif koagulapati. Koagulapati mengakibatkan
trombosit dan faktor pembekuan darah menurun dan menyebabkan
gangguan faal hemostatis. Rennin uterus yang dikeluarkan akan mengalir
bersama darah sampai organ hati dan bersama-sama angiotensiogen
menjadi angiotensin I dan selanjutnya menjadi angiotensin II. Angiotensin
II bersama tromboksan akan menyebabkan terjadinya vasospasme.
Vasospasme menyebabkan lumen hanya dapat dilewati oleh satu sel darah
merah. Tekanan perifer akan mengangkat agar oksigen mencukupi
kebutuhan sehingga menyebabkan terjadinya supracenal untuk
mengeluarkan aldosteron. Vasospasme bersama dengan koagulasi
intravaskuler akan menyebabkan gangguan perfusi darah dan gangguan
multi organ.

8
5. WOC

(Scott, R James, dkk. 2012)

9
6. Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik
a. Uji diagnostik dasar.
 Pengukuran tekanan darah.
 Analisi protein dalam urine.
 Pemeriksaan edema.
 Pengukuran tinggi fundus uteri.
 Pemeriksaan funduskopik.
b. Uji laboratorium.
1. Evaluasi hematologik (hematokrit, jumlah trombosit, morfologi
eritrosit pada sediaan darah tepi).
2. Pemeriksaan fungsi hati (bilirubin, protein serum, aspartat
aminotranferase).
3. Pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin).
c. Uji untuk meramalkan hipertensi.
4. Roll-over test.
5. Pemberian infus angiotensin II.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


10
1. Pengumpulan data
Mengumpulkan data subyektif dan data obyektif berupa data fokus
yang dibutuhkan untuk menilai keadaan ibu sesuai kondisinya menggunakan
anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium.
Jenis data yang dikumpulkan :
a. Data subyektif
1) Biodata ibu dan suami
a) Nama ibu
Untuk mengetahui siapa yang akan kita beri asuhan dan lebih
mudah untuk berkomunikasi.
b) Nama suami
Untuk mengetahui siapa penanggung jawab saat pemberiaan
asuhan
c) Umur ibu
Untuk mengetahui faktor resiko yang menyebabkan terjadinya
preeklamsia.
d) Agama ibu dan suami
Untuk mengetahui apakah ada kepercayaan dalam agamanya
sehubungan dengan preeklamsia.
e) Suku bangsa ibu
Untuk mengetahui dari mana asal ibu berkaitan dengan bahasa
yang digunakan untuk berkomunikasi dan kebiasaan-kebiasaan
yang dianut.
f) Pendidikan ibu dan suami
Untuk mengetahui tingkat pengetahuaan ibu dan suami sehingga
memudahkan dalam pemberiaan informasi dan konseling.
g) Pekerjaan ibu dan suami
Untuk mengetahui tingkat aktifitas yang dilakukan oleh ibu dan
suami dan pengaruhnya terhadap ekonomi keluarga sehingga
memudahkan dalam penanganan preeklamsia yang sesuai dengan
keadaan ekonomi keluarga ibu.

11
h) Alamat ibu dan suami
Untuk mengetahui tempat tinggal ibu dan suami serta lingkungan
disekitar tempat tinggal ibu.
i) No tlp/hp ibu dan suami
Untuk memudahkan berkomunikasi sewaktu-waktu bila ada
masalah.
j) Golongan darah
Untuk mengantisipasi bila sewaktu-waktu terjadi sesuatu masalah
yang memerlukan donor.
2) Alasan Masuk
Untuk mengetahui keluhan utama yang dirasakan, sejak kapan
dirasakan,dibagian mana dirasakan, dan apa upaya ibu untuk
mengatasinya. Dimana dari data tersebut dapat menunjang diangnosa
preeklamsia.
Penderita preeklamsia bisa datang dengan keluhan nyeri kepala,
rasa nyeri pada epigastrium atau mual muntah.

3) Riwayat menstruasi
Untuk mengetahui kapan pasien menarche, apakah siklus
menstruasi ibu teratur atau tidak, mengetahui lama haid dan banyaknya
pengeluaran darah saat haid, serta apakah ibu pernah mengalami
dismenorhea atau tidak.
Haid merupakann peristiwa yang sangat penting dalam
kehidupan wanita. Perlu diketahui menarche, siklus haid teratur atau
tidak, banyaknya darah yang keluar sewaktu haid, lamanya haid,
disertai rasa nyeri atau tidak, dan menopause. Selalu harus ditanyakan
tanggal haid terakhir yang masih normal. Kalau haid terakhirnya tidak
jelas normal, maka perlu pula ditanyakan tanggal haid sebelum itu.
Dengan cara demikian akan diketahui apakah haid penderita terlambat
atau mengalami amenore.
4) Riwayat perkawinan

12
Untuk mengetahui berapa kali ibu menikah, lama perkawinan, umur
ibu saat menikah serta apakah ibu sudah mempunyai anak atau belum.
5) Riwayat obstetri terdahulu
Untuk mengetahui jumlah anak yang dimiliki, umur kahamilan saat
lahir, apakah ada penyulit saat hamil, tempat bersalin, penolong
persalinan, berat badan bayi saat lahir jenis kelamin anak, jenis
persalinan, apakah ada penyulit saat nifas, keadaan anak sekarang serta
umur anak sekarang.
6) Riwayat ginekology
Untuk mengetahui apakah ibu pernah atau sedang mengalami masalah
dengan organ reproduksinya serta sejak kapan masalah dirasakan.
Riwayat penyakit / kelainan gynecology serta pengobatannya dapat
memberikan keterangan penting, terutama operasi yang pernah
dialami. Apabila penderita pernah diperiksa oleh dokter lain tanyakan
juga hasil-hasil pemeriksaan dan pendapat dokter itu. Tidak jarang
wanita Indonesia pernah memeriksakan dirinya di luar negeri dan
membawa pulang hasilnya (Wiknjosastro,2015)
7) Riwayat penyakit ibu
Untuk mengetahui penyakit-penyakit yang pernah diderita ibu, apakah
ibu mempunyai riwayat penyakit tertentu terutama yang berhubungan
dengan alat reproduksi maupun penyakit lain yang mungkin dapat
memicu terjadinya preeklamsia serta bisa menjadi pertimbangan untuk
keperluan terapi atau pengobatan lebih lanjut seperti gangguan
hormone, kanker, tumor PMS dll.
Dalam hal ini perlu ditanyakan apakah penderita pernah menderita
penyakit berat, penyakit TBC, penyakit jantung, penyakit ginjal,
penyakit darah, DM, dan penyakkit jiwa. Riwayat operasi
nonginekologik perlu juga diperhatikan, misalnya strumektomi,
mammektomi, apendektomi, dan lain-lain.
8) Riwayat penyakit keluarga

13
Riwayat penyakit keluarga perlu diketahui apakah pernah menderita
tumor alat kandungan/tidak ataupun tumor di luar alat kandungan.
9) Hubungan Seksual

10) Riwayat bio-psiko-sosial-spiritual


a) Biologis
(1) Bernafas
Untuk mengetahui apakah ibu ada keluhan saat bernafas atau
tidak.
(2) Pola nutrisi
Untuk mengetahui status gizi ibu dan riwayat nutrisinya, pola
nutrisi, jenis dan porsi makan ibu.
(3) Eliminasi
Untuk mengetahui apakah ada keluhan atau masalah dengan
pola BAK maupun BAB.
(4) Istirahat dan tidur
Untuk mengetahui adakah gangguan pada pola tidur dan
istirahat akibat keluhan yang dialami..
(5) Aktifitas sehari-hari
Untuk mengetahui aktifitas ibu sehari-hari, apakah ada keluhan
saat beraktivitas. Pada penderita preeklamsia umumnya akan
mengalami kesulitan untuk beraktifitas karena rasa nyeri
kepala, mual muntah yang dialami.
(6) Personal hygiene
Untuk mengetahui bagaimana personal hygiene ibu apakah
sudah menerapkan hygiene yang benar atau belum.

b) Psikologi
Untuk mengkaji psikologis klien sehubungan dengan keluhan yang
dirasakan.bagaimana perasaan ibu setelah mengetahui keadaannya

14
setelah diperiksa, dan bagaimana penerimaan pasien terhadap
penyakit yang dideritanya saat ini. Karena psikologis ibu juga akan
berpengaruh terhadap proses pengobatan nantinya, sehingga
psikologis ibu perlu dikaji.
c) Sosial
Untuk mengetahui interaksi ibu dengan masyarakat di lingkungan
yang dirasakan pandangan masyarakat terhadap kondisi ibu dan
ada tidaknya kebiasaan yang merugikan kesehatan, serta
mengetahui bagaimana pengambilan keputusan dalam keluarga.
d) Spiritual
Untuk mengetahui bagaimana kebiasaan ibu dalam mendekatkan
diri kepada tuhan serta kepercayaan yang dianut yang berkaitan
dengan kesehatan. Dimana dengan rajinnya ibu sembahyang dan
mendekatkan diri kepada Tuhan, maka akan dapat menenangkan
perasaan ibu.
11) Pengetahuan
Untuk mengkaji pengetahuan ibu tentang hal-hal yang berkaitan
dengan keluhan yang dirasakan, penyebab ibu mengalami keluhan
yang dirasakan, serta pengetahuan ibu tentang cara mengatasi
keluhanya.
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan umum
(a) Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum ibu, sejauh mana keluhan yang
dirasakan ibu, mempengaruhi kondisi kesehatan ibu secara umum.
(b) TTV
Untuk mengetahui keadaan tekanan darah, suhu, nadi, respirasi
sehubungan dengan keluhan yang dirasakan ibu.
2) Pemeriksaan sistematis dan ginekologi
a) Kepala dan leher

15
Kepala :Untuk mengetahui bagaimana kebersihan dan struktur
rambut
Muka :Untuk mengamati pada muka apakah ada oedema / pucat
Mata :Untuk mengetahui bagaimana warna konjungtiva
Mulut :Untuk mrngetahui bagaimana keadaan muulut apakah
lembab/kering, kemerahan/pucat
Leher :Untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar limfe,
pembesaran kelenjar tiroid maupun pembesaran vena
jugularis
b) Payudara
Pemeriksaan payudara mempunyai arti penting bagi penderita wanita
terutama dalam hubungan dengan diagnostik kelainan endokrin
a) Abdomen
Untuk mengetahui apakah ada luka bekas oprasi, apakah ada massa
dan pembesaran perut abnormal yang dapat menunjang diagnosa ke
diagnosa penyakit organ reproduksi lainnya.
b) Anogenital
Untuk mengetahui apakah ada pengeluaran pervaginam, varices, dan
oedema, serta tanda-tanda abnormal/kelainan lainnya, seperti tanda-
tanda infeksi.
e) Ekstermitas atas bawah
Untuk mengetahui apakah ada oedema, sianosis, pada kaki dan
tangan, serta keadaan kuku apakah kemerahan ataukah pucat.

2. Asuhan Keperawatan Teoritis


No Diagnosa Perencanaan

16
Keperawatan
NOC NIC
(NANDA)
1 Risiko 1. mangemen neurology 1. neurologi monitoring
ketidakefektifan Indikator : Aktivitas:
perfusi jaringan otak  Syaraf sensorik dan motorik  Monitor ukuran pupil, bentuk,
b.d pre eklamsi berat dalam batas normal simetris dan reaktifitas pupil
 TTV dalam batas normal  Monitor keadaan klien dengan GCS
 Pola istirahat dan tidur baik  Monitor TTV
 Monitor reflek muntah
 Monitor pergerakan otot
 Mendorong pasien untk
menggunakan pengobatan nyeri
yang tepat

2 Cemas  anxiety self control Anxiety reduktion ( penurunan


berhubuangan  anxiety level kecemasan)
dengan kurang  coping
1. gunakan pendekatan yang
pengetahuan tentang
indicator : menenangkan
penyakit dan
2. nyatakan dengan jelasharapan
prosedur perawatan
 klien mampu
terhadap prilaku pasien
mengidentifikasi dan
3. jelaskan semua prosedur dan apa
mengunggkapkan gejaka
yang di rasakan selama prosedur
cemas
4. pahami prespektif pasien terhadap
 mengidentifikasi,
situasi stres.
mengungkapkan dan
5. Temani pasien untukmemberikan
menunjukkan teknik
keamanan dan mengurangi takut
untuk mengontrol cemas
6. Dorong keluarga untuk menemani
 vital sign dalam batas
anak
normal
 postur tubuh, ekspresi
wajah, bahasa tubuh dan

17
tingkat aktivitas
menunjukkan
berkurangnya kecemasan.

3 Ketidakseimbangan 1. Status nutrisi 1. Manajemen Nutrisi


nutrisi : kurang dari Indikator : Aktivitas:
kebutuhan tubuh b.d  Intake nutrisi yang adekuat  Kaji pola makan klien
mual muntah  Intake makanan dan cairan  Kaji adanya alergi makanan.
adekuat  Kaji makanan yang disukai oleh
 Energi adekuat klien.
 Massa tubuh adekuat  Kolaborasi dg ahli gizi untuk
 Berat badan adekuat penyediaan nutrisi terpilih sesuai
2. Status Nutrisi :Intake dengan kebutuhan klien.
makanan dan cairan  Anjurkan klien untuk meningkatkan
Indikator : asupan nutrisinya.
 Intake makanan di mulut  Yakinkan diet yang dikonsumsi
 Intake disaluran makanan mengandung cukup serat untuk

 Intake cairan dimulut mencegah konstipasi.

 Intake TPN  Berikan informasi tentang

3. Status Nutrisi : Intake kebutuhan nutrisi dan pentingnya

Nutrisi bagi tubuh klien

Indikator: 2. Monitor Nutrisi

 Intake kalori Aktivitas :

 Intake protein  Monitor BB setiap hari jika


memungkinkan.
 Intake lemak
 Monitor respon klien terhadap
 Intake karbohidrat
situasi yang mengharuskan klien
 Intake vitamin
makan.
 Intake mineral
 Monitor lingkungan selama makan.
 Intake zat besi
 Jadwalkan pengobatan dan tindakan
 Intake kalsium
tidak bersamaan dengan waktu

18
4. Kontrol berat badan klien makan.
Indikator:  Monitor adanya mual muntah.
 Monitor BB  Monitor adanya gangguan dalam
 Gunakan suplemen- proses mastikasi/input makanan
suplemen gizi sesuai misalnya perdarahan, bengkak dsb.
kebutuhan 3. Bantuan penambahan BB
 Monitor keseimbangan Aktivitas:
cairan  Pantau adanya mual dan muntah
 Makan sebagai respon  Pantau konsumsi kalori perhari
makan  Pantau kadar albumin serum,
 Mempertahankan pola limfosit, dan kadar elektrolit
makan yang dianjurkan  Sediakan variasi makanan bernutrisi
 Identifikasi gangguan emosi berkalori tinggi
yang mempengaruhi untake 4. Manajemen Cairan
makanan Aktivitas:
 Timbang BB tiap hari
 Hitung haluaran
 Monitor status hidrasi
 Pantau status hemodinamik
 Pantau TTV
 Pantau hasil lab. Terkait retensi
cairan (Ht,BUN)
 Monitor adanya indikasi
retensi/overload cairan (edem,sites,
distnsi vena leher)

19

Anda mungkin juga menyukai