Anda di halaman 1dari 12

SOAL UTS

SENI BUDAYA DAN KEARIFAN LOKAL


FAKULTAS PERTANIAN DAN FARMASI
UNIVERSITAS PERJUANGAN
SEMESTER GENAP 2020

Jawaban UTS Seni Budaya


1. Apa yang di maksud seni,budaya,seni budaya,dan kearifan local?
Jawaban : a. seni diartikan sebagai sebuah karya pengungkapan rasa keindahan yang
menyajikan beberapa bentuk kreatifitas
b. budaya dari guru atau melalui media lainnya. Penting memang mengetahui tentang
pengertian budaya, karena hal ini dapat memberikan hal yang positif
c. seni budaya : yaitu dari sisi pendapat ahli dan secara umum. Sehingga nantinya kita
bisa mengetahui apa itu pengertian seni budaya
d. kearifan local : merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat
dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri. Kearifan lokal (local wisdom) biasanya
diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi melalui cerita dari mulut
ke mulut. Kearifan lokal ada di dalam cerita rakyat, peribahasa, lagu, dan permainan
rakyat. Kearifan lokal sebagai suatu pengetahuan yang ditemukan oleh masyarakat lokal
tertentu melalui kumpulan pengalaman dalam mencoba dan diintegrasikan dengan
pemahaman terhadap budaya dan keadaan alam suatu tempat.
2. Sebutkan unsur-unsur kebudayaan jelaskan ? mengapa system religi / system
kepercayaan berada di urutan pertama ,dan mengapa seni diurutan paling bawah ?
Jawaban :
a. unsur-unsur kebudayaan:
1. Bahasa,
2. Sistem Pengetahuan,
3. Sistem Kemasyarakatan atau Organisasi Sosial,
4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
5. Sistem Mata Pencaharian Hidup,
6. Sistem Religi,
7. Kesenian

 Sistem bahasa
Dalam kebudayaan, bahasa menjadi unsur penting karena fungsinya. Fungsi dari bahasa
adalah sebagai alat komunikasi anggota masyarakat sehingga mereka dapat berinteraksi
satu sama lain. Tanpa bahasa, sebuah kebudayaan tidak akan tercipta karena hakikatnya
kebudayaan dapat diciptakan setelah adanya interaksi dari masyarakatnya.
 Sistem mata pencaharian dan ekonomi.
Unsur yang kedua ini adalah unsur yang pasti ada di dalam sebuah kebudayaan. Hal
ini disebabkan oleh mata pencaharian dan ekonomi masyarakat akan mempengaruhi
kebudayaan yang akan terbentuk di sana. Misalnya, kebudayaan para petani akan berbeda
dengan kebudayaan para nelayan.
 Sistem peralatan hidup dan teknologi.
Peralatan hidup dan teknologi ini diciptakan manusia untuk mempermudah mereka
untuk hidup. Dengan seperti itu, kebudayaan masyarakat yang mempunyai teknologi
yang lebih canggih akan sangat berbeda dengan kebudayaan di masyarakat yang masih
menggunakan alat sederhana.
 Sistem kemasyarakatan dan organisasi sosial
Dalam unsur yang satu ini, suatu kebudayaan di dalam masyarakat pasti mempunyai
aturan-aturannya sendiri, misalnya dalam adat perkawinan, hajatan, dan lainnya. Sistem
organisasi sosial setiap kebudayaan pun akan berbeda.

 Sistem ilmu pengetahuan

Setiap kebudayaan, ilmu pengetahuan menjadi hal penting karena dengan sistem
inilah suatu kebudayaan akan bertahan. Kemudian, sistem ilmu pengetahuan antara satu
masyarakat dengan masyarakat lainnya sangat berbeda. Sebagai contohnya yaitu ilmu
astronomi yang dimiliki masyarakat pesisir pantai akan lebih baik daripada masyarakat
yang tinggal di pegunungan.
• Sistem kepercayaan atau religi.
Setiap kebudayaan, sistem kepercayaan atau religi menjadi sistem yang paling penting
karena bisa menentukan setiap aturan yang ada di dalam masyarakat tersebut. Contohnya
yaitu masyarakat Hindu yang mengagungkan hewan sapi, sedangkan dalam masyarakat
lainnya tidak. Bahkan, untuk masyarakat yang tidak mempercayai adanya Tuhan pun, mereka
masih mempunyai sistem ini.
 Sistem kesenian
Setiap kebudayaan pasti identik dengan kesenian. Entah itu seni rupa, seni tari, atau pun
seni tarik suara. Dengan adanya sistem ini, setiap masyarakat mempunyai ciri khas yang unik
yang membedakan masyarakat tersebut dengan masyarakat lainnya.
Karena agama/kepercayaan masyarakat salah satu dasar utama untuk pendidikan dan
penyelamatan serta mengekpresikan nilai budaya yang diperolehnya melalui seni. Karena
itulah sistem kesenian berada diurutan yang paling bawah karena brersinambungan dengan
semua unsur kebudayaan/sistem yang akan menghasilkan suatu budaya atau adat an sebuah
karya dalam sekelompok masyarakat tersebut.

3. a. Sebutkan fungsi seni ?


jawaban :
1. Sebagai Alat Pemenuhan Kebutuhan Fisik
2. Sebagai Ungkapan Ekspresi Seniman
3. Sebagai Media Artistik dan Nilai Estetika
4. Sebagai Media Pendidikan dan Pembelajaran
5. Sebagai Media Kepercayaan dan Keagamaan
6. Sebagai Media Hiburan
7. Sebagai Media Kesehatan dan Pengobatan
8. Sebagai Media Informasi dan Berita

b. macam-macam seni ?
jawaban :
1. Seni rupa,
2. Seni music,
3. Seni gerak,
4. Seni teater atau pertunjukan,
5. Seni sastra

4. Apa yang anda ketahui tentang masyarakat adat yang ada disekitar anda ? sebut dan
jelaskan (salah satu kampung adat yang ada di jabar sesuai yang anda ketahui)
Jawaban :
Kampung Naga terletak di Tasikmalaya, Jawa Barat, merupakan suatu perkampungan
yang dihuni oleh sekelompok masyarakat yang sangat kuat dalam memegang adat istiadat
peninggalan leluhurnya, dalam hal ini adalah adat Sunda. Seperti permukiman Badui,
Kampung Naga menjadi objek kajian antropologi mengenai kehidupan masyarakat
pedesaan Sunda pada masa peralihan dari pengaruh Hindu menuju pengaruh Islam di
Jawa Barat
Sejarah
Kampung Naga merupakan sebuah kampung adat yang masih lestari. Masyarakatnya
masih memegang adat tradisi nenek moyang mereka. Mereka menolak intervensi dari
pihak luar jika hal itu mencampuri dan merusak kelestarian kampung tersebut. Namun,
asal mula kampung ini sendiri tidak memiliki titik terang. Tak ada kejelasan sejarah,
kapan dan siapa pendiri serta apa yang melatarbelakangi terbentuknya kampung dengan
budaya yang masih kuat ini. Warga kampung Naga sendiri menyebut sejarah
kampungnya dengan istilah "Pareum Obor". Pareum jika diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia, yaitu mati, gelap. Dan obor itu sendiri berarti penerangan, cahaya, lampu. Jika
diterjemahkan secara singkat yaitu, Matinya penerangan. Hal ini berkaitan dengan sejarah
kampung naga itu sendiri. Mereka tidak mengetahui asal usul kampungnya. Masyarakat
kampung naga menceritakan bahwa hal ini disebabkan oleh terbakarnya arsip/sejarah
mereka pada saat pembakaran kampung naga oleh Organisasi DI/TII Kartosoewiryo.
Pada saat itu, DI/TII menginginkan terciptanya negara Islam di Indonesia. Kampung
Naga yang saat itu lebih mendukung Soekarno dan kurang simpatik dengan niat
Organisasi tersebut. Oleh karena itu, DI/TII yang tidak mendapatkan simpati warga
Kampung Naga membumihanguskan perkampungan tersebut pada tahun 1956.
Adapun beberapa versi sejarah yang diceritakan oleh beberapa sumber diantaranya, pada
masa kewalian Syeh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati, seorang abdinya yang
bernama Singaparana ditugasi untuk menyebarkan agama Islam ke sebelah Barat.
Kemudian ia sampai ke daerah Neglasari yang sekarang menjadi Desa Neglasari,
Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Di tempat tersebut, Singaparana oleh
masyarakat Kampung Naga disebut Sembah Dalem Singaparana. Suatu hari ia mendapat
ilapat atau petunjuk harus bersemedi. Dalam persemediannya Singaparana mendapat
petunjuk, bahwa ia harus mendiami satu tempat yang sekarang disebut Kampung Naga.
Namun masyarakat kampung Naga sendiri tidak meyakini kebenaran versi sejarah
tersebut, sebab karena adanya "pareumeun obor" tadi.
Lokasi dan topografi
Kampung ini secara administratif berada di wilayah Desa Neglasari, Kecamatan
Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Lokasi Kampung Naga tidak jauh
dari jalan raya yang menghubungkan kota Garut dengan kota Tasikmalaya. Kampung ini
berada di lembah yang subur, dengan batas wilayah, di sebelah Barat Kampung Naga
dibatasi oleh hutan keramat karena di dalam hutan tersebut terdapat makam leluhur
masyarakat Kampung Naga. Di sebelah selatan dibatasi oleh sawah-sawah penduduk, dan
di sebelah utara dan timur dibatasi oleh Ci Wulan (Kali Wulan) yang sumber airnya
berasal dari Gunung Cikuray di daerah Garut. Jarak tempuh dari kota Tasikmalaya ke
Kampung Naga kurang lebih 30 kilometer, sedangkan dari kota Garut jaraknya 26
kilometer. Untuk menuju Kampung Naga dari arah jalan raya Garut-Tasikmalaya harus
menuruni tangga yang sudah di tembok (Sunda: sengked) sampai ke tepi sungai Ciwulan
dengan kemiringan sekitar 45 derajat dengan jarak kira-kira 500 meter. Kemudian
melalui jalan setapak menyusuri sungai Ciwulan sampai kedalam Kampung Naga.
Menurut data dari Desa Neglasari, bentuk permukaan tanah di Kampung Naga berupa
perbukitan dengan produktivitas tanah bisa dikatakan subur. Luas tanah Kampung Naga
yang ada seluas satu hektare setengah, sebagian besar digunakan untuk perumahan,
pekarangan, kolam, dan selebihnya digunakan untuk pertanian sawah yang dipanen satu
tahun dua kali.
Religi dan sistem pengetahuan
Penduduk Kampung Naga semuanya mengaku beragama Islam. Pengajaran mengaji bagi
anak-anak di Kampung Naga dilaksanakan pada malam Senin dan malam Kamis,
sedangkan pengajian bagi orang tua dilaksanakan pada malam Jumat. Dalam menunaikan
rukun Islam yang kelima atau ibadah Haji, mereka beranggapan tidak perlu jauh-jauh
pergi ke Tanah Suci Mekkah, tetapi cukup dengan menjalankan upacara Hajat Sasih yang
waktunya bertepatan dengan Hari Raya Haji yaitu setiap tanggal 10 Rayagung
(Dzulhijjah). Upacara Hajat Sasih ini menurut kepercayaan masyarakat Kampung Naga
sama dengan Hari Raya Idul Adha dan Hari Raya Idul Fitri.
Menurut kepercayaan masyarakat Kampung Naga, dengan menjalankan adat-istiadat
warisan nenek moyang berarti menghormati para leluhur atau karuhun. Segala sesuatu
yang datangnya bukan dari ajaran karuhun Kampung Naga, dan sesuatu yang tidak
dilakukan karuhunnya dianggap sesuatu yang tabu. Apabila hal-hal tersebut dilakukan
oleh masyarakat Kampung Naga berarti melanggar adat, tidak menghormati karuhun, hal
ini pasti akan menimbulkan malapetaka.
Kepercayaan masyarakat Kampung Naga kepada mahluk halus masih dipegang kuat.
Percaya adanya jurig cai, yaitu mahluk halus yang menempati air atau sungai terutama
bagian sungai yang dalam ("leuwi"). Kemudian "ririwa" yaitu mahluk halus yang senang
mengganggu atau menakut-nakuti manusia pada malam hari, ada pula yang
disebut "kunti anak"yaitu mahluk halus yang berasal dari perempuan hamil yang
meninggal dunia, ia suka mengganggu wanita yang sedang atau akan melahirkan.
Sedangkan tempat-tempat yang dijadikan tempat tinggal mahluk halus tersebut oleh
masyarakat Kampung Naga disebut sebagai tempat yang angker atau sanget. Demikian
juga tempat-tempat seperti makam Sembah Eyang Singaparna, Bumi
ageung dan masjid merupakan tempat yang dipandang suci bagi masyarakat Kampung
Naga.
Tabu, pantangan atau pamali bagi masyarakat Kampung Naga masih dilaksanakan
dengan patuh khususnya dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang berkenaan dengan
aktivitas kehidupannya.pantangan atau pamali merupakan ketentuan hukum yang tidak
tertulis yang mereka junjung tinggi dan dipatuhi oleh setiap orang. Misalnya tata cara
membangun dan bentuk rumah, letak, arah rumah,pakaian upacara, kesenian, dan
sebagainya.
Bentuk rumah masyarakat Kampung Naga harus panggung, bahan rumah dari bambu dan
kayu. Atap rumah harus dari daun nipah, ijuk, atau alang-alang, lantai rumah harus
terbuat dari bambu atau papan kayu. Rumah harus menghadap kesebelah utara atau ke
sebelah selatan dengan memanjang kearah Barat-Timur. Dinding rumah dari bilik atau
anyaman bambu dengan anyaman sasag. Rumah tidak boleh dicat, kecuali dikapur atau
dimeni. Bahan rumah tidak boleh menggunakan tembok, walaupun mampu membuat
rumah tembok atau gedung (gedong).
Rumah tidak boleh dilengkapi dengan perabotan, misalnya kursi, meja, dan tempat tidur.
Rumah tidak boleh mempunyai daun pintu di dua arah berlawanan. Karena menurut
anggapan masyarakat Kampung Naga, rizki yang masuk kedalam rumah melaui pintu
depan tidak akan keluar melalui pintu belakang. Untuk itu dalam memasang daun pintu,
mereka selalu menghindari memasang daun pintu yang sejajar dalam satu garis lurus.
Di bidang kesenian masyarakat Kampung Naga mempunyai pantangan atau tabu
mengadakan pertunjukan jenis kesenian dari luar Kampung Naga seperti wayang golek,
dangdut, pencak silat, dan kesenian yang lain yang mempergunakan waditra goong.
Sedangkan kesenian yang merupakan warisan leluhur masyarakat Kampung Naga adalah
terbangan, angklung, beluk, dan rengkong. Kesenian beluk kini sudah jarang dilakukan,
sedangkan kesenian rengkong sudah tidak dikenal lagi terutama oleh kalangan generasi
muda. Namun bagi masyarakat Kampung Naga yang hendak menonton
kesenian wayang, pencak silat, dan sebagainya diperbolehkan kesenian tersebut
dipertunjukan di luar wilayah Kampung Naga.
Adapu pantangan atau tabu yang lainnya yaitu pada hari Selasa, Rabu, dan Sabtu.
Masyarakat kampung Naga dilarang membicarakan soal adat-istiadat dan asal usul
kampung Naga. Masyarakat Kampung Naga sangat menghormati Eyang Sembah
Singaparna yang merupakan cikal bakal masyarakat Kampung Naga. Sementara itu, di
Tasikmalaya ada sebuah tempat yang bernama Singaparna, Masyarakat Kampung Naga
menyebutnya nama tersebut Galunggung, karena kata Singaparna berdekatan
dengan Singaparna nama leluhur masyarakat Kampung Naga.
Sistem kepercayaan masyarakat Kampung Naga terhadap ruang terwujud pada
kepercayaan bahwa ruang atau tempat-tempat yang memiliki batas-batas tertentu dikuasai
oleh kekuatan-kekuatan tertentu pula. Tempat atau daerah yang mempunyai batas dengan
kategori yang berbeda seperti batas sungai, batas antara pekarangan rumah bagian depan
dengan jalan, tempat antara pesawahan dengan selokan, tempat air mulai masuk atau
disebut dengan huluwotan, tempat-tempat lereng bukit, tempat antara perkampungan
dengan hutan, dan sebagainya, merupakan tempat-tempat yang didiami oleh kekuatan-
kekuatan tertentu. Daerah yang memiliki batas-batas tertentu tersebut didiami mahluk-
mahluk halus dan dianggap angker atau sanget. Itulah sebabnya di daerah itu masyarakat
Kampung Naga suka menyimpan "sasajen" (sesaji).
Kepercayaan masyarakat Kampung Naga terhadap waktu terwujud pada kepercayaan
mereka akan apa yang disebut palintangan. Pada saat-saat tertentu ada bulan atau waktu
yang dianggap buruk, pantangan atau tabu untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang
amat penting seperti membangun rumah, perkawinan, hitanan, dan upacara adat. Waktu
yang dianggap tabu tersebut disebut larangan bulan. Larangan bulan jatuhnya pada bulan
sapar dan bulan Rhamadhan. Pada bulan-bulan tersebut dilarang atau tabu mengadakan
upacara karena hal itu bertepatan dengan upacara menyepi. Selain itu perhitungan
menentukan hari baik didasarkan pada hari-hari naas yang ada dalam setiap bulannya,
seperti yang tercantum dibawah ini:
1. Muharam (Muharram) hari Sabtu-Minggu tanggal 11,14
2. Sapar (Safar) hari Sabtu-Minggu tanggal 1,20
3. Maulud hari (Rabiul Tsani)Sabtu-Minggu tanggal 1,15
4. Silih Mulud (Rabi'ul Tsani) hari Senin-Selasa tanggal 10,14
5. Jumalid Awal (Jumadil Awwal)hari Senin-Selasa tanggal 10,20
6. Jumalid Akhir (Jumadil Tsani)hari Senin-Selasa tanggal 10,14
7. Rajab hari (Rajab) Rabu-Kamis tanggal 12,13
8. Rewah hari (Sya'ban) Rabu-Kamis tanggal 19,20
9. Puasa/Ramadhan (Ramadhan)hari Rabu-Kamis tanggal 9,11
10. Syawal (Syawal) hari Jumat tanggal 10,11
11. Hapit (Dzulqaidah) hari Jumat tanggal 2,12
12. Rayagung (Dzulhijjah) hari Jumat tanggal 6,20
Pada hari-hari dan tanggal-tanggal tersebut tabu menyelenggarakan pesta atau upacara-
upacara perkawinan, atau khitanan. Upacara perkawinan boleh dilaksanakan bertepatan
dengan hari-hari dilaksanakannya upacara menyepi. Selain perhitungan untuk
menentukan hari baik untuk memulai suatu pekerjaan seperti upacara perkawinan,
khitanan, mendirikan rumah, dan lain-lain, didasarkan pada hari-hari naas yang terdapat
pada setiap bulannya.
 Kendaraan umum: Dari Jakarta naik bus jurusan Kampung Rambutan - Garut -
Singaparna turunkan di Lokasi Kampung Naga.
Dari Bandung menggunakan bus Diana Prima di Terminal Cicaheum jurusan Bandung -
Garut - Tasikmalaya (singaparna), lalu berhenti di Kampung Naga.
5. alat dan benda materil tradisional apa saja yang anda ketahui yang ada di sekitar anda
sebutkan satu persatu dan penggunaanya ?
jawaban:
1.Arit: Cara kerja alat ini sangat sederhana. Anda cukup menebas tanaman di bagian
bawahnya dengan satu kali ayunan. Apabila Anda memegang arit dengan tangan kanan,
maka tangan kiri digunakan untuk memegang bagian atas tanaman yang ditebas

2. Garu Sisir :Garu sisir lazim digunakan pada tanah bongkah untuk membuatnya lebih
subur. Namun, penggunaannya akan lebih optimal pada saat lahan pertanian tersebut
masih basah setelah diolah menggunakan alat pembajak

3. Garu Piring : Garu ini dimanfaatkan untuk memangkas rumput pada permukaan tanah
yang akan ditanami, menghancurkan lapisan tanah sehingga lebih lembut dan siap untuk
ditanami. Setelah benih disebar, garu piring juga dapat digunakan untuk menutup biji
tersebut agar sepenuhnya tertimbun tanah.

4. Garu Paku :Memiliki gigi-gigi yang menyerupai paku, garu jenis ini dimanfaatkan
untuk meratakan serta menghaluskan tanah setelah dibajak. Apabila telah masanya untuk
menyiangi tanaman yang baru tumbuh, para petani juga bisa menggunakan alat ini

5. Cangkul :Fungsi utama cangkul adalah untuk membelah, membalik, memecah, dan
juga menggemburkan tanah. Itulah mengapa sebelum sebuah lahan ditanami padi atau
tanaman lain, tanahnya akan dicangkul terlebih dahulu supaya lebih gembur dan hasil
tanaman akan lebih baik.
6. Upacara adat apakah yang anda ketahui yang ada di masyarakat sekitar anda?
Jawaban :
Upacara upacara adat yg dilakukan di kampung tasikmalaya adalah
1. Menyepi dilakukan oleh masyarakat kampung naga pada hari selasa,rabu,dan sabtu
2. Hajat sasih
3. Perkawinan
7. Seni apa saja yang anda ketahui yang ada dimasyarakat anda?
Jwaban :
"Ada tiga kesenian yang sering tampil di Kampung Naga yaitu Terbang Gembrung,
Terbang Sejak dan Angkluing," kata Juru Pelihara juga Sesepuh Kampung Naga, Ucu
Suherlan di Kampung Naga, Desa Neglasari, Kecamatan Kawalu,
Kabupaten Tasikmalaya, 
8. Tuliskan contoh seni dan kearifan lokal yang anda ketahui berikut ini !
a. Sisindiran
Koleang kalakay pandan,
amis mata di susukan,
soreang lain teu hayang,
cimata geura susutan.
b. Kaulinan barudak
 anjang-anjangan.
 gatrik.
 galah.
 congklak.
 ngadu kaléci.
 ucing-ucingan.
 simar.
 Papanggalan
c. Kawih
Tatar Sunda
Kota Bandung (4)
disebutna kota Kembang (8)
Kota Bogor (4)
disebutna kota hujan (8)
Kota Tasik (4)
disebutna kota Resik (8)
Kota Garut (4)
disebutna kota Intan (8)
Reff :
Urang ka dayeuh (5)
nu aya di tatar Sunda (8)
Tempat nu endah (5)
beresih tur matak betah (8)
Tong asa-asa (5)
mun bade ka tatar Sunda (8)
Jalmi someah (5)
ayana di tatar Sunda (8)
d. Pupuh
Pupuh Wirangrong :

Barudak mangka ngalarti ( 8 – i )


Ulah rek kadalon-dalon ( 8 – o )
Enggon-enggon nungtut elmu ( 8 – u )
Mangka getol mangka tigin ( 8 – i )
Pibekeleun sarerea ( 8 – a )
Modal bakti ka nagara ( 8 – a )
He barudak mangka ngarti
Ulah rek kadalon-dalon
Nungtut elmu jeung pangarti
Masing rajin soson-soson
Pibekeleun hirup tandang
Modal bakti ka nagara
Lemah cai anu urang
Perlu dijaga diriksa
9. Tulis dan salin aksara sunda !
Jawaban:
ᮝᮞ᮪ᮒ : ᮄᮔ᮪ᮓᮢᮤ ᮛᮂᮙᮝᮒ
ᮔᮧᮙᮧᮁ ᮄᮔ᮪ᮓᮥᮊ᮪ ᮙᮠᮞᮤᮞ᮪ᮝ: |᮱᮹᮰᮴᮰᮱᮰᮱᮶᮷|
ᮕᮢᮧᮓᮤ : ᮖᮊᮥᮜ᮪ᮒᮞ᮪ ᮖᮁᮙᮞᮤ
ᮖᮊᮥᮜ᮪ᮒᮞ᮪ : ᮖᮁᮙᮞᮤ |᮱| ᮈ
ᮅᮔᮤᮗᮨᮁᮞᮤᮒᮞ᮪ : ᮕᮨᮁᮏᮥᮃᮍᮔ᮪
ᮃᮜᮙᮒ᮪ ᮓᮔ᮪ ᮊᮧᮒ : ᮊ᮪ᮕ᮪. ᮛᮔ᮪ᮎᮙᮚ,ᮞᮤᮍᮕᮁᮔ,ᮒᮞᮤᮊ᮪ᮙᮜᮚ

Anda mungkin juga menyukai