Abstrak
Berdasarkan data Medical Record di Rumah Sakit Umum Bahagia Makassar periode Januari -
Desember 2017 sebanyak 1.187 ibu hamil dengan kejadian abortus sebanyak 92, dan periode Januari
- Desember 2018 sebanyak 1.289 ibu hamil dengan kejadian abortus sebanyak 136, Sedangkan
periode Januari s.d April 2019, dari 466 jumlah ibu yang data berkunjung di RSU Bahagia terdapat
56 ibu hamil yang terdiagnosa dengan abortus. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara umur, anemia, paritas dan pendidikan terhadap kejadian abortus di
Rumah Sakit Umum Bahagia Makassar Januari – April 2019. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional study untuk mengetahui antara
hubungan umur dan anemia terhadap kejadian abortus Di Rumah Sakit Umum Bahagia Makassar
dengan jumlah populasi sebanyak 466 orang dengan jumlah sampel 215 orang dengan mengunakan
teknik Random Sampling. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh untuk
variabel umur ibu nilai p = 0,076 > α = 0.005 artinya tidak ada hubungan antara umur ibu dengan
kejadian abortus. Untuk variabel anemia ibu nilai P = 0,023 < α = 0.005 artinya ada hubungan
antara anemia dengan kejadian abortus. Dari hasil uji statistik menggunakan teknik chi-square
(Fisher’s Exact ) diperoleh nilai p= 0,000 < dari α = 0,05, ini berarti ada hubumgan antara Paritas
dengan kejadian Abortus. Untuk variabel pendidikan nilai p = 0,000 < dari α = 0,05, ini berarti ada
hubungan antara pendidikan dengan kejadian Abortus. Kesimpulan dari empat variabel yaitu umur,
anemia, paritas dan pendidikan hanya variabel anemia dan paritas yang ada hubungan dengan
kejadian abortus pada ibu hamil di Rumah Sakit Umum Bahagia Makassar 2019.
1
Jurnal Kesehatan Delima Pelamonia Vol 3, No. 1, September 2019, p-ISSN:2597-7989
e- ISSN:2684-8821
Menurut Muchtar (2010), beberapa Sampel dalam penelitian ini adalah ibu
factor penyebab abortus yaitu faktor janin, hamil di RSU Bahagia Makassar pada bulan
yang dapat menyebabkan terjadinya abortus Januari s.d April 2019, sebanyak 466 orang.
yaitu adanya kelainan genetik, dan faktor ibu n= N
antara lain umur, anemia, kelainan endoktrin 1+N(d)2
(hormonal), faktor kekebalan (imunologi),
kelemahan otot leher rahim, kelainan bentuk Keterangan :
rahim, dan infeksi yang diduga akibat beberapa n = Besarnya sampel penelitian
virus seperti campak, cacar air, herpes, dan N = Besarnya populasi
klamidia. (Dalam jurnal Siti Khadijah, 2016) D = Degree of reability (0,05)2
Berdasarkan data Medical Record di
Rumah Sakit Umum Bahagia Makassar Dengan perhitungan sebagai berikut :
periode Januari - Desember 2017 sebanyak n= 466
1.187 ibu hamil dengan kejadian abortus 1+466(0.05)2
sebanyak 92, dan periode Januari - Desember
2018 sebanyak 1.289 ibu hamil dengan n= 466
kejadian abortus sebanyak 136, Sedangkan 1+466(0.05)2
periode Januari s.d April 2019, dari 466 jumlah
ibu yang data berkunjung di RSU Bahagia n= 466
terdapat 56 ibu hamil yang terdiagnosa dengan 1+1.165
abortus.
Berdasarkan hasil survey tersebut diatas n= 466
maka penulis tertarik untuk melakukan 2.165
penelitian tentang faktor yang berhubungan
dengan kejadian abortus pada ibu hamil di n = 215,242 = 215
Rumah Sakit Umum Bahagia Makassar Tahun
2019. Jadi, jumlah sampel yang diambil
dalam penelitian ini yaitu sebanyak
Metode Penelitian 215 orang.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode Tekhnik Pengambilan Sampel
analitik dengan menggunakan pendekatan Tekhnik pengambilan sampel, dilakukan
cross sectional study yang mengetahui secara Simple Random Sampling dimana
hubungan umur dan anemia ibu hamil terhadap peneliti memilih responden secara acak dari
kejadian abortus pada ibu hamil di Rumah 466 populasi yang ada di di RSU Bahagia
Sakit Umum Bahagia tahun 2019. Makassar dan di ambil sebanyak 215 orang
untuk dijadikan sampel.
Lokasi Penelitian Pengolahan Dan Penyajian Data
Rumah Sakit Umum Bahagia Kota Makassar Pada bagaian ini menjelaskan cara
pengolahan data dengan menggunakan
Populasi dan sampel program komputer dengan langkah-langkah
Populasi dalam penelitian ini semua ibu mulai dari editing, coding dan data entry.
hamil yang memeriksakan kehamilan di bulan Penyajian data dilakukan dalam bentuk
Januari s.d April Tahun 2019 yaitu sebanyak piramida terbalik dan disertai penjelasan dalam
466 orang di Rumah Sakit Umum Bahagia bentuk narasi
Makassar.
Hasil Penelitian
Tabel 1
Distribusi Responden Berdasarkan Umur di RSU Bahagia
Makassar Tahun 2017
Umur ibu n %
< 20 tahun 56 26,0
20-35 tahun 115 53,5
> 35 tahun 44 20,5
Jumlah 215 100
2
Jurnal Kesehatan Delima Pelamonia Vol 3, No. 1, September 2019, p-ISSN:2597-7989
e- ISSN:2684-8821
Tabel 5
Distribusi Responden Berdasarkan Anemia Di RSU Bahagia
Makassar Tahun 2019
Anemia n %
Rendah 73 34,0
Normal 142 66,0
Jumlah 215 100
Sumber: Data sekunder 2019
3
Jurnal Kesehatan Delima Pelamonia Vol 3, No. 1, September 2019, p-ISSN:2597-7989
e- ISSN:2684-8821
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan besar yang beresiko tinggi sebanyak 96 orang
distribusi responden berdasarkan paritas. (44,7%)
Sebagian besar responden yang beresiko rendah
sebanyak 119 orang (55,3%), dan sebagian
Tabel 7
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan
di RSU Bahagia Makassar Tahun 2019
Pendidikan n %
4
Jurnal Kesehatan Delima Pelamonia Vol 3, No. 1, September 2019, p-ISSN:2597-7989
e- ISSN:2684-8821
Tabel 9
Analisis Hubungan Anemia Dengan Kejadian Abortus
di RSU Bahagia Makassar Tahun 2019
Abortus
Anemia Abortus Tdk Abortus Total P
n % n % n %
Normal 15 10,6 127 89,4 142 100
Rendah 17 23,3 56 76,7 73 100 0,023
Total 32 14,9 183 85,1 215 100
5
Jurnal Kesehatan Delima Pelamonia Vol 3, No. 1, September 2019, p-ISSN:2597-7989
e- ISSN:2684-8821
Table 11
Analisis Hubungan Pendidikan dengan Kejadian Abortus
di RSU Bahagia Makassar Tahun 2019
Abortus
Total P
Pendidikan Abortus Tdk
Abortus
n % n % n %
Pendidikan 48 62.3 29 37.7 77 100
Rendah 0,000
Pendidikan 10 7.2 128 92.8 138 100
Tinggi
Total 58 27.0 157 73.0 215 100
6
Jurnal Kesehatan Delima Pelamonia Vol 3, No. 1, September 2019, p-ISSN:2597-7989
e- ISSN:2684-8821
kejadian abortus terdapat hubungan yang hubungan antara anemia dengan kejadian
signifikan antara umur ibu hamil dengan abortus di RSUD Abdul Moeloek Tahun 2014.
kejadian abortus. Berdasarkan penjelasan tersebut maka
penulis berpendapat bahwa faktor anemia
Hubungan Anemia dengan Kejadian sangat besar pengaruhnya terhadap kejadian
Abortus Pada Ibu Hamil abortus.
Hasil analisa hubungan antara paritas
dengan kejadian abortus. Dari 215 responden Hubungan Paritas dengan Abortus Pada Ibu
anemia rendah yang mengalami abortus 15 Hamil
orang (10,6%), dan tidak abortus sebanyak 127 Berdasarkan hasil penelitian dari 215
orang (89,4%), sedangkan anemia yang tinggi responden yang diteliti dijelaskan kejadian
mengalami abortus sebanyak 17 orang (23,3%), abortus pada ibu dengan paritas resiko rendah
dan yang tidak abortus 56 orang (76,7%). yang mengalami abortus sebanyak 3 orang
Dimana anemia yang normal tetapi (2,5%) dan ibu dengan paritas resiko rendah
berisiko dan menderita abortus sebanyak 15 yang tidak mengalami abortus sebanyak 116
orang (10,6%), ini membuktikan bahwa anemia orang (97,5%) dengan total 199 (100%).
yang berisiko kecenderungnya mengalami Jumlah ini lebih kecil dibandingkan pada ibu
abortus, karena anemia dalam kehamilan dapat dengan paritas resiko tinggi yang mengalami
mengurangi suplai oksigen pada metabolisme abortus sebanyak 29 orang (30,2%) dan ibu
ibu karena kekurangan kadar hemoglobin untuk dengan paritas resiko tinggi yang tidak
mengikat oksigen yang dapat mengakibatkan mengalami abortus sebanyak 67 orang (69,9%)
efek tidak langsung pada ibu dan janin. Di dengan total 96 (100%).
dalam penelitian ini juga diperoleh bahwa Hasil penelitian ini didapatkan ibu
anemia tapi tidak mengalami abortus sebanyak dengan paritas resiko rendah dan abortus
127 orang (89,4%) ini membuktikan bahwa sebanyak 3 orang (2,5%) dikarenakan ibu yang
tidak selamanya anemia berisiko akan mengalami kehamilan dan pesalinan pertama
menderita abortus karena banyak faktor berisiko karena belum pernah mengalami
penyebab terjadi abortus yaitu paritas, kelainan kehamilan sebelumnya, selain itu jalan lahir
endoktrin, pendidikan dan infeksi yang diduga baru akan dilalui janin. Ada juga paritas resiko
akibat beberapa virus seperti campak, cacar air, rendah dan tidak mengalami abortus 116 orang
herpes dan klamidia. (97,5%) dikarenakan ibu dengan paritas resiko
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rendah asuhan obstetriknya baik selama
data pada anemia rendah yang berisiko dan kehamilannya, seperti ibu rajin melakukan
tidak abortus sebanyak 56 orang (76,7%), antenatal care secara teratur dan ibu tidak
sedangkan untuk yang tidak berisiko terjadi mudah stress yang dapat menganggu
abortus sebanyak 17 orang (23,3%). Karena pertumbuhan dan perkembangan janin dan
risiko anemia dengan prevalensi anemia yang mampu hidup aterm.
tinggi dapat berakibat negatif seperti kekurang Sedangkan ibu dengan paritas resiko
Hb dalam darah mengakibatkan kurangnya tinggi dan mengalami abortus sebanyak 29
oksigen yang dibawa/ ditransfer ke sel tubuh orang (14,9%) dikarenakan bila terlalu sering
maupun ke otak. melahirkan, rahim akan semakin lemah karena
Dari hasil uji statistic dengan jaringan parut uterus akibat kehamilan yang
menggunakan chi-square diperoleh nilai p berulang dapat mengakibatkan ibu mengalami
(0.023) < nilai α (0.05). Maka Ha diterima dan komplikasi saat kehamilan maupun persalinan.
Ho ditolak, artinya bahwa ada hubungan antara Seorang wanita yang telah mengalami
anemia dengan kejadian abortus pada ibu hamil kehamilan sebanyak 5 kali atau lebih, memiliki
di Rumah Sakit Umum Bahagia Makassar risiko lebih besar mengalami kontraksi yang
tahun 2019. lemah pada saat persalinan. Ada juga paritas
Penelitian ini sejalan dengan penelitian resiko tinggi dan tidak mengalami abortus
Aryanti Wardiyah (2016) dimana hasil uji sebanyak 67 orang (69,9%) dikarenakan ibu
statistik didapatkan nilai Pvalue=0,000 yang mengikuti program keluarga berencana (KB),
berarti pada nilai α=0,05% adalah dan ibu rajin melakukan kunjungan antenatal
(Pvalue<0,05). Maka Ha diterima dan Ho sehingga tau bagaimana cara merawat
ditolak, Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada kehamilannya.
7
Jurnal Kesehatan Delima Pelamonia Vol 3, No. 1, September 2019, p-ISSN:2597-7989
e- ISSN:2684-8821
Dari hasil uji statistik menggunakan tinggi dan tidak abortus sebanyak 128 orang
teknik chi-square (Fisher’s Exact ) diperoleh (92,8%) dikarenakan ibu dengan pendidikan
nilai p= 0,000 < dari α = (0,05) ini berarti Ho tinggi akan lebih sejahtera, karena mereka
ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian ada mengetahui bagaimana cara merawat
hubumgan antara Paritas dengan kejadian kehamilan melalui pendidikan yang diberikan
Abortus di RSU Bahagia Makassar. pada saat melakukan pemeriksaan antenatal.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Dengan pengujian menggunakan teknik
penelitian yang dilakukan oleh Dede Mahdiyah chi-square (Fisher’s Exact) diperoleh nilai p =
2013 dimana penelitiannya menunjukkan dari 0,000 < dari α = 0,05, ini berarti Ho ditolak dan
122 responden di RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Ha diterima. Dengan demikian ada hubungan
Saleh Banjarmasin tahun 2013 pada kelompok antara Pendidikan dengan kejadian Abortus di
Abortus. Kejadian Abortus paritas yang RSU Bahagia Makassar.
berisiko tinggi 66 orang ( 54,1%) dibandingkan Hasil penelitian ini sejalan dengan
dengan paritas resiko rendah 56 orang (45,9%). penelitian yang dilakukan oleh Mardison Putri
Hasil penelitian ini menunjukkan ibu hamil 2018 di mana penelitiannya menunjukkan
dengan paritas resiko tinggi lebih banyak yang bahwa kejadian Abortus lebih tinggi pada ibu
mengalami Abortus dibandingkan dengan ibu hamil dengan tingkat pendidikan rendah yaitu
hamil dengan paritas resiko rendah. 21,1% dibandingkan dengan kejadian abortus
pada ibu hamil dengan tingkat pendidikan
Hubungan Pendidikan dengan Abortus Pada tinggi yaitu sebesar 4,2%. Dari hasil uji statistik
Ibu Hamil didapatkan p value = 0,020 (<0,05) yang
Berdasarkan hasil penelitian dari 215 menunjukkan adanya hubungan yang signifikan
responden yang diteliti dijelaskan kejadian antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan
abortus pada ibu dengan pendidikan rendah dan kejadian Abortus.
abortus sebanyak 48 orang (62,3%) dan dengan
pendidikan rendah yang tidak mengalami
abortus sebanyak 29 (37,7%) dengan total 77 Kesimpulan
(100%). Jumlah ini lebih besar dibandingkan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dengan Ibu yang berpendidikan tinggi yang dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Bahagia
mengalami Abortus sebanyak 10 orang (7.2%) Makassar, dapat ditarik kesimpulan penelitian
dan yang tidak mengalami Abortus sebanyak sebagai berikut: Tidak ada hubungan antara
128 orang (92.8%) dengan total 138 (100%). umur ibu dengan kejadian abortus di Rumah
Hasil penelitian ini didapatkan ibu Sakit Umum Bahagia Makassar Tahun dari
dengan pendidikan rendah dan abortus Januari sampai April 2019 dengan p value
sebanyak 48 orang (62,3%) dikarenakan (0,076). Ada hubungan antara anemia ibu
rendahnya tingkat pendidikan ibu juga dengan kejadian abortus di Rumah Sakit
mempengaruhi tidak kemampuan ibu menyerap Umum Bahagia Makassar Tahun dari Januari
materi dan ilmu pengetahuan yang diberikan sampai April 2019 dengan p value (0,023).
oleh tenaga kesehatan dalam merawat Terdapat hubungan antara paritas dengan
kehamilan pada saat melakukan pemeriksaan kejadian Abortus di RSU Bahagia Makassar
antenatal. Ada juga pendidikan rendah dan pada tahun 2019 dengan nilai p= 0,000 < dari
tidak mengalami abotus sebanyak 29 orang α = (0,05) ini berarti Ho ditolak dan Ha
(37,7%) dikarenakan ibu mampu menyerap diterima.Tidak terdapat hubungan antara
materi dan ilmu pengetahuan yang diberikan pendidikan dengan kejadian Abortus di RSU
oleh tenaga kesehatan dalam merawat Bahagia Makassar pada tahun 2019 dengan
kehamilan pada saat melakukan pemeriksaan nilai p= 0,000 < dari α = 0,05, ini berarti Ho
antenatal. ditolak dan Ha diterima.
Sedangkan ibu dengan pendidikan tinggi
dan abortus sebanyak 10 orang (7,2%) Saran
dikarenakan ibu dengan pendidikan tinggi Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian
bukan salah satu penyebab ibu mengalami ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan
abortus tetapi factor lain dari ibu seperti fisik masukan atau sumber data untuk penelitian
ibu terlalu lemah pada saat hamil dan factor selanjutnya dan melakukan penelitian lebih
pekerjaan terlalu sibuk tampah memikirkan lanjut dengan variabel yang berbeda.
kehamilannya. Ada juga ibu dengan pendidikan
8
Jurnal Kesehatan Delima Pelamonia Vol 3, No. 1, September 2019, p-ISSN:2597-7989
e- ISSN:2684-8821