2013-2017
DOSEN PEMBIMBING:
DISUSUN OLEH:
RAIHANA DINI NASUTION (180522011)
PUTRI TRISKA SARI (180522013)
DELI PUTRI HASIBUAN (180522022)
PRILY AMANDA HARAHAP (180522025)
RENI HAVIANI (180522033)
VANYA JOSEPHINE (180522037)
Puji syukur kami ucapkankan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunianya Tugas Sosiologi Ekonomi tentang “Pendapatan
Asli Daerah Kota Banda Aceh tahun 2013-3017” ini dapat diselesaikan tepat
waktu.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sebagai
bahan perbaikan. Akhir kata kami mengharapkan Tugas Sosiologi Ekonomi ini
dapat bermanfat bagi para pembaca. Terimakasih.
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Pendapatan Nasional.
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Pendapatan Asli Daerah
3. Mengetahui apa saja sektor yang ada dan unggul di Kota Banda Aceh.
4. Mengetahui kaitan sektor-sektor unggulan Kota Banda Aceh terhadap
Pendapatan Nasional.
BAB II
PEMBAHASAN
Salah satu tolak ukur yang dapat digunakan untuk menilai kondisi
perekonomian suatu negara adalah pendapatan nasional. Tujuan dari perhitungan
pendapatan nasional ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat
ekonomi yang telah dicapai dan nilai output yang diproduksi, komposisi
pembelanjaan agregat, sumbangan dari berbagai sektor perekonomian, serta
tingkat kemakmuran yang dicapai (Sukirno, 2008, p55). Selain itu, data
pendapatan nasional yang telah dicapai dapat digunakan untuk membuat prediksi
tentang perekonomian negara tersebut pada masa yang akan datang. Prediksi ini
dapat digunakan oleh pelaku bisnis untuk merencanakan kegiatan ekonominya di
masa depan, juga untuk merumuskan perencanaan ekonomi untuk mewujudkan
pembangunan negara di masa mendatang (Sukirno, 2008, p57).
Pendapatan nasional dapat diartikan sebagai nilai barang dan jasa yang
dihasilkan dalam suatu negara (Sukirno, 2008, p36). Pengertian berbeda dituliskan
dengan huruf besar P dan N, dimana Pendapatan Nasional adalah jumlah
pendapatan yang diterima oleh faktor produksi yang digunakan untuk
memproduksikan barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu (Sukirno, 2008,
p36). Terdapat beberapa cara yang digunakan dalam perhitungan pendapatan
nasional, yaitu pendapatan nasional bruto dan pendapatan domestik bruto.
Terdapat 6 konsep Pendapatan Nasional, yaitu:
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai
produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara
(nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang
dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk
hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut atau
disebut juga dengan Pendapatan Nasional Bruto (PNB) merupakan nilai barang
dan jasa dalam suatu negara yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik
warga negara tersebut, termasuk nilai produksi yang diwujudkan oleh faktor
produksi yang digunakan di luar negri, namun tidak menghitung produksi yang
dimiliki penduduk atau perusahaan dari negara lain yang digunakan di dalam
negara tersebut (Sukirno, 2008, p35).
Bagi daerah yang memiliki BUMD seperti Perusahan Daerah Air Minum
(PDAM), Bank Pembangunan Daerah (BPD), badan kredit kecamatan, pasar,
tempat hiburan/rekreasi, villa, pesanggrahan, dan lain-lain keuntungannya
merupakan penghasilan bagi daerah yang bersangkutan (Hanif Nurcholis, 2007 :
184). Menurut Ahmad Yani (2004:40) hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan antara lain bagian laba, deviden, dan penjualan saham milik daerah.
Jasa giro
Pendapatan bunga
Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, dan
Sektor Unggulan
2.3.Nilai Pendapatan Regional (Sector Non Pajak) Kota Banda Aceh Tahun
2013 – 2017
Nilai produk domestik regional bruto Kota Banda Aceh atas dasar harga
berlaku menurut langan usaha, dengan minyak dan gas bumi tahun 2013-
2017mengalami peningkatan nilai pada semua sektor terkecuali sektor
pertambangan dan penggalian karena sektor ini tidak terdapat di wilayah Kota
Banda Aceh. Berikut merupakan nilai PDRB Kota Banda Aceh atas dasar
harga berlaku menurut lapangan usahan, dengan minyak dan gas bumi tahun
2013- 2017 (Juta rupiah).
Tabel Nilai Pendapatan Regional (Sektor Non Pajak) Kota Banda Aceh
tahun
Nilai PDRB Kota Banda Aceh dari tabel di atas menunjukan bahwa
adanya peningkatan nilai dari semua sektor kecuali sektor pertambangan dan
penggalian. Selama lima tahun terakhir (2013-2017) struktur perekonomian
Kota Banda Aceh didominasi oleh 5 (lima) kategori lapangan usaha, yakni:
Perdagangan Besar dan Eceran, Adminstrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan
Jaminan Sosial Wajib, Transportasi dan Pergudangan, Konstruksi, dan Real
Estate. Total nilai PDRB pada tahun 2017 berdasarkan harga berlaku secara
berturut- turun dari kelima sektor adalah sebagai berikut: 3.615.352,7 juta
rupiah, 3.866.531,3 juta rupiah, 1.779.691,3 juta rupiah,1.094.651,6 juta
rupiah, dan 1.289.289,1 juta rupiah.
Peranan terbesar dalam pembentukan PDRB Kota Banda Aceh pada tahun
2017 dihasilkan oleh lapangan usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib, yaitu mencapai 23,00 persen (angka ini meningkat dari
19,54 persen di tahun 2013). Selanjutnya lapangan usaha Perdagangan Besar dan
Eceran, ReparasiMobil, dan SepedaMotor;Transportasi dan Pergudangan sebesar
21,51 persen (turun dari 22,50 perse di tahun 2013), disusul oleh lapanganusaha
Transportasi dan Pergudangan sebesar 10,59 persen (turun dari 15,51 persen di
tahun 2013). Berikutnya lapangan usaha Real Estat sebesar 7,67 persen (naik dari
5,57 persen di tahun 2013) dan lapangan usaha Konstruksi ebesar 6,51 persen.
Selanjutnya PAD tertinggi kedua yang diperoleh Kota Banda Aceh, adalah
dari Pajak Restoran yang dari target Rp. 8,200 miliar dan mampu
direalisasikannya Rp. 11,359 miliar dengan presentase 138,53 persen.
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran