Anda di halaman 1dari 8

Studi Kelayakan Pengembangan Bandara

Maimun Saleh Sabang


Sebagai Terminal Cargo Perikanan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Transportasi udara telah menjadi bagian penting bagi manusia dimana kebutuhan terhadap
transportasi uadar dapat digunakan untuk memajukan berbagai aspek kehidupan seperti
perdagangan, pendidikan, industri maupun aspek sosial. Keberadaan pesawat sebagai media
angkutan udara membutuhkan sebuah tempat yang mampu memfasilitasi berbagai kepentingan
dan aktifitas yang terkait dengan transportasi udara. Dalam perencanaan pengembangan bandara
didasarkan atas beberapa faktor pertimbangan yaitu rencana tata ruang wilayah, pertumbuhan
ekonomi wilayah hinterland-nya, sektor ekonomi unggulan, kondisi alam dan geografi,
keterpaduan inter dan antar moda transportasi, kelestarian lingkungan, keselamatan dan
keamanan penerbangan serta keterpaduan dengan kegiatan pembangunan lainnya.

Berdasarkan Peraturan Dirjen Perhubungan Udara Nomor : SKEP/77/VI/2005 tentang Persyaratan


Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknis Bandar Udara dan Undang-undang No 15 tahun 1992
tentang Penerbangan menyebutkan bahwa bandar udara adalah lapangan terbang yang
dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang, dan/atau
bongkar muat kargo dan/atau pos, serta dilengkapi dengan fasilitas keselamatan penerbangan
dan sebagai tempat perpindahan antar moda. Fungsi bandar udara yaitu untuk menunjang
kelancaran, keamanan dan ketertiban arus lalu lintas pesawat udara, kargo dan/atau pos,
keselamatan penerbangan, tempat perpindahan intra dan/atau moda serta mendorong
perekonomian baik daerah maupun secara nasional.

Dalam Peraturan Menteri Perhubungan No.39 Tahun 2019 tentang Tatanan Kebandarudaraan
Nasional menjelaskan bahwa Bandara Maimun Saleh Kota Sabang merupakan Bandara
Internasional Pengumpul Skala Tersier yang mempunyai luas lahan ± 18 Ha dan runway lenght
1850 x 30 yang termasuk sebagai Pusat Kawasan Strategis Nasional (PKSN), kawasan perbatasan
dan pulau-pulau terluar dan destinasi wisata nasional. Hal ini menjadikan Bandara Maimun Saleh
perlu dikembangkan sebagai pintu gerbang perekonomian dan mendukung perkembangan
ekonomi wilayah sesuai dengan tata ruang daratan dan tata ruang laut.

Kota Sabang selain menjadi pusat destinasi wisata juga memiliki potensi di bidang perikanan,
letak Sabang yang mengarah ke Samudera Hindia dan Selat Malaka memberi peluang terhadap
pengembangan produk perikanan. Selama ini hasil perikanan di Kota Sabang hanya dipasarkan di
Kota Sabang dan Kota Banda Aceh, padahal di sektor perikanannya mempunyai potensi untuk
ekspor. Keberadaan Bandara Maimun Saleh diharapkan tidak hanya menjadi bagian dari fasilitas
transportasi udara namun dapat menjadi salah satu fasilitas transportasi yang menjadi penggerak
dan penunjang pertumbuhan ekonomi dengan menjadikannya sebagai bandara yang tidak hanya

I-1
Studi Kelayakan Pengembangan Bandara
Maimun Saleh Sabang
Sebagai Terminal Cargo Perikanan

untuk melayani penerbangan orang dan barang tetapi juga sebagai bandara dengan terminal
kargo untuk perikanan.
Dari sisi sumberdaya kelautan dan perikanan, Kota Sabang yang memiliki panjang garis pantai
96,3 km dengan tiga teluk yaitu Teluk Sabang, Teluk Pria Laôt dan Teluk Balohan menyimpan
potensi perikanan dan kelautan yang cukup menonjol. Pulau Weh merupakan salah satu dari tiga
pulau yang menjadi konsentrasi terumbu karang di Provinsi Aceh. Kelimpahan terumbu karang ini
memberikan kekayaan perikanan dan biota laut kepada Kota Sabang. Dengan kondisi yang
demikian, maka potensi kelautan dan perikanan di daerah ini memiliki prospek yang baik jika
dimanfaatkan secara bijaksana.

Komoditas unggulan berupa produksi perikanan telah memberikan konstrubsi keempat terbesar
penyumbang Produk Domestik Bruto di Kota Sabang yaitu sebesar 7,5% dimana subsektor
perikanan memiliki andil sebesar 2,2% dari Total PDRB. Sekitar 25,5% angkatan kerja bekerja
sebagai nelayan dan/atau pembudidaya (BPS, 2018). Hasil produksi ikan (baik budidaya maupun
perikanan laut) ini dipandang belum optimal didalam pemanfaatan potensi sumberdaya perikanan
dan kelautan di Kota Sabang. Oleh karena itu, potensi perikanan budidaya dan kelautan ini harus
dikembangkan dengan optimal dan terpadu dimasa mendatang sehingga peluang Kota Sabang
untuk menjadi salah satu kota pengekspor komoditi ikan segar ke luar daerah, nasional, dan
manca negara melalui pelabuhan dan bandara dapat terwujud. Peningkatan prasarana dan sarana
perikanan perlu diupayakan serta kelengkapan prasarana dan sarana ini untuk prospek perikanan
masa depan diharapkan menjadi lebih baik

Kota Sabang telah ditetapkan sebagai pusat pelayanan utama, salah satu fungsinya adalah : (1)
pusat perdagangan dan jasa skala internasional; (2) pusat kegiatan industri pengolahan dan
industri jasa hasil perikanan; (3) pusat pelayanan transportasi udara internasional dan nasional,
yang didukung pusat pelayanan penyangga PKN Banda Aceh dan Kota Sigli dan pusat pelayanan
pintu gerbang merupakan pusat kegiatan terdepan dalam peningkatan pelayanan pertahanan
dan keamanan negara serta kegiatan lintas batas di Kawasan Perbatasan Negara. Dari sudut
pandang dimensi inter-regional, kerjasama ekonomi regional (AFTA, IMT-GT), liberalisasi
perdagangan di kawasan ASEAN, Asia Pasific (APEC) dan WTO sudah menjadi tuntutan yang tidak
dapat ditawar-tawar lagi. Bentuk kerjasama ekonomi regional akan memberikan peluang untuk
memposisikan Sabang sebagai “prime mover” pertumbuhan perekonomian wilayah sekitarnya.
IMT-GT (Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle) merupakan salah satu kerjasama sub-
regional yang dibentuk sejak 1993 yang dijalin oleh Aceh dengan negara bagian dan provinsi lain
di Malaysia dan Thailand. Kerjasama sub-regional ini dibangun untuk memfasilitasi dan
mempromosikan perdagangan serta investasi terhadap wilayah sasaran negara anggota. Bagian
tersebut termasuk dalam bidang trade and investment, agriculture and agroindustry, transport
linkages, human resource development, labor mobility dan halal products and services (IMT GT,
2007) yang bertujuan untuk meng-akselerasikan pertumbuhan ekonomi yang dipimpin oleh
sektor swasta di wilayah IMT-GT melalui :
a) Meningkatkan perdagangan dan investasi dengan memanfaatkan dasar ekonomi yang saling
melengkapi serta keunggulan komparatif;
I-1
Studi Kelayakan Pengembangan Bandara
Maimun Saleh Sabang
Sebagai Terminal Cargo Perikanan

b) Meningkatkan ekspor ke seluruh dunia dengan meningkatkan daya saing ekspor dan
investasi;
c) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan kesempatan kerja,
pendidikan, sosial dan budaya di kawasan IMT-GT ; dan
d) Mendorong sektor swasta untuk memainkan peran utama, sementara sektor publik
memfasilitasi dan mendukung sebanyak mungkin.

Konektivitas transportasi untuk mendorong peningkatan perdagangan antar negara di IMT-GT di


perbaharui melalui implementasi blueprint tahun 2017-2021 sebagai pendorong pertumbuhan
ekonomi wilayah maka usulan pembukaan rute penerbangan Phuket/Krabi (Thailand) ke Sabang
dan rute penerbangan Langkawi (Malaysia) ke Sabang patut mendapat perhatian khusus. Bahkan
program yang pernah dituangkan dalam blueprint tahun 2012-2016 sampai saat ini belum
berjalan, yaitu konektivitas transportasi laut rute Ranong-Phuket-Sabang/Malahayati dan rute
Krueng Geukuh-Penang/Port Klang

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


Secara umum maksud dari kegiatan ini yaitu :
1. Mengoptimalkan peran dan fungsi Bandara Maimun Saleh dalam pemanfaatan potensi di
kawasan pesisir khususnya sektor perikanan, sehingga dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
2. Tersedianya dokumen kelayakan sebagai dasar pertimbangan pembangunan terminal
kargo perikanan berdasarkan potensi komoditas unggulan, sehingga mempunyai nilai
produksi ekspor domestik maupun luar negeri.

1.3 SASARAN
Tersusunnya studi kelayakan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk pengelolaan dan
pengembangan Bandara Maimun Saleh sebagai kargo perikanan yang berpedoman Rencana Tata
Ruang Wilayah Aceh dan Pulau-pulau Kecil dan komoditas unggulan perikanan.

1.4 RUANG LINGKUP KEGIATAN


Ruang lingkup kegiatan ini yang merupakan uraian dari Kerangka Acuan Kerja (KAK), yaitu :
a. Review kebijakan – kebijakan yang terkait pada kawasan terkait dengan studi kelayakan.
b. Melakukan koordinasi dengan Instansi terkait dan melakukan kegiatan survey lapangan
untuk mendapatkan data primer dan data sekunder serta data terkait lainnya.
c. Survey destinasi kargo perikanan, Survey pengangkutan perikanan (Jenis Perikanan,
lokasi pemasaran saat ini dan potensi ekspor ke luar negeri).
d. Survey sosial ekonomi dan pertumbuhan ekonomi daerah; dan
e. Survey Topografi survey topografi berupa Peta Topografi Skala 1:25.000 atau 1:50.000,
Peta Tata Guna Lahan di sekitar lokasi, Peta tematik wilayah perencanaan yang terkait
dengan rencana pengembangan.

1.5 DASAR HUKUM

I-1
Studi Kelayakan Pengembangan Bandara
Maimun Saleh Sabang
Sebagai Terminal Cargo Perikanan

Dasar hukum kegiatan studi pengembangan bandara Maimun Saleh sebagai terminal cargo
perikanan, antara lain yaitu :
 Undang-Undang No. 11 Tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh ;
 Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang;
 Undang-Undang No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil;
 Undang-Undang No.1 Tahun 2009 tentang Penerbangan;
 Undang-Undang No. 32 Tahun 2014 tentang Kelautan;
 Peraturan Presiden No. 49 Tahun 2018 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan
Negara di Provinsi Aceh dan Provinsi Sumatera Utara.
 Peraturan Pemerintah No.1 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan
 Peraturan Pemerintah No.70 tahun 2001 tentang Kebandarudaraan.
 Peraturan Menteri Perhubungan No. 39 Tahun 2019 tentang Tatanan Kebandarudaraan
Nasional;
 Peraturan Menteri Perhubungan No. 187 Tahun 2015 tentang Kegiatan Pengusahaan Di
Bandar Udara;
 Peraturan Menteri Perhubungan No. 81 Tahun 2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jenis
dan Tarif atas Jenis PNBP yang Berlaku DJU
 Peraturan Menteri Perhubungan No. 80 Tahun 2017 tentang Program Keamanan
Penerbangan Nasional ;
 Peraturan Menteri Perhubungan No. 83 Tahun 2017 tentang Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil
 Keputusan Menteri Perhubungan No. 152 Tahun 2019 tentang Fasilitas (FAL) Udara;
 Peraturan Menteri Perhubungan No. 79 Tahun 2017 Tentang Kriteria Dan
Penyelenggaraan Kegiatan Angkutan Udara Perintis Dan Subsidi Angkutan Udara Kargo;
 Peraturan Menteri Perhubungan No. 53 Tahun 2017 tentang Pengamanan Kargo dan Pos
Serta Rantai Pasok (Supplay Chain) Kargo dan Pos yang diangkut dengan Pesawat Udara.
 Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 47/KEPMEN-KP/2016 tentang Estimasi
Potensi, Jumlah Tangkapan Yang Diperbolehkan, Dan Tingkat Pemanfaatan Sumber Daya
Ikan Di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia.
 Qanun No. 19 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang wilayah (RTRW) Provinsi Aceh
Tahun 2013 -2033.
 Qanun No.6 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang wilayah (RTRW) Kota Sabang
Tahun 2012 -2032.

1.6 LOKASI KEGIATAN


Lokasi kegiatan berada di Desa Cot’Bau Kecamatan Sukakarya yang berjarak ± 2,17 KM dari
Pusat Kota Sabang. Secara geografis letak Bandar Udara Maimun Saleh terletak 5°52'28.16"U
dan 95°20'28.23"T dengan batas wilayah :
 Batas Barat : Desa Aneuk Laot
 Batas Selatan : Desa Cot Abeuk
 Batas Timur : Desa Ujong Kareng
I-1
Studi Kelayakan Pengembangan Bandara
Maimun Saleh Sabang
Sebagai Terminal Cargo Perikanan

 Batas Utara : Desa Ie Meule.

Gambar-1.1 Lokasi Bandar Udara Maimun Saleh Kota Sabang


Sumber : Bappeda Kota Sabang, 2019

1.7 HIRARKI BANDARA


Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan No. 39 Tahun 2019 tentang Tatanan
Kebandarudaraan Nasional menyebutkan bahwa Bandara Maimun Saleh Sabang sebagai Bandara
International Pengumpan Klasifikasi 3C yang berfungsi melayani kegiatan rute penerbangan
dalam negeri dan rute penerbangan dari dan ke luar negeri.
Tabel-1.1
Lokasi Bandara dalam Wilayah Zona Pusat
Penggunaan Hierarki Klasifikasi
Bandar Udara Kota/Lokasi Bandar Udara Bandar Udara Landasan Pacu
2020 2030 2020 2030 2020 2030
Sultan Iskandar Muda Aceh Besar Int'l Int'l PS PS 4E 4E
Maimun Saleh Sabang Int'l Int'l P P 4C 4C
PS = Pengumpan Skala Sekunder
P = Pengumpan

Hierarki bandar udara ditetapkan berdasarkan penilaian atas kriteria sebagai berikut:
a. bandar udara terletak di kota yang merupakan pusat kegiatan ekonomi, ditunjukkan
dengan variabel sebagai berikut:
 status kota di mana bandar udara tersebut berada sesuai dengan status yang
telah ditetapkan dalam rencana tata ruang wilayah nasional; dan
 penggunaan bandar udara.
b. tingkat kepadatan lalu lintas angkutan udara, ditunjukkan dengan variabel:
 jumlah penumpang datang berangkat dan transit;

I-1
Studi Kelayakan Pengembangan Bandara
Maimun Saleh Sabang
Sebagai Terminal Cargo Perikanan

 jumlah kargo; dan


 jumlah frekuensi penerbangan.
c. Fungsi untuk menyebarkan penumpang dan kargo ke bandar udara lain, ditunjukkan
dengan variabel :
 jumlah rute penerbangan dalam negeri;
 jumlah rute penerbangan luar negeri; dan
 jumlah rute penerbangan dalam negeri yang menjadi cakupannya.

1.8 SISTEMATIKA PELAPORAN


BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan, maksud dan tujuan
serta sasaran kegiatan, ruang lingkup/batasan kegiatan.

BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN KEGIATAN


Menjelaskan langkah pelaksanaan kegiatan yaitu konsep dasar kegiatan, teknik
pengumpulan data serta pengukuran langsung dilapangan.

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH


Menguraikan secara terperinci gambaran umum Kota Sabang meliputi : kondisi fisik
wilayah, pertumbuhan penduduk, ekonomi, kebijakan dan strategi pola serta struktur
ruang kawasan dan sosial kawasan serta jaringan transportasi dan jasa pengangkutan
termasuk kondisi bandara serta sarana dan prasarana yang ada.

BAB IV ANALISA PEREKONOMIAN DAN KOMODITAS PERIKANAN


Menjelaskan gambaran umum produksi perikanan, konstribusi sussektor perikanan
tangkap dan budidaya terhadap pertumbuhan ekonomi, jenis komoditas unggulan
perikanan tangkap (domestik dan luar negeri) dan analisa Location Quetient.

BAB V ANALISA ASPEK TEKNIS DAN LINGKUNGAN


Menjelaskan prakiraan rencana kapasitas kargo perikanan, topografi wilayah,
klimatologi, kondisi landasan pacu dan lainnya serta spesifikasi jenis pesawat kargo dan
optimalisasi trip pelayanan

BAB IV ANALISA ASPEK EKONOMI DAN FINANSIAL


Dalam bagian akan diuraikan aspek ekonomi terhadap PDRB dan biaya investasi,
operasional dan pemeliharan serta analisa finansial.

BAB IV ANALISA ASPEK KEBIJAKAN DAN PEMASARAN


Menjelaskan arah kebijakan pembangunan serta rencana regulasi dan jalur pemasaran
ke berbagai daerah dan luar negeri yang berkaitan dengan kerjasama IMT-GT.

BAB V PENUTUP

I-1
Studi Kelayakan Pengembangan Bandara
Maimun Saleh Sabang
Sebagai Terminal Cargo Perikanan

Menjelaskan kesimpulan dan rekomendasi kelayakan pengembangan cargo perikanan


Bandara Maimun Saleh Sabang.

I-1
8
TEAM WORK

Anda mungkin juga menyukai