‘‘Hormon”
NIM : RSA1C117013
Dosen Pengampu :
UNIVERSITAS JAMBI
2019
1. Hormon insulin merupakan pengendali kadar glukosa dalam darah. Konsentrasi gula
dalam darah merupakan sesuatu yang selalu dihadapi setiap orang. Peningkatan kosentrasi
gula dalam darah terjadi seiring dengan bertambahnya usia bahkan sampai menyebabkan
diabetes militus. Diabetes merupakan penyakit dimana tubuh penderita tidak bisa secara
otomatis mengendalikan konsentrasi gula (glukosa) dalam darahnya. Bagaimana proses
pengendalian gula darah oleh hormon insulin?
Jawab :
Peredaran zat-zat gizi dari karbohidrat, lemak, dan protein dalam proses metabolisme
dipengaruhi oleh berbagai hormon, termasuk hormon insulin, glukagon, ephineprin,
kortisol, dan hormon pertumbuhan. Pada berbagai kondisi insulin dan glukagon secara
normal merupakan hormon pengatur yang paling dominan mengubah jalur metabolik dari
anabolisme netto menjadi katabolisme netto bolak-balik dan penghematan glukosa, yang
masing-masing bergantung pada apakah tubuh berada dalam keadaan kenyang atau puasa .
Pankreas berfungsi sebagai organ endokrin dan eksokrin. Fungsinya sebagai organ
endokrin didukung oleh pulau-pulau Langerhans (Islets of Langeerhans)yang terdiri tiga
jenis sel yaitu; sel alpha (α) menghasilkan glukagon, sel beta (β) menghasilkan insulin
danmerupakan jenis sel pankreas paling banyak, sel deltha (D) menghasilkan somatostatin
namun fungsinya belum jelas diketahui, dan sel PP menghasilkan polipeptida pankreas .
hormon glukagon dan insulin, memegang peranan penting dalam metabolisme
karbohidrat, protein, dan lemak. Bahkan keseimbangan kadar gula darah sangat
dipengaruhi oleh kedua hormon ini. Fungsi kedua hormon ini saling bertolak belakang.
Kalau secara umum, sekresi hormon insulin akan menurunkan kadar gula dalam darah
sebaliknya untuk sekresin hormon glukagon akan meningkatkan kadar gula dalam darah.
Perangsangan glukagon bila kadar gula darah rendah, dan asam amino darah meningkat.
Efek glukagon ini juga sama dengan efek kortisol, GH dan epinefrin.Dalam meningkatkan
kadar gula darah, glukagon merangsang glikogenolisis (pemecahan glikogen menjadi
glukosa) dan meningkatkan transportasi asam amino dari otot serta meningkatkan
glukoneogenesis (pemecahan glukosa dari yang bukan karbohidrat).
Secara bersamaan, insulin dapat menghalangi pelepasan glukosa hati (glycogenolysis)
dan produksi glukosa baru dari nutrien nonkarbohidrat (gluconeogenesis) . Jadi hormon
insulin dengan jelas berperan dalam lipolysis pada posisi istirahat. Demikian juga ketika
memfasilitasi serapan glukosa di hati dan jaringan adipose jaringan, hormon insulin
merangsang lipogenesis juga. Konversi glikolitik dari glukosa ke acetyl CoA merupakan
pendahuluan ke sintese asam lemak.
Dalam kaitan dengan metabolisme protein, peran utama hormon insulin
adalahmengurangi dari menguraikan protein (katabolisme). Walau hormon ini juga
berperan di dalam meningkatkan sintese protein (anabolisme), akibatnya sebagian besar
bergantung pada kemampuan asam amino. Beberapa studi telah mencatat bahwa elevasi
hormoneinsulin tanpa diikuti dengan peningkatan pada kemampuan asam amino
sebenarnya menurunkan sintese protein sebagai hasil rendahnya konsentrasi asam amino
plasma . Kontrol utama atas sekresi insulin adalah sistem umpan balik negatif langsung
antara sel β pankreas yang menghasilkan insulin dengan konsentrasi glukosa dalam darah.
Peningkatan kadar glukosa darah, sepeti yang terjadi setelah proses pencernaan makanan
secara langsung akan merangsang sintesa dan sekresi insulin oleh sel β pankreas . Dengan
adanya kadar insulin yang meningkat, maka akan menurunkan kadar glukosa darah ke
tingkat yang normal karena terjadi peningkatan pemakaian dan penyimpanan glukosa.
Sebaliknya penurunan kadar glukosa darah akan secara langsung menghambat sekresi
insulin. Penurunan kecepatan sekresi insulin ini menyebabkan perubahan metabolisme
dari keadaan absorptif ke keadaan pascaabsorptif. Dengan demikian sistem umpan balik
negatif sederhana ini mampu mempertahankan pasokan glukosa ke jaringan secara
konstan tanpa memerlukan fungsi hormon insulin.
a) Faktor lain yang mengontrol sekresi hormon insulin adalah:
b)Peningkatan kadar asam amino plasma.
c) Hormon pencernaan utama yang disekresikan oleh saluran pencernaan sebagai respon
adanya makanan.
d)Sistem saraf otonom.
2. Hormon apa yang dapat menyebabkan perubahan suasana hati? Dan bagaimana
mekanismenya?
Jawab :
Hormon serotonin diproduksi di saluran pencernaan di kelenjar pineal, sistem saraf
pusat, dan platelet darah (Christian Nordqvist,Farabi). Serotonin terdapat juga dalam
fleksus mienterikus dan bersikularsi sebagai hormon. Serotonin sering juga disebut 5-HT
atau 5-hydroxytryptamines (serotonins) adalah neurotransmitter monoamine. Berasal dari
neuron jauh di dalam garis tengah batang otak. Karena neuron profil difus seluruh otak,
serotonin dapat mempengaruhi berbagai fungsi otak. Hal ini juga berinteraksi dengan
banyak neurotransmiter lain, baik secara langsung melalui neuron yang menggunakan
kedua serotonin dan neurotransmitter lain, atau dengan serotonin neuron mempengaruhi
neuron yang terutama menggunakan pemancar lainnya. Neurotransmiter ini terlibat dalam
regulasi suasana hati dan nafsu makan dan berperan adalah berbagai fungsi lainnya dalam
SSP dan PNS. Ada 4 subtipe reseptor utama yang didistribusikan keseluruh otak dan
medula spinalis : 1. 5-HT1 2. 5-HT2 3. 5-HT3 4. 5-HT4 Reseptor 5-HT1 dibagi menjadi
5-HT1A-1E. Dimana reseptor 5-HT1D banyak terdapat pada pembuluh darah serebral,
dimana hormon ini memperantai vasokontriksi. (David Rubeinstein, Kedokteran Klinis,
2005) Hormon ini berfungsi mengontrol mood atau suasana hati, nafsu makan dan tidur.
Kelebihan hormon serotonin bisa menyebabkan kegelisahan, kebingungan, peningkatan
denyut jantung, pupil melebar, kehilangan koordinasi otot, berkeringat, diare, sakit kepala,
menggigil, mual, muntah, kejang, demam tinggi, detak jantung tak teratur, gerakan tidak
terkendali dan hilangnya kesadaran.
Berikut merupakan mekanisme kerja hormon tersebut serta peranan AMP siklik
adalah sebagai berikut:
Hipersekresi : Bila kelebihan hormon ini terjadi pada masa pertumbuhan akan
mengakibatkan pertumbuhan yang tidak terkendali/menjadi lebih cepat. Pertumbuhan
yang seperti ini dikenal dengan gigantisme. Sedangkan bila kelebihan hormon ini terjadi
pada masa dewasa akan mengakibatkan pertumbuhan yang tidak normal pada beberapa
bagian organ tubuh. Hal yang paling terlihat adalah pertumbuhan jari tangan yang tidak
normal, seperti membesar seperti bengkak serta raut wajah yang kelihatan lebih tebal
kulitnya, dagu memanjang. Pertumbuhan yang seperti ini dikenal dengan akromegali.
Pertumbuhan akromegali biasaya terjadi diatas usia 25 tahun.
Hiposekresi : Bila penghasilan hormon ini kurang akan menyebabkan pertumbuhan
kretinisme/dwarfisme, yaitu pertumbuhan yang terhambat. Pada pertumbuhan ini
pertumbuhan berjalan normal, hanya saja pertumbuhan tulang sangat terhambat.
Hormon mengontrol sejumlah fungsi esensial tubuh termasuk aktivitas kimia sel-sel
dan pertumbuhan. Kelenjar endokrin merupakan kelenjar dari system endokrin yang
mengeluarkan hormone langsung kedarah. Utamanya adalah kelenjar hipotalamus,
kelenjar pituitari, kelenjar tiroid, kelenjar adrenal. Gangguan fungsi kelenjar
mempengaruhi fungsi semua tubuh yang di stimulasi dan dikontrol oleh hormon-hormon
yang dikeluarkan kelenjar tersebut.
Pada hormon pituitari anterior, jika disekresi dengan jumlah berlebihan, maka
akibatnya adalah pertumbuhan raksasa. Hormone yang dihasilkan Hormon Somatotropin
(STH), Hormon pertumbuhan (Growth Hormone / GH), serta fungsi dan gangguannya
merangsang sintesis protein dan metabolisme lemak, serta merangsang pertumbuhan
tulang (terutama tulang pipa) dan otot. kekurangan hormon ini pada anak-anak-anak
menyebabkan pertumbuhannya terhambat /kerdil (kretinisme), jika kelebihan akan
menyebabkan pertumbuhan raksasa (gigantisme). Jika kelebihan terjadi pada saat dewasa,
akan menyebabkan pertumbuhan tidak seimbang pada tulang jari tangan, kaki, rahang,
ataupun tulang hidung yang disebut akromegali.
4. Ada laki-laki yang memiliki sifat seperti perempuan. Kenapa bisa demikian apakah laki-
laki tersebut memiliki hormon yang sama dengan perempuan?
Jawab :
Sekresi hormon androgen di dalam tubuh merupakan kontrol hormonal yang
dihasilkan oleh berbagai kelenjar. Hipotalamus, memegang peranan kunci dalam sekresi
beberapa hormon. Gonadotropin releasing hormon, merupakan hormon yang dibebaskan
oleh hipotalamus yang akan merangsang bagian pituitari anterior untuk membebaskan dua
hormon, FSH dan LH, yang akan mempengaruhi kelenjar kelamin untuk menghasilkan
androgen. Adalah sepasang testis (testes) pada pria yang menghasilkan androgen paling
banyak dalam bentuk testosteron. Selain di kelenjar kelamin, androgen juga dihasikan oleh
kelenjar adrenal.
Jika hormone seks yang dihasilkan gonad berupa androgen, maka janin berkembang
menuju pola laki-laki (maskulin), sebaliknya jika terjadi kekurangan androgen janin secara
otomatis akan berkembang ke arah perempuan (feminin). Pengaruh maskulinitas dan
femininitas akibat paparan androgen terhadap janin terjadi pada masa tertentu yang disebut
periode kritis atau sensitif yaitu ketika janin berusia 9-14 minggu.
Saat ini, di bawah pengaruh androgen janin akan berkembang menjadi laki-laki; jika
androgen tidak dihasilkan janin akan berkembang ke arah perempuan. Sebelum atau
sesudah masa itu pengaruh hormone seks ini tidak efektif lagi. Pertumbuhan dan
perkembangan masa prenatal merupakan persiapan yang akan berlanjut terus sampai masa
sesudah lahir sehingga terbentuk individu laki-laki dan perempuan dewasa . Kejadian ini
tidak hanya menjelaskan terjadinya manusia laki-laki dan perempuan dengan ciri-cirinya
yang secara spesifik berbeda, tetapi juga di kelompok individu yang mempunyai karakter
yang berada di antara kedua gender itu. Salah satu kelompok yang cukup banyak dijumpai
adalah laki-laki yang berperilaku perempuan yang lazim disebut waria (male to female
transsexual). Individu waria ini memiliki semua ciri laki-laki, kecuali dalam hal perilaku
gendernya yang sama dengan perempuan.
Dari hasil studi pada hewan serta manifestasi klinik kelainan hormonal pada manusia,
diasumsikan bahwa penyimpangan itu memiliki dasar biologis. Diduga kadar kritis
hormon androgen pada periode sensitif awal kehamilan menimbulkan penyimpangan
antara pembentukan alat kelamin dan pembentukan perilaku. Dalam hal ini kadar hormone
androgen dapat merangsang pembentukan alat kelamin laki-laki dengan normal tetapi
tidak mampu merangsang sel-sel otak menjadi maskulin. Riset neuroanatomi menguatkan
hal ini ketika ditemukan bahwa waria memiliki otak dengan struktur yang mirip
perempuan, berbeda dengan yang dimiliki laki-laki.
Ketika dewasa, individu waria menunjukkan karakteristik berupa keinginan kuat dan
persisten sebagai lawan jenis yang muncul dan berlangsung paling tidak selama dua tahun.
Terdapat keinginan untuk hidup dan diberlakukan sebagai lawan jenis atau keyakinan
melalui pernyataannya bahwa ia memiliki perasaan dan reaksi seperti lawan jenisnya. Ia
mengekspresikan peran stereotif perempuan seperti tenang, menjaga perasaan orang,
membutuhkan rasa aman, mudah menunjukkan perasaan lembut. Tetapi, ia memiliki
perasaan tidak senang secara terus-menerus dengan keadaan kelaminnya, atau
ketidaksesuaian peran gender dengan jenis seks yang dimilikinya.
5. Misalnya pada saat keadaan mati lampu, berada di tempat yang tinggi, dan dikejar oleh
hewan yang berbahaya, keadaan tersebut dapat membuat seseorang takut. Apa
hubungannya perasaan takut dalam kasus tersebut dengan hormon yang terdapat dalam
tubuh? Dan hormon apa yang berperan pada kondisi tersebut?
Jawab :
Stress adalah rasa takut dan cemas dari perasaan dan tubuh kita terhadap perubahan di
lingkungan. Secara fisiologis, bila ada sesuatu yang mengancam, kelenjar pituitary otak
mengirimkan "'alarm" dan hormon ke kelenjar endokrin, yang kemudian mengalirkan
hormon adrenalin dan hidrokortison ke dalam darah. Hasilnya, tubuh menjadi siap untuk
menyesuaikan diri terhadap perubahan yang muncul. Secara alamiah yang kita rasakan
adalah degup jantung yang berpacu lebih cepat, dan keringat dingin yang biasanya
mengalir di tengkuk.
Korteks adrenal mensekresikan dua hormon, epinefrin (adrenalin) dan noradrenalin.
Keduanya merupakan senyawa katekolamin yang merupakan turunan asam amino tirosin.
Sekresi kedua hormon ini sebagai suatu respon terhadap suatu peristwa yang
memunculkan stess negatif atau positif. Pelepasan kedua hormon ini ke dalam alira arah
akan merangsang pengaturan metabolisme di dalam sel yang meningkat, disertai dengan
peningkatan denyut jantung. dengan demikian laju metabolisme di dalam sel akan
meningkat. Perasaan yang mencekam direspon oleh tubuh untuk membebaskan epinefrin
dan norepinefrin, yang dapat memunculkan perasaan stress.
Selain saat stress, hormon ini disekresikan ketika sedang marah, nerveous, dan juga
takut. Intinya disekresikan ketika peristiwa yang membahayakan tubuh. Epinefrin dan
norepinefrin bertanggung jawab atas ritme pernapasan dan denyut jantung. efek yang
ditimbulkan pada kerja hormon ini yaitu melebarkan paru – paru untuk mendapatkan
asupan oksigen yang cukup untuk melakukan respirasi.
6. Kebanyakan wanita sangat mengiginkan bentuk tubuh yang ideal, beberapa wanita
diantaranya tidak bisa kurus meski berusaha untuk membatasi porsi makanan (diet)
mereka. Sementara proses pengolahan atau metabolime tubuh dikendalikan oleh hormon.
Contoh proses pembakaran kalori diatur oleh hormon tiroksin yang dihasilkan oleh
kelenjar tiroid. Sebenarnya apa yang salah mengenai hal tersebut?
Jawab :
Diet merupakan usaha yang dilakukan seseorang untuk menurunkan dengan
membatasi porsi makananya. Pada saat diet sebenarnya tubuh tidak tahu bahwa kita
sedang diet sehingga sel-sel dalam tubuh mengartikan bahwa diet sebagai bentuk dari
kelaparan. Saat asupan makanan sedikit, tubuh akan meresponnya dengan memperlambat
proses metabolisme dan akan menyebabkan penurunan kadar hormon tertentu, seperti
hormon leptin atau pemberi sinyal kenyang dan peningkatan hormon ghrelin atau pemberi
sinyal lapar. Diet secara terus menerus membuat kita tidak mengetahui isyarat lapar dan
kenyang dari tubuh, sehingga kita lebih mudah untuk makan lebih banyak walaupun kita
sedang tidak lapar dan kita menjadi tidak percaya pada isyarat makanan secara biologis
karena kita terbiasa mengabaikannya saat sedang diet. Hal inilah yang meyebabkan kita
tetap gemuk meskipun kita berusaha tetap diet. Berbicara mengenai kegemukan kita pasti
banyak bertanya-tanya mengapa wanita setelah menikah berta badannya menjadi
bertambah?
Selain berkurangnya aktivias fisik dan pola hidup, setelah menikah hormon juga berperan
penting di dalamnya. Banyak orang berpendapat bahwa gemuk setelah menikah
merupakan sumber dari kemakmuran dan kenyamanan serta keharmonisan dalam rumah
tangga mereka. Ternyata hal ini dapat dijelaskan secara ilmiah. Kondisi emosional daat
mempengaruhi beberapa hormon yang memicu nafsu makan. Hormon tersebut adalah
kotrisol, dengan menggebu-gebunya emosional kita membuat hormon kotrisol meningkat
yang akan menyebabkan meningkatnya pola nafsu makan sehingga berat badan juga ikut
meningkat yang berujung pada kegemukan.