PERCOBAAN KE-4
TERMOKIMIA
Dosen Pengampu: Asiyah Nurrahmajanti, M.Si.
Disusun Oleh:
Kelompok 3
Nabilah Sayidatu Sholihah 1187040040
Nadia Maharani Chadiza 1187040041
Novi Solistiawati 1187040044
Qirbiya Gifriyuna 1187040054
Rizky Ramdhani 1187040063
Siti Saadah 1187040072
Kimia 4 B
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2020
Abstrak
Termokimia adalah bagian dari ilmu termodinamika tentang perubahan panas yang
menyertai reaksi kimia. Reaksi dalam termokimia terbagi menjadi reaksi eksoterm dan reaksi
endoterm. Pada percobaan ini bertujuan untuk menentukan kapasitas kalor kalorimeter dan kalor
reaksi yang meliputi kalor hidrasi serta kalor netralisasi. Kalor hidrasi ditentukan dari senyawa
natrium asetat anhidrat dan natrium asetat trihidrat. Sementara kalor netralisasi ditentukan dari
senyawa asam dan basa kuat yaitu HCl dan KOH serta asam lemah dan basa kuat yaitu
CH3COOH dan KOH. Pada percobaan netralisasi ini dilakukan perbandingan perubahan entalpi
antara asam kuat-basa kuat dan asam lemah-basa kuat. Perubahan entalpi yang didapat pada
percobaan lebih besar asaam kuat-basa kuat dibanding asam lemah-basa kuat.
Kalor adalah perpindahan energi termal. Kalor mengalir dari satu bagian kebagian
lain atau dari satu sistem ke sistem lain, karena adanya perbedaan temperatur. Besarnya
kalor reaksi bergantung pada :
Panas Reaksi
Panas reaksi dapat dinyatakan sebagai perubahan energi, produk, dan reaktan
pada volume konstan (∆E) atau pada tekanan konstan (∆H). Panas reaksi dapat
dinyatakan dengan kalorimeter. Harga ∆E diperoleh apabila reaksi dilakukan dengan
kalorimeter bom, yaitu pada volume konstan dan ∆H adalah panas reaksi yang diukur
pada tekanan konstan, dalam gelas piala atau labu ukur yang diisolasi. Karena proses
diperinci dengan baik maka panas yang dilepaskan hanyalah fungsi-fungsi keadaan
yaitu Qp = ∆H atau Qv = ∆E. Besaran ini dapat diukur oleh persamaan :
Panas pembentukan
Entalpi pembentukan molar standar (∆Hf) suatu senyawa adalaha banyaknya
panas yang diserap atau dilepaskan kerika 1 mol senyawa tersebut dibentuk unsur-
unsurnya dalam keadaaan standar.
Panas pembakaran
Panas pembakaran suatu unsur atau senyawa adalah banyaknya panas yang
dilepaskan ketika 1 mol unsur atau senyawa tersebut terbakar sempurna dalam
oksigen.
Panas netralisasi
Panas netralisasi dapat didefinisikan sebagai jumlah panas yang dilepas ketika 1
mol air terbentuk akibat reaksi netralisasi asam oleh basa atau sebaliknya. Panas
netralisasi terjadi dalam larutan asam kuat dan basa kuat dengan sedikit air ternyata
berharga konstan. Hal ini disebabkan karena asam kuat dan basa kuat akan mudah
terdissosiasi sempurna dalam bentuk ion di dalam larutan.
Panas pelarutan
Jenis panas reaksi yang lain adala panas yang dilepas atau diserap ketika 1mol
senyawa dilarutkan dalam pelarut berlebih yaiyu sampai suatu keadaan dimana pada
penambahan pelarut selanjutnya tidak ada panas yang diserap atau dilepaskan lagi.
Panas pelaruta ada 2 macam yaitu panas pelarutan integral dan panas pelarutan
differensial. Besarnya panas pelarutan bergantung pada jumlah mol pelarut dan zat
terlarut.
Panas pengenceran
Panas pengenceran adalah banyaknya panas yang dilepaskan atau diserap ketika
suatu zat atau larutan diencerkan dalam batas konsentrasi tertentu. Menurut hukum
Hess, panas yang timbul atau diserap pada suatu reaksi (panas sekali) tidak
bergantung pada cara bagaimana reaksi tersebut berlangsung, hanya bergantung pada
keadaan awal dan akhir.
Satu- satunya cara untuk mengukur besarnya kalor yang dilepaskan atau diserap
dalam suatu reaksi kimia adalah melalui eksperimen. Alat yang digunakan untuk
mengukur kalor reaksi dinamakan calorimeter. Penggunaaan calorimeter menunjukkan
bahwa pengukuran besarnya kalor reaksi tidak dapat diukur secara langsung.
Kalorimeter bom dapat digunakan untuk pengukuran yang cermat. Perubahan suhu reaksi
dan perkiraan kapasitas kalor dapat digunakan untuk memperkirakan kalor reaksi dengan
cukup baik. Ada reaksi eksoterm dan endoterm. Reaksi eksoterm adalah reaksi yang
melepaskan kalor. Sedangkan reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor.
3. Prosedur Kerja
3.1 Penentuan kapasitas kalor
Pertama air dimasukkan ke dalam kalorimeter. Suhu termometer ke titik terdekat
dibaca tiap skala 1oC. air didalam kalorimeter dipanaskan sampai melebihi 20 oC suhu
ruang. kalorimeter ditutup dengan tutup sterofoam kemudian perubahan suhu
diperhatikan sampai ke suhu tertinggi.
Selanjutnya dilakukan pengukuran suhu larutan dua garam natrium asetat anhidrat
dan natrium asetat trihidrat. Mula-mula masing-masing garam ditimbang sebesar 1,5
gram. Aquades sebanyak 30 mL dimasukkan ke dalam dua kalorimeter yang berbeda.
Kemudian masing-masing garam dituangkan ke dalam kalorimeter yang berbeda.
kalorimeter digoyangkan dan diperhatikan perubahan suhu pada larutan yang berada
di dalam kalorimeter.
3.2 Penentuan kalor netralisasi
Pertama alat-alat kalorimeter dirangkai terlebih dahulu. Larutan KOH diukur
sebanyak 10 mL menggunakan pipet volumetri,lalu dimasukkan ke dalam
kalorimeter. Larutan KOH dalam kalorimeter diukur suhunya menggunakan
termometer sebagai T1, kemudian ditambahkan larutan HCl sebanyak 10 mL. larutan
campuran tersebut diukur suhunya menggunakan termometer sebagai T2. Lalu kedua
larutan tersebut diamati.
4. Pembahasan
Kalorimeter merupakan suatu alat yang fungsinya untuk mengukur kalor jenis
suatu zat (Keenan, 1980). Pada waktu zat dicampurkan didalam kalori meter, air dalam
kalori meter perlu diaduk agar diperoleh suhu merata sebagai akibat percampuran dua zat
yang suhunya berbeda. Kalor yang dilepaskan sama dengan kalor yang diserap sehingga
berlaku hukum kekekalan energi. Pada sistem tertutup, kekekalan energi panas (kalor) ini
dapat dituliskan sebagai berikut.
Q = m . c . ∆t (2)
keterangan:
Proses dalam kalorimeter berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada energi
yang lepas atau masuk dari luar ke dalam kalorimeter ,dan kalorimeter dengan azaz black
Setiap dua benda atau lebih dengan suhu berbeda dicampurkan maka benda yang bersuhu
lebih tinggi akan melepaskan kalornya, sedangkan benda yang bersuhu lebih rendah akan
menyerap kalor hingga mencapai keseimbangan (Petrucci,1987).
Gambar 1. Kalorimeter
Zat yang ditentukan kalor jenisnya dipanasi sampai suhu tertentu. Dengan cepat
zat itu dimasukkan kedalam kalori meter yang berisi air dengan suhu dan massanya sudah
diketahui. Kalori meter diaduk sampai suhunya tidak berubah lagi. Dengan menggunakan
hukum kekekalan energy, kalor jenis yang dimasukkan dapat dihitung (Syukri, S, 1999).
Pada penentutan kalor netralisasi, hasil dari reaksi antara asam kuat-basa kuat
dengan asam lemah-basa kuat memberikan hasil yang berbeda, hal ini disebabkan oleh
perbedaan terdisosiasinya larutan. Jika pada asam kuat-basa kuat sepenuhnya terdisosiasi
dan tidak ada kation maupun anion yang terlibat dalam reaksi netralisasi. Perubahan
entalpi untuk reaksi ini cukup besar. Sedangkan untuk asam lemah, panas netralisasi
bergantung pada kadar pH. Apabila tidak ada asam mineral tambahan, diperlukan panas
untuk menyelesaikan proses disosiasi. Jumlah panas yang dihasilkan selama netralisasi
menjadi lebih kecil.