Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

PERCOBAAN KE-4
TERMOKIMIA
Dosen Pengampu: Asiyah Nurrahmajanti, M.Si.

Tanggal Percobaan: Kamis, 16 April 2020


Tanggal Pengumpulan Laporan: Rabu, 22 April 2020

Disusun Oleh:
Kelompok 3
Nabilah Sayidatu Sholihah               1187040040
Nadia Maharani Chadiza                1187040041
Novi Solistiawati          1187040044
Qirbiya Gifriyuna          1187040054
Rizky Ramdhani              1187040063
Siti Saadah         1187040072
Kimia 4 B 

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2020
Abstrak

Termokimia adalah bagian dari ilmu termodinamika tentang perubahan panas yang
menyertai reaksi kimia. Reaksi dalam termokimia terbagi menjadi reaksi eksoterm dan reaksi
endoterm. Pada percobaan ini bertujuan untuk menentukan kapasitas kalor kalorimeter dan kalor
reaksi yang meliputi kalor hidrasi serta kalor netralisasi. Kalor hidrasi ditentukan dari senyawa
natrium asetat anhidrat dan natrium asetat trihidrat. Sementara kalor netralisasi ditentukan dari
senyawa asam dan basa kuat yaitu HCl dan KOH serta asam lemah dan basa kuat yaitu
CH3COOH dan KOH. Pada percobaan netralisasi ini dilakukan perbandingan perubahan entalpi
antara asam kuat-basa kuat dan asam lemah-basa kuat. Perubahan entalpi yang didapat pada
percobaan lebih besar asaam kuat-basa kuat dibanding asam lemah-basa kuat.

Kata kunci : termokimia, kalorimeter, kalor hidrasi dan kalor netralisasi


1. Pendahuluan
Termokimia adalah cabang dari termodinamika karena tabung reaksi dan isinya
membentuk sistem. Jadi, kita dapat mengukur energi yang dihasilkan oleh reaksi sebagai
kalor yang dikenal sebagai q, bergantung pada kondisinya apakah dengan perubahan
energi dalam atau perubahan entalpi. (Atkins, 2006)
Termokimia mempelajari perubahan panas yang mengikuti reaksi kimia dan
perubahan-perubahan fisika(pelarutan, peleburan, dan sebagainya). Satuan tenaga panas
biasanya dinyatakan sebagai kalor, joule, atau kilokalori.
Reaksi kimia yang menyangkut pemecahan dan atau pembentukkan ikatan kimia
selalu berhubungan dengan penyerapan atau pelepasan panas. Panas reaksi adalah
banyaknya panas yang dilepaskan atau diserap ketika reaksi kimia berlangsung.
Perubahan energi dapat terjadi dalam suatu sistem maupun lingkungan. Sistemdapat
berupa gas, uap air dan uap dalam kontak dengan cairan. Secara umum sistem dibagi 3
macam yaitu :
a. Sistem terbuka merupakan sistem yang memungkinkan terjadinya pertukaran energi
dan materi ke lingkungan. Contohnya suatu zat dalam gelas kimia.
b. Sistem tertutup merupakan sistem yang memungkinkan terjadinya pertukaran energi
tanpa pertukaran materi ke lingkungan. Contohnya sejumlah gas dalam silinder yang
dilengkapi penghisap.
c. Sistem terisolasi merupakan sistem yang tidak ada pertukaran energi maupun materi
ke lingkungan

Kalor adalah perpindahan energi termal. Kalor mengalir dari satu bagian kebagian
lain atau dari satu sistem ke sistem lain, karena adanya perbedaan temperatur. Besarnya
kalor reaksi bergantung pada :

a. Jumlah zat yang bereaksi


b. Keadaan fisika
c. Temperatur
d. Tekanan
e. Jenis reaksi ( P tetap atau V tetap )
Perubahan entalpi pada saat sistem mengalami perubahan fisika atau kimia biasanya
dilaporkan untuk proses yang terjadi pada sekumpulan kondisi standar. Dalam banyak
pembahasan kita akan memperhatikan perubahan entalpi standar ∆H0 yaitu perubahan
entalpi untuk proses yang zat awal dan akhirnya ada dalam keadaan standar.

Panas dilepaskan ke lingkungan atau diterima dari lingkungannya sekitar oleh


sistem dalam isohorik atau isobarik dan apabila suhu pertama sama dengan suhu kedua
kondisi ini disebut isotermal kalor reaksi. Syarat berikut yang harus dilakukan saat proses
berlangsung : a) suhu dari produk dan reaktan harus sama, b) semua jenis kerja harus
dimasukkan pada proses reaksi. Perubahan panas ditunjukan oleh perubahan kalorimeter.

Qv = - Cv cal × Δtcal ...(1)

 Panas Reaksi
Panas reaksi dapat dinyatakan sebagai perubahan energi, produk, dan reaktan
pada volume konstan (∆E) atau pada tekanan konstan (∆H). Panas reaksi dapat
dinyatakan dengan kalorimeter. Harga ∆E diperoleh apabila reaksi dilakukan dengan
kalorimeter bom, yaitu pada volume konstan dan ∆H adalah panas reaksi yang diukur
pada tekanan konstan, dalam gelas piala atau labu ukur yang diisolasi. Karena proses
diperinci dengan baik maka panas yang dilepaskan hanyalah fungsi-fungsi keadaan
yaitu Qp = ∆H atau Qv = ∆E. Besaran ini dapat diukur oleh persamaan :

Q = ΔE atau ΔH = T1 T2 Δ Ci (produk, kalorimeter) dT ...(2)

Dimana Ci dapat berupa Cv untuk pengukuran E dan Cp untuk H. Dalam


banyak percobaan, Ci untuk kalorimeter dijaga tetap konstan. Panas reaksi dapat
dibedakan menjadi: (Bird, 1993)

 Panas pembentukan
Entalpi pembentukan molar standar (∆Hf) suatu senyawa adalaha banyaknya
panas yang diserap atau dilepaskan kerika 1 mol senyawa tersebut dibentuk unsur-
unsurnya dalam keadaaan standar.
 Panas pembakaran
Panas pembakaran suatu unsur atau senyawa adalah banyaknya panas yang
dilepaskan ketika 1 mol unsur atau senyawa tersebut terbakar sempurna dalam
oksigen.

 Panas netralisasi
Panas netralisasi dapat didefinisikan sebagai jumlah panas yang dilepas ketika 1
mol air terbentuk akibat reaksi netralisasi asam oleh basa atau sebaliknya. Panas
netralisasi terjadi dalam larutan asam kuat dan basa kuat dengan sedikit air ternyata
berharga konstan. Hal ini disebabkan karena asam kuat dan basa kuat akan mudah
terdissosiasi sempurna dalam bentuk ion di dalam larutan.

 Panas pelarutan
Jenis panas reaksi yang lain adala panas yang dilepas atau diserap ketika 1mol
senyawa dilarutkan dalam pelarut berlebih yaiyu sampai suatu keadaan dimana pada
penambahan pelarut selanjutnya tidak ada panas yang diserap atau dilepaskan lagi.
Panas pelaruta ada 2 macam yaitu panas pelarutan integral dan panas pelarutan
differensial. Besarnya panas pelarutan bergantung pada jumlah mol pelarut dan zat
terlarut.

 Panas pengenceran

Panas pengenceran adalah banyaknya panas yang dilepaskan atau diserap ketika
suatu zat atau larutan diencerkan dalam batas konsentrasi tertentu. Menurut hukum
Hess, panas yang timbul atau diserap pada suatu reaksi (panas sekali) tidak
bergantung pada cara bagaimana reaksi tersebut berlangsung, hanya bergantung pada
keadaan awal dan akhir.

Satu- satunya cara untuk mengukur besarnya kalor yang dilepaskan atau diserap
dalam suatu reaksi kimia adalah melalui eksperimen. Alat yang digunakan untuk
mengukur kalor reaksi dinamakan calorimeter. Penggunaaan calorimeter menunjukkan
bahwa pengukuran besarnya kalor reaksi tidak dapat diukur secara langsung.
Kalorimeter bom dapat digunakan untuk pengukuran yang cermat. Perubahan suhu reaksi
dan perkiraan kapasitas kalor dapat digunakan untuk memperkirakan kalor reaksi dengan
cukup baik. Ada reaksi eksoterm dan endoterm. Reaksi eksoterm adalah reaksi yang
melepaskan kalor. Sedangkan reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor.

2. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada percobaan kai ini diantaranya : termometer 1 buah,
gelas kimia 500 mL 1 buah, botol semprot 500 mL 1 buah, calorimeter cangkir 1 buah,
cangkir stearofoam 2 buah, Statif 1 buah, batang pegaduk 1 buah, gelas kimia 250 mL 2
buah, klem 1 buah, pipet voume 10 mL 2 buah, dan bulb filler 1 buah.
Bahan yang digunakan pada percobaan kali ini diantaranya : larutan KOH 10 mL,
larutan HCl 10 mL, aquades secukupnya, CH3COONa.H2O 1,5 gram dan
CH3COONa.3H2O 1,5 gram.

3. Prosedur Kerja
3.1 Penentuan kapasitas kalor
Pertama air dimasukkan ke dalam kalorimeter. Suhu termometer ke titik terdekat
dibaca tiap skala 1oC. air didalam kalorimeter dipanaskan sampai melebihi 20 oC suhu
ruang. kalorimeter ditutup dengan tutup sterofoam kemudian perubahan suhu
diperhatikan sampai ke suhu tertinggi.
Selanjutnya dilakukan pengukuran suhu larutan dua garam natrium asetat anhidrat
dan natrium asetat trihidrat. Mula-mula masing-masing garam ditimbang sebesar 1,5
gram. Aquades sebanyak 30 mL dimasukkan ke dalam dua kalorimeter yang berbeda.
Kemudian masing-masing garam dituangkan ke dalam kalorimeter yang berbeda.
kalorimeter digoyangkan dan diperhatikan perubahan suhu pada larutan yang berada
di dalam kalorimeter.
3.2 Penentuan kalor netralisasi
Pertama alat-alat kalorimeter dirangkai terlebih dahulu. Larutan KOH diukur
sebanyak 10 mL menggunakan pipet volumetri,lalu dimasukkan ke dalam
kalorimeter. Larutan KOH dalam kalorimeter diukur suhunya menggunakan
termometer sebagai T1, kemudian ditambahkan larutan HCl sebanyak 10 mL. larutan
campuran tersebut diukur suhunya menggunakan termometer sebagai T2. Lalu kedua
larutan tersebut diamati.

4. Pembahasan
Kalorimeter merupakan suatu alat yang fungsinya untuk mengukur kalor jenis
suatu zat (Keenan, 1980). Pada waktu zat dicampurkan didalam kalori meter, air dalam
kalori meter perlu diaduk agar diperoleh suhu merata sebagai akibat percampuran dua zat
yang suhunya berbeda. Kalor yang dilepaskan sama dengan kalor yang diserap sehingga
berlaku hukum kekekalan energi. Pada sistem tertutup, kekekalan energi panas (kalor) ini
dapat dituliskan sebagai berikut.

Qlepas = Qterima (1)

Q = m . c . ∆t (2)

keterangan:

Q = banyaknya kalor yang diperlukan (J)

m = massa suatu zat yang diberi kalor (kg)

c = kalor jenis zat (J/kgoC)

∆t = kenaikan/perubahan suhu zat (oC)

C = kapasitas kalor suatu zat (J/oC)

Proses dalam kalorimeter berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada energi
yang lepas atau masuk dari luar ke dalam kalorimeter ,dan kalorimeter dengan azaz black
Setiap dua benda atau lebih dengan suhu berbeda dicampurkan maka benda yang bersuhu
lebih tinggi akan melepaskan kalornya, sedangkan benda yang bersuhu lebih rendah akan
menyerap kalor hingga mencapai keseimbangan (Petrucci,1987).
Gambar 1. Kalorimeter

Zat yang ditentukan kalor jenisnya dipanasi sampai suhu tertentu. Dengan cepat
zat itu dimasukkan kedalam kalori meter yang berisi air dengan suhu dan massanya sudah
diketahui. Kalori meter diaduk sampai suhunya tidak berubah lagi. Dengan menggunakan
hukum kekekalan energy, kalor jenis yang dimasukkan dapat dihitung (Syukri, S, 1999).

Pada percobaan, kalorimeter yang digunakan pada praktikum merupakan


kalorimeter sederhana yang dibuat dari cup kopi. Kalorimeter ini tersusun atas dua cup
kopi styrofoam yang berada didalam gelas kimia, diatasnya memiliki tutup styrofoam dan
termometer dengan stopper untuk menahan agar tetap diam. Cup kopi ini bekerja dengan
baik selayaknya kalorimeter, karena ada begitu banyak gelembung udara didalamnya
yang bertindak sebagai insulator dan dapat menjaga panas yang sedang dipertukarkan
dalam kalorimeter. Perubahan atau proses pertukaran panas dapat dilihat dengan
menggunakan termometer karena suhunya akan berubah.
Cup kopi tersebut akan menyerap sebagian panas yang terjadi didalamnya, maka
dilakukan penentuan kapasitas kalor kalorimeter. Untuk menentukannya yaitu dengan
mengukur suhu air pada temperatur ruang kemudian ditambahkan air panas yang suhunya
20 oC diatas suhu ruang dan melihat perubahan suhu yang terjadi melalui termometer.
Suhu tertinggi yang ditunjukkan oleh termometer tersebut dicatat, sehinhga kita dapat
menentukan kapasitas kalorimeter dengan membandingkan berapa panas yang hilang dari
air panas ke air dingin juga sebaliknya berapa panas yang diserap dari air dingin ke air
panas.
Pada penentuan kalor hidrasi, garam hidrat dilarutkan didalam pelarut. Proses
terpisahnya molekul air dan bergabungnya dengan solute adalah proses hidrasi dan
ΔHsolven + ΔHcamp = ΔHhidrasi . Kalor hidrasi selalu negatif karena energi yang dibutuhkan
untuk memisah molekul air jauh dilampaui oleh energi yang dilepas ketika ion bergabung
dengan molekul air (interaksi ion-dipole).

Selanjutnya pada penentuan kalor netralisasi, menggunakan kalorimeter


sederhana yang dipakai untuk mengukur kalor reaksi yang reaksinya berlangsung dalam
fase larutan (Reaksi netralisasi), dimana kalor reaksi = Jumlah kalor yang diserap/
dilepaskan larutan sedangkan kalor yang diserap oleh gelas dan lingkungan diabaikan.

Pada gambar 2, ditunjukkan larutan-larutan yang digunakan pada percobaan


penentuan panas netralisasi. Ketika asam dengan basa dicampur, harus diaduk rata. Pada
percobaan pengadukan menggunakan batang magnet. Jika tidak diaduk, di dalam larutan
kita akan mendapatkan titik panas dan titik dingin, sehingga data yang didapatkan akan
tidak sesuai / misleading. Selain itu, tujuan pengadukan ialah untuk mempercepat reaksi.
Ketika pencampuran berlangsung, larutan dihubungkan ke termometer. Lalu diperoleh
data suhu (gambar 3).

Gambar 2. Dari kiri ke kanan: larutan HCl, larutan CH3COOH,


larutan KOH.
Gambar 3. Data suhu penentuan panas netralisasi.

Pada penentutan kalor netralisasi, hasil dari reaksi antara asam kuat-basa kuat
dengan asam lemah-basa kuat memberikan hasil yang berbeda, hal ini disebabkan oleh
perbedaan terdisosiasinya larutan. Jika pada asam kuat-basa kuat sepenuhnya terdisosiasi
dan tidak ada kation maupun anion yang terlibat dalam reaksi netralisasi. Perubahan
entalpi untuk reaksi ini cukup besar. Sedangkan untuk asam lemah, panas netralisasi
bergantung pada kadar pH. Apabila tidak ada asam mineral tambahan, diperlukan panas
untuk menyelesaikan proses disosiasi. Jumlah panas yang dihasilkan selama netralisasi
menjadi lebih kecil.

Berdasarkan jurnal THERMOCHEMISTRY OF FLUORINE COMPOUNDS.


PART III. HEATS OF SOLUTION AND NEUTRALIZATION IN BROMINE
TRIFLUORIDE, panas netralisasi dengan asam atau basa berlebih konsisten dalam
kesalahan eksperimental. Oleh karena itu, mencampur asam dan basa kuat harus
menghasilkan nilai maksimum untuk panas netralisasi. Panas netralisasi antara basis
kalium dan asam antimon, memiliki salah satu kelebihan, yaitu konsisten. Besarnya panas
netralisasi berpengaruh pada konduktivitas listrik intrinsik.
5. Kesimpulan
Termokimia mencakup kalor yang diserap atau dilepas dalam reaksi kimia, pada
percobaan ini penentuan kalor dilakukan dengan menggunakan kalorimeter, yaitu suatu
alat yang fungsinya untuk mengukur kalor jenis suatu zat. Kalorimeter yang digunakan
merupakan kalorimeter sederhana. Pada percobaan ini digunakan Asas Black dan hukum
kekekalan energi untuk menentukan kalor jenis. Ditentukan pula kapasitas kalor
kalorimeter dengan membandingkan panas yang hilang dan panas yang diserap.
Adapun kalor reaksi pada percobaan ini meliputi kalor hidrasi dan kalor
netralisasi. Pada kalor hidrasi, berlangsung antara senyawa Natrium Asetat Anhidrat dan
Natrium Asetat Trihidrat, di mana selalu dihasilkan kalor hidrasi bernilai negatif akibat
interaksi ion-dipol. Sedangkan, pada kalor netralisasi, berlangsung reaksi asam-basa,
dimana kalor reaksi sama dengan jumlah kalor yang diserap atau dilepaskan. Perubahan
entalpi dari kalor netralisasi antara asam-basa kuat (HCl-KOH) dengan asam lemah-basa
kuat (CH3COOH-KOH) didapat hasil yang berbeda, disebabkan adanya perbedaan
disosiasi. Pada asam-basa kuat sepenuhnya terdisosiasi sedangkan pada asam lemah-basa
kuat tidak sepenuhnya terdisosiasi dan bergantung pada kadar pH, sehingga perubahan
entalpi asam-basa kuat lebih besar dari pada asam lemah-basa kuat.
Daftar Pustaka
 "Enthalpy of Neutralization"  Community College of Rhode Island diakses pada tanggal
April 20, 2020
Alberty, R.A dan Daniel, F . 2006. Kimia Fisika , Jilid I . Edisi 5 . Penerjemah :Sudja.
Jakarta : Erlangga
Atkins, P.W , 2006. Kimia Fisika . Jilid I . Edisi 6 . Penerjemah : Kartohadiprojo .
Jakarta : Erlangga
Atkins, P.W. 1999. Kimia Fisika 4 jilid 1. Jakarta : Erlangga
Keenan. 1980. Fisika untuk Universitas Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Oxtoby, D.W, Gills, H.P dan Nachtrieb, N.H . 2007. Prinsip-prinsip Kimia Modern , Jilid
II ,Edisi 6 . Penerjemah : Suminar. Jakarta:Erlangga.
Petrucci, Ralph H. 1987. Fisika Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2 Edisi 4.
Jakarta: Erlangga.
Purwandari, Endhah. 2013. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jember : Universitas
Jember.
Purwoko dan Fendi. 2007. Fisika SMA / MA Kelas X. Jakarta : Yudhistira.
Richards G. W., A. A. Woolf. 1970. Thermochemistry of Fluorine Compounds. Part III.
Heats of Solution and Neutralization in Bromine Trifluoride.
Sunaryono dan Ahmad Taufiq. 2010. Super Tips dan Trik Fisika SMA. Jakarta :
KAWAHmedia.
Syukri, S. 1999. Fisika Dasar 1. Bandung: ITB.
Wahyuni, Sri. 2010. Modul Termodinamika FKIP Universitas Jember. Jember :
Universitas Jember.

Anda mungkin juga menyukai