Anda di halaman 1dari 6

Qardh

"Pinjam meminjam dana tanpa imbalan dengan kewajiban pihak peminjam mengembalikan pokok pinjaman
secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu."
Otoritas Jasa Keuangan
Apa Itu Qardh?

Qardh adalah akad pinjaman yang wajib dikembalikan dengan jumlah yang sama pada
waktu yang disepakati. Secara teknis, pinjaman ini diberikan oleh seseorang atau lembaga
keuangan syariah pada orang lain yang kemudian digunakan untuk kebutuhan yang
mendesak. Pembayarannya bisa dilakukan dengan diangsur atau lunas sekaligus.

Menurut Bank Indonesia, qardh adalah pinjam meminjam dana tanpa imbalan dengan
kewajiban peminjam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam
jangka waktu tertentu. Qard berlaku tanpa imbalan karena meminjamkan uang dengan
imbalan adalah riba.

Syarat dan Rukun Qardh

Qardh dapat berlaku dengan sah jika semua pihak yang terlibat memenuhi syarat dan
rukunnya. Berikut syarat dan rukun dalam akad qardh:

 Peminjam (muqtaridh). Pihak peminjam harus seorang yang Ahliyah mu’amalah, yang berarti harus
baligh, berakal waras, dan tidak mahjur (secara syariat tidak diperkenankan mengatur hartanya sendiri).
 Pemberi pinjaman (muqridh). Pihak pemberi pinjaman haruslah seorang Ahliyat at-Tabarru’ (layak
bersosial), dengan arti mempunyai kecakapan dalam menggunakan hartanya secara mutlak menurut
pandangan syariat. Dalam qardh, seorang muqridh meminjamkan dananya tanpa paksaan dari pihak lain.
 Dalam perbankan syariah, qardh dijalankan sebagai fungsi sosial bank. Dananya biasa berasal dari
dana zakat, infaq, dan sadaqah yang dihimpun dari aghniya’ atau dari sebagian keuntungan bank.
 Barang/utang (Mauqud ‘Alaih). Barang yang digunakan sebagai obyek dalam qardh harus dapat
diakad salam. Dengan bisa diakad salam, maka barang tersebut dianggap sah untuk dihutangkan.
 Ijab qabul (shighat). Ucapan dalam ijab qabul harus dilakukan dengan jelas dan dapat dipahami oleh
kedua pihak, sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman.

Sumber Dana Qardh

Berdasarkan Fatwa MUI, pendanaan qardh berasal dari:

 Bagian modal Lembaga Keuangan Syariah.


 Keuntungan Lembaga Keuangan Syariah yang disisihkan.
 Lembaga lain atau individu yang mempercayakan penyaluran infaqnya kepada Lembaga
Keuangan Syariah.
Fungsi Qardh

Berikut ini adalah fungsi dari qardh:


 Membantu nasabah yang sedang membutuhkan dana cepat untuk kebutuhan yang
mendesak.
 Qardh Hasan yang menjadi pembeda Lembaga Keuangan Syariah dengan Lembaga
Keuangan Konvensional, karena membawa misi sosial di dalamnya.
 Misi sosial ini dapat meningkatkan citra positif dan loyalitas masyarakat pada Lembaga
Keuangan Syariah.

Dasar Hukum Qordh

  Al-qardh dibolehkan dalam Islam, tidak hanya itu Allah juga menawarkan bahwa barangsiapa yang
berkehendak membantu meringankan beban orang lain dengan memberi pinjaman yang baik, maka
Allah akan melipat gandakan pengembaliannya, sebagaimana diterangkan dalam ayat-ayat al-Qur’an
dibawah ini:

a. al-Qur’an
)١١:‫ُض ِع َف ُه لَ ُه َولَ ُه أَجْ ٌر َك ِر ْي ٌم (الحديد‬
َ ‫َمنْ َذالَّذِى ُي ْق ِرضُ هللاَ َقرْ ضًا َح َس ًنا َفي‬
Artinya: “Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, Allah akan
melipatgandakan (balasan) pinjaman untuknya dan dia akan memperoleh pahala yang banyak.”(QS.
Al-Hadiid: 11)
ُ ‫ُض ِع َف ُه لَ ُه اَضْ َعافا ً َك ِثي َْر ًة َوهللاُ َي ْق ِبضُ َو َي ْبص‬
)٢٤٥:‫ُط َو ِالَ ْي ِه ُترْ َجع ُْو َن(البقرة‬ َ ُ‫َمنْ َذالَّذِى ُي ْق ِرض‬
َ ‫هللا َقرْ ضًا َح َس ًنا َفي‬
Artinya: Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik , maka Allah akan
meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah
menyempitkan dan melapangkan (rezeki)  dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (QS.Al-
Baqarah:245)
Yang dimaksud dengan memberi bantuan yang baik di sini (qardhan hasanan) adalah memberikan
pinjaman kepada seseorang yang sangat membutuhkan bantuan tersebut dengan cara yang baik dan
niat ikhlas karena Allah SWT. 

b. al-Hadits

‫ص َد َق ِت َها\ مَرَّ ًة‬


َ ‫ان َك‬ َ َّ‫ْن َمسْ ع ُْو ٍد أَنَّ ال َّن ِبي‬
ِ ‫صلَّى هللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َقا َل َما مِنْ مُسْ ل ٍِم ُي ْق ِرضُ مُسْ لِمًا َقرْ ضًا مَرَّ َتي‬
َ ‫ْن إِالَّ َك‬ ِ ‫َعنْ اب‬
Artinya: “Ibnu Mas’ud meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW. Berkata, tidaklah seorang
muslim (mereka) yang meminjamkan muslim (lainnya) dua kali kecuali yang satunya adalah (senilai)
sedekah.” (HR Ibnu Majah)

Ijarah
"Transaksi sewa menyewa atas suatu barang dan atau upah mengupah atas suatu jasa dalam waktu tertentu
melalui pembayaran sewa atau imbalan jasa."
Otoritas Jasa Keuangan
"n (Ar): perjanjian (kontrak) dalam hal upah-mengupah dan sewa-menyewa."
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Apa Itu Ijarah?

Ijarah berasal dari bahasa Arab yang memiliki makna imbalan, atau upah sewa/jasa. Istilah
“Ijarah” pada umumnya digunakan dalam perbankan syariah. Secara makna dan konteksnya
dalam perbankan, Ijarah adalah pemindahan hak guna suatu barang dengan pembayaran biaya
sewa tanpa diikuti pemindahan kepemilikan atas barang tersebut. Singkat kata Ijarah berarti
menyewa suatu tanpa maksud memilikinya.

Lebih lanjut, yang berperan sebagai penyewa adalah nasabah dengan objek yang akan
disewakan dan bank adalah pihak yang menyewakan. Transaksi dengan akad Ijarah diatur
dalam Fatwa MUI tentang Pembiayaan Ijarah Nomor 09/DSN-MUI/VI/2000. Oleh sebab itu,
pembiayaan dengan akad Ijarah diatur sesuai syariat Islam.

Contoh Transaksi Ijarah

Dalam perbankan syariah, salah satu contoh transaksi Ijarah bisa dilihat dalam pinjaman
multiguna. Contohnya, seseorang menjaminkan sepeda motornya ke bank untuk
mendapatkan pinjaman. Hak guna sepeda motor tersebut berpindah ke bank, namun tidak atas
kepemilikannya. Setelah nasabah melunaskan pinjamannya, maka hak guna sepeda motor
tersebut kembali ke nasabah.

Rukun Ijarah

Adapun rukun-rukun dalam Ijarah adalah sebagai berikut:

1. Ada orang yang menyewakan suatu barang (Mu’ajjir dan Musta’jir)


2. Ada akad antara  penyewa dan yang menyewakan
3. Ada ijab qabul (shigat)
4. Ada upah (ujrah)
5. Ada manfaat baik antara pihak yang menyewakan dan pihak penyewa.
Syarat Ijarah

1. Kedua pihak yang melakukan transaksi Ijarah sudah dewasa (baligh) dan berakal (tidak mabuk).
2. Kedua pihak yang melakukan transaksi memiliki kerelaan dan tidak didasarkan suatu paksaan dari
pihak mana pun.
3. Barang yang menjadi objek transaksi harus jelas adanya.
4. Barang yang menjadi objek transaksi harus halal sesuai syariat Islam.
5. Barang yang menjadi objek transaksi menjadi hak Mu’jar atas seizin pemiliknya.
6. Manfaat yang didapatkan harus diinformasikan secara terang dan jelas.
Dasar Hukum Ijarah
Al-Qur`an
َ ْ‫ت اسْ َتأْ ِجرْ هُ إِنَّ َخي َْر َم ِن اسْ َتأْ َجر‬
ُ‫ت ْال َق ِويُّ اأْل َمِين‬ ِ ‫ت إِحْ دَا ُه َما َيا أَ َب‬
ْ َ‫َقال‬
 “Salah seorang dari kedua wanita itu berkata wahai bapakku ambillah ia
sebagai orang yang bekerja dengan kita karena sesungguhnya orang yang
paling baik yang kamu ambil untuk bekerja ialah orang yang kuat lagi dapat
dipercaya” (QS. AlQashas:26)

َ ‫ُوف َوا َّتقُوا هَّللا َ َواعْ لَمُوا أَنَّ هَّللا‬


\ِ ‫َوإِنْ أَ َر ْد ُت ْم أَنْ َتسْ َترْ ضِ عُوا\ أَ ْواَل َد ُك ْم َفاَل ُج َنا َح َعلَ ْي ُك ْم إِ َذا َسلَّ ْم ُت ْم َما آ َت ْي ُت ْم ِب ْال َمعْ ر‬
‫ون بَصِ ير‬ َ ُ‫ِب َما َتعْ َمل‬
“Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak dosa bagimu
apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah
kamu kepada Allah dan ketahuilah Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan”. (QS. Al-Baqarah:233)

Hawalah
Akad pemindahan utang/piutang suatu pihak kepada pihak yang lain. Dalam lembaga keuangan hawalah
diterapkan pada fasilitas tambahan kepada nasabah pembiayaan yang ingin menjual produknya kepada
pembeli dengan jaminan pembayaran dari pembeli tersebut dalam bentuk giro mundur. Ini lazim disebut Post
Dated Check, namun disesuaikan dengan prinsip-prinsip Syariah.

Rukun-rukun Akad Hawalah
Imam Syafi'i menjelaskan bahwa rukun-rukun akad hawalah antara lain yaitu:

 Adanya Muhil
 Adanya Muhal
 Adanya Muhal Alaih
 Adanya piutang Muhal kepada Muhil
 Adanya hutang Muhil kepada MuhalAlaih
 Adanya ijab qabul (sighat)

Syarat Hawalah

Syarat yang harus dipenuhi untuk terjadinya pemindahan hutang dari pihak penghutang kepada pihak ketiga
adalah sebagai berikut:

1. Kerelaan dari Muhil (orang yang berhutang), karena kerelaan dari seorang muhil merupakan syarat
terjadinya kontrak hawalah.
2. Adanya persetujuan dari pemberi hutang atau Muhtal yang haknya dialihkan kepada orang lain.
3. Keberadaan hutang tetap di dalam jaminan atau dijamin pelunasannya.
4. Adanya kesepakatan antara orang yang menanggung hutang (Muhal alaih) dengan orang yang
mengalihkan hutang (Muhil).
5.
Jenis-jenis Hawalah

 Hawalah Muthlaqoh
Hawalah muthlaqoh terjadi jika orang yang berhutang mengalihkan kewajiban bayar hutangnya kepada pihak
ketiga tanpa didasari adanya hutang pihak ketiga dengan orang yang memberi hutang.

 Hawalah Haq

Hawalah Haq' adalah pemindahan piutang dari satu piutang kepada piutang yang lain dalam
bentuk uang bukan dalam bentuk barang. Dalam hal ini yang bertindak sebagai Muhil adalah
pemberi utang dan ia mengalihkan haknya kepada pemberi hutang yang lain sedangkan orang
yang berhutang tidak berubah atau berganti, yang berganti adalah piutang.

Dalil Hawalah

Hadis riwayat Bukhari dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:

. ْ‫ َفإِ َذا أ ُ ْت ِب َع أَ َح ُد ُك ْم َع َلى َملِيٍّ َف ْل َي َّت ِبع‬،‫ظ ْل ٌم‬


ُ ِّ‫َم ْط ُل ْال َغنِي‬
"Menunda-nunda pembayaran utang yang dilakukan oleh orang mampu adalah suatu kezaliman.
Maka, jika seseorang di antara kamu dialihkan hak penagihan piutangnya (dihawalahkan)
kepada pihak yang mampu, terimalah" (HR. Bukhari)

Anda mungkin juga menyukai