Anda di halaman 1dari 15

ARTIKEL

“Membentuk Strategi Produk’

Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok

Mata Kuliah Manajemen Pemasaran II

Dosen Pengampu Bapak Fahrudin, MM.

Disusun oleh :

Kelompok 1 ( Satu)

Putri Ananda Syekti (1842400026)

Husnul khotimah (1842400015)

PROGRAM STUDI S1 EKONOMI

FAKULTAS SOSIAL DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS NURUL JADID

PAITON PROBOLINGGO
MANAJEMEN PEMASARAN MENENTUKAN STRATEGI PRODUK

MENENTUKAN STRATEGI PRODUK

a. Karakteristik Dan Klasifikasi Produk

Produk (product) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar
untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan termasuk barang fisik, jasa,
pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide.

A. Tingkat Produk : Hierarki Nilai Pelanggan


Pemasar harus melihat lima tingkatan produk. Setiap tingkat menambah
nilai pelanggan yang lebih besar, dan kelimanya merupakan bagian dari
hierarki nilai pelanggan (customer value hierarchy).
1. Pada tingkat dasar adalah manfaat inti (care benefit) : layanan atau
manfaat yang benar-benar dibeli pelanggan. Pemasar harus melihat
diri mereka sendiri sebagai penyedia manfaat.
2. Pada tingkat kedua, pemasar harus mengubah manfaat inti menjadi
produk dasar (basic product)
3. Pada tingkat ketiga, pemasar mempersiapkan produk yang
diharapkan (expected product), sekelompok atribut dan kondisi
yang biasanya diharapkan pembeli ketika mereka membeli produk
ini.
4. Pada tingkat keempat, pemasar menyiapkan produk tambahan
(augmented product) yang melebihi harapan pelanggan.
5. Tingkat kelima adalah produk potensial (potential product), yang
mencakuup semua kemungkinan tambahan dan transformasi yang
mungkin dialami sebuah produk atau penawaran di masa depan. Ini
adalah tempat dimana perusahaan mencari cara baru untuk
memuaskan pelanggan dan membedakan penawaran mereka Lima
Tingkatan Produk

Peningkatan diferensiasi dan persaingan terjadi berdasarkan tambahan pada


produk, yang juga menyebabkan pemasar melihat total sistem komunikasi
(consumption system) pengguna: cara pengguna melaksanakan kegiatan untuk
mendapatkan serta menggunakan produk dan jasa yang berkaitan. Meskipun
demikian, setiapn tambahan menambah biaya, dan mafaat yang ditambahkan
segera menjadi manfaat yang diharapkan dan titik paritas yang diperlukan.

B. Klasifikasi Produk

Dulu pemasar mengklasifikasikan produk berdasarkan


ketahanan/durabilitas, keberwujudan, dan kegunaaan (konsumen atau
industri). Setiap jenis produk mempunyai strategi bauran pemasaran yang
sesuai.

Ketahanan (Durability) dan Keberwujudann(Tangibility). Pemasar


menggolongkan produk menjadi tiga kelompok menurut ketahanan dan
keberwujudannya :

a. Barang-barang yang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah


barang-barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau
beberapa kali penggunaan seperti bir dan sabun. Strategi yang tepat
digunakan adalah membuat barang-barang tersebut tersedia
dibanyak lokasi, hanya mengenakan markup yang kecil, dan
beriklan secara besar-besaran untuk mendorong percobaan dan
membangun preferensi.
b. Barang tahan lama ( durable goods) adalah barang-barang
berwujud yang biasanya dapat digunakan untuk waktu lama.contoh
: kulkas dan alat tulis. Produk-produk tahan lama biasanya
memerlukan penjualan personal dan jasa, menuntut margin yang
lebih tinggi, dan memerlukan garansi penjual yang lebih banyak.
c. Jasa (Services) : produk yang tidak berwujud bervariasi,tak
terpisahkan,dan dapat musnah.contoh : salon potong rambut.
Akibatnya, jasa biasanya memerlukan kendali kualitas, kredibilitas
pemasok, dan kemampuan adaptasi yang lebih besar.

Klasifikasi Barang Konsumen

Klasifikasinya terdiri dari barang yang di butuhkan konsumen,yaitu :

a. Barang Sehari-hari (convenience goods) : barang yang tidak banyak


pertimbangan dalam melakukan pembelian. Biasanya berupa kebutuhan
pokok.
Barang sehari-hari dibagi menjadi tiga yaitu :
1. Barang kebutuhan pokok/staples adalah barang yang dibeli
konsumen secara teratur, misal pasta gigi
2. Barang impuls, dibeli tanpa usaha perencanaan/pencarian, misal
permen, majalah
3. Barang darurat, dibeli ketika ada kebutuhan mendesaak, misal
payung selama hujan badai
b. Barang Belanja (Shopping Goods) : barang yang banyak pertimbangan
dalam melakukan pembelian.Contoh : mobil,televise
Barang belanja dibagi menjadi dua yaitu :
1. Barang belanja homogen, mempunyai kualitas yang serupa tetapi
harganya cukup berbeda sehingga memberikan alasan kuat bagi
perbandingan belanja
2. Barang belanja heterogen, mempunyai fitur produk dan jasa yang
berbeda yang mungkin lebih penting daripada harga. Penjual
barang belanja heterogen menjual pilihan barang yang luas untuk
memuaskan selera perorangan dan harus mempunyai wiraniaga
yang terlatih dengan baik untuk memberitahu dan memberi nasihat
kepada pelanggan.
c. Barang khusus (Specially goods) : barang yang di butuhkan konsumen
dengan pelayanan tambahan. Contoh : meliputi mobil, komponen stereo,
peralatan fotografi, dan busana pria. Barang khusus tidak memerlukan
perbandingan; pembeli hanya menginvestasikan waktu untuk menjangkau
penyalur yang menjual produk-produk yang diinginkan.
d. Barang yang tidak di cari (unsought goods) : barang yang tidak terpikirkan
untuk membelinya di waktu sekarang. Contoh : asuransi jiwa, daerah
pemakaman, batu nisan. Barang yang tidak dicari memerlukan dukungan
iklan dan penjualan personal.

Klasifikasi Barang Industri

Barang industri dapat diklasifikasikan berdasarkan biaya relatif mereka dan


bagaimana mereka memasuki proses produksi bahan dan suku cadang, barang
modal, serta pasokan dan layanan bisnis.

a. Bahan dan suku cadang (material and parts) adalah barang yang
seluruhnya menjadi bagian dari produk produsen. Bahan dan suku cadang
dibagi menjadi dua kelas yaitu :
1. Bahan mentah, dibagi menjadi dua kelompok utama yaitu :
a. Produk pertanian (gandum, kapas, ternak, buah-buahan). Produk
pertanian dipasok oleh banyak produsen, yang menyerahkan
produknya ke perantara pemasaran, selanjutnya perantara
pemasaran ini menyediakan jasa pengumpulan, pemeringkatan,
penyimpanan, transportasi, dan penjualan. Sifat produk pertanian
yang dapat musnah dan musiman menimbulkan praktik pemasaran
khusus, dimana karakter komoditas mereka menghasilkan kegiatan
iklan dan promosi yang relatif sedikit.
b. Produk alami (ikan, kayu, minyak mentah). Pasukan produk alami
terbatas, produk alami biasanya mempunyai volume yang besar
dan nilai unit yang rendah serta harus dipindahkan dari produsen
ke pengguna.
2. Bahan dan suku cadang manufaktur, dibagi menjadi dua kategori yaitu :
a. Bahan komponen (besi, benang, semen, kabel). Bahan komponen
biasanya diproses lagi, misal : bijih besi diolah menjadi baja,
benang ditenun menjadi pakaian.
b. Suku cadang komponen, memasuki produk jadi tanpa perubahan
bentuk lagi, seperti ketika motor kecil dipasang pada penyedot
debu, dan ban dipasang pada mobil.

b. Barang modal (capital items) adalah barang tahan lama yang memfasilitasi
pengembangan/pengelolaan produk jadi. Barang modal mencakup dua
kelompok yaitu :

1. Instalasi merupakan pembelian utama, biasanya dibeli secara langsung dari


produsen, yang tenaga penjualannya mencakup personel teknis, dan
periode negosisasi panjang sebelum penjualan pada umumnya.
2. Peralatan meliputi perlengkapan dan peralatan pabrik portabel (perkakas,
truk pengangkat) dan perlengkapan kantor (komputer pribadi, meja).
Peralatan mempunyai umur yang lebih pendek dibandingkan instalasi
tetapi umur yang lebih panjang daripada pasokan operasi.
3. Layanan bisnis dan pasokan (supplies and business services) adalah
barang dan jasa jangka pendek yang memfasilitasi
pengembangan/pengelolaan produk jadi. Ada dua macam pasokan : barang
pemeliharaan dan perbaikan (cat, paku) dan pasokan operasi (pelumas,
batu bara, kertas tulis, pensil). Jasa bisnis meliputi jasa pemeliharaan dan
perbaikan (pembersihan jendela, perbaikan mesin fotokopi) dan jasa
penasihat bisnis (hukum, konsultan, manajemen periklanan).

Diferensiasi

b. Diferensiasi Produk

Diferensiasi produk adalah upaya dari sebuah perusahaan untuk membedakan


produknya dari produk pesaing dalam suatu sifat yang membuatnya lebih
diinginkan. Beberapa produk dibedakan dan produk pesaing oleh kualitasnya.

a. Bentuk, banyak produk dapat diferensiasikan berdasarkan bentuk (form)-


ukuran, bentuk, atau struktur fisik produk.
b. Fitur, sebagian besar produk dapat ditawarkan dengan memvariasikan fitur
(feature) yang melengkapi fungsi dasar mereka. Perusahaan dapat
mengidentifikasi dan memilih fitur baru yang tepat ubntuk mensurvei
pembeli terbaru dan kemudian menghitung perbandingan nilai pelanggan
dengan biaya perusahaan untuk setiap fitur potensial. Perusahaan juga
harus mempertimbangkan berap banyakj orang yang menginginkan setiap
fitur, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memperkenalkannya, dan
apakah pesaing dapat dengan mudsah menirunya.
c. Penyesuaian, pemasar dapat mendiferensiasikan produk dengan
menyesuaikan produk tersebut dengan keinginan perorangan. Penyesuain
massal (masss customization) adalah kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kebutuhan setiap pelanggan-iuntuk menyiapkan produk, jasa,
program, dan komunikasi berbasis massal yang dirancang secara
individual.
d. Kualitas kinerja, sebagian besar produk ditetapkan pada satu dari empat
tingkat kinerja : rendah, rata-rata, tinggi, atau unggul. Kualitas kinerja
(performance quality) adalah tingkat dimana karakteristik utama produk
beroperasi. Produsen harus merancang tingkat kinerja yang tepat bagi
pasar sasaran dan tingkat kinerja pesaing.
e. Kualitas kesesuaian, pembeli mengharapkan produk mempunyai kualitas
kesesuaian (confornance quality) yang tinggi, yaitu tingkat dimana semau
unit yang diproduksi identik dan memenuhi spesifikasi yang dijanjikan.
f. Ketahanan (durability), ukuran umur operasi harapan produk dalam
kondisi biasa atau penuh tekanan, merupakan atribut berharga untuk
produk-produk tertentu.
g. Keandalan (reliability) adalah ukuran probabilitas bahwa produk tidak
akan mengalami malfungsi atau gagal dalam peeriode waktu tertentu.
h. Kemudahan perbaikan (repairability) adalah ukuran kemudahan perbaikan
produk ketika produk itu tidak berfungsi atau gagal. Kemudahan perbaikan
yang ideal terjadi jika pengguna dapat memperbaiki senidiri produk
tersebut dengan sedikit biaya dan waktu.
i. Gaya (style) adalah kelebihan dalam menciptakan perbedaan yang sulit
ditiru, menggambarkan penampilan dan rasa produk kepada pembeli.
j. Desain, menawarkan satu cara potensial untuk mendiferensiasikan serta
memposisikan produk dan jasa perusahaan. Desain (design) adalah
totalitas fitur yang mempengaruhi tampilan, rasa, dan fungsi produk
berdasarkan kebutuhan pelanggan. Desain sangat penting terutama dalam
pembuatan dan pemasaran jasa eceran, busana, barang kemasan, dan
peralatan tahan lama. Bagi perusahaan, produk yang dirancang dengan
baik adalah produk yang mudah dibuat dan didistribusikan. Bagi
pelanggan, produk yang dirancang dengan baik adalah produk yang
penampilannya menyenangkan dan mudah dibuka, dipasang, digunakan,
diperbaiaki, dan disingkirkan.

Diferensiasi Jasa
a. Kemudahan pemesanan (ordering ease), mengacu pada seberapa mudah
pelanggan menempatkan pesanan dengan perusahaan.
b. Pengiriman (delivery), mengacu pada seberapa baik produk atau jasa
dibawa ke pelanggan. Pengiriman meliputi kecepatan, akurasi, dan
perawatan sepanjang proses.
c. Instalasi (instalation), mengacu pada pekerjaan yang dilakukan untuk
membuat produk beroperasi dilokasi yang direncanakan. Kemudahan
instalasi menjadi titik penjualan sebenarnya, terutama ketika pasar sasaran
masih awam dengan teknologi.
d. Pelatihan pelanggan (customer training), mengacu pada pelatihn karyawan
pelanggan untuk menggunakan peralatan pemasok dengan benar dan
efisien.
e. Konsultasi pelanggan (customer consulting), mengacu pada data, sistem
informasi, dan layanan nasihat ynag ditawarkan penjual kepada pembeli.
f. Pemeliharaan dan perbaikan (maintenance and repair), menggambarkan
program layanan untuk membantu pelanggan mempertahankan produk
yang dibeli dalan kondisi yang baik. Jika terjadi maaalah layanan,
pelanggan dapat menggunakan berbagai sarana online untuk menemukan
solusi.
g. Pengembalian, meski pengembalian produk pasti merisaukan pelanggan,
produsen, pengecer, dan distributor, pengembalian juga menjadi realitas
tak terhindarkan dari bisnis, terutama pembelian online. Pengembalian
produk dalam dua cara yaitu :
1. Pengembalian yang dapat dikendalikan yang dihasilkan dari
masalah, kesulitan, atau kesalahan penjual atau pelanggan dan
sebagian besar dapat dihilangkan dengan strategi dan program
yang tepat oleh perusahaan atau mitra rantai pasokannhya.
2. Pengembalian yang tidak dapat dikendalikan tidak dapat
dihilangkan oleh perusahaan dalam jangka panjang melalui sarana
apapun.

Salah satu strategi pengembalian dasar yang dapat diterapkan perusahaan adalah
berusaha menghilangkan akar penyebab pengembalian yang dapat dikendalikan
sementara pada saat yang sama mengembangkan proses penanganan untuk
pengembalian produk yang tidak dapat dikendalikan. Tujuan strategi
pengembalian produk ini adalah membuat produk yang dikembalikan menjadi
lebih sedikit dan persentase tingkat pengembalian yang dapat dikembalikan ke
saluran distribusi untuk dijual kembali lebih tinggi.

c. Hubungan Produk dan Merek


1. Hierarki Produk
Hierarki Produk, membentang dari kebutuhan dasar sampai barang
tertentu yang memuaskan kebutuhan tersebut.
a. Keluarga kebutuhan (need family), kebutuhan inti yang mendasari
keberadaan keluarga produk. Contoh : keamanan
b. Keluarga produk (product family), semua kelas produk yang dapat
memuaskan kebutuhan inti dengn efektivitas yang masuk akal. Contoh
: tabungan dan penghasilan
c. Kelas produk (product class), kelompok produk didalam keluarga
produk yang dikenal memiliki fungsional tertentu yang koheren.
Contoh : instrumen keuangan
d. Lini produk (product line), kelompok produk didalan kelas produk
yang berhubungan erat karena mempunyai fungsi yang serupa, dijual
kepada kelompok pelanggan yang sama, dipasarkan melalui gerai atau
saluran yang sama atau masuk dalam kisaran harga tertentu. Contoh :
asuransi jiwa
e. Jenis produk (product type), sekelompok barang didalam lini produk
yang berbagi satu dari beberapa kemungkinan bentuk produk.
Contoh : asuransi jiwa berjangka
f. Barang (item) disebut juga unit penyimpanan stock (stockkeeping
unit) atau varian produk (product variant), unit yang berbeda didalam
lini produk atau merek yang dibedakan berdasarkan ukuran, harga,
tampilan atau beberapa atribut lain.

2. Sistem dan Bauran Produk


a. Sistem produk (product system) adalah kelompok barang yang
berbeda tetapi berhubungan dan berfungsi dengan cara yang
kompatibel. Misalnya, lini produk telepon pintar dan telepon genggam
PalmOne dilengkapi dengan produk yang dapat dipasang termasuk
headset, kamera, keyboard.
b. Bauran produk (product mix) disebut juga pilihan produk (product
assortment) adalah kumpulan semua produk dan barang yang
ditawarkan untuk dijual oleh penjual tertentu. Bauran produk terdiri
dari berbagai lini produk. Bauran produk perusahaan mempunyai
lebar, panjang, kedalaman, dan konsistensi tertentu.
1. Lebar bauran produk mengacu pada berapa banyak lini produk
berbeda yang dijual perusahaan.
2. Panjang bauran produk mengacu pada jumlah total produk
dalam bauran.
3. Kedalaman bauran produk mengacu pada banyaknya varian
yang ditawarkan masing-masing produk dalam lini.
4. Konsistensi dari bauran produk mengacu seberapa dekat
hubungan dari berbagai lini produk pada pengguna akhir,
persyaratan produksi, saluran distribusi, atau dengan cara lain.

Empat dimensi bauran produk mengizinkan perusahaan untuk memperluas


bisnis mereka dengan empat cara tersebut. Untuk membuat keputusan produk dan
merek lini, sangat berguna jika dilakukan analisis lini produk.

3. Analisis lini-produk

Dalam menawarkan lini produk, perusahaan biasanya menciptakan platform


dan modul dasar yang dapat ditambahkan untuk memenuhi tuntutan pelanggan.
Manajer-manajer lini produk perlu mengetahui penjualan dan laba setiap barang
dalam lininya untuk menentukan barang mana yang harus dikembangkan,
dipertahankan, diambil hasilnya, atau dilepaskan. Mereka juga perlu memahami
profil pasar setiap lini produk. Analisis lini produk memberikan informasi tentang
dua bidang keputusan penting yaitu panjangnya lini produk dan penetapan harga
bauran produk.

1. Penjualan dan laba


Setiap portofolio produk perusahaan mengandung produk dengan margin
yang berbeda. Toko serba ada hampir tidak menghasilkan margin dari roti
dan susu; margin yang lumayan besar dihasilkan dari makanan kaleng dan
beku; dan bahkan margin yang lebih besar diperoleh dari kembang, lini
makanan etnis, dan makanan panggang yang segar.
Suatu perusahaan dapat menggolongkan produknya menjadi empat tipe
yang menghasilkan margin kotor berbeda, yang bergantung pada volume
penjualan dan promosinya.
a. Produk inti. Komputer dsar yang menghasilkan volume penjualan
yang tinggi dan sangat gencar dipromosikan tetapi mempunyai
margin yang rendah karena dipandang sebagai komoditas yang tidak
terdeferensiasi.
b. Kebutuhan pokok. Barang dengan volume penjualan yang lebih
rendah dan tanpa promosi, seperti CPU yang lebih cepat atau
memori yang lebih besar. Barang ini menghasilkan margin yang
agak lebih tinggi.
c. Kekhususan. Barang yang volume penjualannya lebih rendah,
tetapi mungkin sangat gencar dipromosikan, seperti peralatan
pembuatan film digital.
d. Barang kemudahan. Barang tambahan yang terjual dengan volume
tinggi, tetapi kurang mendapatkan promosi. Contoh; monitor, printer,
piranti lunak.

Maksud utamanya adalah bahwa perusahaan-perusahaan seharusnya


mengakui bahwa barangnya berbeda dalam potensinya untuk
dikenakan harga yang lebih tinggi atau lebih banyak diiklankan
sebagai cara untuk meningkatkan penjualan, margin atau keduanya.

2. Profil pasar
Manajer lini produk harus menganalisis bagaimana lini tersebut
diposisikan terhadap lini pesaing. Perlu dilakukan pemetaan produk yaitu
mengidentifikasi segmen pasar untuk mengetahui posisi produk yang
ditawarkan perusahaan.

4. Panjang lini-produk
Tujuan perusahaan adalah mempengaruhi panjang lini produk. Lini produk
cenderung makin memanjang lama-kelamaan. Kelebihan kapasitas produksi
menimbulkan tekanan bagi manajer lini produk untuk mengembangkan jenis-
jenis produk baru. Suatu perusahaan dapat memperpanjang lini produknya
dengan dua cara; merentangkan lini dan mengisi lini.
a. Perpanjangan lini
Terjadi jika perusahaan memperpanjang lini produknya melampaui
cakupannya sekarang.
1)Perpanjangan ke pasar bawah.
Suatu perusahaan yang berada di pasar menengah ingin
memperkenalkan lini dnegan harga yang lebih rendah karena
salah satu dari ketiga alasan berikut;

a. Mengamati bahwa pembeli yang menginginkan barang dengan


harga yang sesuai dengan nilainya, bertambah jumlahnya.
b. Untuk membatasi gerakan pesaing yang mencoba untuk beralih
ke pasar lapis atas.
c. Telah menemukan bahwa pasar menengah sedang mengalami
stagnasi atau mundur.
2)Perpanjangan ke pasar atas.
Perusahaan ingin memperoleh pertumbuhan yang lebih besar,
margin laba yang lebih tinggi, atau sekedar memposisikan diri
sebagai produsen lini lengkap. Banyak pasar telah mempelopori
segmen kelas atas yang mengejutkan (Starbucks dalam kopi,
Haagen Dazs dalam es krim dll).
3)Perpanjangan dua arah.
Perusahaan yang melayani pasar menengah dapat memutuskan
untuk memperpanjang lini mereka ke kedua arah. Contoh:
PT.KAI menyediakan penawaran harga kedalam 3 jenis
penawaran yakni kelas ekonomi, bisnis, dan eksekutif.
b. Pengisian lini (line filling)
Lini produk juga dapat diperpanjang dengan menambah lebih banyak
jenis produk dalam rentang lini sekarang. Motif untuk melakukan hal ini
adalah; memperoleh tambahan laba, berupaya memanfaatkan kapasitas
yang berlebihan, berupaya menjadi perusahaan terdepan dengan lini
lengkap; dan mencoba menutup lubang agar tidak diisi pesaing.
c. Modernisasi lini, penonjolan jenis produk dan pemangkasan.
Lini produk perlu dimodernisasi. Dalam pasar yang berubah cepat,
modernisasi dilakukan terus menerus. Manajer lini produk tersebut
biasanya memilih satu atau beberapa jenis produk dalam lini itu untuk
ditonjolkan. Secara berkala harus mempelajari lini untuk melihat produk
yang tidak menghasilkan lagi sehingga menekan laba. Pemangkasan juga
dilakukan apabila perusahan mengalami kekurangan kapasitas.

5. Penetapan harga bauran (product mix pricing)


Menggambarkan konsep penetapan harga, taktik secara rinci, namun perlu
mempertimbangkan beberapa isu penetapan harga bauran produk di sini.
Perusahaan mencari beberapa harga yang memaksimalkan laba dari seluruh
bauran.
Kita dapat membedakan enam keadaan yang melibatkan penetapan harga
bauran produk.
a. Penetapan harga lini produk (product lini pricing).
Perusahaan biasanya mengembangkan lini-lini produk alih-alih hanya satu
produk dan memperkenalkan tahap-tahap harga.
b. Penetapan harga ciri pilihan (optional feature pricing).
Banyak restoran menetapkan harga yang tinggi untuk minumannya dan
harga yang rendah untuk makanannya. Pendapatan dari makanan menutupi
biaya dan minuman menghasilkan laba. Hal ini menjelaskan mengapa
pelayan sering mendesak habis-habisan agar pelanggan memesan
minuman. Untuk menarik kelompok peminum, bisa dilakukan sebaliknya.
c. Penetapan harga produk terikat (captive product pricing).
Beberapa produk memerlukan penggunaan produk tambahan atau produk
pelengkap. Terdapat bahaya dalam menetapkan harga produk terikat
terlalu tinggi. Caterpillar memperoleh laba yang tinggi untuk suku cadang
dan layanannya. Hal ini melahirkan para ”pembajak” yang memalsukan
suku cadang dan ”montir jalanan” yang lebih murah.
d. Penetapan harga dua bagian (two part pricing).
Perusahaan jasa menggunakan penetapan ini yang terdiri atas tarif tetap
ditambah biaya pemakaian yang tidak tetap. Perusahaan jasa menghadapi
masalah yang mirip dengan penetapan harga produk pelengkap. Tarif tetap
cukup rendah untuk laba yang maksimal.
e. Penetapan harga produk sampingan (by produk pricing).
Produksi barang tertentu (minyak bumi dll) sering menghasilkan produk
sampingan. Setiap pendapatan yang diperoleh dari produk sampingan akan
memudahkan pengenaan harga yang lebih rendah untuk produk utamanya.
f. Penetapan harga paket produk (product bundling pricing).
Perusahaan sering menggabungkan produk-produk dengan ciri khas
barang (feature). Studi-studi telah menunjukkan bahwa ketika kegiatan
promosi meningkat pada butir-butir individual dalam gabungan tersebut,
pembeli merasa kurang berhemat dan kurang tepat untuk membayar harga
gabungan. Riset menawarkan tiga pedoman strategi penggabungan.
1)Harga gabungan harus lebih rendah dibanding jumlah produk
individual.
2)Susunlah promosi, satu sesudah yang lain, untuk menghindari
konflik promosi.
3)Harus bijaksana memberikan rabat untuk produk individual karena
konsumen menggunakan harga produk individual sebagai rujukan
eksternal.

6. Co-Branding dan Penentuan Merek Bahan Baku


Co-Branding
Produk sering dikombinasikan dengan produk-produk perusahaan lain
dengan berbagai cara. Contoh; restoran cepat saji menggunakan lokasi yang
sama untuk mengoptimalkan ruang maupun laba (food court).
Keuntungan utama adalah produk bisa diposisikan secara meyakinkan
berdasarkan multi merek yang terlibat. Dapat menghasilkan penjualan lebih
besar dari pasar sasaran dan juga membuka peluang tambahan dengan
konsumen dan saluran baru. Dapat mengurangi biaya pengenalan produk dan
juga sarana bernilai untuk belajar tentang konsumen.
Kerugian potensial adalah adanya resiko dan kurang terkontrolnya
penggabungan dengan merek lain yang terjadi dalam pikiran konsumen.
Kondisi yang perlu untuk keberhasilan merek bersama adalah bahwa
keduanya merek yang secara terpisah telah memiliki ekuitas merek. Tuntutan
paling penting adalah bahwa ada kesesuaian logis antara kedua merek.

Penetapan Merek bahan baku


Adalah kasus khusus dari merek bersama. Yang menarik pada merek
bahan baku adalah ”penentuan merek sendiri” di mana perusahaan
mengiklankan dan bahkan memberikan merek dagang pada unsur-unsur yang
diberi merek mereka sendiri. Kampanye merek Intel yang diarahkan kepada
konsumen telah meyakinkan banyak pembeli komputer pribadi untuk hanya
membeli merek komputer yang menggunakan ”Intel Inside”. Akibatnya,
IBM, Dell, Compaq membeli chip mereka dari Intel dengan harga yang
sangat tinggi dibandingkan dengan membeli chip serupa dari pemasok yang
tidak terkenal.

d. Pengemasan, Pelabelan, Penjaminan Dan Garansi


Kebanyakan produk fisik harus dikemas dan diberi label. Banyak
pemasar menyebut pengemasan sebagai P kelima, bersama price, product,
place dan promotion. Namun, kebanyakan pemasar memperlakukan
pengemasan dan pelabelan sebagai elemen dari strategi produk. Penjaminan
dan garansi dapat juga merupakan bagian penting dari strategi produk, yang
sering muncul pada kemasan.
A. Pengemasan (packaging).
Merupakan kegiatan merancang dan memproduksi wadah untuk
produk. Kemasan bisa mencakup tiga tingkat bahan. Botol sebagai
kemasan primer dimasukkan ke dalam kotak karton (kemasan
sekunder) yang terdapat dalam kotak pengiriman (biasanya berisi
enam lusin). Kemasan merupakan hal pertama yang dihadapi pembeli
menyangkut produk dan mampu mengubah calon pembeli untuk
membeli atau tidak.
Berbagai faktor telah berperan dalam meningkatnya penggunaan
kemasan sebagai alat pemasaran.
1. Swalayan
Dalam toko serba ada yang menyediakan 15.000 jenis produk,
pengunjung toko biasanya melewati sekitar 300 jenis produk per
menit. Mengingat bahwa 53% dari seluruh pembelian dilakukan
karena dorongan hati, kemasan yang efektif harus melakukan
banyak tugas penjualan; menarik perhatian, menjelaskan fitur
produk tersebut, mneciptakan keyakinan konsumen, dan memberi
kesan yang menyenagkan secara keseluruhan. Contoh; pelanggan
sering secara harafiah memilih buku berdasarkan sampulnya.
2. Kemakmuran konsumen
Meningkatnya kemkmuran konsumen berarti konsumen bersedia
membayar sedikit lebih mahal untuk kenyamanan, penampilan,
keandalan, dan gengsi kemasan yang lebih baik.
3. Citra perusahaan dan merek
Kemasan berperan bagi pengakuan langsung terhadap perusahaan
atau merek tersebut.
4. Peluang inovasi.
Pengemasan yang inovatif dapat memberikan manfaat yang besar
bagi konsumen dan laba bagi produsen. Produsen menggabungkan
bahan-bahan dan fitur-fitur yang unik seperti semprotan (spray) dan
bukaan yang dapat ditutup kembali.
Pengembangan kemasan yang efektif membutuhkan beberapa
keputusan. Dari perspektif perusahaan maupun pelanggan,
pengemasan harus mencapai sejumlah tujuan.
a. Identifikasikan merek.
b. Sampaikanlah informasi yang deskriptif dan persuasif.
c. Permudahkan proteksi dna transportasi produk.
d. Banutlah penyimpanan di rumah
e. Bantulah konsumsi produk.
B. Pelabelan
Penjual harus memberikan label produknya. Label tersebut mungkin
adalah etiket sederhana yang ditempelkan pada produk tersebut atau
grafik yang dirancang dengan rumit yang merupakan bagian dari
kemasan tersebut. Label tersebut mungkin hanya mencantumkan
nama merek atau banyak informasi. Sekalipun penjualnya lebih
menyukai label yang sederhana, undang-undang mungkin
mengharuskan informasi tambahan.
Label melakukan beberapa fungsi yaitu;
1. Label tersebut mengidentifikasi produk atau merek.
2. Mungkin juga menunjukkan kelas produk.
3. Mungkin menjelaskan produk; siapa pemuatnya, dimana,
kapan, apa kandungannya, bagaimana digunakan, dan
bagaimana menggunakannya dengan aman.
4. Mungkin mempromosikan produk melalui grafik-grafik yang
menarik.
5. Teknologi baru memungkinkan label membungkus ketat
seluruh wadah.
6. Label pasti akan ketinggalan jaman dan perlu diperbarui.
C. Jaminan dan garansi
Semua penjual secara hukum bertanggung jawab untuk memenuhi
harapan pembeli yang normal atau masuk akal. Jaminan merupakan
pernyataan formal dari kinerja produk yang diharapkan oleh
pengusaha pabrik. Produk bergaransi dapat dikembalikan kepada
pabrik atau pusat servis yang ditunjuk untuk melakukan perbaikan,
penggantian, atau pengembalian uang. Jaminan, apakah itu
diekspresikan atau diimplikasikan, dapat dituntut secara hukum

Anda mungkin juga menyukai