Makalah Moneter Kel.1
Makalah Moneter Kel.1
Disusun oleh :
Kelompok 1 ( Satu)
PAITON PROBOLINGGO
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan paper ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah kebijakan
fiscal dan moneter dan menambah pengetahuan tentang kebijakan moneter.
BAB II
PEMBAHASAN
Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah menyangkut perilaku bank sentral dalam
penawaran uang dan pengaturan uang yang beredar pada suatu negara. Kebijakan moneter pada
dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal
(pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga serta pemerataan pembangunan) dan
keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) juga tercapainya tujuan ekonomi
makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja,
kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang.
2. Politik Saneering
Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan
nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004
pasal 7 tentang Bank Indonesia. Kebijakan moneter yang dilakukan oleh
bank sentral dengan cara pengguntingan (pemotongan) uang disebut dengan
politik saneering.
Politik saneering diterapkan ketika terjadi hiperinflasi. Instrumen ini pernah
dilakukan BI pada tanggal 13 Desember 1965. Pada saat itu, dilakukan
pemotongan uang dari Rp.1.000 menjadi Rp.1. Hal ini dilakukan untuk
menyehatkan kembali nilai uang yang sudah jatuh.
3. Devaluasi
Devaluasi adalah kebijakan bank sentral untuk menurunkan nilai rupiah
terhadap mata uang asing.
4. Revaluasi
Revaluasi adalah kebijakan bank sentral untuk menaikkan nilai mata uang
dalam negeri terhadap mata uang asing.
D. Tujuan Kebijakan moneter
1. Menjaga kestabilan ekonomi, artinya pertumbuhan arus barang dan jasa seimbang
dengan pertumbuhan arus barang dan jasa yang tersedia.
2. Menjaga kestabilan harga, artinya harga suatu barang merupakan hasil interaksi
antara jumlah uang yang beredar dengan jumlah uang yang tersedia di pasar
3. Mengedarkan mata uang sebagai alat pertukaran (medium of exchange) dalam
perekonomian.
4. Mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan likuiditas perekonomian dan
stabilitas tingkat harga.
5. Distribusi likuiditas yang optimal dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi
yang diinginkan pada berbagai sektor ekonomi.
6. Membantu pemerintah melaksanakan kewajibannya yang tidak dapat terealisasi
melalui sumber penerimaan yang normal.
7. Meningkatkan kesempatan kerja. Pada saat perekonomian stabil, pengusaha akan
mengadakan investasi untuk menambah jumlah barang dan jasa sehingga adanya
investasi akan membuka lapangan kerja baru sehingga memperluas kesempatan
kerja masyarakat.
8. Memperbaiki neraca perdagangan kerja masyarakat. Hal ini dapat dilakukan
dengan jalan meningkatkan ekspor dan mengurangi impor dari luar negeri yang
masuk ke dalam negeri atau sebaliknya.
Dalam menentukan suatu kebijakan moneter tentunya akan dimulai dari Gubernur Bank
Indoensia. Ia akan meminta pertimbangan kepada Dewan Moneter yang beranggotakan Menteri
Keuangan, Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Menteri Koordinator Ekonomi, Keuangan
dan Industri. Kemudian, akan terjafi perundingan tentang kebijakan apa yang akan diambil
dalam mengatasi masalah yang di hadapi.
Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia.
Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan terhadap harga-
harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi.
Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan kerangka
kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter (Inflation Targeting
Framework) dengan menganut sistem nilai tukar yang mengambang (free floating). Peran
kestabilan nilai tukar sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Oleh
karenanya, Bank Indonesia juga menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas
nilai tukar yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu.
Kebijakan moneter yang diterapkan pada tanggal 13 Desember 1965 adalah politik
saneering. Mulai tahun 1960, kebutuhan anggaran pemerintah untuk proyek-proyek politik
semakin meningkat akibat isu konfrontasi yang terus dilakukan dengan Belanda dan Malaysia.
Hal ini juga disebabkan oleh besarnya pengeluran pemerintah untuk membiayai proyek-proyek
mercusuar, seperti Games of the New Emerging Forces (Ganefo) dan Conference of the
Emerging Forces (Conefo).
Sejak saat itu sampai bulan Agustus 1966, uang rupiah baru dan uang rupiah lama
beredar bersama-sama. Untuk menghilangkan dualisme tersebut, semua instansi swasta
diwajibkan untuk menggunakan nilai uang rupiah baru dalam perhitungan harga barang dan jasa
serta keperluan administrasi keuangan. Meskipun uang rupiah baru bernilai 1.000 kali uang
rupiah lama, tidak berarti bahwa harga-harga menjadi seperseribu harga lamanya. Kebijakan ini
justru meningkatkan beban pemerintah, jumlah uang beredar, dan inflasi.
2. Kestabilan Harga
Apabila kestablian harga tercapai maka akan menimbulkan kepercayaan di
masyarakat. Masyarakat percaya bahwa barang yang mereka beli sekarang akan
sama dengan harga di masa depan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan utama kebijakan moneter adalah menjaga kestabilan ekonomi suatu negara.
Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia bersama pemerintah membuat keputusan dengan
menggunakan instrumen kebijakan moneter dalam mengatasi masalah perekonomian yang ada di
Indonesia. Semua itu diupayakan agar tercapainya stabilisasi ekonomi, antara lain kesempatan
kerja, kestabilan harga, dan neraca pembayaran Internasional.