Nama:Hernita Alifvia
Nim: J1A117050
R-2 THP
UNIVERSITAS JAMBI
2017
PENGERTIAN PERTANIAN
Pertanian merupakan salah satu usaha yang bisa menunjang kehidupan masyarakat
dalam kehidupan yang saat ini memang telah banyak digeluti oleh masyarakat kecil maupun
masyarakat tingkat sedang. Namun, sebagian besar masyarakat kecil masih terhambat oleh
kurangnya pengembangan teknologi yang memang sangat dibutuhkan sekarang sebagai
pembantu dalam mengelolah lahan petanian maupun hasil-hasil pertanian. Keterbatasan
inilah yang sekarang menjadi bahan untuk dipecahkan bersama-sama guna membantu para
petani dalam mengembangkan usahanya dalam bertani.
Bahan hasil pertanian mempunyai bentuk dan ukuran yang tidak seragam, makadari
itu diperlukan ilmu untuk mengukur dan menganalisa bentuk dan ukuran bahan hasil
pertanian untuk mengklasifikasinya kedalam keseragaman bentuk. Karakteristik dari suatu
bahan hasil pertanian sangat penting untuk klasifikasi standar bentuk dan ukuran. oleh karena
itu dibuatlah suatu standar yang telah disepakati bersama untuk mempermudah penanganan
dan pengolahan produk tersebut. Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk
menjelaskan bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian, yaitu: bentuk acuan, kebundaran,
kebulatan, dimensi sumbu bahan, serta kemiripan bahan hasil pertanian terhadap benda
geometri tertentu .
Karakteristik fisik hasil pertanian akan mempengaruhi bentuk dan ukuran berat atau
volume. Konsumen tertentu memiliki penerimaan (Aseptabilitas) tertentu mempertimbangkan
karakteristik fisik.Bentuk, ukuran berat dan warna yang seragam menjadi pilihan
konsumen.untuk mencegah kerusakan seminimal mungkin, diperlukan pengetahuan tentang
karakteristik watak atau sifat teknik bahan hasil pertanian yang berkaitan dengan karakteristik
fisik, mekanik dan termis. Buah – buahan adalah jenis makanan yang memiliki kandungan
gizi, vitamin dan mineral yang pada umumnya sangat baik untuk dikonsumsi setiap hari.
Kedua bahan pangan tersebut memiliki beberapa sifat yang sama, yaitu mudah rusak karena
mempunyai tekstur lunak, kadar air (KA) tinggi, adanya komponen zat-zat dan enzim yang
masih aktif. Hal tersebut di indikasikan oleh adanya perubahan-perubahan fisiologis secara
spontan yang disertai perubahan fisik, kimia dan mikrobiologi maka dari itu, perlu diketahui
cara-cara penanganan untuk mempertahankan mutunya melalui proses pengolahan lebih
lanjut. Tidak semua bagian buah-buahan dapat dimakan untuk memperhitungkan jumlah
bagian yang termakan dan yang terbuang dari buah-buahan perlu diketahui jumlah bagian
yang biasa dimakan (Edible Portion) dari buah-buahan tersebut.
Jumlah masing-masing komponen dari setiap jenis buah–buahan sangat berbeda
tergantung dari sifat alamiah bahan tersebut. Pengukuran sifat kimia buah –buahan biasanya
ditetapkan secara obyektif kuantitatif. Sifat fisik
buah–buahan yang sering diamati yaitu warna, aroma, rasa, bentuk, berat, ukuran, dan
kekerasan. Biasanya dalam praktek sehari-hari, sifat-sifat fisis ini diamati secara subjektif,
sedangkan berat ditentukan secara objektif dengan menggunakan timbangan.Sedangkan uji
coba kimia dapat dilakukan terhadap pH, total asam, padatan terlarut (Soluble Solid) dan
vitamin C.
Bahan pangan sebagai salah satu kebutuhan primer manusia, sangat intensif dijadikan
kajian sebagai objek formal ilmu teknik dan ditopang dengan tuntutan industri, terutama di
negara maju.Kondisi ini melahirkan cabang bidang ilmu teknologi pangan yang merupakan
penerapan ilmu-ilmu dasar (kimia, fisika dan mikrobiologi) serta prinsip-prinsip teknik
(engineering), ekonomi dan manajemen pada seluruh mata rantai penggarapan bahan pangan
dari sejak pemanenan sampai menjadi hidangan.
Teknologi pangan merupakanpenerapan ilmu dan teknik pada penelitian, produksi,
pengolahan,distribusi, penyimpanan pangan berikut pemanfaatannya. Ilmu terapan yang
menjadi landasan pengembangan teknologi pangan meliputi ilmu pangan,kimia pangan,
mikrobiologi pangan, fisika pangan dan teknik proses Ilmu pangan merupakan penerapan
dasar-dasar biologi, kimia, fisika dan teknik dalam mempelajari sifat-sifat bahan pangan,
penyebab kerusakan pangan dan prinsip-prinsip yang mendasari pegolahan pangan.
PEGERTIAN AGROINDUSTRI
Negara Indonesia sebagai salah satu negara agraris, perlu metransformasikan menuju kearah
industrialisasi yang berbasis pertanian, karena sektor industri pertanian diyakini sebagai
sektor yang mampu memimpin sektor-sektor lain menuju kearah perekonomian yang lebih
modern. Dengan demikian Indonesia diharapkan mampu memodernisasikan
perekonomiannya dan membuat kebijakan yang dapat mewujudkan mekanisme saling
mendukung antar sektor industri dan pertanian sehingga dapat menjadi salah satu negara
industri baru dibidang agroindustri.