Bukti Dalam Matematika

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 18

HAKIKAT MATEMATIKA:

Pembuktian dalam Matematika

Bahan untuk didiskusikan


FILSAFAT PENDIDIKAN MATEMATIKA
(Rochmad FMIPA UNNES 2020)
Tata Permainan Bahasa Matematika

Bukti dalam Matematika

Kesepakatan dalam Matematika

Penarikan Kesimpulan Dalam Matematika


A. Tata Permainan Bahasa Matematika
Perhatikan kata “akar” pada kalimat berikut:

“Menentukan akar suatu persamaan kuadrat”

“Menentukan akar kuadrat suatu bilangan positif”

“Menentukan akar suatu persamaan kuadrat” bermakna menentukan suatu


konstanta yang memenuhi suatu persamaan kuadrat.

“Menentukan akar kuadrat suatu bilangan positif” bermakna bermakna operasi


hitung.
 Tata permainan bahasa adalah proses menyeluruh penggunaan bahasa
sederhana terutama dalam hal pemakaian kata dan istilah secara tepat dalam
berfilsafat.

 Memakai bahasa sederhana mengandung arti bahwa memakai bahasa yang


mudah dimengerti dan dipahami oleh setiap orang.

 Pemakaian kata dan istilah yang tepat, artinya kata dan istilah yang tidak
memiliki makna ganda dan tidak mewakili penafsiran yang dapat
menimbulkan kesalahpahaman dalam pengartian
Konsep tata permainan bahasa didasarkan atas dua analogi.
1. Aturan suatu bahasa (tata bahasa, grammar) adalah analog dengan aturan suatu
permainan, memberi makna pada sesuatu dalam bahasa adalah analogi itu untuk
membuuat perubahan permainan.
2. Analogi antara bahasa dan permainan memberi fakta bahwa hanya dalam berbagai
macam bentuk kegiatan manusia suatu kata mempunyai makna.
B. Bukti dalam Matematika

• Pembuktian matematika memiliki dua makna, yaitu makna praktis dan


makna teoritis
• Makna teoritis bersifat formal yang merupakan transformasi dari sederetan
simbol tertentu yang berupa pernyataan formal dan mengikuti aturan
logika (aturan inferensi) seperti modus tollens, modus ponens, dsb.
• Setiap langkah pembuktian merupakan suatu logika deduksi yang ketat.
Pembuktian dalam arti teoritis menjadi pembuktian yang bersifat formal
dan ideal
Bukti dalam Matematika

Bukti dan Kepastian Matematika Bukti dan Aturan

Bukti dan Proporsi Bukti dengan Reductio Ad Absurdum

Bukti dan Konsep Bukti dan Eksperimen


1. Bukti dan Kepastian Matematika

 Teorema dalam matematika merupakan penyataan matematis yang bersifat


umum dan jangkauan cukup luas serta kebenarannya menuntut bukti.

 Peran bukti dalam matematika dipandan menjamin kebenaran bagi


pernyataan matematika.

 Bukti memberikan kepastian matematis. Oleh karena itu bukti bersifat jelas,
logis, mudah dilihat, serta dapat ditulis kembali
2. Bukti dan Proporsi

 Bukti matematik suatu proposisi berupa serangkaian proposisi yang


dihubungkan dengan pengertian, aksioma, aturan atau proposisi
yang telah dibuktiikan dengan hukum-hukum penarikan yang
bersifat logis.

 Setiap bukti suatu proposisi dapat memunculkan aturan atau


pengertian baru. Oleh karena itu bukti menjadi pendorong pesatnya
perkembangan matematika
3. Bukti dan Konsep

 Adanya hubungan antara bukti dan konsep matematika menyebabkan


berkembangnya sistem matematika.

 Langkah-langkah pembuktian adalah juga suatu konsep, sebab suatu bukti


tertentu memungkinkan orang untuk membentuk suatu pengesahan baru.

 Karena bukti menegaskan kebenaran suatu pernyataan matematika dan juga


menghasilkan konsep-konsep baru, maka bukti dalam matematika mendukung
pengembangan sistem matematika dan setiap bukti dari suatu proposisi yang
sudah dibuktikan merupakan suatu sumbangan kepada matematika.
4. Bukti dan Aturan
 Teorema baru yang telah dibuktikan dapat memberikan aturan baru.
Penggunaan teorema yang telah dibuktikan untuk menyelesaikan masalah tanpa
harus melakukan langkah-langkah kecil yang setiap langkah memerlukan
justifikasi.

 Apabila suatu teorema telah dibuktikan, maka untuk memecahkan masalah


tersebut dapat dilakukan secara singkat. Ini menunjukkan bahwa bukti
memberikan suatu teknik. Setelah orang dapat membuktikan suatu pernyataan
maka akan diperoleh suatu teorema yang dapat dipakai sebagai aturan untuk
menyelesaikan masalah.
5. Bukti dengan Reductio Ad Absurdum
 Nama Latin reductio ad absurdum (secara harfiah berarti mengurangi
ketidakmungkinan) adalah strategi argumentasi yang biasa dan cukup
sederhana.

 Argumen reductio menggunakan sifat kebenaran yang dipertahankan dengan


kandungan logis (logical entailment); dari kebenaran, maka hanya kebenaran
yang muncul. Maka, jika sebuah pernyataan mengandung sesuatu yang salah,
pernyataan itu pasti salah.

 Inti penalaran reduction ad absurdum adalah membuktikan bahwa proposisi


“p” benar atau Membuktikan proposisi H ⇒ C benar.
Berikut langkah membuktikanbahwa proposisi “p” benar sbb :
menganggap negasi p yaitu “~𝑝” adalah proposisi yang benar.
menurunkan suatu kontradiksi berdasarkan anggapan bahwa “~𝑝”
benar.
Ditemukan kontradiksi yang tidak masuk akal (absurd) sehingga
kemungkinan “~𝑝” benar ditolak.
Disimpulkan bahwa p benar.

Contoh :
Pembuktian √2 merupakan bilangan irrasional
Berikut langkah membuktikan proposisi H ⇒ C benar
• Dimulai dengan mengandaikan bahwa kesimpulan yang akan dibuktikan adalah salah.
Kita sebut pengandaian tersebut sebagai hipotesis R. Hipotesis R tersebut merupakan
hipotesis sementara yang kita gunakan untuk menurunkan suatu pernyataan
yang absurd (maksud dari “absurd” di sini adalah bertentangan dengan sesuatu yang telah
diketahui valid).
• Pernyataan tersebut bisa bertentangan dengan suatu aksioma, teorema ataupun hipotesis
R. Sehingga, karena pengandaian negasi C mengarah ke pernyataan yang tidak benar,
maka C haruslah benar. Hal ini disebut sebagai kesimpulan R.

Contoh:
 Proposisi: Jika l dan m adalah garis-garis yang berbeda dan tidak sejajar,
maka l dan m memiliki titik potong yang tunggal
6. Bukti dan Eksperimen
 eksperimen merupakan tindakan percobaan dan pengamatan yang dilakukan untuk membuktikan
suatu hipotesis, teori dan pertanyaan tertentu.

 Bukti dalam matematika berangkat dari sejumlah proposisi dan dengan penalaran logis
menghasilkan suatu proposisi yang benar tanpa melalui langkah-langkah eksperimen. Kebenaran
proposisi diturunkan dari proposisi-proposisi yang lain semata-mata dengan penalaran logis.
Proposisi matematika adalah suatu proposisi gramatik, oleh karena itu proposisi matematika tidak
dapat disangkal disangkal dengan eksperimen.

 Bukti melalui eksperimen tidak dapat diamati atau ditinjau ulang dan oleh karena itu tidak
menghilangkan kemungkinan keraguan. Suatu bukti yang tidak dapat ditinjau ulang, berarti ada
ruang keraguan atau bukti telah rusak.
C. Kesepakatan dalam Matematika
 Kriteria kesepakatan dalam matematika tidak hanya merujuk kepada definisi
tetapi juga kesepakatan dalam rangka pengesahan satu bukti. Definisi merupakan
kesepakatan untuk menentukan makna suatu istilah. Hukum-hukum logika
disepakati sebagai alat untuk menguji keabsahan suatu bukti.

 Menurut Wittgenstein (dalam Hardi Suyitno, 2014), matematika dibangun


dengan kesepakatan sebagai lawan dari tautologi (Wrigley, 1980). Ia menolak
konsep matematika sebagai tautologi dan menegaskan bahwa matematika
dibangun dan dikembangkan berdasarkan kesepakatan.
D. Penarikan Kesimpulan Dalam Matematika
 Jika seseorang mengetahui makna aturan, maka ia akan mengenal bagaimana menggunakan.

 Makna adalah penggunaan, yang berarti memahami aturan adalah termasuk sudah memiliki
kemampuan menggunakan aturan pada praktisi matematika.

 Melalui praktisi matematika dapat ditentukan apa yang harus dihitung dengan aturan.
Matematika terlihat dalam praktisi manusia, berarti bahwa aturan yang dipelajari dan diikuti
dalam matematika adalah bukan jenis aturan yang dapat diterapkan tanpa berpikir.

 Pentaatan aturan adalah tentang melakukan sesuatu untuk penalaran, yang hanya mungkin
untuk suatu kreativitas bagi siapa yang dapat menyusun tujuan yang akan dicapai.

 Matematika berdasarkan pada konsepsi pentaatan aturan dan penarikan kesimpulan dapat
dipandang sebagai pelaksanaan aturan.

Anda mungkin juga menyukai