Anda di halaman 1dari 5

Rochmad (FMIPA UNNES, 2020)

Bahan ajar untuk didiskusikan

PENELITIAN KUANTITATIF
Penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah
sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain
penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak
menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut,
serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih
baik bila disertai dengan gambar, tabel, grafik, atau tampilan lainnya. Namun bukan berarti
penelitian kuantitatif bersih dari data yang berupa informasi kualitatif.
Penelitian kuantitatif dibangun oleh paradigma positivisme. Sebuah paradigma yang di
ilhami oleh David Hume, John Locke, dan Berkeley yang menekankan pengalaman sebagai
sumber pengetahuan dan memandang pengetahuan memiliki kesamaan hubungan dengan
aliran filsafat yang dikenal dengan nama positivisme. Filsafat positivisme dapat dijelaskan dari
unsur-unsur dalam filsafat secara umum, yaitu ontologi, epistomologi, dan aksiologi yang
pengembangan setiap unsurnya disesuaikan dengan karakteristik ilmu masing-masing.
Penelitian kuantitatif menjunung tinggi nilai keilmuan yang objektif yang berlaku secara umum
dan mengesampingkan hal-hal yang bersifat spesifik. Diagram dibawah ini mengilustrasikan
pengembangan filsafat positivisme dalam metode penelitian kuantitatif.

Positivisme

Ontologi Epistemologi Aksiologi


1. Realita terpisah-pisah 1. Koherensi 1. Bebas nilai
2. Independen-dependen 2. Korespondensi 2. Objektif
3. Eliminasi dari totalitas 3. Generalisasi 3. Kemanfaatan
4. Dinamika 4. Nomothetik

Untuk selanjutnya penelitian kuantitatif dikembangkan oleh para penganut paham


positivisme yang dipelopori oleh August Comte. Mereka berpendapat bahwa untuk memacu
perkembangan ilmu-ilmu sosial, maka metode metode Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) harus
diadopsi ke dalam riset-riset ilmu sosial. Berdasar pada paradigma di atas maka lingkup
penelitian kuantitatif sama dengan besaran ruang lingkup sosial, seperti pendidikan, sosiologi,
politik, ekonomi, hukum, administrasi, komunikasi dan sebagainya, karena semua objek
kemasyarakatan menjadi objek dan ruang lingkup penelitian kuantitatif. Sehingga penelitian
kuantitatif ini menekankan pada hasil survey yang berbeda dengan penelitian kualitatif yang
menekankan pada studi kasus.
Kelebihan metode penelitian kuantitatif yaitu: dapat digunakan untuk menduga atau
meramal, hasil analisis dapat diperoleh dengan akurat bila digunakan seuai aturan, dapat
digunakan untuk mengukur interaksi hubungan antara dua atau lebih variabel, dan dapat
menyederhanakan realitas permasalahan yang kompleks dan rumit kedalam sebuah model.
Kelemahan atau kekurangan metode penelitian kuantitatif adalah hanya berdasarkan pada
anggapan-anggapan (asumsi), kadang asumsi tidak sesuai dengan realitas yang terjadi atau
menyimpang jauh maka kemampuannya tidak dapat dijamin bahkan menyesatkan, dan analisis
data banyak yang mendasarkan pada data berdistribusi normal dan hanya dapat digunakan
untuk menganalisis data dari sampel suatu populasi.

Proses Penelitian Kuantitatif


Proses penelitian yang dimaksud adalah kerangka kerja peneliti dalam melakukan
penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif bertolak dari studi pendahuluan dari objek yang
diteliti (preliminary study) untuk mendapatkan yang betul-betul masalah. Oleh karena itu
masalah harus digali melalui studi pendahuluan melalui fakta-fakta empiris. Supaya peneliti
dapat menggali masalah dengan baik, maka peneliti harus menguasai teori melaui membaca
berbagai referensi. Selanjutnya supaya masalah dapat dijawab dengan baik, maka
masalah tersebut dirumuskan secara spesifik, dan pada umumnya dibuat dalam
bentuk kalimat tanya.
Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (hipotesis) maka, peneliti
dapat membaca referensiteoritis yang relevan dengan masalah dan berpikir. Selain itu
penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk
memberika jawaban smentara terhadap hipotesis. Untuk menguji hipotesis, peneliti dapat
memilih metode/ strategi penelitian yang sesuai, dengan mempertimbangkan ketelitian data
yang diharapkan dan konsisten yang diharapkan. Dalam penelitian kuantitatif metode yang
dapat digunakan adalah metode survei, expost facto, eksperime, evaluasi, action research,
policy research, (selain metode naturalistik dan sejarah).
Instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpul data dapat berbentuk tes, angket/
kuesioner, wawancara atau observasi. Sebelum instrumen digunakan untuk pengumpulan data,
maka instrumen penelitian harus terlebih dahulu di uji validitas dan realibilitasnya.
Pengumpulan data dapat dilakukan pada objek tertentu, baik yang berbentuk populasi maupun
sampel. Bila peneliti ingin membuat generalisasi maka sampel yang diambil harus representatif
(mewakili). Setelah data terkumpul selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah
dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistis tertentu. Berdasarkan analisis ini
akan diketahui hipostesi diterima atau ditolak. Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu
periode penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah.
Berdasarkan proses penelitian kuantitatif di atas tampak bahwa proses penelitian
kuantitatif bersifat linear, dimana langkah-langkahnya jelas, mulai dari rumusan masalah,
berteori, berhipotesis, mengumpulkan data, analisis data, dan membuat kesimpulan dan saran.
Secara garis besar penjelasan tentang proses penelitian kuantitatif dapat dilihat pada skema
dibawa ini.
Proses Penelitian Kuantitatif
(dimodifikasi oleh Tuckman)
Sumber
masalah Konsep
berupa dan teori
empiris dan yang
teoritis relevan
Prinsip
yang
deduksi
Membaca dan operasionalisasi
menyatakan
berpikir
Pengajuan Praduga
Rumusan terhadap
hipotesis
masalah hubungan
antar
Membaca hasil Prinsip variabel
penelitian induksi Mengumpulkan dan
menganalisis data memilih

Penemuan Menyusun Metode


yang instrumen penelitian
relevan penelitian

Penemuan
Simpulan

Penerapan Metode Kuantitatif


Metode kuantitatif dapat digunakan dalam penelitian dengan berbagai alasan antara lain
sebagai berikut.
a. Bila yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas.
b. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi.
c. Bila ingin diketahui pengaruh/treatment tertentu terhadap yang lain.
d. Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian.
e. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang empiris dan
dapat diukur.
f. Bila ingin menguji terhadap keragu-raguan tentang validitas, pengetahuan, teori, dan
produk tertentu.
Rangkuman
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai
dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya.
Penelitian kuantitatif dikembangkan oleh para penganut paham positiviesme yang dipelopori
oleh August Comte. Mereka berpendapat bahwa untuk memacu perkembangan ilmu-ilmu
sosial, maka metode metode Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) harus diadopsi ke dalam riset-riset
ilmu sosial. Berdasar pada paradigma di atas maka lingkup penelitian kuantitatif sama dengan
besaran ruang lingkup sosial. Penelitisn kuantitatif memiliki kelebihan dan kekurangan
tersendiri.
Penelitian kuantitatif bersifat linear, dimana langkah-langkahnya jelas, mulai dari
rumusan masalah, berteori, berhipotesis, mengumpulkan data, analisis data, dan membuat
kesimpulan dan saran. Metode kuantitatif digunakan apabila : Bila yang merupakan titik tolak
penelitian sudah jelas. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi.
Bila ingin diketahui pengaruh/treatment tertentu terhadap yang lain. Bila peneliti bermaksud
menguji hipotesis penelitian. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan
fenomena yang empiris dan dapat diukur. Bila ingin menguji terhadap keragu-raguan tentang
validitas, pengetahuan, teori, dan produk tertentu.

Anda mungkin juga menyukai