Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum

Percobaan 1
PENGARUH pH TERHADAP KERJA ENZIM

DISUSUN

NUR AFNI ABDUL

NURLINDAWATY PUHI

ANDRIYANI RAHIM

PRATIWI EKSAN

UNDRIYANI R. MADIDI

LABORATORIUM KIMIA

JURUSAN GIZI

POLTEKKES KEMENKES GORONTALO


T.A 2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Judul Percobaan

Pengaruh pH Terhadap Kerja Enzim

I.2 Tujuan Percobaan

Membuktikan bahwa keasaman (pH) mempengaruhi kecepatan


reaksi enzimatik.

I.3 Prinsip Percobaan

Penambahan aquades, NaCl, HCl pada saliva untuk membuktikan pH


mempengaruhi kecepatan reaksi enzimatik ptialin pada saliva dengan
menggunakan iodium dan amilum sebagai oksidator dan indikator yang
menandakan terjadinya reaksi dengan perubahan warna dari bening
menjadi biru.

I.4 Dasar Teori

Enzim adalah golongan protein yang paling banyak terdapat dalam


sel hidup. Enzim merupakan unit fungsional dari metabolisme sel. Enzim
bekerja dengan urutan-urutan teratur dan mengkatalisis ratusan reaksi
dari reaksi yang sederhana seperti replikasi kromosom sampai reaksi
yang sangat rumit. Enzim mempunyai spesifitas yang angat tinggi, baik
terhadap reaktan (substrat) maupun jenis reaksi yang dikatalisiskan.
(Anonim.2011)

Saliva adalah cairan kental yang diproduksi oleh kelenjar ludah.


Kelenjar-kelenjar ludah tersebut terletak dibawah lidah, daerah dibawah
otot pipi dan di daerah dekat langit-langit. (Anonim.2011)

Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam
air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Amilum adalah jenis
polisakarida yang banyak terdapat dialam yaitu sebagian tumbuhan
terdapat pada umbi, batang, daun dan biji-bijian. (Husada, Dian. 2013)

Iodium adalah zat gizi mikro yang esensial. Sebagai unsur halogen,
iodium tidak ditemukan dialam dalam keadaan bebas, karena sangat
reaktif. Unsur-unsur terdapat dialam sebagai senyawa garam. Iodium
terdapat dialam dalam bentuk senyawa iodat dan iodida dalam lumut-
lumut laut. ( Anonim. 2012)

Garam dapur (NaCl) adalah senyawa garam netral yang terbentuk


dari logam alkali (golongan IA) dan halogen (golongan IIA) yang terikat
dengan ikatan ionik. (Anonim. 2012)

Larutan asam klorida atau yang dikenal dengan larutan HCl dalam
air, adalah cairan kimia yang sangat korosif dan berbau menyengat. HCl
termasuk bahan kimia berbahaya atau B3. (Anonim. 2001)
Aquades adalah air hasil destilasi. Biasa disebut juga dengan air
penyulingan dan memiliki kandungan murni H 2O. Air destilasi ini juga
mempunyai rumus kimia pada air umumnya yaitu H 2O yang berarti dalam
1 molekul terdapat 2 atom hidrogen kovalen oksigen tunggal.
(Anonim.1930)
BAB II
METODOLOGI KERJA
II.1 Alat dan Bahan

A. Alat
1. Pipet
2. Cawan petri
3. Tabung reaksi
4. Gelas kimia
5. Pipet tetes
6. Gelas ukur 10 ml
7. Batang pengaduk
8. Corong
9. Kertas saring
B. Bahan
1. Saliva
2. Aquadest
3. Larutan NaCl
4. Larutan HCl
5. Larutan amilum 1%
6. Larutan iodium encer

II.2 Cara Kerja

1. Dituang aquades sebanyak 2 ml ditambahkan amilum 1% sebanyak 3


ml dan iodium sebanyak 1 tetes pada tabung 1
2. Dituang larutan NaCl sebanyak 2 ml ditambahkan amilum 1%
sebanyak 3 ml dan iodium sebanyak 1 tetes pada tabung 2
3. Dituang larutan HCl sebanyak 2 ml ditambahkan amilum 1% sebanyak
3 ml dan iodium sebanyak 1 tetes pada tabung 3
4. Ditambahkan saliva sebanyak 1 ml pada masing-masing tabung
5. Dihomogenkan
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1 Hasil Pengamatan

Bahan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3


Aquadest 2 ml - -
L. NaCl - 2 ml -
L. HCl - - 2 ml
L. amilum 3 ml 3 ml 3 ml
L. iodium 1 tetes 1 tetes 1 tetes
Saliva 1 ml 1 ml 1 ml
Perubahan Bening – Bening – bir Bening – bir
warna bercak biru - u –bening u - bening
bening
Lamanya 10 detik 25 detik 1 menit 5
terjadi detik
perubahan
warna

III.2 Pembahasan

Enzim adalah suatu biokatalisator, yaitu suatu bahan yang berfungsi


mempercepat reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup tetapi zat itu
sendiri tidak ikut bereaksi karena pada akhir reaksi terbentuk kembali.
Mekanisme kerja enzim ada 2 macam yaitu:

1. Teori Lock and Key : enzim dimisalkan sebagai gembok karena


memiliki sebuah bagian kecil yang dapat berikatan dengan substrat.
Bagian tersebut disebut sisi aktif. Substrat dimisalkan kunci karena
dapat berikatan secara pas dengan sisi aktif enzim (gembok)
2. Teori Induksi Pas : teori ini memandang sisi aktif enzim berbentuk
flexibel. Bentuk tersebut kemudian mengalami modifikasi saat
substrat memasukinya.

Berdasarkan cara kerjanya, inhibitor terbagi dua, yaitu :

1. Inhibitor kompetitif adalah inhibitir yang bersaing aktif dengan


substrat untuk mendapatkan sisi aktif enzim.
2. Inhibitor non kompetitif adalah inhibitor yang melekat pada sisi lain
selain sisi aktif pada enzim.

Faal sistem pencernaan dimulai dari mulut. Didalam rongga mulut


terdapat gigi yang berguna untuk memotong, mengoyak dan
mengunyah makanan. Terdapat juga lidah dan kelenjar air liur (saliva).
Didalam mulut ada dua pencernaan yaitu pencernaan secara mekanis
dan kimiawi. Setelah melalui rongga mulut, makanan yang berbentuk
bolus akan masuk ke dalam tekak (faring). Faring adalah saluran yang
memanjang dari bagian belakang rongga mulut sampai ke permukaan
kerongkongan (esofagus). Pada pangkal faring terdapat katup
pernapasan yang disebut epiglotis. Epiglotis berfungsi untuk menutup
ujung saluran pernapasan (laring) agar makanan tidak masuk kesaluran
pernapasan. Setelah melalui faring, bolus menuju esofagus: di esofagus
otot kerongkongan berkontraksi sehingga menimbulkan gerakan
meremas yang mendorong bolus kedalam lambung yang disebut gerak
peristaltik. Di lambung, otot lambung berkontraksi mengaduk-aduk
bolus, memecahnya secara mekanis dan mencampurnya dengan getah
lambung. Secara kimiawi, enzim-enzim yang ada dilambung memecah
substrat atau makanan yang dicerna sehingga akan mudah diserap oleh
usus halus. Usus halus memiliki 3 bagian, yaitu duodenum yaitu usus
12 jari, jejunum yaitu usus kosong dan ileum yaitu usus penyerapan.
Pada usus halus tersebut, makanan dicerna secara kimiawi, biasanya
makanan didalam usus halus telah berupa bubur, bersifat asam
sehubungan dengan kandungan asam klorida (HCl), asam klorida
merangsang keluarnya hormon sekretin dan kolesistokinin (keduanya
langsung diserap darah). Bahan makanan yang sudah melalui usus
halus akhirnya masuk kedalam usus besar. Usus besar terdiri atas usus
buntu (appendiks), bagian yang menarik (ascending colon) dan berakhir
pada anus. Bahan makanan yang sampai pada usus besar dapat
dikatakan sabagai bahan sisa. Usus besar berfungsi mengatur kadar air
pada sisa makanan. Bila kadar air pada makanan terlalu banyak, maka
dinding usus besar akan menyerap kelebihan air tersebut. Sisa
makanan yang tidak terpakai oleh tubuh beserta gas-gas yang berbau
disebut (feses) akan dikeluarkan melalui anus. Anus merupakan tempat
untuk mengeluarkan sisa makanan. Enzim-enzim yang terdapat pada
sistem pencernaan yaitu ezim ptialin, renin, tripsin, pepsin, lipase,
sukrase, maltase, isomaltase, laktase, peptidase dan ribonuklease.

Dituang larutan NaCl sebanyak 2 ml, ditambahkan amilum sebanyak


3 ml kemudian ditambahkan lagi iodium sebanyak 1 tetes dan air liur
sebanyak 1 ml. Dengan adanya penambahan NaCl menyebabkan
suasana yang baik untuk bekerjanya ptialin karena adanya ion Cl -, pH
NaCl adalah netral yaitu 7. NaCl menyebabkan terlihat warna berubah
paling cepat, perubahan warna dari bening menjadi biru dan setelah
ditambahkan saliva akan menjadi bening kembali.

Dituang larutan HCl sebanyak 2 ml, ditambahkan amilum sebanyak 3


ml kemudian ditambahkan lagi iodium sebanyak 1 tetes dan air liur
sebanyak 1 ml. Dengan adanya penambahan HCl menyebabkan larytan
asam dan menyebabkan ptialin tidak aktif, pHnya diatas 7. Penambahan
HCl membuat sampel pada percobaan warna tidak hilang. Perubahan
dari bening menjadi biru keunguan.

Dituang aquades sebanyak 2 ml, ditambahkan amilum sebanyak 3 ml


kemudian ditambahkan lagi iodium sebanyak 1 tetes dan air liur
sebanyak 1 ml. Penambahan aquades tidak mengandung ion Cl -, akan
tetapi pH aquades netral yaitu 7, karena hanya dapat sedikit Cl - maka
perubahan warnanya lebih lama. Perubahan warna dari biru ke bercak
biru dan setelah ditambahkan saliva menjadi bening kembali.

Dalam saliva terdapat enzim ptialin yang berfungsi mengubah amilum


atau zat tepung menjadi glukosa pada proses pencernaan. Hal ini
ditunjukan oleh perubahan warna yng terjadi pada pencampuran
amilum, iodium, NaCl, HCl, aquades dan saliva dengan perubahan
warna dari bening menjadi biru kemudian menjadi bening kembali.

Kemungkinan kesalahan yang terjadi adalah karena tidak


menggunakan stopwatch untuk menentukan lamanya terjadi perubahan
warna sehingga waktu yang dicantumkan hanya diperkirakan saja.
BAB IV
PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

1. Dalam suasanan asam (penambahan HCl) enzim ptialin tidak aktif


sehingga perubahan warna terjadi lebih lama
2. Dengan penambahan NaCl enzim ptialin bekerja dengan baik, karena
berada pada pH netral
3. Dengan penambahan aquadest enzim ptialin bekerja cukup baik

IV.2 Saran

Sebaiknya alat-alat lebih dilengkapi dan untuk praktikan agar lebih


memahami prosedur kerja agar tidak terjadi kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim.2011.Enzim,http://www.google.com/#q=related:lontar.ui.ac.id/file
%3file%3Ddigital/127483-1220-013-412-Studi%2520perbandingan-
Literatur pdf+identifikasi+enzim+pada+saliva, diakses pada tanggal 13
november 2013
2. Husada, Dian. 2013.Amilum,http://id.scribd.com/doc/161290332/AMILUM,
diakses 13 november 2013
3. Anonim. 2012. Larutan Iodium,http://id.scribd.com/doc/39089385/IODIUM,
diakses 13 november 2013
4. Anonim. 2012. Natrium Klorida,
http://catatankimia.com/catatan/bagaimana-garam-laut-dalam-air.html ,
diakses 13 november 2013
5. Anonim.1930. Pengertian Aquadest ,
http://perdanakimia.indonetwork.co.id/4309319 , diakses 13 november 2013
LAMPIRAN
Tabung 1

Setelah di tambahkan Setelah di tambahkan


Aquadest + amilum
iodium air liur

Tabung 2

Setelah di tambahkan Setelah di tambahkan


NaCl + amilum
iodium air liur

Tabung 3

Setelah di tambahkan Setelah di tambahkan


HCl + amilum
iodium air liur

Anda mungkin juga menyukai