Sistem Saraf
Sistem Saraf
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mempelajari Struktur Perkembangan Hewan, sistem Koordinasi (Sistem Saraf)
merupakan penyampaian informasi dengan menggunakan sinyal listrik yang tidak dapat
dipisahkan dengan system endokrin (Hormon). Karena Hormon pada umumnya beredar
didalam system peredaran dan menimbulkan respon pada reseptor yang terdapat diseluruh
bagian tubuh. Bukan saja karena Sistem Endokrin ada dibawah pengaruh sistem saraf, tetapi
juga karena banyak sel saraf yang mengkhususkan diri dalam mensekresikan atau
Penyimpanan neuro hormon yang berperan mengaktifkan beberapa sel efektor. (Ridwan,
2011)
Berbeda dengan tumbuhan, hewan mempunyai daya gerak, cepat tanggap terhadap
rangsang eksternal, tumbuh mencapai besar tertentu, memerlukan makanan dalam bentuk
kompleks dan jaringan tubuhnya lunak. Setiap individu, baik pada hewan yang uniseluler
maupun pada hewan yang multiseluler, merupakan suatu unit. Hewan itu berorganisasi,
berarti setiap bagian dari tubuhnya merupakan subordinate dari individu sebagai keseluruhan,
baik sebagai bagian satu sel maupun seluruh sel. (Ridwan, 2011)
Sistem saraf merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar
dapat bekerja secara serasi. Sistem saraf itu bekerja untuk menerima rangsangan,
mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menaggapi rangsangan tadi. Setiap
rangsangan-rangsanga yang kita terima melalui indera kita, akan diolah di otak. Kemudian
otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan. Setiap aktivitas yang
terjadi di dalam tubuh, baik yang sederhana maupun yang kompleks merupakan hasil
koordinasi yang rumit dan sistematis dari beberapa sistem dalam tubuh. (Ridwan, 2011)
Sistem koordinasi pada hewan meliputi sistem saraf beserta indera dan sistem
Jumiani Ndruru
endokrin(hormon). Sistem saraf merupakan sistem yang khas bagi hewan, karena sistem saraf
ini tidak dimiliki oleh tumbuhan. Sistem saraf yang dimiliki oleh hewan berbeda-beda,
semakin tinggi tingkatan hewan semakin komplek sistem sarafnya. (Ridwan, 2011)
1
B. Rumusan Maslah
Dengan menimbang latar belakang penelitian yang telah penulis kemukakan, maka
penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang di maksud dengan sistem saraf
2. Bagaimana cara kerja sistem saraf
3. Apa-apa saja yang terdapat di dalam sistem saraf
4. Bagaimna sistem saraf yang terjadi pada hewan
C. Manfaat
Manfaat akan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana materi
tentang, bunga serta untuk memahami apa-apa saja yang di terapkan dalam materi-materi
tersebut.
D. Tujuan
Yang menjadi tujuan dalam pembutan makaah ini adalah:
1. Untuk mendapatkan jawaban dari rumusan
2. untuk mendapatkan pengetahuan dari materi tersebut
Jumiani Ndruru
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang
bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas
serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang
memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.
Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh
penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan
kelenjar
Fungsi saraf
Fungsi saraf adalah sebagai berikut :
a) Menerima rangsangan (oleh indera)
b) Meneruskan impuls saraf ke sistem saraf pusat (oleh saraf sensorik)
c) Mengolah rangsangan untuk menentukan tanggapan (oleh sistem saraf pusat)
d) Meneruskan rangsangan dari sistem saraf pusat ke efektor (oleh saraf motorik).
Jumiani Ndruru
Sel Saraf
Neuron
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung
membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun
dari badan sel, dendrit, dan akson. (Fajri, 2013)
4
Badan Sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk
menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf
terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan
nisel. Badan nisel merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat transportasi sintesis
protein. (Fajri, 2013)
Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit
merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan
mengantarkan rangsangan ke badan sel. (Fajri, 2013)
Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan
perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang
disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang
Jumiani Ndruru
5
Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan
fungsinya, yaitu:
1. Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari
reseptor yaitu alat indera.
2. Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke
efektor yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima
dari otak dan sumsum tulang belakang. Perbedaan struktur dan fungsi dari ketiga
jenis sel saraf tersebut lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel
Perbedaan sel saraf sensorik, penghubung, dan motorik.
No Pembeda Sensorik Penghubung Motorik
Ukuran
1 Panjang Pendek Pendek
Dendrit
3. Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu
dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulang
belakang. Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf sensorik dan sel saraf
motorik.Saraf yang satu dengan saraf lainnya saling berhubungan. Hubungan antara
saraf tersebut disebut sinapsis. Sinapsis ini terletak antara dendrit dan neurit. Bentuk
sinapsis seperti benjolan dengan kantung-kantung yang berisi zat kimia seperti
asetilkolin (Ach) dan enzim kolinesterase. Zat-zat tersebut berperan dalam
mentransfer impuls pada sinapsis.
Jumiani Ndruru
6
Sinaps
Impuls
Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari
lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron. Impuls dapat juga dikatakan sebagai
serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf. Contoh rangsangan adalah
Jumiani Ndruru
sebagai berikut:
1. Perubahan dari dingin menjadi panas.
2. Perubahan dari tidak ada tekanan pada kulit menjadi ada tekanan.
3. Berbagai macam aroma yang tercium oleh hidung.
4. Suatu benda yang menarik perhatian.
5. Suara bising.
6. Rasa asam, manis, asin dan pahit pada makanan.
7
Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan
menyebabkan terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan tersebut
adalah sebagai berikut.
Gerak sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau
disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang
panjang. Bagannya adalah sebagai berikut.
Gerak refleks
Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls
yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang sangat singkat dan
tidak melewati otak. Bagannya sebagai berikut. Contoh gerak refleks adalah
sebagai berikut:
Terangkatnya kaki jika terinjak sesuatu.
Gerakan menutup kelopak mata dengan cepat jika ada benda asing yang masuk
ke mata.
Menutup hidung pada waktu mencium bau yang sangat busuk.
Gerakan tangan menangkap benda yang tiba-tiba terjatuh.
Gerakan tangan melepaskan benda yang bersuhu tinggi.
Contoh proses
Jumiani Ndruru
terjadinya gerak
refleks pada lutut.
8
Susunan Saraf Manusia
Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat merupakan pusat dari seluruh kendali dan regulasi pada
tubuh, baik gerakan sadar atau gerakan otonom. Dua organ utama yang menjadi
penggerak sistem saraf pusat adalah otak dan sumsum tulang belakang. Otak
manusia merupakan organ vital yang harus dilindungi oleh tulang tengkorak.
Sementara itu, sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang.
Otak dan sumsum tulang belakang sama-sama dilindungi oleh suatu membran yang
melindungi keduanya. Membran pelindung tersebut dinamakan meninges. Meninges
dari dalam keluar terdiri atas tiga bagian, yaitu piameter, arachnoid, dan durameter.
Piameter merupakan lapisan membran yang paling dalam. Lapisan ini berhubungan
langsung dengan otak atau sumsum tulang belakang. Pada piameter banyak
terkandung pembuluh darah. Arachnoid merupakan lapisan yang berada di antara
piameter dan durameter. Adapun durameter adalah lapisan membran yang paling luar.
Durameter berhubungan langsung dengan tulang. Pada daerah di antara piameter dan
arachnoid, terdapat rongga yang berisi cairan serebrospinal. Cairan ini berfungsi
melindungi otak atau sumsum tulang belakang dari goncangan dan benturan. (Fajri,
2013)
Selaput ini terdiri atas tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
a) Piamater. Merupakan selaput paling dalam yang menyelimuti sistem saraf pusat.
Lapisan ini banyak sekali mengandung pembuluh darah.
b) Arakhnoid. Lapisan ini berupa selaput tipis yang berada di antara piamater dan
duramater.
c) Duramater. Lapisan paling luar yang terhubung dengan tengkorak. Daerah di antara
piamater dan arakhnoid diisi oleh cairan yang disebut cairan serebrospinal. Dengan
adanya lapisan ini, otak akan lebih tahan terhadap goncangan dan benturan dengan
Jumiani Ndruru
kranium. Kadangkala seseorang mengalami infeksi pada lapisan meninges, baik pada
cairannya ataupun lapisannya yang disebut meningitis.
9
Sayatan membujur sistem
saraf pusat yaitu otak dan
sumsum tulang belakang.
Otak
Otak merupakan organ yang telah terspesialisasi sangat kompleks. Berat total
otak dewasa adalah sekitar 2% dari total berat badannya atau sekitar 1,4 kilogram
dan mempunyai sekitar 12 miliar neuron. Pengolahan informasi di otak dilakukan
10
pada bagian-bagian khusus sesuai dengan area penerjemahan neuron sensorik.
Permukaan otak tidak rata, tetapi berlekuk-lekuk sebagai pengembangan neuron yang
berada di dalamnya. Semakin berkembang otak seseorang, semakin banyak
lekukannya. Lekukan yang berarah ke dalam (lembah) disebut sulkus dan lekukan
yang berarah ke atas (gunungan) dinamakan girus. (Fajri, 2013)
Otak mendapatkan impuls dari sumsum tulang belakang dan 12 pasang saraf
kranial. Setiap saraf tersebut akan bermuara di bagian otak yang khusus. Otak
manusia dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak
belakang. Para ahli mempercayai bahwa dalam perkembangannya, otak vertebrata
terbagi menjadi tiga bagian yang mempunyai fungsi khas. Otak belakang berfungsi
dalam menjaga tingkah laku, otak tengah berfungsi dalam penglihatan, dan otak
depan berfungsi dalam penciuman (Campbell, 2006: 578)
otak kanan. Setiap belahan tersebut akan mengatur kerja organ tubuh yang berbeda.
(Fajri, 2013)
11
Otak kanan sangat berpengaruh terhadap kerja organ tubuh bagian kiri, serta
bekerja lebih aktif untuk pengerjaan masalah yang berkaitan dengan seni atau
kreativitas. Bagian otak kiri mempengaruhi kerja organ tubuh bagian kanan
serta bekerja aktif pada saat Anda berpikir logika dan penguasaan bahasa atau
komunikasi. Di antara bagian kiri dan kanan hemisfer otak, terdapat jembatan
jaringan saraf penghubung yang disebut dengan corpus callosum. Talamus
mengandung badan sel neuron yang melanjutkan informasi menuju otak besar.
Talamus memilih data menjadi beberapa kategori, misalnya semua sinyal
sentuhan dari tangan. Talamus juga dapat menekan suatu sinyal dan memperbesar
sinyal lainnya. Setelah itu talamus menghantarkan informasi menuju bagian otak
yang sesuai untuk diterjemahkan dan ditanggapi. (Fajri, 2013)
Hipotalamus mengontrol kelenjar hipofisis dan mengekspresikan
berbagai macam hormon. Hipotalamus juga dapat mengontrol suhu tubuh,
tekanan darah, rasa lapar, rasa haus, dan hasrat seksual. Hipotalamus juga dapat
disebut sebagai pusat kecanduan karena dapat dipengaruhi oleh obatobatan yang
menimbulkan kecanduan, seperti amphetamin dan kokain. Pada bagian lain
Jumiani Ndruru
hipotalamus, terdapat kumpulan sel neuron yang berfungsi sebagai jam biologis.
Jam biologis ini menjaga ritme tubuh harian, seperti siklus tidur dan bangun tidur.
Di bagian permukaan otak besar terdapat bagian yang disebut telensefalon serta
diensefalon. Pada bagian diensefalon, terdapat banyak sumber kelenjar yang
menyekresikan hormon, seperti hipotalamus dan kelenjar pituitari (hipofisis). Bagian
telensefalon merupakan bagian luar yang mudah kita amati dari model torso. (Fajri,
2013)
12
Beberapa bagian dari hemisfer mempunyai tugas yang berbeda terhadap
informasi yang masuk. Bagian-bagian tersebut adalah sebagai berikut.
a. Temporal, berperan dalam mengolah informasi suara.
b. Oksipital, berhubungan dengan pengolahan impuls cahaya dari penglihatan.
c. Parietal, merupakan pusat pengaturan impuls dari kulit serta berhubungan dengan
pengenalan posisi tubuh.
d. Frontal, merupakan bagian yang penting dalam proses ingatan dan perencanaan
kegiatan manusia.
Otak tengah
Otak tengah merupakan bagian terkecil otak yang berfungsi dalam
Jumiani Ndruru
sinkronisasi pergerakan kecil, pusat relaksasi dan motorik, serta pusat pengaturan
refleks pupil pada mata. Otak tengah terletak di permukaan bawah otak besar
(cerebrum). Pada otak tengah terdapat lobus opticus yang berfungsi sebagai pengatur
gerak bola mata. Pada bagian otak tengah, banyak diproduksi neurotransmitter yang
mengontrol pergerakan lembut. Jika terjadi kerusakan pada bagian ini, orang akan
mengalami penyakit parkinson. Sebagai pusat relaksasi, bagian otak tengah banyak
menghasilkan neurotransmitter dopamin. (Fajri, 2013)
13
Otak belakang
Otak belakang tersusun atas otak kecil (cerebellum), medula oblongata, dan
pons varoli. Otak kecil berperan dalam keseimbangan tubuh dan koordinasi
gerakan otot. Otak kecil akan mengintegrasikan impuls saraf yang diterima dari
sistem gerak sehingga berperan penting dalam menjaga keseimbangan tubuh pada
saat beraktivitas. Kerja otak kecil berhubungan dengan sistem keseimbangan
lainnya, seperti proprioreseptor dan saluran keseimbangan di telinga yang
menjaga keseimbangan posisi tubuh. Informasi dari otot bagian kiri dan bagian kanan
tubuh yang diolah di bagian otak besar akan diterima oleh otak kecil melalui
jaringan saraf yang disebut pons varoli. Di bagian otak kecil terdapat saluran yang
menghubungkan antara otak dengan sumsum tulang belakang yang dinamakan
medula oblongata. Medula oblongata berperan pula dalam mengatur pernapasan,
denyut jantung, pelebaran dan penyempitan pembuluh darah, gerak menelan, dan
batuk. Batas antara medula oblongata dan sumsum tulang belakang tidak jelas. Oleh
karena itu, medula oblongata sering disebut sebagai sumsum lanjutan. (Fajri, 2013)
Jumiani Ndruru
Pons varoli dan medula oblongata, selain berperan sebagai pengatur sistem
sirkulasi, kecepatan detak jantung, dan pencernaan, juga berperan dalam
pengaturan pernapasan. Bahkan, jika otak besar dan otak kecil seseorang rusak,
ia masih dapat hidup karena detak jantung dan pernapasannya yang masih normal.
Hal tersebut dikarenakan fungsi medula oblongata yang masih baik. Peristiwa ini
umum terjadi pada seseorang yang mengalami koma yang berkepanjangan. Bersama
otak tengah, pons varoli dan medula oblongata membentuk unit fungsional yang
14
disebut batang otak (brainstem). (Fajri, 2013)
Sayatan
melintang
sumsum tulang
yang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Sumsum tulang belakang atau
biasa disebut medulla spinalis ini, merupakan kumpulan sistem saraf dari dan ke
otak. Secara rinci, ruas- ruas tulang belakang yang melindungi sumsum tulang
belakang ini adalah sebagai berikut: Sumsum tulang belakang terdiri dari 31 pasang
saraf spinalis yang terdiri dari 7 pasang dari segmen servikal, 12 pasang dari
segmen thorakal, 5 pasang dari segmen lumbalis, 5 pasang dari segmen sacralis dan
1 pasang dari segmen koxigeus. (Fajri, 2013)
15
Vertebra Servikalis (ruas tulang leher) yang berjumlah 7 buah dan membentuk daerah
tengkuk.
Vertebra Torakalis (ruas tulang punggung) yang berjumlah 12 buah dan membentuk
bagian belakang torax atau dada.
Vertebra Lumbalis (ruas tulang pinggang) yang berjumlah 5 buah dan membentuk
daerah lumbal atau pinggang.
Vertebra Sakralis (ruas tulang kelangkang) yang berjumlah 5 buah dan membentuk os
sakrum (tulang kelangkang).
Vertebra koksigeus (ruas tulang tungging) yang berjumlah 4 buah dan membentuk
tulang koksigeus (tulang tungging)
Susunan saraf tepi terdiri atas serabut saraf otak dan serabut saraf sumsum
tulang belakang (spinal). Serabut saraf sumsum dari otak, keluar dari otak sedangkan
serabut saraf sumsum tulang belakang keluar dari sela-sela ruas tulang belakang. Tiap
pasang serabut saraf otak akan menuju ke alat tubuh atau otot, misalnya ke hidung,
mata, telinga, dan sebagainya. Sistem saraf tepi terdiri atas serabut saraf sensorik dan
motorik yang membawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf pusat. Sistem
saraf tepi dibagi menjadi dua, berdasarkan cara kerjanya, yaitu sebagai berikut.
16
Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar bekerja atas dasar kesadaran dan kemauan kita. Ketika
Anda makan, menulis, berbicara, maka saraf inilah yang mengkoordinirnya. Saraf ini
mene-ruskan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, dan meneruskan impuls dari
sistem saraf pusat ke semua otot kerangka tubuh. Sistem saraf sadar terdiri atas 12
pasang saraf kranial, yang keluar dari otak dan 31 pasang saraf spinal yang keluar
dari sumsum tulang belakang 31 pasang saraf spinal terlihat pada Gambar 8.8. Saraf-
saraf spinal tersebut terdiri atas gabungan saraf sensorik dan motorik. Dua belas
pasang saraf kranial tersebut, antara lain sebagai berikut.
a) Saraf olfaktori, saraf optik, dan saraf auditori. Saraf-saraf ini merupakan saraf
sensori.
b) Saraf okulomotori, troklear, abdusen, spinal, hipoglosal. Kelima saraf tersebut
merupakan saraf motorik.
c) Saraf trigeminal, fasial, glossofaringeal, dan vagus. Keempat saraf tersebut
merupakan saraf gabungan dari saraf sensorik dan motorik. Agar lebih memahami
tentang jenis-jenis saraf kranial.
Jumiani Ndruru
17
contoh yang telah diambil, antara lain mempercepat denyut jantung, melebarkan pupil
mata, dan menghambat kerja saluran pencernaan.Sistem saraf otonom ini dibedakan
menjadi dua. (Fajri, 2013)
18
C. Sistem Koordinasi/Sisitem Saraf Pada Hewan
Sistem Koordinasi merupakan sistem saraf (pengaturan tubuh) berupa
penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah
untuk memberi tanggapan rangsangan atau sistem yang mengatur kerja semua sistem
organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi pada hewan meliputi sistem
saraf beserta indera dan sistem endokrin(hormon). Sistem saraf merupakan sistem
yang khas bagi hewan, karena sistem saraf ini tidak dimiliki oleh tumbuhan. Sistem
saraf yang dimiliki oleh hewan berbeda-beda, semakin tinggi tingkatan hewan
semakin komplek sistem sarafnya. Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf
yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistem ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem
saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai
(berurutan) antara reseptor dan efektor. (Fajri, 2013)
bertulang menulang yaitu saku olfaktoris pada moncong dengan sel-sel yang sensitif
terhadap substansi yang larut dalam air, kuncup perasa di sekitar mulut. Mata lebar
mungkin hanya jelas untuk melihat dekat, tetapi dapat digunakan untuk mendeteksi
benda-benda yang bergerak diatas permukaan air atau di darat didekatnya.
Telingadalam dengan 3 saluran semisirkular, dan sebuah otolit untuk keseimbangan.
Ikan tidak mempunyai telinga tengah jadi tidak ada gendang telinga. Oleh sebab itu,
vibrasi atau suara diterima dan diteruskan melalui kepala atau tubuh. Garis lateral
tubuh mempunyai perluasan di daerah kepala dan berguna untuk mendeteksi
19
perubahan tekanan arus air (seperti menghindar dari batu-batuan). Garis lateral itu
diinervasi oleh saraf kranial ke X (N. vagus),oleh sebab itu beberapa ahli berpendapat
bahwa telinga tengah pada vertebrata air berasal sama seperti garis lateral. (Fajri,
2013)
20
hipofisis. Terdapat 12 pasang syaraf kranial. Pasangan-pasangan syaraf spinal menuju
ke somit-somit tubuh. Pada lidah terdapat kuncup-kuncup perasa, dan terdapat organ
pembau pada rungga hidung. Mata dengan kelenjar air mata. Telinganya seperti
telinga vertebrata rendah. Saluran auditori eksternal tertutup kulit, dengan membran
tympani. Telinga dalam dengan tiga saluran semi sirkular untuk mendengar. Dari
ruang tympani ada saluran eustachius dan bermuara dalam faring di belakang hidung
dalam. (Fajri, 2013)
21
Sistem saraf pada burung
22
Gambar Sistem Koordinasi Amuba
23
Gambar Sistem Koordinasi bintang laut
24
Sistem saraf pada arthropoda mempunyai struktur bilateral seperti pada cacing
tanah, dan Mollusca primitif. Perkembangan yang kompleks pada otak arthropoda
sangat berbeda dari spesies ke spesies tapimpada dasarnya mempunyai tiga bagian
yaitu protoserebrum, deuteroserebrum dan tritoserebrum. Pada arthropoda otak
merupakan stasiun relay sensorik dan mempunyai pengaruh untuk mengontrol ganglia
segmental yang lebih rendah seperti pada toraks dan abdomen. Ganglia segmental
pada hewan ini merupakan pusat refleks lokal. Laba-laba mempunyai ganglion-
ganglion ventral bersatu dengan ganglion dorsal, dan membentuk sebuah massa saraf
yang ditembus oleh esofagus dan mengeluarkan banyak cabang. Ganglion dorsal itu
sering disebut otak. Alat perasa yang pokok berupa 8 buah mata sederhana. Pada
udang terdapat otak disebuah dorsal, dengan dua buah penghubung sirkumesofageal
dan sebuah rantai ganglion-ganglion di sebelah ventral. Ganglion ventral pertama
besar berhubungan dengan beberapa persatuan ganglion. Saraf bercabang dari otak
dan korda ventral. (Fajri, 2013)
Perasa sentuhan dan perasa kimia (pembau dan peraba) pada hewan ini sangat
kuat, dan organ-organnya terdapat pada alat-alat tambahan anterior. Ada 2 buah mata
majemuk yang tersususn dari banyak unit optik yang disebut ommatidium. Tiap mata
majemuk itu terdapat pada sebuah tangkai. Organ keseimbangan, statokis, terdapat
pada dasar antenul-antenul. Belalang mempunyai sebuah otak dorsal atau juga disebut
ganglion serebral yang bilobus. Otak dorsal itu disatukan dengan korda ventral oleh
dua penghubung sikumesofageal. Dalam korda ventral terdapat 3 buah ganglion
toraksis dan 5 buah ganglion abdominalis. Cabang-cabang saraf keluar dari sistem
saraf sentral. (Fajri, 2013)
Antena dan palpus mungkin mengandung alat-alat (akhir saraf) untuk
meraba,merasa, dan membau sesuatu. Sebuah membrana tympani terdapat pada
permukaan segmen abdomen pertama. Membrana tympani itu terlibat atau terbawa
Jumiani Ndruru
serta dalam mendeteksi suara. Pada sayap dan kaki belalang sering terdapat alat-alat
untuk membuat suara. Belalang mempunyai 2 buah mata majemuk yang besar-besar,
terdiri dari ommatidia. Di samping itu ada 3 oselli atau 3 buah mata sederhana. (Fajri,
2013)
25
Ganglion supraesofageal itu dihubungkan dengan ganglion subesofageal oleh 2 buah
saraf sirkumesofageal. Dari ganglion subesofageal itu mengalir ke belakang sebatang
saraf ventral. Dalam setiap metamer atau segmen batang saraf ventral itu membuat
tonjolan sebagai segmen ganglion. Batang saraf ventral bercabang-cabang lateral.
Palpus dan tentakel pada hewan ini merupakan indera yang menerima saraf dari
ganglion supraesofageal. Terdapat mata sederhana sebanyak 4 buah. Mata sederhana
itu terdiri dari kornea, lensa, dan retina sehingga analog dengan mata pada vertebrata.
(Fajri, 2013)
Pada cacing tanah sudah mempunyai perkembangan sistem saraf yang lebih
maju yaitu telah terbentuknya ganglia yang segmental sepanjang tubuhnya. Ganglion
supraoesofagus yang disebut juga otak fungsinya masih tetap sebagai sebuah stasiun
relay sensoris dari reseptor yang peka terhadap cahaya, sentuhan, dan zat kimia pada
permukaan tubuh disekitarnya (bagian muka). Hewan ini mempunyai ganglion pada
tiap ruas tubuhnya. Ganglia segmental tersebut dihubungkan dengan tali saraf ventral.
Tiap ganglion mempunyai fungsi sebagai pusat yang menerima impuls dari saraf
26
sensorik dari reseptor kulit yang ada disekitarnya. Selain itu terdapat serabut saraf
berukuran besar yang menyebabkan otot longitudinal pada semua ruas berkontraksi
bersama-sama. (Fajri, 2013)
sel-sel peraba. Dalam lapisan epidermis kepala dan kaki terdapat pula struktur peraba.
Pada gastropoda, serebral atau ganglion suboeofagus mempunyai peran untuk
mengontrol ganglia yang lebih bawah. Aktifitas refleks atau gerakan pada hewan ini
dikontrol oleh aktifitas 4 pasang ganglion yaitu ganglia serebral, pedal, pleural, dan
viseral. (Fajri, 2013)
Pada Cephalopoda (cumu-cumi, gurita) terdapat otak yang kompleks karena
adanya penggabungan berbagai ganglia yang letaknya mengelilingi oesofagus. Karena
itu otaknya mempunyai bagian supraoesofagus dan suboesofagus. Pada bagian
27
suboesofagus terdapat pusat pernafasan untuk inspirasi dan ekspirasi. Selain itu
terdapat pula bagian yang termasuk ganglia pedal dan branchial yang mengontrol
lengan dan tentakel. Sedangkan bagian otak supraoesofagus berisi pusat motorik,
pusat sensorik utama yang berupa lobus untuk pembau, dan kompleks dorsal vertikal.
(Fajri, 2013)
28
Jumiani Ndruru
29
Jumiani Ndruru
30
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem Koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ
agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima rangsangan,
mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menaggapi rangsangan tadi. Setiap
rangsangan-rangsanga yang kita terima melalui indera kita, akan diolah di otak. Kemudian
otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan. Setiap aktivitas yang
terjadi di dalam tubuh, baik yang sederhana maupun yang kompleks merupakan hasil
koordinasi yang rumit dan sistematis dari beberapa sistem dalam tubuh.
Sistem Koordinasi pada hewan meliputi sistem saraf beserta indera dan sistem
endokrin(hormon). Sistem saraf merupakan sistem yang khas bagi hewan, karena sistem saraf
ini tidak dimiliki oleh tumbuhan. Sistem saraf yang dimiliki oleh hewan berbeda-beda,
semakin tinggi tingkatan hewan semakin komplek sistem sarafnya.
B. Saran
Demikian makalah ini kami susun. Dan penyusun mengucapkan banyak terima kasih
atas pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, sehingga kami dapat
menyelesaikannya.
Kami merasa cukup sekian kata penutup yang disampaikan. “Tak ada gading yang tak
retak”. Dalam makalah ini penyusun merasa masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saran
dan kritik yang dapat membangun perbaikan makalah ini sedikit banyak kami ucapkan terima
kasih.
Jumiani Ndruru
31
DAFTAR PUSTAKA
32