Anda di halaman 1dari 3

Pembagian Warisan Suku Bugis

Bila mereka melakukan pembagian harta warisan kepada ahli waris anak laki-laki dan anak
perempuan, pembagiannya dilakukan berdasarkan pembagian yang sama jumlahnya, yaitu
bagian harta warisan seorang anak laki-laki sam dengan harta warisan seorang anak
perempuan (sama wae asanna manae atau 1:1). Namun, setelah mereka memeluk agama
islam, pembagian harta warisan berubah mengikuti hukum warisan islam, yaitu bagian
seorang anak laki-laki sama dengan bagian 2 anak perempuan ( 2:1). Pembagian harta
warisan ini, tertuang dalam ungkapan suku Bugis “majjujung makkunraie mallempa
aroanae”.

Pembagian Warisan Suku Minangkabau

Pewarisan harta di Minangkabau dalam perspektif kompilasi hukum islam. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa antara pewarisan harta dalam adat Minangkabau dan kompilasi
hukum islam terdapat beberapa persamaan dan perbedaan. Persamannya terdapat pada
konsep pewarisan harta pusaka rendah, yaitu bahwa pusaka rendah termasuk harta warisan
dalam kompilasi hukum islam karena ia dimiliki secara Milk al-Raqabah, persamaan
selanjutnya pada pewarisan dengan sistem kolektif, hal ini terdapat dalam kompilasi hukum
islam pasal 183 dan pasal 189, dan terakhir adalah permasalahan hibah, dimana hibah yang
terdapat dalam adat Minangkabau sejatinya adalah hibah yang terdapat dalam hukum islam
(fiqh). Sedangkan perbedaannya pendapat pada harta pusaka tinggi, yang mana pusaka tinggi
tidak bisa digolongkan kepada harta warisan. Jadi bisa disimpulkan bahwa sistem pewarisan
harta dalam adat Minangkabau tidak bertentangan dengan hukum islam.

Pembagian Warisan Suku Bali

Didalam hukum waris islam ada 3 hal yang menghalangi seseorang mewaris, yaitu yang
membunuh pewaris, yang berbeda agama dengan waris dan karena perbudakan. Hukum
waris islam mengatur bahwa, seorang ahli waris yang masuk islam, tidak mewaris kepada
orang tuanya yang berlainan agama dengannya. Yang dimaksud berlainan agama adalah
berbedanya agama yang dianut antara pewaris dengan ahli waris, seorang muslim tidaklah
mewaris dari yang bukan muslim, begitu pula sebaliknya seorang yang bukan muslim
tidaklah mewaris dari seorang muslim. Dalam hal hukum adat Bali tidak mempermasalahkan
agama terhadap pihak yang mewaris, maka anda dapat meminta untuk dinyatakan sebagai
ahli waris. Tetepi, jika kemudian didalam hukum adat Bali juga ternyata melarang seorang
ahli waris berbeda agama dengan agama pewaris, maka secara hukum adat tentunya anda
terjanggal. Jika hal ini terjadi, maka pilihan lainnya adalah melakukan penyelesaian dengan
cara kekeluargaan.
Pembagian Warisan Suku Batak

Masyarakat Batak yang menganut sistim kekeluargaan yang Patrilineal yaitu garis keturunan
ditarik dari ayah. Hal ini terlihat dari marga yang dipakai oleh orang Batak yang turun dari
marga ayahnya. Dalam pembagian warisan orang tua. Yang mendapatkan warisan adalah
anak laki – laki sedangkan anak perempuan mendapatkan bagian dari orang tua suaminya
atau dengan kata lain pihak perempuan mendapatkan warisan dengan cara hibah.

Pembagian harta warisan untuk anak laki – laki juga tidak sembarangan, karena pembagian
warisan tersebut ada kekhususan yaitu anak laki – laki yang paling kecil atau dalam bahasa
batak nya disebut Siampudan. Dan dia mendapatkan warisan yang khusus. Dalam sistem
kekerabatan Batak Parmalim, pembagian harta warisan tertuju pada pihak perempuan. Dalam
masyarakat Batak non-parmalim (yang sudah bercampur dengan budaya dari luar), hal itu
juga dimungkinkan terjadi. Meskipun besaran harta warisan yang diberikan kepada anak
perempuan sangat bergantung pada situasi, daerah, pelaku, doktrin agama dianut dalam
keluarga serta kepentingan keluarga. Dalam Ruhut-ruhut ni adat Batak (Peraturan Adat batak)
jelas di sana diberikan pembagian warisan bagi perempuan yaitu, dalam hal pembagian harta
warisan bahwa anak perempuan hanya memperoleh: Tanah (Hauma pauseang), Nasi Siang
(Indahan Arian), warisan dari Kakek (Dondon Tua), tanah sekadar (Hauma Punsu Tali).
Dalam adat Batak yang masih terkesan Kuno, peraturan adat – istiadatnya lebih terkesan ketat
dan lebih tegas, itu ditunjukkan dalam pewarisan, anak perempuan tidak mendapatkan
apapun.

Dan yang paling banyak dalam mendapat warisan adalah anak Bungsu atau
disebut Siapudan. Yaitu berupa Tanak Pusaka, Rumah Induk atau Rumah peninggalan Orang
tua dan harta yang lain nya dibagi rata oleh semua anak laki – laki nya.

Pembagian Warisan Suku Dayak

Dalam suku dayak anak laki-laki memiliki kedudukan yang sama dengan anak perempuan,
maka mereka mendapat jumlah warisan yang sama. Jika merasa perlu harta, tanah dan kebun
dapat dibagi terlebih dulu dihadapan Usbah Pulau. Dalam kaitannya pembagian warisan suku
dayak sangat menjunjung tinggi keadilan. Sistem pewarisan yang dianut oleh masyarakat
Adat Dayak Kanayatn adalah sistem pewarisan individual dan kolektif Sedangkan cara
pembagian harta warisan dalam masyarakat Adat Dayak Kanayatn dilakukan dengan cara
kekeluargaan dan musyawarah. Di claim masyarakat Adat Dayak Kanayatn, pemberian orang
tua kepada anaknya memungkinkan anak lebih banyak diberikan :kepada anak pangkalatn,
yaitu anak yang menjamin, memelihara, dan mengurus orang tuanya sampai si pewaris
meninggal. Tidal( membedakan apakah ia adalah anak suhmg, anak tengah, maupun anak
bungsu, asalkan ia disebut sebagai anak pangualatan maka akan memperoleh bagian warisan
yang lebih besar. Apabila terjadi sengketa warisan, maka cara penyelesaian pertama kali yang
ditempuh adalah secara kekeluargaan. Apabila belurn dapat diselesaikan, maka upaya
selanjutnya adalah dengan menyelesaikan sengketa tersebut melalui musyawarah adat.
Namun jika masih belurn ada penyelesaiant.sengketa warisan, maka sengketa warisan
tersebut akan diajulcan ke Pengadilan Negeri. Pengadilan Negeri inilah yang merupakan
penyelesaian tahap akhir dalam sengketa warisan yang tidak dapat diselesaikan secara
kekeluargaan antar para ahli waris dan oleh fungsionaris adat desa. Metode penulisan ini
menggunakan metode penelitian yuridis empiris dan bersifat deskriptif analistis dimana
menggambarkan, memaparkan, dan mengungkapkan sistem hukum adat setempat. 

Anda mungkin juga menyukai