Anda di halaman 1dari 17

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................i
BAB I.............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar belakang.................................................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................................................1
BAB II............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.............................................................................................................................2
2.1 Biomassa Pada Industri Kimia........................................................................................2
2.2 Bioteknologi dalam industri Kimia.................................................................................4
BAB III...........................................................................................................................................9
KESIMPULAN..............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................10

i
ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Menipisnya cadangan bahan bakar fosil dan meningkatnya populasi manusia


sangat kontradiktif dengan kebutuhan energi bagi kelangsungan hidup manusia beserta
aktivitas ekonomi dan sosialnya.
Biomassa merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang jumlahnya
melimpah dan dapat diolah sebagai bahan bakar padat atau diubah ke dalam bentuk
cair atau gas. Potensi bioenergi yang berasal dari limbah biomassa di Indonesia
diperkirakan mencapai 49,810 MW. Berdasarkan data yang ada, pemanfaatan
biomassa hingga saat ini baru mencapai 1,618 MW atau sekitar 3,25% dari potensi
yang ada
Minimnya pemanfaatan Biomassa dan Biotek pada industri kimia di indonesia di
karenakan kurangnya pemahaman masyarakat terkait hal tersebut. Di bawah ini akan
kami sajikan pengetahuan dan beberapa potensi biomassa dan biotek pada industri
kimia yang dapat kita manfaatkan dan di terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui tentang Biomassa dan Bioteknologi pada Industri Kimia ?

2. Untuk mengetahui kegunaan Bioteknologi pada Industri Kimia ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Biomassa Pada Industri Kimia

A. Pengertian Biomassa
Biomassa merupakan sebuah istilah untuk semua bahan organik yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan, termasuk limbah tanaman budidaya, algae dan juga sampah
organik. Biomassa dapat dibedakan dalam tiga kelompok besar, yaitu biomassa kayu,
biomassa bukan kayu, dan biomassa sekunder. Energy Europe Insitute membagi
biomassa ke dalam empat kategori yaitu: (i) limbah pertanian, (ii) limbah kehutanan,
(iii) tanaman kebun energi, dan (iv) limbah organik.

2
B. Komposisi Biomassa
Biomassa merupakan campuran kompleks material organik seperti karbohidrat,
lemak, dan protein, serta dengan mineral dalam jumlah yang sedikit seperti natrium,
fosfor, kalsium, dan besi. Senyawa utama biomassa adalah: selulosa, hemi-selulosa,
dan lignin :
1. Selulosa Selulosa merupakan senyawa organik yang paling umum dijumpai di
alam. Kandungan selulosa di dalam biomassa sampai 90%, misalnya dalam kapas, dan
sampai sekitar 33% dalam sebagian besar tanaman lain. Rumus umum selulosa adalah
C6H10O5)n dengan panjang polimer, n,sampai 10.000, dengan unit utama molekul
glukosa. Selulosa di dalam kayu merupakan komponen utama dengan kadar sekitar
40-44% kering berat. Selulosa adalah penghasil tar selama pirolisisbiomassa.
2. Hemi-selulosa Hemi-selulosa adalah polimer dari senyawa gula dengan lima
atom C. Hemi-selulosa menempati fraksi biomassa pada rentang 1535%. Di dalam
proses pirolisis, hemi-selulosa mengalami degrasi paling awal dibandingkan terhadap
selulosa dan lignin. Hidrolisis hemiselulosa (perebusan sampai temperatur 200oC)
dapat menghasilkan: gula C5 (arabinosa dll), dan furfural (pelarut dan bahan baku
industri).
3. Lignin Lignin merupakan makromolekul senyawa dasar fenolik yang
merupakan senyawa pengikat dalam struktur biomassa. Salah satu kegunaan lignin
adalah ligno-sulfonat, sebuah jenis surface active agent yang mungkin dapat
dimanfaatkan dalam kestabilan lumpur pengeboran. Penelitian terhadap molekul dasar
lignin sedang marak akhir-akhir ini. Lignin tahan pengaruh termal, jadi degrasi lignin
terjadi pada akhir proses pirolisis (350-500oC). Degradasi lignin dapat menghasilkan
senyawa fenolik yang berbahaya bagi kesehatan, dan komponen tar yang terbawa gas
hasil gasifikasi. Tar dan senyawa fenolik dapat mengalami depolimerisasi ketika
kontak dengan udara, yang membentuk deposit dalam saluran gas. Penelitian
gasifikasi tidak terlepas dari upaya penyisihan tar dari gas hasil; atau pengurangan
seminimum mungkin terbentuk di dalam proses gasifikasi agar tidak terbawa gas hasil.

C. Konfersi Termokimia dan Biokimia biomassa


1. Biobriket
Briket adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengkonversi sumber energi
biomassa menjadi bentuk biomassa lain dengan cara dimampatkan sehingga
bentuknya menjadi lebih teratur. Briket yang terkenal adalah briket batubara namun
tidak hanya batubara saja yang biasa dibikin briket, biomassa lain seperti serbuk
gergaji, serbuk kayu, dan limbah-limbah biomassa yang lainnya (Anonim, 2009).
2. Gasifikasi
Gasifikasi adalah suatu proses konversi untuk merubah material baik cair maupun
gas dengan menggunakan temperatur tinggi (Rohman, 2009).

3
Proses gasifikasi menghasilkan produk bahan bakar cair yang bersih dan efisien
dari pada pembakaran secara langsung, yaitu hidrogen dan karbon monoksida. Gas
hasil dapat di bakar secara langsung pada internal combustion engine atau reaktor
pembakaran. Melalui proses Fische-Tropsch gas hasil gasifikasi dapat di ekstrak
menjadi methanol (Pambudi, 2008).
Menurut Sulaiman (2009) gasifikasi merupakan salah satu alternatif dalam rangka
program penghematan dan diversifikasi energi. Selain itu gasifikasi akan membantu
mengatasi masalah penanganan dan pemanfaatan limbah dari hasil kayu.
Menurut Rohman (2009) proses gasifikasi untuk material berkayu tidak mungkin
dilakukan secara langsung, karena ukuran partikel yang terlalu besar atau terlalu
berlainan, kandungan air dan kandungan kotoran-kotoran. Oleh karena itu biomassa
berkayu memerlukan perlakuan pendahuluan dan transformasi menjadi bahan baku
yang tepat untuk proses gasifikasi dan proses yang lebih lanjut, dimana bahan baku
tersebut biasa berupa serpihan kayu, serbuk kayu atau dalam bentuk pellet. Hal ini
sesuai dengan yang dikemukakan oleh Weir (2008).
Kelebihan gasifikasi adalah gas lebih mudah dinyalakan, menimbulkan emisi
lebih sedikit, nyala lebih mudah dikontrol dan untuk kebutuhan panas dan pow
er/tenaga (Pang,2008).
3. Pirolisa
Pirolisa atau biasa disebut thermolisis adalah proses dekomposisi kimia dengan
menggunakan pemanasan tanpa kehadiran oksigen. Proses ini sebenarnya bagian dari
proses karbonisasi yaitu proses untuk memperoleh karbon atau arang, tetapi sebagian
menyebut pada proses pirolisa merupakan high temperature carbonization (HTC),
lebih dari 500oC (Pambudi, 2008). Proses pirolisis menghasilkan produk berupa bahan
bakar padat yaitu karbon, cairan berupa campuran tar dan beberapa zat lainnya.
Produk lain adalah gas berupa karbon dioksida (CO2), metana (CH4) dan lain-lain.

4. Liquification
Liquification merupakan proses perubahan wujud dari gas ke cairan dengan proses
kondensasi, biasanya melalui pendinginan, atau perubahan dari padat ke cairan dengan
peleburan, pemanasan atau penggilingan dan pencampuran dengan cairan lain untuk
memutuskan ikatan. Pada bidang energi liquification terjadi pada batubara dan gas
menjadi bentuk cairan untuk menghemat transportasi dan memudahkan dalam
pemanfaatan (Anonim, 2009).
5. Biokimia
Pemanfaatan energi biomassa yang lain adalah dengan cara proses biokimia.
Contoh proses yang termasuk ke dalam proses biokimia adalah hidrolis, fermentasi
dan anaerobic digestion. An-aerobic digestion adalah penguraian bahan organik atau
4
selulosa menjadi CH4 dan gas lain melalui proses biokimia (Anonim, 2009).
Selain anaerobic digestion, proses pembuatan etanol dari biomassa tergolong dalam
konversi biokimiawi. Biomassa yang kaya dengan karbohidrat atau glukosa dapat
difermentasi sehingga terurai menjadi etanol dan CO2. Akan tetapi, karbohidrat harus
mengalami penguraian (hidrolisa) terlebih dahulu menjadi glukosa. Etanol hasil
fermentasi pada umumnya mempunyai kadar air yang tinggi dan tidak sesuai untuk
pemanfaatannya sebagai bahan bakar pengganti bensin. Etanol ini harus didestilasi
sedemikian rupa mencapai kadar etanol diatas 99,5%.
6. Karbonisasi
Karbonisasi merupakan suatu proses untuk mengkonversi bahan orgranik menjadi
arang . pada proses karbonisasi akan melepaskan zat yang mudah terbakar seperti CO,
CH4, H2, formaldehid, methana, formik dan acetil acid serta zat yang tidak terbakar
seperti CO2, H2O dan tar cair. Gas-gas yang dilepaskan pada proses ini mempunyai
nilai kalor yang tinggi dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan kalor pada
proses karbonisasi (Pambudi, 2008).

2.2 Bioteknologi dalam industri Kimia

A. Definisi Bioteknologi

Kata bioteknologi merupakan singkatan dari teknologi biologi yang


digunakan pada pertengahan tahun 1970, yang kemudian menjadi rekayasa bio.
Bioteknologi adalah peranan biologi, baik yang lama maupun yang baru, dengan
perkataan lain pemakaian makhluk hidup atau komponennnya untuk menghasilkan
barang dan jasa. (Apeldoorn,1993)

Bioteknologi didefinisikan sebagai penerapan ilmu hayati untuk sintesis


kimia. Unit ini membahas perannya yang semakin penting dalam produksi langsung
bahan kimia khusus melalui fermentasi, seperti asam sitrat, asam laktat, propana-
1,3-diol dan beberapa asam amino.

B. Kegunaan Bioteknologi
Kegunaan bioteknologi lainnya dibahas di tempat lain, misalnya produksi
biofuel (bioetanol dan biodiesel), produksi bahan baku dasar seperti sintesis gas
(karbon monoksida dan hidrogen) dari biomassa dan produksi polimer
biodegradable seperti poli (hidroksialkanoat).
C. Bahan kimia yang di hasilkan dari proses Fermentasi

5
Bahan kimia yang paling penting yang dihasilkan langsung oleh fermentasi
meliputi asam 2-hidroksipropana-1,2,3-tricarboxylic (asam sitrat), asam 2-
hidroksipropanoat (asam laktat), propana-1,3-diol dan asam amino, dan masing-
masing dibahas dalam unit ini.

D. Senyawa-Senyawa yang di peroleh dari biotek dalam industri kimia


 Asam Sitrat (Asam 3-Carboxy-3-hydroxypentanoat)

Produksi asam sitrat global tahunan sekitar 1,4 juta ton.

- Kegunaan
Penggunaan utama asam sitrat adalah di industri makanan sebagai pemberi rasa
asam dalam minuman ringan, sebagai penyedap rasa dan sebagai pengawet. Hal ini
sering terdaftar sebagai nomor E330. Asam sitrat juga digunakan dengan natrium
hidrogencarbonat dalam produk effervescent, baik untuk konsumsi (aspirin atau
antasida) dan untuk perawatan pribadi (garam mandi). Selain itu asam sitrat juga
digunakan dalam deterjen dan sabun untuk mengendalikan pH dan untuk mengkelat
ion logam dalam air sadah, yang memungkinkan deterjen menghasilkan lebih
banyak busa.
- Pembuatan
Cara produksi utama pembuatan asam sitrat adalah dengan menggunakan

6
jamur Aspergillus niger, yang tumbuh dalam larutan sukrosa atau glukosa. Asam
sitrat yang dihasilkan diendapkan dengan larutan kalsium hidroksida untuk
membentuk kalsium sitrat. Garam ini disaring dan asam diregenerasi dengan asam
sulfat.

 Asam Laktat (Asam 2-Hydroxypropanoat)

Setiap tahun, sekitar 275.000 ton asam laktat diproduksi secara global.

- Penggunaan

Penggunaan penting Asam laktat adalah pembuatan polimer biodegradable, poli


(asam laktat), PLA.

Penggunaan utama lain dari asam laktat adalah pada makanan dan minuman,
sebagai pengawet (anti oksidan) dan untuk mengatur pH.

7
Asam laktat dapat diesterifikasi dengan etanol untuk membentuk etil 2-
hidroksipropanoat (etil laktat) yang merupakan pelarut yang tidak beracun dan
dapat terurai. Pelarut ester laktat menggantikan zat beracun lebih banyak seperti
halogenalkana sebagai pelarut dalam tinta, cat, pembersih dan penghancur.

Meskipun asam laktat dapat dipolimerisasi secara langsung dalam reaksi


kondensasi, reaksinya dapat berbalik dan air yang dihasilkan cenderung
menghidrolisis rantai polimer. Sebagai gantinya, asam laktat dimerisasi terlebih
dahulu untuk membuat laktida siklik. Ini menghasilkan air yang dibuang.

Laktida kemudian dipolimerisasi menjadi PLA dengan reaksi polimerisasi


pembukaan cincin, dengan menggunakan timah (II) oktanoat sebagai katalis:

- Pembuatan
Asam laktat (asam 2-hidroksipropanoat) diproduksi dengan fermentasi gula dari
jagung (sirup jagung) dan gula tebu (tetes tebu) dengan menggunakan bakteri
lactobacillus.

 Propana-1,3-diol

Penggunaan propana-1,3-diol (PDO) yang sangat penting adalah pembuatan


poliester, polytrimethylene terephthalate (PTT). PTT dibentuk oleh reaksi
kondensasi antara PDO dan asam benzena-1,4-dikarboksilat (sering disebut asam

8
tereftalat). Katalis yang paling umum digunakan untuk reaksi adalah titanium
alkoksilat seperti tetrabutil titinate (IV).

PTT sangat mirip dengan polietilena tereftalat (PET) polietilen yang terkenal,
yang dihasilkan dari asam etana-1,2-diol dan benzena-1,4-dikarb

Namun, kelompok metilena ekstra di PTT memberi polimer tersebut menjadi


kaku dalam rantai dan karenanya berbeda dengan sifat PET. PTT memiliki sifat
peregangan-pemulihan yang bagus untuk PET dan juga mudah dicat . Hal ini
semakin sering digunakan dalam bentuk serat dalam tekstil, pakaian dan karpet,
namun juga dapat digunakan sebagai termoplastik di bagian mobil, sistem listrik
dan elektronik.Propana-1,3-diol juga digunakan dalam pembuatan kosmetik,
laminasi, perekat, cat dan tinta. Ini juga digunakan sebagai pengganti etana-1,2-diol
sebagai pendingin mesin dan sebagai pelarut.

- Pembuatan
Propane-1,3-diol dibuat dari jagung (jagung). Jagung dimasak, lalu digiling
untuk melepaskan pati. Pati dihidrolisis untuk menghasilkan glukosa. Ini
diumpankan ke Escherichia coli yang dimodifikasi secara genetik, yang
memfermentasi glukosa.

 Asam amino

Asam amino mengandung gugus fungsi amino dan karboksil. Rantai linier asam
amino adalah blok bangunan protein. Secara industri, asam amino digunakan dalam
tambahan makanan, pakan ternak dan obat-obatan.

9
Dengan pengecualian asam aminoetanoat (glisin), asam amino yang diproduksi
secara industri adalah kiral dan dua isomer (D dan L) memiliki sifat yang berbeda
dalam reaksi yang disebabkan secara biologis. Namun, sintesis kimia menghasilkan
jumlah ukuran D dan L yang ekuivalen dan langkah mahal tambahan diperlukan
untuk menghasilkan stereoisomer murni. Namun, rute bioteknologi memiliki
keuntungan besar menghasilkan asam amino aktif optik murni.

Asam amino diproduksi dari fermentasi gula dimana sejumlah kecil senyawa
yang mengandung nitrogen (misalnya amonia atau urea) telah ditambahkan. Mutan
Corynebacterium glutamicum atau E. coli yang dimodifikasi secara genetik
digunakan. Kedua asam yang dihasilkan pada skala terbesar adalah asam L-
glutamat dan L-lisin

- Asam L-Glutamat

Sekitar 1,7 juta ton asam L-glutamat diproduksi oleh fermentasi per tahun,
mayoritas diproduksi di Asia, dengan satu perusahaan di China memproduksi 33%
dari output dunia. Sebagian besar digunakan dalam bentuk garam, monosodium
glutamat (MSG) yang biasa digunakan sebagai penambah rasa, terutama pada
makanan olahan. Garam natrium digunakan bukan asam karena ini adalah ion
glutamat yang menghasilkan rasa dan garamnya lebih mudah larut dalam air
daripada asam induknya.

- L-Lysin

10
Produksi tahunan L-lysin sekitar 1 juta ton, dengan produksi China 35%. Ini
adalah asam amino esensial, yang berarti bahwa kebanyakan vertebrata tidak dapat
mensintesisnya. Seringkali kekurangan pakan ternak sehingga penggunaan L-lysin
yang utama adalah pada pakan ternak.

11
BAB III
KESIMPULAN

Biomassa merupakan sebuah istilah untuk semua bahan organik yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan, termasuk limbah tanaman budidaya, algae dan juga sampah
organik. Biomassa dapat dibedakan dalam tiga kelompok besar, yaitu biomassa kayu,
biomassa bukan kayu, dan biomassa sekunder. Energy Europe Insitute membagi
biomassa ke dalam empat kategori yaitu: (i) limbah pertanian, (ii) limbah kehutanan,
(iii) tanaman kebun energi, dan (iv) limbah organik.

Bioteknologi didefinisikan sebagai penerapan ilmu hayati untuk sintesis


kimia. Unit ini membahas perannya yang semakin penting dalam produksi langsung
bahan kimia khusus melalui fermentasi, seperti asam sitrat, asam laktat, propana-1,3-
diol dan beberapa asam amino.

12
Bioteknologi digunakan pada produksi biofuel (bioetanol dan biodiesel),
produksi bahan baku dasar seperti sintesis gas (karbon monoksida dan hidrogen) dari
biomassa dan produksi polimer biodegradable seperti poli (hidroksialkanoat).

13
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Biomassa SebagaiSumber Energi.http://wab.ipb.ac.id//- tepleta/


elearning/media/energi. InstitutPertanian Bogor. Bogor.

Apeldoorn, J.HF.Van,, 1993, Biotechnology: a Dutch Perspective, Delf University Press.

Pambudi, NA. 2008. Energi Alternatif itu Bernama Biomassa.file:///G: biomassa/energy


alternatif/bernama biomassaa/NetSains. Com.html.

Pang, S. 2008. Overview of Up-To-Date Progresses and Challenges in Biomass


Gasification. WoodTechnology Research Centre.Department of Chemical and
ProcessEngineering. University of Canterbury.New Zeland.

Pramadono,B.2007. Pemberdayaan Energi Alternatif Berbasis Biomassa Sebagai


Usaha Mengamankan  Pasokan Energi Nasional. Fakultas Teknik Kimia
Universitas Diponegoro.Semarang.

14
Rochman,R.2009.Biomass  To Liquid(kayu dan rerumputan). Majari Magazine.http:maj
ari magazine.com/  2009/02/biomasa-to-liquit-kayu-danrerumputan.

Sulaiman, S. 2009. Biomassa  Gasifikasi. Makalah Pelatihan Biomass Energi. Baristand


Industri Surabaya.  Surabaya.

Weir, P. 2008. Forestry & NZ’S Energy Future What will be Plantation Forests


Contribution under NZ’s Emmisions Trading Schreme?. Biomassa Gasification
Technology & Biomass Energy Workshop. Wood Technology Research
Centre. Department of Chemical and Process  Engineering. University of
Canterbury. New Zeland.

15

Anda mungkin juga menyukai