Disusun Oleh :
ZUHARNI
P07124319007
ASUHAN KEBIDANAN
PADA KELUARGA TN. TOMY PRANATA DENGAN IBU TIDAK BER-KB
DI RT 05 PEDUKUHAN DADAPANDESA TIMBULHARJO
KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL
Menyetujui,
Mengetahui,
I. PENGKAJIAN
DATA SUBJEKTIF
A. IDENTITAS KEPALA KELUARGA
Berdasarkan hasil pendataan, identifikasi kepala keluarga di keluarga Tn.
Tomy Pranata disajikan dalam semi tabel berikut ini :
Nama : Tn. Tomy Pranata
Umur : 28 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : D3
Pekerjaan : Fisioterapis
Alamat : Dadapan RT 05 Timbulharjo Sewon Bantul
No. Telp/HP :-
Dapat kita simpulkan bahwa menurut data di atas, kepala keluarga (Tn.
Tomy Pranata) masih termasuk dalam kelompok usia subur
B. ANGGOTA KELUARGA
Rincian anggota keluarga Bp. Tomy Pranata disajikan dalam tabel berikut
ini :
Nama Antropometri
L/ Umur Hubungan
No Anggota Lila TB BB Agama Pendidikan Pekerjaan
P (Th) Keluarga
Keluarga (Cm) (Cm) (Kg)
Tomy Kepala
1 L - 170 75 28 Th Islam Diploma 3 Fisioterapis
Pranata Keluarga
Ratri
2 Cahya P 24 154 44 28 Th Islam SMA IRT Ibu
Ningsih
Nandana
3 P - 75 9.6 13 Bl Islam - - Anak
Afnanditri
Tabel 1. Anggota Keluarga
C. KEADAAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA
1. Pekerjaan Pokok : Fisioterapis
2. Pekerjaan Sampingan : Tidak ada
3. Pendapatan : + Rp 2.500.000,-/ bl
4. Perincian Pengeluaran Per-Bulan
a. Kebutuhan pokok (makan) : Rp 750.000,-/bl
b. Kebutuhan rutin (sekolah, arisan, iuran2, sewa, listrik, PAM,
telepon/HP, cicilan, dll) : Rp 800.000,-/ bl
c. Tabungan : Ada
d. Biaya Kesehatan : Mandiri
5. Keikutsertaan dalam asuransi kesehatan (BPJS) : Ya / Tidak*
Jika tidak, maka alasannya :-
3. Sampah
a. Sarana pembuangan sampah : ada
b. Tempat pembuangan sampah : di tempat sampah
c. Letak Pembuangan sampah : depan Rumah
d. Pengelolaan sampah : TPA
4. Sumber air
a. Sumber air minum : air sumur yang dimasak
b. Jarak sumber air dengan WC : 15 meter
c. Pencemaran air : tidak ada
d. Kualitas air (warna, bau, rasa) : warna jernih, tidak berbau,
tidak berasa
5. Jamban Keluarga
a. Status kepemilikan jamban : milik sendiri
b. Jenis : wc jongkok
c. Letak : dalam rumah
d. Kebersihan : cukup
e. Jumlah Jamban :1
6. Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)
a. Jenis Limbah : limbah rumah tangga
b. Bak Limbah : septic tank
c. Saluran Limbah : pipa
d. Jarak limbah dengan sumber air : 17 meter
7. Kandang ada/tidak : tidak ada
Jika ada, jarak kandang dengan rumah :
8. Pemanfaatan Pekarangan : tidak ada
Kamar Tidur
Ruang Tamu
Teras
2. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah berKB, dengan Alasan Takut akan efek
samping yang mungkin akan terjadi. Namun ibu menggunakan metode
kontrasepsi kalender untuk mengatur jarak kehamilan secara alami.
3. Riwayat kesehatan bayi dan balita (dengan usia di bawah 5 tahun) Di
dalam keluarga terdapat satu balita dengan usia 13 bulan. Bayi
mendapatkan imunisasi dasar lengkap dan ditimbang rutin setiap bulan di
Posyandu. Selama ini balita belum pernah menderita penyakit diare atau
penyakit lain yang membutuhkan perawatan intensif di layanan
kesehatan. Balita juga telah mendapatkan vitamin A pada bulan Agustus
tahun ini.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Riwayat Penyakit Anggota Keluarga:
Dari pihak istri tidak ada yang mempunyai penyakit Hipertensi, yaitu
kakak perempuan istri.
Dari pihak suami ataupun isiti tidak ada yang memiliki riwayat DM,
Hepatitis, Asma, Jantung, TBC, maupun penyakit menular seksual
b. Status Gizi dan Tumbuh Kembang
An. Ananda ditimbang setiap bulan di posyandu, Penimbangan
terakhir berat balita adalah 9,6 kg, dan tinggi badan 75cm. Jika
ditinjau berdasarkan umur, balita dalam status gizi normal.
c. Kebiasaan keluarga yang merugikan kesehatan
1) Anggota keluarga yang merokok : ya, Tn.Tomy seorang
perokok, tapi ia merokok di luar rumah dan jauh dari anaknya.
2) Minum-minuman keras : tidak
3) Kebiasaan minum obat-obatan : tidak
4) Kebiasaan minum jamu : kadang-kadang
5. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan : Ya/tidak*
Keluarga menggunakan fasilitas kesehatan seperti posyandu, dan jika
ada yang sakit ibu membawa ke Puskesmas
6. Pengetahuan tentang kesehatan
a Pengetahuan tentang kespro : Cukup
b Pengetahuan tentang PAPSMEAR/IVA : Kurang (ibu masih dalam
tahap tahu tapi belum mengerti)
c Pengetahuan tentang SADARI : Kurang (ibu masih dalam
tahap tahu tapi belum mengerti)
7. Kebiasaan berolah raga : senam setiap minggu
8. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Kebiasaan tidur : Tn Tomy dan Ny. Ratri
biasa tidur malam 8 jam, sedangkan An.Ananda tidur pagi 2 jam, tidur
siag/sore 2 jam, tidur malam 8 jam.
b. Kebiasaan makan : Tn Tomy dan Ny. Ratri
biasa 3x sehari, dengan lauk beragam, buah sayur, protein, karbo.
Sedangkan An.ananda mulai makan MPASI sekitar 7 bulan yang lalu.
Sekarang An.Ananda makan nasi yang di lumatkan, dengan menu
yang bervariasi
c. Pola eliminasi :
1) BAK : 5x sehari, tidak ada keluhan
2) BAB : 1x sehari, tidak ada keluhan
d. Kebersihan perorangan :
1) Mandi : 2x sehari
2) Ganti baju dan pakaian dalam : 2x sehari
DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan Fisik (Sasaran KIA/KB)
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Tanda-tanda vital
a. TD : 120/70 mmHg
b. N :80x/mnt
c. T : 36,5 oC
d. Rr : 20x/menit
4. BB : 44 Kg
5. TB : 154 cm
6. Lila : 242 cm
7. Lingkar Perut : 78 cm
8. Muka : Tidak ada odema
9. Mata : Sklera putih, konjungtiva merah muda
10. Hidung : Bersih tidak ada sekret, tidak ada
benjolan
11. Mulut : Bersih, bibir lembab, tidak ada gigi
berlubang, mulut tidak berbau
12. Leher : Tidak ada pembesaran kel. tyroid dan
kel. parotis
13. Payudara : Simetris, tidak ada benjolan,
pengeluaran ASI +
13. Abdomen : Tidak ada massa abnormal
14. Genetalia : Tidak dikaji
15. Ekstremitas atas : Tidak ada odema dan varices
16. Ekstremitas bawah : Tidak ada odema dan varices
Masalah yang ditemui dalam keluarga Tn. Tomy Pranata antara lain
ibu tidak berKB dan kurangnya pengetahuan tentang IVA/PAPSMEAR
dan SADARI, kurangnya pengetahuan tentang variasi makanan MPASI.
Dalam pelaksanaan terhadap keluarga Tn. Tomy Pranata diperlukan kerja
sama yang baik antara tenaga kesehatan dengan keluarga Tn. Tomy
Pranata serta sektor lain untuk memikirkan alternatif pemecahan
masalah.
Dalam intervensi yang dapat diberikan bidan sebagai langkah awal
konseling informasi kesehatan sehingga diharapkan keluarga bisa
menyelesaikan masalah yang timbul secara tepat.
II. ANALISA
A. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari analisa masalah diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa
Ny.R usia 28 tahun P1A0 dengan:
1. ibu tidak berKB
2. kurangnya pengetahuan tentang IVA/PAPSMEAR dan SADARI,
3. kurangnya pengetahuan tentang variasi makanan MPASI
berdasarkan masalah itu, ibu membutuhkan :
1. konseling KB
2. Konseling tentang IVA/PAP SMEAR dan SADARI
3. Konseling tentang variasi makanan MPASI
B. PRIORITAS MASALAH
1. Berdasarkan indikator PIS PK
Pertanyaan Anak
Nilai
No Indikator Rumah Ayah Ibu (12-23
Keluarga
Tangga bulan)
Kemudahan
No Masalah
Penanggulangan
1 4
2 4
3 5
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 30 menit, diharapkan
ibu mengerti mengenai alat kontrasepsi jangka panjang.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, ibu diharapkan akan
mampu :
a. Menjelaskan kembali pengertian KB dengan tepat.
b. Menyebutkan macam-macam alat kontrasepsi jangka panjang
c. Menyebutkan efek samping KB dengan tepat.
d. Menyebutkan keuntungan dan kerugian dari masing – masing alat
kontrasepsi tersebut
B. MATERI
1. Pengertian KB
2. Jenis KB
3. Keuntungan KB
4. Efek samping KB
5. Komplikasi KB
Materi : Terlampir
C. PELAKSANAAN
No Tahap kegiatan Kegiatan penyuluh Peserta
1 Pembukaan Member salam, memperkenalkan Menjawab salam.
3 menit diri Memperhatikan.
Menjelaskan tujuan penyuluhan
Menjelaskan garis besar matei
penyuluhan
Menjelaskan waktu yang dibutuhkan
untuk penyuluhan
D. METODE
1. Konseling
2. Tanya Jawab
E. MEDIA
1. KB kit
2. Lembar balik
3. Alat peraga
F. SUMBER
Saifuddin, AB, (2013), Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi
YBP. Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
G. EVALUASI
Meminta ibu untuk menjelaskan kembali jenis-jenis KB
MATERI PENYULUHAN
A. PENGERTIAN
Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak dan
jarak kelahiran anak yang diinginkan atau salah satu usaha untuk membantu
keluarga merencanakan kehidupan berkeluarga dengan baik sehingga dapat
mencapai keluarga berkualitas. Maka dari itu, Pemerintah mencanangkan
program atau cara untuk mencegah dan menunda kehamilan (Sulistyawati,
2013).
Menurut UU RI Nomor 52 Tahun 2009, Keluarga Berencana adalah
upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur
kehamilan melalui promosi, perlindungan, serta bantuan sesuai dengan hak
reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.
c. Kontrasepsi Implan/Susuk
Alat kontrasepsi bawah kulit (lengan atas). Batang kecil yang
berisikan hormon yang akan menghambat sperma untuk mencapai
sel telur dan mencegah pelepasan telur. Efektif selama 5 tahun
untuk jenis Norplant, 3 tahun untuk jenis Jadena, Indoplant, dan
Implanon. Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia
reproduksi. Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan.
Kesuburan segera kembali setelah implant di cabut.Aman dipakai
saat laktasi.
Cara Kerja:
a) Lendir serviks menjadi kental
b) Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit
terjadi implantasi.
c) Mengurangi transportasi sperma
d) Menekan ovulasi
Keuntungan:
a) Praktis dan efektif masa pakai 3 tahun tergantung jenisnya
b) Tidak mengganggu produksi ASI
c) Kesuburan cepat kembali setelah pencabutan
d) Tidak mengganggu hubungan seksual
e) Daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang (sampai 5
tahun)
f) Bebas pengaruh estrogen
g) Tidak mengganggu produksi ASI
h) Dapat dicabut saat sesuai kebutuhan
Kerugian:
a) Harus dipasang dan dicabut petugas yang terlatih dan perlu
pembedahan kecil saat pemasangan.
b) Menyebabkan penurunan atau kenaikan berat badan
c) Tidak mencegah IMS dan HIV
d) Menyebabkan pola haid bercak (spotting), hipermenorhea,
atau meningkatnya jumlah darah haid serta amenorrhea
e) Timbul keluhan-keluhan seperti: nyeri kepala, nyeri dada,
perasaan mual, pening/ pusing kepala, peningkatan atau
penurunan berat badan
f) Membutuhkan tindak pembedahan minor
g) Tidak dianjurkan apabila hamil, menderit penyakit, stroke,
jantung, darah tiggi, kencing manis, perdarah pervagina
Cara Pemakaian:
a) Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7,
atau 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan, pasca
keguguran.
b) Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal atau AKDR
dan ingin menggantinya dengan implant, insersi dapat
dilakukan setiap saat
c) Daerah pemasangan atau insersi pada lengan kiri atas bagian
dalam (sub kutan).
d) Daerah insersi harus tetap kering dan bersih selama 48 jam
pertama (untuk mencegah infeksi pada luka insisi). Balutan
penekan tetap ditinggalkan selama 48 jam
e) Sedangkan plester dipertahankan hingga luka sembuh
(biasanya 5 hari)
f) Setelah luka sembuh daerah tersebut dapat disentuh dan
dicuci dengan tekanan wajar.
g) Bila ditenmukan adanya tanda-tanda infeksi seperti demam
peradangan, atau bila ada rasa sakit menetap selama
beberapa hari, segera kembali ke klinik.
h) Setelah masa pemakaian habis, implan harus segera
dilepas
I. TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ibu dapat mengerti
tentang pemberian makanan tambahan pada bayi dan kapan sebaiknya
diberikan pada bayi.
II. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti penyuluhan iu dapat menjelaskan kembali:
1. Pengertian MP-ASI
2. Pemberian makanan anak umur 0-24 bulan yang baik dan benar
3. Cara membuat MP-ASI
4. Permasalahan dalam memberikan MP-ASI pada bayi
5. Akibat pemberian MP-ASI terlalu dini
III. PELAKSANAAN KEGIATAN
No waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan peserta
1 2 menit Pembukaan:
Memberi salam Menjawab salam
Menjelaskan tujuan Mendengarkan dan
pembelajaran memperhatikan
Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan
disampaikan
2 20 menit Pelaksanaan: Menyimak dan
Menjelaskan materi penyuluhan memperhatikan
secara berurutan dan teratur
Materi :
1. Pengertian MP-ASI
2. Pemberian makanan anak umur
0-24 bulan yang baik dan benar
3. Cara membuat MP-ASI
4. Permasalahan dalam
memberikan MP-ASI pada bayi
5. Akibat pemberian MP-ASI terlalu
dini
3 6 menit Evaluasi :
1. Memberikan kesempatan pada Bertanya, dan
ibu untuk bertanya. menjawab
2. Menanyakan kembali pada ibu pertanyaan
tentang materi yang telah
diberikan.
4 2 menit Penutup :
Mengucapkan terimakasih dan Menjawab salam
mengucapkan salam
IV. MATERI
Terlampir (MP-ASI),
V. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
VI. MEDIA
1. Materi SAP
2. Leaflet
3. Flyer
VII. SUMBER
Prabantini, D. 2010. Makanan Pendamping ASI. Yogyakarta: ANDI
Hasdianah, dkk. 2014. Gizi, Pemantapan Gizi, Diet, dan Obesitas.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Irianto, J. 2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan.
Yogyakarta: Penerbit Andi
LAMPIRAN MATERI
MPASI
1. Pengertian MP-ASI
Makanan Pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang
mengandung gizi diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi
kebutuhan gizinya.
MP-ASI diberikan mulai umur 6 bulan sampai 24 bulan. Semakin
meningkat umur bayi/anak, kebutuhan akan zat gizi semakin bertambah
karena tumbuh kembang, sedangkan ASI yang dihasilkan kurang
memenuhi kebutuhan gizi.
MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan
keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara
bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan
pencernaan bayi/anak .
Pemberian MP-ASI yang cukup dalam hal kualitas dan kuantitas
penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak
yang bertambah pesat pada periode ini.
2. Pemberian makanan anak umur 0-24 bulan yang baik dan benar
A. Makanan Anak Umur 12 – 24 Bulan
1. Pemberian ASI diteruskan. Pada periode umur ini jumlah ASI
sudah berkurang, tetapi merupakan sumber zat gizi yang
berkualitas tinggi
2. Pemberian MP-ASI atau makanan keluarga sekurang-
kurangnya 3 kali sehari dengan porsi separuh makanan orang
dewasa setiap kali makan. Disamping itu tetap berikan
makanan selingan 2 kali sehari.
3. Variasi makanan diperhatikan dengan menggunakan Padanan
Bahan Makanan. Misalnya nasi diganti dengan: mie, bihun,
roti, kentang, dll. Hati ayam diganti dengan: tahu, tempe,
kacang ijo, telur, ikan. Bayam diganti dengan: daun kangkung,
wortel, tomat. Bubur susu diganti dengan: bubur kacang ijo,
bubur sumsum, biskuit, dll.
4. Menyapih anak harus bertahap, jangan dilakukan secara tiba-
tiba. Kurangi frekuensi pemberian ASI sedikit demi sedikit.
3. Permasalahan dalam memberikan MP-ASI pada bayi
Pemberian MP-ASI pada periode umur 4-24 bulan sering tidak
tepat dan tidak cukup baik kualitas maupun kuantitasnya. Adanya
kepercayaan bahwa anak tidak boleh makan ikan dan kebiasaan tidak
menggunakan santan atau minyak pada makanan anak, dapat
menyebabkan anak menderita kurang gizi terutama energi dan protein
serta beberapa vitamin penting yang larut dalam lemak.
Frekuensi pemberian MP-ASI dalam sehari kurang akan berakibat
kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi.
Pemberian ASI terhenti karena ibu kembali bekerja. Di daerah
kota dan semi perkotaan, ada kecenderungan rendahnya frekuensi
menyusui dan ASI dihentikan terlalu dini pada ibu-ibu yang bekerja
karena ibu sibuk. Hal ini menyebabkan konsumsi zat gizi rendah apalagi
kalau pemberian MP-ASI pada anak kurang diperhatikan.
Kebersihan kurang pada umumnya ibu kurang menjaga
kebersihan terutama pada saat menyediakan dan memberikan
makanan pada anak. Masih banyak ibu yang menyuapi anak dengan
tangan, menyimpan makanan matang tanpa tutup makanan/tudung saji
dan kurang mengamati perilaku kebersihan dari pengasuh anaknya. Hal
ini memungkinkan timbulnya penyakit infeksi seperti diare (mencret)
dan lain-lain.
I. TUJUAN:
A. Tujuan Umum:
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan deteksi dini kanker leher
rahim selama 25 menit, diharapkan peserta dapat memahami tentang
pemerikaan deteksi dini kanker leher rahim dan berkeinginan untuk
melakukan pemeriksaan IVA/ Pap smear.
B. Tujuan Khusus:
Diharapkan peserta penyuluhan mengerti dan memahami tentang:
1. Kanker leher rahim
2. Faktor risiko kanker leher rahim
3. Cara mencegah kanker leher rahim
4. Cara deteksi dini kanker leher rahim
II. GARIS BESAR MATERI
A. Kanker leher rahim
B. Faktor risiko kanker leher rahim
C. Cara mencegah kanker leher rahim
D. Cara deteksi dini kanker leher rahim
III. PELAKSANAAN
No. Tahap Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Keterangan
1. Pembukaan 1. Mengucap salam (2 menit)
2. Memperkenalkan diri Ibu menyambut salam dan
3. Menjelaskan tujuan dari mendengarkan penjelasan
penyuluhan yang diberikan dengan
4. Menjelaskan garis besar tenang.
materi penyuluhan
5. Kontrak waktu
2 Isi 1. Menanyakan kepada Ibu apa (10 menit)
itu pap smear 1. Peserta penyuluhan
2. Penyampaian materi: memperhatikan
a. Menjelaskan pengertian penjelasan materi
Kanker leher rahim yang diberikan.
b. Menjelaskan Faktor risiko 2. Peserta penyuluhan
kanker leher rahim menanyakan hal yang
c. Menjelaskan cara belum jelas
mencegah kanker leher
rahim
d. Menjelaskan cara deteksi
dini kanker leher rahim
3. Memberi kesempatan peserta
penyuluhan untuk bertanya
4. Menjawab pertanyaan
peserta penyuluhan
3 Evaluasi 1. Menanyakan kembali materi (10 menit)
yang telah diberikan Peserta penyuluhan dapat
2. Memberi pujian/dukungan menjelaskan kembali
apabila peserta dapat tentang materi penyuluhan
menjawab dengan tepat yang diberikan dengan
tepat
4 Penutup 1. Menyimpulkan materi yang (3 menit)
telah dibahas Peserta penyuluhan akan
2. Melakukan rencana tindak melakukan pemeriksaan
lanjut pap smear di Puskesmas
IV. METODE
A. Ceramah
B. Tanya Jawab
V. MEDIA
leaflet, video
VI. SUMBER
Manuaba, Ida Bagus Gede., Ida Ayu Chandranita Manuaba., Ida Bagus
Gede Fajar Manuaba. 2010. Buku Ajar Penuntun Kuliah Ginekologi.
Jakarta : Trans Info Media.
Manuaba, Ida Ayu Sri Kusuma Dewi Suryasaputra., Ida Ayu Chandranita
Manuaba., Ida Bagus Gede Fajar Manuaba., Ida Bagus Gede Manuaba.
2009. Buku Ajar Ginekologi Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: EGC.
MATERI PENYULUHAN
DETEKSI DINIKANKER LEHER RAHIM
I. TUJUAN :
1. Tujuan Umum :
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang kanker payudara
dan tindakan deteksi dini kanker payudara menggunakan media Leaflet,
responden mampu mengetahui, memahami, dan mengaplikasikan dalam
bentuk respon positif terhadap pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
2. Tujuan Khusus:
a. Setelah diadakan pendidikan kesehatan, remaja putri memahami
pengertian kanker payudara
b. Setelah diadakan pendidikan kesehatan, remaja putri memahami
penyebab dan faktor risiko kanker payudara
c. Setelah diadakan pendidikan kesehatan remaja putri, memahami tanda
dan gejala apa saja yang timbul pada kanker payudara
d. Setelah diadakan pendidikan kesehatan, remaja putri bisa memahami
pencegahan sendiri kanker payudara
e. Setelah diadakan pendidikan kesehatan, remaja putri mampu
memahami dalam pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).
II. GARIS BESAR MATERI (Materi : Terlampir)
1. Definisi kanker payudara
2. Etiologi dan faktor risiko kanker payudara
3. Tanda dan gejala kanker payudara
4. Stadium kanker payudara
5. Pencegahan pada kanker payudara
6. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
III. PELAKSANAAN :
No. Tahap Kegiatan Penyuluh Peserta
Kegiatan
1. Pembukaan Mengucapkan salam Menjawab
2 menit Memperkenalkan diri Mendengarkan
Menjelaskan tujuan Memperhatikan
pertemuan dan
pembelajaran Memperhatikan
Menjelaskan kontrak Memperhatikan
waktu
Menjelaskan peraturan Bertanya, menjawab
kegiatan dan cakupan
materi
Mengklarifikasi
penjelasan yang telah
disampaikan
2. Isi Menjelaskan kanker Memperhatikan,
10 menit payudara. Definisi, mendengarkan, dan
etiologi dan faktor risiko, mencatat
tanda dan gejala, jenis-
jenis kanker payudara,
stadium, diagnosis dan
pencegahan pada
kanker payudara Memperagakan
Pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI)
IV. METODE
1. Demonstrasi
2. Tanya jawab (diskusi)
3. Praktik
V. MEDIA
1. Leaflet SADARI
VI. SUMBER
1. Widyastuti. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya.
2. Departemen Kesehatan RI. 2009. Buku Saku Pencegahan Kanker Leher
Rahim & Kanker Payudara. Jakarta: Depkes.
VII. EVALUASI : sesuai materi.
LAMPIRAN MATERI
A. KANKER PAYUDARA
Kanker payudara merupakan jenis kanker dengan jumlah kasus
terbanyak di dunia, sekaligus penyebab kematian terbesar dikalangan wanita.
Kanker payudara berawal dari sel-sel dalam jaringan payudara yang
berkembang dalam keadaan yang tidak baik.
B. Tanda-tanda kanker payudara
Payudara mengalami pengerasan, adanya lekukan, terkikis, kemerahan,
keluar cairan selain ASI, bengkak disekitar puting, berkerut, muncul pembuluh
darah, puting tertarik ke dalam, asimetri antara payudara kanan dan kiri, kulit
berwarna orange, muncul benjolan.
C. Penyebab kanker payudara belum dapat diketahui secara pasti, namun
terdapat faktor resiko kanker payudara :
1. Usia yang meningkat
2. Pernah menderita kanker payudara
3. Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara
4. Menarche (mensturasi pertama) sebelum usia 12 tahun, menopause
setelah usia ≥ 50 tahun
5. Kehamilan pertama setelah usia 30 tahun dan belum pernah hamil.
6. Konsumsi alkohol dan terpapar bahan kimia
D. Pengertian SADARI
SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri yang dilakukan untuk
mengetahui ada tidaknya kanker dalam payudara wanita. Pemeriksaan ini
sangat mudah dilakukan oleh wanita untuk mencari bejolan atau kelainan
lain, dengan menggunakan cermin dan berbaring.
1. Tujuan SADARI
Adapun tujuan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dilakukan
adalah untuk mengetahui adanya kelainan pada payudara baik struktur,
bentuk ataupun tekstur sejak dini, sehingga diharapkan kelainan-kelainan
tersebut dapat diobati sedini mungkin.
2. Waktu Pelaksanaan SADARI
Pemeriksaan payudara sendiri dilakukan sebulan sekali.
Pemeriksaan ini dilakukan ketika sedang menstruasi sebaiknya
melakukan pemeriksaan pada hari ke-5 sampai ke-7 setelah masa haid
bermula, ketika payudara sedang mengendur dan terasa lebih lunak. Atau
pemeriksaan sebaiknya dilakukan beberapa hari setelah menstruasi
berakhir, atau pilih tanggal yang mudah diingat untuk melakukan
pemeriksaan rutin.
3. Prosedur SADARI
Berikut langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan SADARI:
a. Perhatikan kedua payudara di cermin dengan posisi kedua lengan
lurus ke bawah. Lihat perubahan apakah ada perubahan bentuk,
ukuran, warna kulit, permukaan kulit tidak mulus seperti ada kerutan
atau cengkugan.
b. Angkat tanganmu ke belakang kepala, gerakkan kedua legan ke
depan secara bersamaan. Teliti apakah pada payudara terdapat
perubahan-perubahan yang telah disebutkan pada langkah pertama.
Kemudian, tekan kedua tanganmu kuat-kuat di pinggul, lalu gerakkan
kedua lengan dan siku ke depan sambil mengangkat bahu untuk
melihat apakah kedua payudara menggatung seimbang.
c. Angkat lengan kirimu, raba payudara kiri dengan tiga jari kanan yang
dirapatkan. Lakukan pemeriksaan yang sama pada payudara kanan.
d. Perabaan dapat dilakukan dengan cara:
1) Tekan lembut tetapi mantap payudara dengan gerakan memutar
searah jarum jam, mulai dari sisi luat hingga ke bagian puting
susu.
2) Gerakan jari dari payudara bagaian atas ke bawah dan
sebaliknya.
3) Gerakkan jari dari area sekitar puting susu menuju sisi luar
payudara.
4) Pencet perlahan daerah di sekitar puting. Amati perubahan yang
terjadi, termasuk keluarnya cairan tak normal.
5) Berbaringlah dengan posisi tangan kiri berada di bawah kepala,
letakan bantal kecil di bawah bahu kanan, kemudian raba seluruh
permukaan payudara kiri dengan gerakan seperti langkah ke-3.
Ulangi pada payudara sebelah kanan.
6) Beri perhatian khusus pada payudara bagian atas (dekat ketiak),
karena di daerah tersebut sering ditemukan tumor. Segera
periksakan diri ke dokter jika kamu menemukan perubahan yang
mencurigakan.
7) Tips pada pemeriksaan sadari sebagai berikut:
a) Periksa tiap perubahan yang terjadi pada payudaramu seperti;
belesung, berkerut, menebal, memerah, bersisik, berlekuk.
b) Periksa tiap perubahan yang terjadi pada putingmu seperti;
perih, memerah, bersisik, gatal, menebal, menekuk ke dalam,
keluar cairan selain ASI.
c) Untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun, ruti lakukan
mamografi tiap bulan.
d) Jika keluargamu memiliki riwayat penyakit kanker payudara,
segera periksa diri ke dokter secara rutin.