Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEBIDANAN

PADA KELUARGA TN. TOMI PRANATA DENGAN IBU TIDAK BER-KB,


DI RT 05 PEDUKUHAN DADAPAN DESA TIMBULHARJO
KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL

Disusun untuk Memenuhi Tugas Individu


Pada Praktik Kebidanan Holistik Dengan Pendekatan Keluarga

Disusun Oleh :
ZUHARNI
P07124319007

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2019
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN
PADA KELUARGA TN. TOMY PRANATA DENGAN IBU TIDAK BER-KB
DI RT 05 PEDUKUHAN DADAPANDESA TIMBULHARJO
KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL

Tugas Individu Praktik Kebidanan Holistik dengan Pendekatan Keluarga


telah mendapat persetujuan pada tanggal :..................................

Menyetujui,

NO NAMA PEMBIMBING TANDA TANGAN

1 Sumirah, SKM, SST


NIp. 197201041992032004 .........................................
(Pembimbing Lahan)

2 Dwiana Estiwidani, SST.MPH


Nip. 197904182002122001 ..........................................
(Pembimbing Pendidikan)

Mengetahui,

Ketua Jurusan Kebidanan Kaprodi Sarjana Terapan Kebidanan

DR. Yuni Kusmiyati, SST, M.PH Yuliasti Eka P, SST. MPH.


NIP 197606202002122001 NIP. 198107052002122001
ASUHAN KEBIDANAN
PADA KELUARGA TN. TOMY PRANATA DENGAN IBU TIDAK BER-KB
DI RT 05 PEDUKUHAN DADAPANDESA TIMBULHARJO
KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL

Tanggal Pengkajian : 26 November 2019


Nama Mahasiswa : ZUHARNI
Dusun/ Kelompok : DADAPAN RT 05 /1

I. PENGKAJIAN
DATA SUBJEKTIF
A. IDENTITAS KEPALA KELUARGA
Berdasarkan hasil pendataan, identifikasi kepala keluarga di keluarga Tn.
Tomy Pranata disajikan dalam semi tabel berikut ini :
Nama : Tn. Tomy Pranata
Umur : 28 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : D3
Pekerjaan : Fisioterapis
Alamat : Dadapan RT 05 Timbulharjo Sewon Bantul
No. Telp/HP :-
Dapat kita simpulkan bahwa menurut data di atas, kepala keluarga (Tn.
Tomy Pranata) masih termasuk dalam kelompok usia subur
B. ANGGOTA KELUARGA
Rincian anggota keluarga Bp. Tomy Pranata disajikan dalam tabel berikut
ini :
Nama Antropometri
L/ Umur Hubungan
No Anggota Lila TB BB Agama Pendidikan Pekerjaan
P (Th) Keluarga
Keluarga (Cm) (Cm) (Kg)
Tomy Kepala
1 L - 170 75 28 Th Islam Diploma 3 Fisioterapis
Pranata Keluarga
Ratri
2 Cahya P 24 154 44 28 Th Islam SMA IRT Ibu
Ningsih
Nandana
3 P - 75 9.6 13 Bl Islam - - Anak
Afnanditri
Tabel 1. Anggota Keluarga
C. KEADAAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA
1. Pekerjaan Pokok : Fisioterapis
2. Pekerjaan Sampingan : Tidak ada
3. Pendapatan : + Rp 2.500.000,-/ bl
4. Perincian Pengeluaran Per-Bulan
a. Kebutuhan pokok (makan) : Rp 750.000,-/bl
b. Kebutuhan rutin (sekolah, arisan, iuran2, sewa, listrik, PAM,
telepon/HP, cicilan, dll) : Rp 800.000,-/ bl
c. Tabungan : Ada
d. Biaya Kesehatan : Mandiri
5. Keikutsertaan dalam asuransi kesehatan (BPJS) : Ya / Tidak*
Jika tidak, maka alasannya :-

D. KEADAAN PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN PEMUKIMAN


1. Rumah
a. Status kepemilikan : Milik orang tua
b. Dinding rumah : Beton
c. Langit-langit : Plafon
d. Atap rumah : genting
e. Lantai : Keramik
f. Ventilasi : cukup
g. Jenis ventilasi : jendela
h. Penerangan : listrik
i. Ukuran rumah : 7 x 9 m2
j. Pembagian ruangan : ruang tamu 1, ruang
keluarga 1, kamar tidur 2, dapur 1, kamar mandi 1
k. Kebersihan : bersih
2. Sarana Masak
a. Bahan bakar : kompor gas
b. Tempat penyimpanan alat dapur : terbuka
c. Ventilasi dapur : cukup
d. Kebersihan dapur : cukup

3. Sampah
a. Sarana pembuangan sampah : ada
b. Tempat pembuangan sampah : di tempat sampah
c. Letak Pembuangan sampah : depan Rumah
d. Pengelolaan sampah : TPA
4. Sumber air
a. Sumber air minum : air sumur yang dimasak
b. Jarak sumber air dengan WC : 15 meter
c. Pencemaran air : tidak ada
d. Kualitas air (warna, bau, rasa) : warna jernih, tidak berbau,
tidak berasa
5. Jamban Keluarga
a. Status kepemilikan jamban : milik sendiri
b. Jenis : wc jongkok
c. Letak : dalam rumah
d. Kebersihan : cukup
e. Jumlah Jamban :1
6. Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)
a. Jenis Limbah : limbah rumah tangga
b. Bak Limbah : septic tank
c. Saluran Limbah : pipa
d. Jarak limbah dengan sumber air : 17 meter
7. Kandang ada/tidak : tidak ada
Jika ada, jarak kandang dengan rumah :
8. Pemanfaatan Pekarangan : tidak ada

Kamar Tidur Kamar sumur


Dapur mandi

Kamar Tidur
Ruang Tamu

Teras

Gambar 1: Denah Lokasi


E. KESEHATAN IBU DAN ANAK
Persalinan Nifas
Hamil BB
Tgl Jenis Komplikasi L/P Laktasi
ke- UK Penolong lahir Komplikasi
lahir persalinan
Ibu Bayi
07-
41 Sectio Tidak Tidak
1 10- Dokter L 2900 Ya Tidak
Minggu Caesar ada ada
2018
1. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Ibu yang lalu

2. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah berKB, dengan Alasan Takut akan efek
samping yang mungkin akan terjadi. Namun ibu menggunakan metode
kontrasepsi kalender untuk mengatur jarak kehamilan secara alami.
3. Riwayat kesehatan bayi dan balita (dengan usia di bawah 5 tahun) Di
dalam keluarga terdapat satu balita dengan usia 13 bulan. Bayi
mendapatkan imunisasi dasar lengkap dan ditimbang rutin setiap bulan di
Posyandu. Selama ini balita belum pernah menderita penyakit diare atau
penyakit lain yang membutuhkan perawatan intensif di layanan
kesehatan. Balita juga telah mendapatkan vitamin A pada bulan Agustus
tahun ini.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Riwayat Penyakit Anggota Keluarga:
Dari pihak istri tidak ada yang mempunyai penyakit Hipertensi, yaitu
kakak perempuan istri.
Dari pihak suami ataupun isiti tidak ada yang memiliki riwayat DM,
Hepatitis, Asma, Jantung, TBC, maupun penyakit menular seksual
b. Status Gizi dan Tumbuh Kembang
An. Ananda ditimbang setiap bulan di posyandu, Penimbangan
terakhir berat balita adalah 9,6 kg, dan tinggi badan 75cm. Jika
ditinjau berdasarkan umur, balita dalam status gizi normal.
c. Kebiasaan keluarga yang merugikan kesehatan
1) Anggota keluarga yang merokok : ya, Tn.Tomy seorang
perokok, tapi ia merokok di luar rumah dan jauh dari anaknya.
2) Minum-minuman keras : tidak
3) Kebiasaan minum obat-obatan : tidak
4) Kebiasaan minum jamu : kadang-kadang
5. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan : Ya/tidak*
Keluarga menggunakan fasilitas kesehatan seperti posyandu, dan jika
ada yang sakit ibu membawa ke Puskesmas
6. Pengetahuan tentang kesehatan
a Pengetahuan tentang kespro : Cukup
b Pengetahuan tentang PAPSMEAR/IVA : Kurang (ibu masih dalam
tahap tahu tapi belum mengerti)
c Pengetahuan tentang SADARI : Kurang (ibu masih dalam
tahap tahu tapi belum mengerti)
7. Kebiasaan berolah raga : senam setiap minggu
8. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Kebiasaan tidur : Tn Tomy dan Ny. Ratri
biasa tidur malam 8 jam, sedangkan An.Ananda tidur pagi 2 jam, tidur
siag/sore 2 jam, tidur malam 8 jam.
b. Kebiasaan makan : Tn Tomy dan Ny. Ratri
biasa 3x sehari, dengan lauk beragam, buah sayur, protein, karbo.
Sedangkan An.ananda mulai makan MPASI sekitar 7 bulan yang lalu.
Sekarang An.Ananda makan nasi yang di lumatkan, dengan menu
yang bervariasi
c. Pola eliminasi :
1) BAK : 5x sehari, tidak ada keluhan
2) BAB : 1x sehari, tidak ada keluhan
d. Kebersihan perorangan :
1) Mandi : 2x sehari
2) Ganti baju dan pakaian dalam : 2x sehari

DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan Fisik (Sasaran KIA/KB)
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos mentis

3. Tanda-tanda vital
a. TD : 120/70 mmHg
b. N :80x/mnt
c. T : 36,5 oC
d. Rr : 20x/menit
4. BB : 44 Kg
5. TB : 154 cm
6. Lila : 242 cm
7. Lingkar Perut : 78 cm
8. Muka : Tidak ada odema
9. Mata : Sklera putih, konjungtiva merah muda
10. Hidung : Bersih tidak ada sekret, tidak ada
benjolan
11. Mulut : Bersih, bibir lembab, tidak ada gigi
berlubang, mulut tidak berbau
12. Leher : Tidak ada pembesaran kel. tyroid dan
kel. parotis
13. Payudara : Simetris, tidak ada benjolan,
pengeluaran ASI +
13. Abdomen : Tidak ada massa abnormal
14. Genetalia : Tidak dikaji
15. Ekstremitas atas : Tidak ada odema dan varices
16. Ekstremitas bawah : Tidak ada odema dan varices
Masalah yang ditemui dalam keluarga Tn. Tomy Pranata antara lain
ibu tidak berKB dan kurangnya pengetahuan tentang IVA/PAPSMEAR
dan SADARI, kurangnya pengetahuan tentang variasi makanan MPASI.
Dalam pelaksanaan terhadap keluarga Tn. Tomy Pranata diperlukan kerja
sama yang baik antara tenaga kesehatan dengan keluarga Tn. Tomy
Pranata serta sektor lain untuk memikirkan alternatif pemecahan
masalah.
Dalam intervensi yang dapat diberikan bidan sebagai langkah awal
konseling informasi kesehatan sehingga diharapkan keluarga bisa
menyelesaikan masalah yang timbul secara tepat.

II. ANALISA
A. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari analisa masalah diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa
Ny.R usia 28 tahun P1A0 dengan:
1. ibu tidak berKB
2. kurangnya pengetahuan tentang IVA/PAPSMEAR dan SADARI,
3. kurangnya pengetahuan tentang variasi makanan MPASI
berdasarkan masalah itu, ibu membutuhkan :
1. konseling KB
2. Konseling tentang IVA/PAP SMEAR dan SADARI
3. Konseling tentang variasi makanan MPASI

B. PRIORITAS MASALAH
1. Berdasarkan indikator PIS PK

Pertanyaan Anak
Nilai
No Indikator Rumah Ayah Ibu (12-23
Keluarga
Tangga bulan)

1 Keluarga mengikuti program KB T T 0


2 Ibu Hamil melahirkan di fasyankes Y 1
3 Bayi usia 0-11 bulan diberikan imunisasi Y 1
lengkap
4 Pemberian Asi eksklusif bayi 0-6 bulan Y 1
5 Pemantauan pertumbuhan balita Y 1
6 Penderita TB paru yang berobat secara teratur N N N
7 Penderita hipertensi berobat secara teratur N N N
8 Tidak ada anggota keluarga yang merokok T Y 0
9 Sekeluarga sudah menjadi anggota JKN Y Y T 0
10 Mempunyai dan menggunakan sarana air Y 1
bersih
11 Menggunakan jamban keluarga Y 1
12 Penderita gangguan jiwa berat berobat dengan N N
benar
Jumlah 1/(12-N) 6/(12-3)
IKS 0,67
Berdasarkan data hasil tersebut, maka keluarga termasuk dalam indikator keluarga Pra Sehat

2. Metode Hanlon Kuantitatif


Tujuan penggunaan metode ini adalah dijelaskan dalam buku Public
Health: Administration and Practice (Hanlon and Pickett, Times
Mirror/Mosby College Publishing) dan Basic Health Planning (Spiegel and
Hyman, Aspen Publishers) memiliki tiga tujuan utama:
1. Memungkinkan para pengambil keputusan untuk mengidentifikasi
faktor-faktor eksplisit yang harus diperhatikan dalam menentukan
prioritas
2. Untuk mengorganisasi faktor-faktor ke dalam kelompok yang memiliki
bobot relatif satu sama lain
3. Memungkinkan faktor-faktor agar dapat dimodifikasi sesuai dengan
kebutuhan dan dinilai secara individual.
Untuk keperluan metode hanlon kuantitatif ini digunakan 4 indikator
criteria :
a. Indikator Besarnya masalah
Untuk menetapkan besarnya masalah kesehatan diukur dari
besarnya penduduk yang terkena efek langsung. Semakin besar
efek yang ditimbulkan maka semakin besar nilai skor. Dalam Skor
1-10.
b. Indikator Keseriusan masalah
Berat ringannya akibat yang ditimbulkan oleh masalah untuk
diatasai melalui intervensi kebidanan dan kesehtan. Semakin
berat akibatnya maka skor yang diberikan semakin tinggi. Dalam
skor 1-20. (Wahyuningsih, 2009)
c. Indikator kemudahan penanggulangan
Untuk menilai kemudahan dalam penanggulangan masalah
digunakan likert Rating scale. Semakin sulit dalam
penanggulangan maka semakin sedikit skor yang diberikan.
Berdasarkan prakiraan kemudahan penanggulangan masing –
masing masalah dapat dilihat berdasarkan tingkat kesulitan
masalah yaitu 1 :amat sulit,2 : sulit, 3 : cukup sulit/cukup mudah,
4:mudah, 5 : sangat mudah

d. Indikator PEARL aktor


Indikator criteria PEARL terdiri dari beberapa indikator yang saling
menentukan dapat atau tidaknya suatu program dilaksanakan.
Jika dapat diberi skor 1 dan jika tidak diberi skor 0.Indicator
tersebut adalah :
Propiety : Kesesuaian
Economic : Murah secara ekonomi
Acceptability : Dapat diterima
Resources avaibility : Tersedianya sumber
Legality : Legalitas terjamin
Penetapan Nilai
Setelah dilakukan penilaian setiap criteria didapatkan nilai criteria
A, B, C dan D. Nilai A, B, C, dan D tersebut kemudian dimasukkan
kedalam formula sebagai berikut :
NPD ( nilai prioritas Dasar) : (A+B) C
NPT ( nilai Prioritas total ) : (A+B) C x D
Berdasarkan data dan analisa yang telah dilakukan, maka
ditemukan beberapa masalah yang ada di keluarga bapak Harun
maka dari itu masalah - masalah tersebut diprioritaskan untuk
mendapatkan urutan masalah yang paling penting. Prioritas
masalah yang di lakukan berdasarkan metode hanlon kuantitatif
dengan masalah sebagai berikut :
No Masalah
1 Ibu tidak berKB
2 Kurangnya pengetahuan ibu tentang iva/Papsmear
dan Sadari
3 Kurangnya pengetahuan ibu tentang variasi MPASI

1. Berdasarkan besarnya masalah


No Besar Biaya Kerugian Persentase Total
Masalah (1-10)
1 3 4 2 9
2 2 1 1 4
3 4 1 1 6

2. Berdasarkan keseriusan masalah


No Keganasan Urgensi Kecenderungan Total
Masalah
1 4 4 5 13
2 4 2 4 10
3 1 3 2 6

3. Berdasarkan Kemudahan Penanggulangan Masalah

Kemudahan
No Masalah
Penanggulangan

1 4
2 4
3 5

4. Indikator PEARL aktor


No P E A R L Nilai
Masalah PEARL
1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1

Penentuan prioritas masalah dengan menggunakan metode Hanlon Kuantitatif


ditampilkan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 2. Prioritas Masalah
No Massalah Kriteria dan Bobot Maksimal NPD PEARL NPT
A B C
Besar Kegawatan Kemudahan
1 Ibu tidak berKB 9 13 4 88 1 88
2 Kurangnya pengetahuan 4 10 4 56 1 56
ibu tentang iva/Papsmear
dan Sadari
3 Kurangnya pengetahuan 6 6 5 60 1 60
ibu tentang variasi MPASI
Berdasarkan penghitungan prioritas masalah di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa urutan prioritas masalah pada keluarga Bp. Suhardi
sebagai berikut adalah:
Prioritas I : Ibu tidak BerKB
Prioritas II :kurangnya pengetahuan Ibu tentang variasi MPASI
Prioritas II :kurangnya pengetahuan Ibu tentang IVA/PAP SMEAR
dan Sadari
III. POA
Indikator/ Dana
No Masalah Kegiatan Tujuan Sasaran Pelaksana Tempat Waktu Metode dan Media
Target Jumlah Sumber
1 Ibu tidak ber- Konseling Tn. T dan Tn. T dan Ny. Tn. T dan ZUHARNI Kediaman 2 Konseling dengan Rp. 25.000 Pribadi
KB tentang KB Ny. R R mau Ny. R Tn. T Desem media Lembar
mengetahui menggunakan ber balik, alat peraga
tentang KB KB 2019 dan buku saku.
2 Kurangnya Konseling Ny. R Ny. R mau Ny. R ZUHARNI Kediaman 29 April Konseling dengan Rp. 15.000 Pribadi
pengetahuan tentang mengetahui memberikan Tn. T 2019 media leaflet, Flyer
ibu mengenai Variasi Variasi menu MPASI MPASI, Flyer isi
variasi menu MPASI MPASI denganmenu piringku
MPASI yang
bervariasi
3 Kurangnya Konseling Ny. R Ny. R mau Ny. R ZUHARNI Kediaman 2 Konseling dengan Rp. 5.000 Pribadi
pengetahuan tentang mengetahui melakukan Ny.R Desem media leaflet,
tentang SADARI dan tentang SADARI dan ber Video
SADARI dan PAPSMEAR SADARI dan PAPSMEAR 2019
PAPSMEAR PAPSMEAR
4 Evaluasi Melakukan Keluarga Tn. Keluarga Tn. Keluarga, ZUHARNI Kediaman 01 Mei Tanya jawab - -
asuhan evaluasi T, dan Ny. R T, dan Ny. R Tn. T, Ny. R dan 2019
kepada KK terhadap mau melakukan dan Ny.R Tn. T
binaan asuhan yang melakukan kegiatan yang
telah kegiatan telah
diberikan yang telah dianjurkan
dianjurkan dalam
dalam konseling
konseling sebelumnya
sebelumnya berlanjut
secara terus
menerus
IV. PENATALAKSANAAN
A. Tanggal 2 Desember 2019, jam 09.00 WIB
1. Ibu tidak ber-KB
a. Masalah :
Tn. T dan Ny. R masih termasuk PUS namun belum mau
menggunakan alat kontrasepsi karena ragu-ragu untuk memiliki
anak lagi atau tidak
b. Tujuan :
Tn. T dan Ny. R mengetahui tentang KB
c. Tindakan
Konseling tentang KB
d. Evaluasi
Tn. T dan Ny. R mau menggunakan KB
2. Kurangnya pengetahuan tentang SADARI dan IVA/ PAPSMEAR
a. Masalah :
Ny. R tidak pernah terpapar ataupun mengetahui tentang SADARI
dan IVA/ PAPSMEAR
b. Tujuan :
Ny. R mengetahui tentang SADARI dan IVA/ PAPSMEAR
c. Tindakan
Konseling tentang SADARI dan IVA/ PAPSMEAR
d. Evaluasi
Ny. R mau melakukan SADARI dan IVA/ PAPSMEAR
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik / Pokok Bahasan : Metode Kontrasepsi Jangka Panjang


Hari/ Tanggal : Sabtu, 2 Desember 2019
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Tn. Tomy Pranata
Sasaran : Tn. Tomy Pranata dan Ny. Ratri
Penyuluh : ZUHARNI

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 30 menit, diharapkan
ibu mengerti mengenai alat kontrasepsi jangka panjang.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, ibu diharapkan akan
mampu :
a. Menjelaskan kembali pengertian KB dengan tepat.
b. Menyebutkan macam-macam alat kontrasepsi jangka panjang
c. Menyebutkan efek samping KB dengan tepat.
d. Menyebutkan keuntungan dan kerugian dari masing – masing alat
kontrasepsi tersebut
B. MATERI
1. Pengertian KB
2. Jenis KB
3. Keuntungan KB
4. Efek samping KB
5. Komplikasi KB
Materi : Terlampir
C. PELAKSANAAN
No Tahap kegiatan Kegiatan penyuluh Peserta
1 Pembukaan Member salam, memperkenalkan Menjawab salam.
3 menit diri Memperhatikan.
Menjelaskan tujuan penyuluhan
Menjelaskan garis besar matei
penyuluhan
Menjelaskan waktu yang dibutuhkan
untuk penyuluhan

2 Isi 20 menit Menjelaskan materi mengenai Mendengarkan


Metode Kontrasepsi Jangka Bertanya yang
Panjang: belum jelas
Macam – macam Alat Kontrasepsi
Jangka Panjang
1. AKDR
2. Kontrasepsi Implan
3. Tubektomi
4. Vasektomi
Member kesempatan untuk
bertanya
Menjawab pertanyaan
3 Evaluasi 10 menit Menanyakan sesuai materi Menjawab
Member pujian/dukungan apabila
bisa menjawab dengan tepat, kalau
perlu diberi hadiah
4 Penutup 2 menit Menyimpulkan materi yang sudah Menyimpulkan
dibahas bersama peserta. bersama
RTL (Rencana Tindak Lanjut) penyuluh.

D. METODE
1. Konseling
2. Tanya Jawab
E. MEDIA
1. KB kit
2. Lembar balik
3. Alat peraga
F. SUMBER
Saifuddin, AB, (2013), Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi
YBP. Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

Chasanah, SU. (2014). Pemberian Leaflet dan Penyuluhan Terhadap


Peningkatan Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat
Kontrasepsi KB, Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.07, 209-216.

Istiqomah, I. (2016). Pengaruh Media Leaflet Terhadap Peningkatan


Pengetahuan WUS (Wanita Usia Subur) Dalam Pemilihan
Kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device) Di Desa Tegalrejo Kecamatan
Sawit Boyolali. [Naskah Publikasi]. Surakarta: Fakultas Ilmu
Kesehatan UMS. 1-11

Utami Febriyani. Sri Andarini Indreswari. (2013). Konseling Pemilihan Alat


Kontrasepsi Pada Wanita Pasangan Usia Subur Di Puskesmas
Mangkang Semarang. Program Studi Kesehatan Masyarakat
Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Jurnal Visikes-
Vol.12/No.1/April 2013

G. EVALUASI
Meminta ibu untuk menjelaskan kembali jenis-jenis KB
MATERI PENYULUHAN

A. PENGERTIAN
Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak dan
jarak kelahiran anak yang diinginkan atau salah satu usaha untuk membantu
keluarga merencanakan kehidupan berkeluarga dengan baik sehingga dapat
mencapai keluarga berkualitas. Maka dari itu, Pemerintah mencanangkan
program atau cara untuk mencegah dan menunda kehamilan (Sulistyawati,
2013).
Menurut UU RI Nomor 52 Tahun 2009, Keluarga Berencana adalah
upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur
kehamilan melalui promosi, perlindungan, serta bantuan sesuai dengan hak
reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.

B. MANFAAT KELUARGA BERENCANA


Program Keluarga Berencana bertujuan untuk membangun manusia
Indonesia sebagai obyek sekaligus subyek pembangunan melalui
peningkatan kesejahteraan ibu, anak, dan keluarga Pelaksanaan program
KB juga diarahkan untuk menurunkan tingkat kelahiran atas dasar
kesadaran dan tanggung jawab seluruh masyarakat dengan cara memilih
metode kontrasepsi secara sukarela. Dengan demikian program KB
merupakan cermin upaya menurunkan tingkat kelahiran, sekaligus
membangun keluarga sejahtera (Bappenas, 2016).
Program KB tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan suatu keluarga
yaitu dengan jalan penjarangan angka kelahiran atau jumlah kelahiran bayi
yaitu dengan jalan menggalakkan pemakaian alat kontrasepsi. Hingga saat
ini program KB yang dicanangkan memberikan manfaat yang besar,
beberapa diantaranya adalah sebagai berikut (Ekarini 2014):
1. Perbaikan kesehatan badan ibu
2. Adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anak
3. Perkembangan fisik, mental dan sosial anak lebih sempurna.
4. Perencanan kesempatan pendidikan yang lebih baik.
5. Menurunkan resiko terjangkitnya kanker rahim dan kanker servik
6. Menurunkan angka kematian maternal serta peningkatan kualitas
IPM (Indeks Pembangunan Manusia)
7. Menghindari kehamilan yang tidak diinginkan
8. Dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anak
9. Mencegah penularan penyakit berbahaya
10. Dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga
11. Dapat menentukan kualitas sebuah keluarga

C. MACAM – MACAM METODE KONTRASEPSI


1. Metode KB Alamiah
a. Metode Kalender
Dengan menghitung masa subur berdasarkan perhitungan
kalender yang siklus menstruasinya 28 hari sekali maka masa subur
terjadi pada hari ke 12-16 dalam siklus menstuasi. Setelah itu
dinamakan masa kurang subur (Hartanto 2012).
b. Metode suhu basal
Suhu basal adalah suhu badan asli.Suhu basal wanita lebih tinggi
setelah terjadi ovulasi dari pada sebelum masa ovulasi.Bila suhu basal
tubuh lebih tinggi 3 hari berturut turut dari pada 6 hari sebelumnya
maka masa subur telah berakhir (Sulistyawati 2013).
c. Metode pengamatan lender
Bila di sekhtar alat kelamin terasa basah memasuki masa subur
dan bila terasa kering laka memasuki masa tidak subur (Saifuddin
2010).
d. Metode Keefe
Wanita meraba sendiri leher rahim dengan memasukan 2 jari ke
vagina.Akan terjadi perbedaan pada leher rahim waktu masa subur
dan masa tidak subur (Shadine 2012)
e. Metode Simptotermal
Metode yang mengabungkan metode pengamatan lendir dan
metode Keefe (Sulistyawati 2013).
f. Metode menyusui tanpa haid atau MAL (Metode Amenore Laktasi):
Khusus digunakan untuk menunda kehamilan selama 6 bulan
setelah melahirkan dengan memberikan ASI eksklusif. Memberikan asi
tanpa tambahan makanan apapun pada bayi selama 6 bulan pertama.

2. Metode Alat kontrasepsi hormonal


Terdiri dari Pil KB, Suntikan KB dan Susuk KB (Sulistyawati 2013).
a. Pil KB
KB pil adalah mencegah kehamilan dengan cara meminum pil.
Cocok untuk ibu menyusui, tidak menurunkan produksi ASI, dapat
digunakan sebagai kontrasepsi darurat.
Efek samping : Gangguan perdarahan (perdarahan bercak atau
perdarahan tidak teratur)
1) Cara kerja:
a) Menekan ovulasi.
b) Rahim tidak bisa menerima hasil pembuahan.
c) Mengentalkan lendir servik.
d) Mengganggu transportasi sperma.
2) Keuntungan:
a) Mudah diperoleh
b) Bila minum pil sesuai aturan dijamin berhasil 100%
c) Dapat mencegah kehamilan diluar kandungan, mencegah
kangker rahim, dan kangker payudara
d) Dapat mengobati nyeri haid, ketegangan menjelang
menstruasi, mentruasi yang tidak teratur
e) Tidak mengganggu hubungan seksual.
f) Tidak mempengaruhi ASI.
g) Kesuburan cepat kembali.
h) Dapat dihentukan setiap saat.
3) Kerugian:
a) Harus diminum setiap hari
b) Mengganggu siklus haid.
c) Peningkatan berat badan.
d) Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama.
e) Bila lupa 1 pil saja kegagalan menjadi lebih besar.
f) Payudara menjadi tegang, mual, pusing, jerawat, sakit kepala,
rambut rontok
g) Terjadinya bercak darah
h) Tidak mencegah IMS dan HIV
4) Cara pemakaian:
a) Mulai hari pertama sampai hari terakhir siklus haid.
b) Diminum setiap hari pada saat yang sama.
c) Bila lupa 1 atau 2 pil minumlah segera pil yang terlupa dan
gunakan metode pelindung sampai akhir bulan.
d) Bila tidak haid, mulailah paket baru 1 hari setelah paket
terakhir.
e) Boleh menggunakan pada hari ke 8 tapi harus menggunakan
metode kontrasepsi lain seperti kondom mulai hari 8-14 atau
tidak melakukan hubungan seksual sampai menghabiskan
paket pil tersebut
f) Yang terbaik memang dimulai pada saat sedang haid, karena
pada saat itu pasti tidak hamil. Pil yang berisi 28 pil, pil
digunakan terus menerus. Pada pil yang berjumlah 21, setelah
pil ke 21, beri jeda 7 hari sebelum meminum pil KB kembali.
b. Injeksi/ Suntik
KB hormonal injeksi semakin banyak digunakan karena angat
efektif, praktis dan aman. Suntikkan berisi hormone yang
menghambat sperma bertemu dengan sel telur. Disuntikkan per 1
bulan atau per 3 bulan dapat digunakan 6 bulan setelah masa
persalinan Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia
reproduksi. Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan.
Cocok untuk masa menyusui, karena tidak menekan produksi ASI.
1) Cara kerja :
a) Mencegah ovulasi.
b) Mengentalkan lendir servik.
c) Menghambat transportasi sperma.
d) KB suntik ada yang setiap bulan : cyclofem
e) Kb suntik/3 bulan : Depo provera, Depogeston
2) Keuntungan :
a) Suntikan progestin (tiap 3 bulan) hanya mengandung hormone
progestin saja.
b) Suntikan terpadu tiap 1 bulan tidak mempengaruhi siklus haid
c) Pengawasan lebih ringan
d) Tingkat efektivitas tinggi
e) Tidak mempengaruhi hubungan seksual
f) Tidak mempengaruhi produksi ASI
g) Membantu mencegah kehamilan diluar kandungan
h) Dapat digunakan oleh perempuan usia yang ingin menunda
kehamilan atau merencanakan kehamilan selang berapa tahun
tahun sampai pre menopause
i) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius
terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah
3) Kerugian :
a) Suntikan progestin 3 bulan menyebabkan (perdarahan tidak
tertur, berat badan bertambah, haid tidak kunjung datang,
kembalinya kesuburan lebih lambat).
b) Suntikkan 1 bulan tidak dapat dipakai untuk ibu menyusui.
c) Mual, perdarah bercak, sakit kepala, nyeri payudara
d) Tidak mencegah IMS dan HIV
e) Gangguan siklus haid
f) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan
berikutnya
g) Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan
kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi
(jarang), sakit kepala, jerawat
4) Cara pemakaian :
a) Setiaap saat selama siklus haid, asal tidak sedang hamil
b) Mulai hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid
c) Selama 7 hari setelah suntikan pertama tidak boleh melakukan
hubungan seksual
d) Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 / per bulan
bulan dengan cara disuntik IM dalam didaerah pantat. suntikan
diberikan setiap 90 hari

c. Kontrasepsi Implan/Susuk
Alat kontrasepsi bawah kulit (lengan atas). Batang kecil yang
berisikan hormon yang akan menghambat sperma untuk mencapai
sel telur dan mencegah pelepasan telur. Efektif selama 5 tahun
untuk jenis Norplant, 3 tahun untuk jenis Jadena, Indoplant, dan
Implanon. Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia
reproduksi. Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan.
Kesuburan segera kembali setelah implant di cabut.Aman dipakai
saat laktasi.
Cara Kerja:
a) Lendir serviks menjadi kental
b) Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit
terjadi implantasi.
c) Mengurangi transportasi sperma
d) Menekan ovulasi
Keuntungan:
a) Praktis dan efektif masa pakai 3 tahun tergantung jenisnya
b) Tidak mengganggu produksi ASI
c) Kesuburan cepat kembali setelah pencabutan
d) Tidak mengganggu hubungan seksual
e) Daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang (sampai 5
tahun)
f) Bebas pengaruh estrogen
g) Tidak mengganggu produksi ASI
h) Dapat dicabut saat sesuai kebutuhan
Kerugian:
a) Harus dipasang dan dicabut petugas yang terlatih dan perlu
pembedahan kecil saat pemasangan.
b) Menyebabkan penurunan atau kenaikan berat badan
c) Tidak mencegah IMS dan HIV
d) Menyebabkan pola haid bercak (spotting), hipermenorhea,
atau meningkatnya jumlah darah haid serta amenorrhea
e) Timbul keluhan-keluhan seperti: nyeri kepala, nyeri dada,
perasaan mual, pening/ pusing kepala, peningkatan atau
penurunan berat badan
f) Membutuhkan tindak pembedahan minor
g) Tidak dianjurkan apabila hamil, menderit penyakit, stroke,
jantung, darah tiggi, kencing manis, perdarah pervagina
Cara Pemakaian:
a) Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7,
atau 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan, pasca
keguguran.
b) Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal atau AKDR
dan ingin menggantinya dengan implant, insersi dapat
dilakukan setiap saat
c) Daerah pemasangan atau insersi pada lengan kiri atas bagian
dalam (sub kutan).
d) Daerah insersi harus tetap kering dan bersih selama 48 jam
pertama (untuk mencegah infeksi pada luka insisi). Balutan
penekan tetap ditinggalkan selama 48 jam
e) Sedangkan plester dipertahankan hingga luka sembuh
(biasanya 5 hari)
f) Setelah luka sembuh daerah tersebut dapat disentuh dan
dicuci dengan tekanan wajar.
g) Bila ditenmukan adanya tanda-tanda infeksi seperti demam
peradangan, atau bila ada rasa sakit menetap selama
beberapa hari, segera kembali ke klinik.
h) Setelah masa pemakaian habis, implan harus segera
dilepas

d. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) IUD atau spiral


IUD/AKDR juga dapat mencegah kehamilan mencapai 99%
hingga 100% tergantung pada IUD/AKDR. IUD/AKDR terbaru copper
T380A memiliki efektifitas cukup tinggi, bahkan selama 8 tahun
pengguna tidak temukan adanya kehamilan. Pada penelitian yang lain
ditemukan setelah penggunaan 12 tahun ditemukan 2,2 kehamilan per
100 pengguna dan 0,4 diantaranya terjadi kehamilan. Alat kontrasepsi
dalam rahim (AKDR) atau disebut dengan KB IUD, yang berbentuk
kecil dari plastik yang berbentuk “T” yang dilapisi tembaga dan
diletakkan didalam rahim. (Niken, 2010)
1) Keuntungan :
a) Dapat dipakai selama 10 tahun
b) Tidak mengganggu pemberian ASI
c) Kesuburan dapat segera kembali saat IUD diangkat
d) Angka perlindungan lebih tinggi
e) Sangat efektif, reversibel, dan berjangka panjang.
f) Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan.
g) Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi.
h) Tidak boleh dipakai oleh wanita yang terpapar Infeksi Menular
Seksual
i) Tidak mempengaruhi hubungan seksual
Ada beberapa jenis : CuT-380A, NOVA-T, Lípez Loops (Hartanto
2012)
2) Cara Kerja :
a) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopi
b) Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai kavum uteri.
c) Mencegah sperma dan ovum bertemu atau membuat sperma sulit
masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurang
kemampuan sperma untuk fertilisasi
d) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
3) Kerugian :
a) Harus dipasang dan dicabut petugas yang terlatih
b) Melalui pemeriksaan dalam
c) Nyeri beberapa hari setelah pemasangan
d) Bertambah darah haid dan rasa sakit beberapa bulan pertama
e) Terdapat perdarahan
f) Dapat terjadi infeksi radang panggul
g) Tingkat akhir infeksi memungkinkan kemandulan
h) Tali AKDR dapat menganggu hubungan seksual
i) Tidak mencegah IMS dan HIV
j) Jangan menggunakan IUD jika ada gangguan pendarahan
peradangan
dari alat kelamin, curiga kengker tumor jinak, radang panggul
k) Efek samping yang umum terjadi : perubahan siklus haid
( umumnya
pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan ), haid
lebih lama dan banyak, perdarahan spooting antar menstruasi,
saat haid lebih sakit.
4) Komplikasi lain : merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari
setelah pemasangan perforasi dinding uterus, perdarahan berat
pada waktu haid yang memungkinkan penyebab anemia. Tidak
mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.Tidak baik digunakan pada
perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti-ganti
pasangan.
5) Cara Pemakaian :
a) Baik dipasang waktu dalam siklus haid terakhir , dan dipastikan
klien tidak hamil.
b) Segera setelah melahirkan ( 4 minggu pasca persalinan ) dan
setelah 6 bulan dengan metode MAL.
c) Setelah abortus ( bila tidak ada gejala infeksi )
d) Selama 1-5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi AKDR
dipasang di dalam rahim.
e) Kembali memeriksakan diri setelah 4-6 minggu setelah
pemasangan. Selama pertama pemakaian AKDR periksa benang
secara rutin terutama setelah haid.
f) Segera kembali ke klinik apabila: tidak dapat meraba benang
AKDR, merasakan bagian yang keras dari AKDR, AKDR terlepas,
siklus haid terganggu atau meleset, terjadi pengeluaran cairan
vagina yang mencurugakan, adanya infeksi.
g) Setelah masa pemakaian habis, AKDR harus segera dilepas.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik / Pokok Bahasan : Makanan Pendamping ASI


Hari/ Tanggal : Sabtu, 2 Desember 2019
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Tn. Tomy Pranata
Sasaran : Ny. Ratri
Penyuluh : ZUHARNI

I. TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ibu dapat mengerti
tentang pemberian makanan tambahan pada bayi dan kapan sebaiknya
diberikan pada bayi.
II. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti penyuluhan iu dapat menjelaskan kembali:
1. Pengertian MP-ASI
2. Pemberian makanan anak umur 0-24 bulan yang baik dan benar
3. Cara membuat MP-ASI
4. Permasalahan dalam memberikan MP-ASI pada bayi
5. Akibat pemberian MP-ASI terlalu dini
III. PELAKSANAAN KEGIATAN
No waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan peserta
1 2 menit Pembukaan:
 Memberi salam  Menjawab salam
 Menjelaskan tujuan  Mendengarkan dan
pembelajaran memperhatikan
 Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan
disampaikan
2 20 menit Pelaksanaan:  Menyimak dan
 Menjelaskan materi penyuluhan memperhatikan
secara berurutan dan teratur

Materi :
1. Pengertian MP-ASI
2. Pemberian makanan anak umur
0-24 bulan yang baik dan benar
3. Cara membuat MP-ASI
4. Permasalahan dalam
memberikan MP-ASI pada bayi
5. Akibat pemberian MP-ASI terlalu
dini
3 6 menit Evaluasi :
1. Memberikan kesempatan pada  Bertanya, dan
ibu untuk bertanya. menjawab
2. Menanyakan kembali pada ibu pertanyaan
tentang materi yang telah
diberikan.
4 2 menit Penutup :
 Mengucapkan terimakasih dan Menjawab salam
mengucapkan salam

IV. MATERI
Terlampir (MP-ASI),
V. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
VI. MEDIA
1. Materi SAP
2. Leaflet
3. Flyer
VII. SUMBER
Prabantini, D. 2010. Makanan Pendamping ASI. Yogyakarta: ANDI
Hasdianah, dkk. 2014. Gizi, Pemantapan Gizi, Diet, dan Obesitas.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Irianto, J. 2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan.
Yogyakarta: Penerbit Andi
LAMPIRAN MATERI
MPASI

1. Pengertian MP-ASI
Makanan Pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang
mengandung gizi diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi
kebutuhan gizinya.
MP-ASI diberikan mulai umur 6 bulan sampai 24 bulan. Semakin
meningkat umur bayi/anak, kebutuhan akan zat gizi semakin bertambah
karena tumbuh kembang, sedangkan ASI yang dihasilkan kurang
memenuhi kebutuhan gizi.
MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan
keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara
bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan
pencernaan bayi/anak .
Pemberian MP-ASI yang cukup dalam hal kualitas dan kuantitas
penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak
yang bertambah pesat pada periode ini.

2. Pemberian makanan anak umur 0-24 bulan yang baik dan benar
A. Makanan Anak Umur 12 – 24 Bulan
1. Pemberian ASI diteruskan. Pada periode umur ini jumlah ASI
sudah berkurang, tetapi merupakan sumber zat gizi yang
berkualitas tinggi
2. Pemberian MP-ASI atau makanan keluarga sekurang-
kurangnya 3 kali sehari dengan porsi separuh makanan orang
dewasa setiap kali makan. Disamping itu tetap berikan
makanan selingan 2 kali sehari.
3. Variasi makanan diperhatikan dengan menggunakan Padanan
Bahan Makanan. Misalnya nasi diganti dengan: mie, bihun,
roti, kentang, dll. Hati ayam diganti dengan: tahu, tempe,
kacang ijo, telur, ikan. Bayam diganti dengan: daun kangkung,
wortel, tomat. Bubur susu diganti dengan: bubur kacang ijo,
bubur sumsum, biskuit, dll.
4. Menyapih anak harus bertahap, jangan dilakukan secara tiba-
tiba. Kurangi frekuensi pemberian ASI sedikit demi sedikit.
3. Permasalahan dalam memberikan MP-ASI pada bayi
Pemberian MP-ASI pada periode umur 4-24 bulan sering tidak
tepat dan tidak cukup baik kualitas maupun kuantitasnya. Adanya
kepercayaan bahwa anak tidak boleh makan ikan dan kebiasaan tidak
menggunakan santan atau minyak pada makanan anak, dapat
menyebabkan anak menderita kurang gizi terutama energi dan protein
serta beberapa vitamin penting yang larut dalam lemak.
Frekuensi pemberian MP-ASI dalam sehari kurang akan berakibat
kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi.
Pemberian ASI terhenti karena ibu kembali bekerja. Di daerah
kota dan semi perkotaan, ada kecenderungan rendahnya frekuensi
menyusui dan ASI dihentikan terlalu dini pada ibu-ibu yang bekerja
karena ibu sibuk. Hal ini menyebabkan konsumsi zat gizi rendah apalagi
kalau pemberian MP-ASI pada anak kurang diperhatikan.
Kebersihan kurang pada umumnya ibu kurang menjaga
kebersihan terutama pada saat menyediakan dan memberikan
makanan pada anak. Masih banyak ibu yang menyuapi anak dengan
tangan, menyimpan makanan matang tanpa tutup makanan/tudung saji
dan kurang mengamati perilaku kebersihan dari pengasuh anaknya. Hal
ini memungkinkan timbulnya penyakit infeksi seperti diare (mencret)
dan lain-lain.

4. Akibat pemberian MP-ASI terlalu dini


Pemberian MP-ASI yang terlalu dini (sebelum bayi berumur 6
bulan) menurunkan konsumsi ASI dan gangguan pencernaan/diare.
Kalau pemberian MP-ASI terlambat bayi sudah lewat usia 6 bulan dapat
menyebabkan hambatan pertumbuhan anak.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik / Pokok Bahasan : Deteksi Dini Kanker Leher Rahim


Hari/ Tanggal : Sabtu, 2 Desember 2019
Waktu : 25 menit
Tempat : Rumah Tn. Tomy Pranata
Sasaran : Ny. Ratri
Penyuluh : ZUHARNI

I. TUJUAN:
A. Tujuan Umum:
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan deteksi dini kanker leher
rahim selama 25 menit, diharapkan peserta dapat memahami tentang
pemerikaan deteksi dini kanker leher rahim dan berkeinginan untuk
melakukan pemeriksaan IVA/ Pap smear.
B. Tujuan Khusus:
Diharapkan peserta penyuluhan mengerti dan memahami tentang:
1. Kanker leher rahim
2. Faktor risiko kanker leher rahim
3. Cara mencegah kanker leher rahim
4. Cara deteksi dini kanker leher rahim
II. GARIS BESAR MATERI
A. Kanker leher rahim
B. Faktor risiko kanker leher rahim
C. Cara mencegah kanker leher rahim
D. Cara deteksi dini kanker leher rahim
III. PELAKSANAAN
No. Tahap Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Keterangan
1. Pembukaan 1. Mengucap salam (2 menit)
2. Memperkenalkan diri Ibu menyambut salam dan
3. Menjelaskan tujuan dari mendengarkan penjelasan
penyuluhan yang diberikan dengan
4. Menjelaskan garis besar tenang.
materi penyuluhan
5. Kontrak waktu
2 Isi 1. Menanyakan kepada Ibu apa (10 menit)
itu pap smear 1. Peserta penyuluhan
2. Penyampaian materi: memperhatikan
a. Menjelaskan pengertian penjelasan materi
Kanker leher rahim yang diberikan.
b. Menjelaskan Faktor risiko 2. Peserta penyuluhan
kanker leher rahim menanyakan hal yang
c. Menjelaskan cara belum jelas
mencegah kanker leher
rahim
d. Menjelaskan cara deteksi
dini kanker leher rahim
3. Memberi kesempatan peserta
penyuluhan untuk bertanya
4. Menjawab pertanyaan
peserta penyuluhan
3 Evaluasi 1. Menanyakan kembali materi (10 menit)
yang telah diberikan Peserta penyuluhan dapat
2. Memberi pujian/dukungan menjelaskan kembali
apabila peserta dapat tentang materi penyuluhan
menjawab dengan tepat yang diberikan dengan
tepat
4 Penutup 1. Menyimpulkan materi yang (3 menit)
telah dibahas Peserta penyuluhan akan
2. Melakukan rencana tindak melakukan pemeriksaan
lanjut pap smear di Puskesmas

IV. METODE
A. Ceramah
B. Tanya Jawab
V. MEDIA
leaflet, video
VI. SUMBER
Manuaba, Ida Bagus Gede., Ida Ayu Chandranita Manuaba., Ida Bagus
Gede Fajar Manuaba. 2010. Buku Ajar Penuntun Kuliah Ginekologi.
Jakarta : Trans Info Media.
Manuaba, Ida Ayu Sri Kusuma Dewi Suryasaputra., Ida Ayu Chandranita
Manuaba., Ida Bagus Gede Fajar Manuaba., Ida Bagus Gede Manuaba.
2009. Buku Ajar Ginekologi Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: EGC.
MATERI PENYULUHAN
DETEKSI DINIKANKER LEHER RAHIM

A. Pengertian Kanker Servik


Kanker serviks atau servical cancer adalah jenis penyakit kanker yang terjadi
pada daerah leher rahim atau serviks. Yaitu, bagian rahim yang terletak di
bawah, yang membuka ke arah liang vagina.Kanker serviks adalah penyakit
akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat dari adanya
pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di
sekitarnya (FKUI, 1990; FKKP, 1997).
Kanker serviks adalah sutu proses keganasan yang terjadi pada serviks
dimana terdapat kelompok sel yang abnormal yang terbentuk oleh sel – sel
jaringan yang tumbuh secara terus menerus dan tidak terbatas.
B. Penyebab Kanker Servik
Jenis kanker ini disebabkan oleh human pappilomavirus (HPV) pada
70% - 80% kasus. Pada HPV tipe tertentu dapat menyebabkan kanker serviks
yaitu HPV tipe 16 dan 18, sedangkan untuk beberapa tipe lainnya hanya
menyebabkan timbulnya kutil yang biasa tidak membahayakan dan akan
lenyap dengan sendirinya. Namun selain disebabkan oleh virus HPV, sel-sel
abnormal pada leher rahim juga bisa tumbuh akibat paparan radiasi atau
pencemaran bahan kimia yang terjadi dalam jangka waktu cukup lama.
Pemicu awal penyakit ini beberapa diantaranya disebabkan dari
kebiasan kita sendiri tapi karena tidak tahu apa yang kita lakukan itu
salah,misalnya:
1. Hubungan seksual di usia yang terlalu muda, berganti-ganti partner seks,
atau berhubungan seks dengan pria yang sering berganti pasangan.
2. Seringnya mencuci vagina dengan antiseptik. Banyak antiseptik yang
menyebabkan iritasi pada leher rahim dan antiseptik juga bisa membunuh
kuman baik di vagina yaitu Basillus Doderlain penghasil asam laktat yang
menjaga kelembaban daerah kewanitaan.
3. Jumlah kehamilan juga meningkatkan risiko kanker serviks
4. Seringnya menaburi vagina dengan bedak sehingga menimbulkan
iritasi.Penggunaan Hormon Estrogen bagi wanita yang telah menopause
secara tidak terkontrol.
5. Daya tahan tubuh yang lemah, kurangnya konsumsi vitamin C, vitamin E
dan asam folat.
6. Faktor sosial ekonomi
7. Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)
8. Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan
pemakaian AKDR akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari
adanya erosi di serviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa
radang yang terus menerus, hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya
kanker serviks.
C. Tanda dan Gejala Kanker Servik
Keputihan biasanya menyerupai air berwarna pink / coklat
1. Pendarahan vagina
2. Nyeri panggul dengan tungkai
3. Kencing darah
4. Nafsu makan berkurang
5. Kelelahan
6. Dari vagina keluar air kemih atau tinja, patah tulang
D. Pencegahan kanker Servik
Pencegahan yang bisa di lakukan untuk mengihindari terkena kanker serviks,
yaitu:
1. Wanita usia di atas 25 tahun, telah menikah, dan sudah mempunyai anak
perlu melakukan pemeriksaan papsmear minimal setahun sekali atau
menurut petunjuk dokter.
2. Pilih kontrasepsi dengan metode barrier misalnya kondom, karena dapat
memberi perlindungan terhadap kanker serviks.
3. Hindari hubungan seks pada usia muda dan jangan berganti-ganti
pasangan seks.
4. Dianjurkan untuk berperilaku sehat, seperti menjaga kebersihan alat
kelamin dan tidak merokok.
5. Perbanyak konsumsi sayuran dan buah segar
E. Pengobatan Kanker Servik
Seperti pada kejadian penyakit yang lain, jika perubahan awal dapat
dideteksi seawal mungkin, tindakan pengobatan dapat diberikan sedini
mungkin. Jika perubahan awal telah diketahui pengobatan yang umum
diberikan adalah dengan:
1. Pemanasan, diathermy atau dengan sinar laser.
2. Cone biopsi, yaitu dengan cara mengambil sedikit dari
sel-sel leher rahim, termasuk sel yang mengalami perubahan. Tindakan ini
memungkinkan pemeriksaan yang lebih teliti untuk memastikan adanya
sel-sel yang mengalami perubahan. Pemeriksaan ini dapat dilakukan oleh
ahli kandungan.
Jika perjalanan penyakit telah sampai pada tahap pre-kanker, dan kanker leher
rahim telah dapat diidentifikasi, maka untuk penyembuhan, beberapa hal yang
dapat dilakukan adalah:
1. Operasi, yaitu dengan mengambil daerah yang
terserang kanker, biasanya uterus beserta leher rahimnya.
2. Radioterapi yaitu dengan menggunakan sinar X
berkekuatan tinggi yang dapat dilakukan secara internal maupun eksternal
F. Penularan Kanker Servik
Penularan virus HPV bisa terjadi melalui hubungan seksual, terutama
yang dilakukan dengan berganti-ganti pasangan. Penularan virus ini dapat
terjadi baik dengan cara transmisi melalui organ genital ke organ genital, oral
ke genital, maupun secara manual ke genital. Karenanya, penggunaan
kondom saat melakukan hubungan intim tidak terlalu berpengaruh mencegah
penularan virus HPV. Sebab, tak hanya menular melalui cairan, virus ini bisa
berpindah melalui sentuhan kulit.
G. Deteksi Dini Kanker Servik
1. IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) yaitu pemeriksaan leher rahim
dengan cara melihat langsung leher rahim setelah memulas leher rahim
dengan larutan asam asetat 3-5%. Bila setelah pulasan asam asetat 3-5%
ada perubahan warna, yaitu tampak bercak putih, maka maka indikasi
terdapat lesi kanker.
2. Papsmear yaitu pemeriksaan dengan cara mengambil cairan di porsio
(dalam leher rahim) dan kemudian di fiksasi dengan alkohol 95% untuk di
bawa ke laboratorium untuk di periksa lebih lanjut menggunakan
mikroskop.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik / Pokok Bahasan : SADARI


Hari/ Tanggal : Sabtu, 2 Desember 2019
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Tn. Tomy Pranata
Sasaran : Ny. Ratri
Penyuluh : ZUHARNI

I. TUJUAN :
1. Tujuan Umum :
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang kanker payudara
dan tindakan deteksi dini kanker payudara menggunakan media Leaflet,
responden mampu mengetahui, memahami, dan mengaplikasikan dalam
bentuk respon positif terhadap pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
2. Tujuan Khusus:
a. Setelah diadakan pendidikan kesehatan, remaja putri memahami
pengertian kanker payudara
b. Setelah diadakan pendidikan kesehatan, remaja putri memahami
penyebab dan faktor risiko kanker payudara
c. Setelah diadakan pendidikan kesehatan remaja putri, memahami tanda
dan gejala apa saja yang timbul pada kanker payudara
d. Setelah diadakan pendidikan kesehatan, remaja putri bisa memahami
pencegahan sendiri kanker payudara
e. Setelah diadakan pendidikan kesehatan, remaja putri mampu
memahami dalam pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).
II. GARIS BESAR MATERI (Materi : Terlampir)
1. Definisi kanker payudara
2. Etiologi dan faktor risiko kanker payudara
3. Tanda dan gejala kanker payudara
4. Stadium kanker payudara
5. Pencegahan pada kanker payudara
6. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
III. PELAKSANAAN :
No. Tahap Kegiatan Penyuluh Peserta
Kegiatan
1. Pembukaan  Mengucapkan salam  Menjawab
2 menit  Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan Memperhatikan
pertemuan dan
pembelajaran  Memperhatikan
 Menjelaskan kontrak Memperhatikan
waktu
 Menjelaskan peraturan Bertanya, menjawab
kegiatan dan cakupan
materi
 Mengklarifikasi
penjelasan yang telah
disampaikan
2. Isi  Menjelaskan kanker Memperhatikan,
10 menit payudara. Definisi, mendengarkan, dan
etiologi dan faktor risiko, mencatat
tanda dan gejala, jenis-
jenis kanker payudara,
stadium, diagnosis dan
pencegahan pada
kanker payudara  Memperagakan
 Pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI)

3. Evaluasi  Memberikan pertanyaan Menjawab


10 menit sehubungan dengan
materi yang telah
diberikan
 Memberikan pujian
apabila peserta dapat
menjawab pertanyaan.
4. Penutup  Menyimpulkan hasil Menyimpulkan
3 menit penyuluhan dengan bersama penyuluh
melibatkan peserta.
Kemudian melakukan
penutupan dengan
mengucapkan salam.

IV. METODE
1. Demonstrasi
2. Tanya jawab (diskusi)
3. Praktik
V. MEDIA
1. Leaflet SADARI
VI. SUMBER
1. Widyastuti. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya.
2. Departemen Kesehatan RI. 2009. Buku Saku Pencegahan Kanker Leher
Rahim & Kanker Payudara. Jakarta: Depkes.
VII. EVALUASI : sesuai materi.

LAMPIRAN MATERI
A. KANKER PAYUDARA
Kanker payudara merupakan jenis kanker dengan jumlah kasus
terbanyak di dunia, sekaligus penyebab kematian terbesar dikalangan wanita.
Kanker payudara berawal dari sel-sel dalam jaringan payudara yang
berkembang dalam keadaan yang tidak baik.
B. Tanda-tanda kanker payudara
Payudara mengalami pengerasan, adanya lekukan, terkikis, kemerahan,
keluar cairan selain ASI, bengkak disekitar puting, berkerut, muncul pembuluh
darah, puting tertarik ke dalam, asimetri antara payudara kanan dan kiri, kulit
berwarna orange, muncul benjolan.
C. Penyebab kanker payudara belum dapat diketahui secara pasti, namun
terdapat faktor resiko kanker payudara :
1. Usia yang meningkat
2. Pernah menderita kanker payudara
3. Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara
4. Menarche (mensturasi pertama) sebelum usia 12 tahun, menopause
setelah usia ≥ 50 tahun
5. Kehamilan pertama setelah usia 30 tahun dan belum pernah hamil.
6. Konsumsi alkohol dan terpapar bahan kimia
D. Pengertian SADARI
SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri yang dilakukan untuk
mengetahui ada tidaknya kanker dalam payudara wanita. Pemeriksaan ini
sangat mudah dilakukan oleh wanita untuk mencari bejolan atau kelainan
lain, dengan menggunakan cermin dan berbaring.
1. Tujuan SADARI
Adapun tujuan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dilakukan
adalah untuk mengetahui adanya kelainan pada payudara baik struktur,
bentuk ataupun tekstur sejak dini, sehingga diharapkan kelainan-kelainan
tersebut dapat diobati sedini mungkin.
2. Waktu Pelaksanaan SADARI
Pemeriksaan payudara sendiri dilakukan sebulan sekali.
Pemeriksaan ini dilakukan ketika sedang menstruasi sebaiknya
melakukan pemeriksaan pada hari ke-5 sampai ke-7 setelah masa haid
bermula, ketika payudara sedang mengendur dan terasa lebih lunak. Atau
pemeriksaan sebaiknya dilakukan beberapa hari setelah menstruasi
berakhir, atau pilih tanggal yang mudah diingat untuk melakukan
pemeriksaan rutin.
3. Prosedur SADARI
Berikut langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan SADARI:
a. Perhatikan kedua payudara di cermin dengan posisi kedua lengan
lurus ke bawah. Lihat perubahan apakah ada perubahan bentuk,
ukuran, warna kulit, permukaan kulit tidak mulus seperti ada kerutan
atau cengkugan.
b. Angkat tanganmu ke belakang kepala, gerakkan kedua legan ke
depan secara bersamaan. Teliti apakah pada payudara terdapat
perubahan-perubahan yang telah disebutkan pada langkah pertama.
Kemudian, tekan kedua tanganmu kuat-kuat di pinggul, lalu gerakkan
kedua lengan dan siku ke depan sambil mengangkat bahu untuk
melihat apakah kedua payudara menggatung seimbang.
c. Angkat lengan kirimu, raba payudara kiri dengan tiga jari kanan yang
dirapatkan. Lakukan pemeriksaan yang sama pada payudara kanan.
d. Perabaan dapat dilakukan dengan cara:
1) Tekan lembut tetapi mantap payudara dengan gerakan memutar
searah jarum jam, mulai dari sisi luat hingga ke bagian puting
susu.
2) Gerakan jari dari payudara bagaian atas ke bawah dan
sebaliknya.
3) Gerakkan jari dari area sekitar puting susu menuju sisi luar
payudara.
4) Pencet perlahan daerah di sekitar puting. Amati perubahan yang
terjadi, termasuk keluarnya cairan tak normal.
5) Berbaringlah dengan posisi tangan kiri berada di bawah kepala,
letakan bantal kecil di bawah bahu kanan, kemudian raba seluruh
permukaan payudara kiri dengan gerakan seperti langkah ke-3.
Ulangi pada payudara sebelah kanan.
6) Beri perhatian khusus pada payudara bagian atas (dekat ketiak),
karena di daerah tersebut sering ditemukan tumor. Segera
periksakan diri ke dokter jika kamu menemukan perubahan yang
mencurigakan.
7) Tips pada pemeriksaan sadari sebagai berikut:
a) Periksa tiap perubahan yang terjadi pada payudaramu seperti;
belesung, berkerut, menebal, memerah, bersisik, berlekuk.
b) Periksa tiap perubahan yang terjadi pada putingmu seperti;
perih, memerah, bersisik, gatal, menebal, menekuk ke dalam,
keluar cairan selain ASI.
c) Untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun, ruti lakukan
mamografi tiap bulan.
d) Jika keluargamu memiliki riwayat penyakit kanker payudara,
segera periksa diri ke dokter secara rutin.

Anda mungkin juga menyukai