Anda di halaman 1dari 2

ULANGAN TENGAH SEMESTER

“MANAJEMEN PROYEK TEKNOLOGI INFORMASI DAN


KOMUNIKASI”

Disusun oleh :

Rahmi Sari Fauziyah

(17.12.0129)

SI 17 B

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS AMIKOM PURWOKERTO

PURWOKERTO

2020
Menurut pendapat saya dalam pembangunan rumah sakit rujukan untuk menangani
wabah covid-19 saat ini diperlukan SDM yang sangat kuat. Dalam menjalankan kegiatan yang
darurat perlu adanya SDM sebagai pendukung utama diharapkan memiliki fasilitas yang
memadai dan dibutuhkan para dokter/ tenaga kesehatan, perawat, dan dukungan masyarakat
agar wabah covid-19 ini berakhir dengan cepat. Salah satu strategi yang dapat dilakukan
dengan mengembangkan sistem proyek teknologi informasi dan komunikasi dengan berbagai
pihak ikut membantu sebagai relawan dan pemerintah juga seharusnya menyediakan rumah
sakit rujukan yang memadai agar pasien dapat sembuh. Tenaga ahli di bidang kesehatan ini bisa
terdiri dari (Dinas Kesehatan, Rumah Sakit dan Klinis). Sedangkan dari sisi manajemen,
dibutuhkan SDM sebagai tenaga pendukung untuk dapat mengelola manajemen lembaga
secara efektif dan efisiensi. Dalam hal ini bisa memberikan kontribusi bagi rumah sakit dan
lingkungan sekitar tetap menjaga kesehatan di rumah aja supaya meringankan beban rumah
sakit karena tenaga kesehatan pun juga kewalahan menangani wabah ini.
Manajemen proyek yang efektif memastikan bahwa proyek dapat memenuhi keinginan pasien
dan kebutuhan lengkap yang harus ada dalam menangani virus ini, diselesaikan tepat waktu,
dan diselesaikan dengan anggaran yang pemerintah berikan. Untuk menghindari kegagalan
suatu proyek maka harus melakukan komunikasi yang baik dan hal ini merupakan suatu
keharusan, dan membuat suatu rencana kerja yang jelas serta dikomunikasikan kepada semua
anggota tim dengan jelas.
Dalam hal ini, diperlukan komitmen bersama dari berbagai pihak seperti manajemen rumah
sakit, pemerintah dalam hal ini kementerian terkait, asosiasi profesi, dan dokter pelaksana
untuk dapat senantiasa melakukan penanganan yang cepat mencegah dan menangani wabah
covid-19 agar tidak meluas di seluruh Indonesia. Kementerian kesehatan senantiasa
mendukung upaya kemajuan rumah sakit, dimana berbagai inovasi yang sudah ada antara lain
konsep smart e-health seperti telemedicine dan SIMRS (Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit), SISRUTE (Sistem Informasi Rujukan Terintegrasi), aplikasi SehatPedia, sistem JKN
(Jaminan Kesehatan Nasional), dan e-medical record. Tentunya digitalisasi ini tidak lepas dari
perlunya aspek yang jelas dan mendukung pertumbuhan sistem dengan satu tujuan yaitu
peningkatan kualitas layanan kesehatan masyarakat Indonesia.
Tantangan yang ada diharapkan membuat RS untuk melakukan perkembangan digital,
melainkan bersama-sama mencari solusinya dan berdiskusi dengan seluruh stakeholders
termasuk pimpinan regulasi dan kementerian terkait. Pihak Stakeholder yaitu Kementerian
Kesehatan, Kemkominfo, Kemendagri dan Kementerian terkait lainnya,jumlah IT programmer
minimal di suatu RS untuk menjadi acuan SOP pelayanan RS. IT programmer : monitoring
semua RS untuk segera menerapkan SIMRS dari Kemenkes sehingga semua RS bisa memiliki
sumber data yang sama dan keterbukaan RS untuk melakukan data sharing dengan pemerintah
dan pihak terkait lainnya guna tercapainya integrasi data. Pada akhirnya, data dapat dianalisis
untuk melakukan evaluasi bisnis serta meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai