Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP PERKEMBANGAN

KELUARGA MENANTIKAN KELAHIRAN ANAK (CHIKD BEARING) /


MENYUSUI

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:

KELOMPOK 1
1. Darman S. Mendrofa
2. Febri warni Hulu
3. Lia permata sari Siregar
4. Mardiati. S
5. Novi Claudia

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kelompok ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan Kasih dan Rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang
“ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP PERKEMBANGAN
KELUARGA MENANTIKAN KELAHIRAN ANAK (CHIKD BEARING) / MENYUSUI”

Dalam proses penyelesaian Makalah, saya banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini, kelompok menyampaikan
terimakasih yang setulusnya kepada yang terhormat Bapak/Ibu :

1. Perlindungan purba, SH, MM, selaku Ketua Yayasan Sari Mutiara Medan
2. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M,Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mutiara Indonesia
3. Taruli Sinaga, SP, M.KM, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan
Universitas Sari Mutiara Indonesia
4. Ns, Rinco Siregar, S.Kep. MNS, selaku Ketua Program Studi Ners Fakultas Farmasi Dan
Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia
5. Ns, Rinco Siregar, S.Kep. MNS selaku dosen pengajar yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan saran kepada saya dalam menyelesaikan makalah ini.
Tim penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dari isi
maupun susunanya, untuk tim penulis membuka diri terhadap kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya dibidang keperawatan, akhir kata tim penulis mengucapkan
terimakasih.

Medan, 17 April 2020

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................1
2.1 Tujuan..................................................................................................................................1
BAB II TINJAU TEORITIS
2. 1 Konsep Keluarga Dalam Priode Child Bearing.................................................................2

2.2 Ciri-ciri Keluarga................................................................................................................2

2.3 Peranan Keluarga................................................................................................................2

2.4 Fungsi keluarga...................................................................................................................3

2.5 Hal –hal Yang Diterapkan Oleh Keluarga Pada Anak.......................................................4

2.6 Peran Perawat terhadap Child- Bearing..............................................................................4

2.7. Tujuan Perawatan Kesehatan Keluarga.............................................................................5

2.8. Peran Perawat Keluarga.....................................................................................................6

2.9 Prinsip-prinsip Perawatan Keluarga...................................................................................7

2.10 Perkembangan keluarga child bearing..............................................................................7

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA....................................................................12


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Periode childbearing adalah waktu transisi fisik dan psikologis bagi ibu dan seluruh
keluarga. Orang tua dan saudara sekandung harus beradaptasi terhadap perubahan struktur
karena adanya anggota baru dalam keluarga, yaitu bayi. Dengan kehadiran bayi maka sistem
dalam keluarga akan berubah dan pola interaksi dalam keluarga harus dikembangkan

Pada periode transisi, ibu membutuhkan adaptasi yang cepat, sehingga kondisi ini
menempatkan ibu menjadi sangat rentan dan mereka memerlukan bantuan untuk beradaptasi
dengan peran yang baru. Stres dari berbagai sumber dapat berefek negatif pada fungsi dan
interaksi ibu dengan bayi dan keluarga, yang berdampak pada kesehatan fisik ibu dan bayi.

Memahami bagaimana ibu yang beradaptasi dengan perubahan fisiologik, konsep diri,
fungsi peran, dan fungsi interdependen untuk menjadi orang tua sangat penting bagi perawat,
dimana perawat dalam hal ini dituntut mampu membantu dan memfasilitasi proses adaptasi
yang terjadi agar ibu dapat beradaptasi dengan secara positif dengan peran barunya. Untuk itu
diperlukan kemampuan perawat dalam melakukan asuhan keperawatan ibu dalam masa
perinatal.

1.2 Tujuan

a. mahasiswa mampu mengidentifikasi aspek-aspek yang dikaji dalam keperawatan


keluarga child bearing
b. mahasiswa mampu menentukan strategi perencanaan
c. mahasiswa mampu memilih strategi perencanaan yang tepat untuk setiap
implementasi
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2. 1 Konsep Keluarga Dalam Priode Child Bearing

Adapun pengertian keluarga adalah sekumpulan orang yang terikat dengan perkawinan,
kelahiran serta adopsi yang saling ketergantungan, dimana mempunyai tujuan yaitu untuk
menciptakan serta mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan setiap anggota
keluarga. Sedangkan pengertian dari Child-Bearing adalah merupakan waktu transisi fisik
dan psikologis bagi ibu dan seluruh anggota keluarga, dalam hal ini orang tua, saudara atau
anggota keluarga lainnya harus dapat beradaptasi terhadap perubahan stuktur karena adanya
anggota keluarga baru yaitu bayi, dengan kehadiran seorang bayi maka sistem dalam
keluarga akan berubah serta pola pikir keluarga harus dikembangkan.

Pada periode transisi ibu membutuhkan waktu yang sangat cepat sehingga kondisi itu
menempatkan ibu menjadi sangat rentan dan mereka memerluakan bantuan untuk beradaptasi
dengan peran yang baru. Stres dari berbagai sumber dapat berefek negatif pada fungsi dan
interaksi ibu dengan bayidan keluarga,yang berdampak padakesehatan fisik ibu dan anak.

2.2 Ciri-ciri Keluarga

 Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga


 Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing
 Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan
fungsinya masing-masing.

2.3 Peranan Keluarga

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan,


yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam
keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.

Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :


 Peranan ayah :
Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik,
pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari
kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
 Peranan ibu :
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus
rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai
salah satukelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarganya.
 Peranan anak :
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

2.4 Fungsi keluarga

Dalam hal ini fungsi keluarga sangat penting dalam perkembangan anak, adapun
fungsi keluarga meliputi :

1) Faktor biologis

a. Meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membesarkan anak
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d. Memelihara dan merawat anggota keluarga

2) Faktor psikologis

a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman


b. Memberikan perhatian di antara anggota keluarga
c. Memberikan identitas keluarga

3) Faktor sosialisasi

a. Membina sosialisasi pada anak


b. Membentuk norma-norma serta tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan
anak
c. Meneruskan nilai-nalai budaya

4) Faktor ekonomi

a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga


b. Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga untuk di masa yang akan dating.

2.5 Hal –hal Yang Diterapkan Oleh Keluarga Pada Anak

a) Moral

Moral merupakan nilai-nilai yang harus ditanamkan pada anak sejak dini, dimana moral
timbul dari hati tanpa ada paksaan dari luar, dan juga disertai pula dengan tanggung jawab
atas tindakan yang dilakukan. Oleh sebab itu keluarga sebagai pendidik pertama dan utama
bagi anak terutama dalam memberikan pendidikan moral.

b) Akhlak

Dalam hal ini setiap orang tua harus dapat memberikan bimbingan tentang akhlak kepada
anaknya sejak dini, karena dengan akhlak anak tersebut dapat mengatur pola sikap dan
tindakan ataupun perbuatan tanpa mengharapkan imbalan.

c) Etika

Dalam hal ini etika wajib diberikan kepada anak oleh orang tuanya baik melalui bimbingan
atau arahan agar anak tersebut dapat bertingkah laku sesuai dengan etika.

2.6 Peran Perawat terhadap Child- Bearing

Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang


ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan
sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai saran/penyalur.

Alasan Keluarga sebagai Unit Pelayanan :

Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut
kehidupan masyarakat. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya. Dalam hal
ini masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan apabila salah satu angota
keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga
lainnya.

Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (pasien), keluarga tetap
berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan para anggotanya.
Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai upaya kesehatan
masyarakat.

2.7. Tujuan Perawatan Kesehatan Keluarga

Tujuan umum : Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga


mereka, sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya.

Tujuan khusus :

a. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang


dihadapi oleh keluarga.
b. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah
kesehatan dasar dalam keluarga.
c. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam
mengatasi masalah kesehatan para anggotanya.
d. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
anggota keluarga yang sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan anggota
keluarganya
e. Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya

Tugas-tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan. Untuk dapat mencapai tujuan asuhan
keperawatan kesehatan keluarga, keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan
para, anggotanya dan saling memelihara. Freeman (2010) :

 Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga.


 Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
 Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan yang tidak
dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usaianya yang terlalu mudah.
 Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
 Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-lembaga
kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan
yang ada.

2.8. Peran Perawat Keluarga :

a. Pendidik
• Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar
• Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara mandiri.
• Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
b. Koordinator
Diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang komprehensif dapat
tercapai. Koordinasi juga sangat diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau
terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan
c. Pelaksana
Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik maupun di
rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung. Kontak
pertama perawat kepada keluarga melalui anggota keluarga yang sakit. Perawat dapat
mendemonstrasikan kepada keluarga asuhan keperawatan yang diberikan dengan
harapan keluarga nanti dapat melakukan asuhan langsung kepada anggota keluarga
yang sakit
d. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan, perawat harus melakukan home visite atau kunjungan
rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang
kesehatan keluarga.
e. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi masalah kesehatan.
Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, maka hubungan perawat-
keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat
dipercaya
f. Kolaborasi
Perawat komunitas juga harus bekerja dama dengan pelayanan rumah sakit atau
anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang
optimal
g. Fasilitator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat
kesehatannya. Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan baik, maka perawat
komunitas harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan (sistem rujukan)
h. Penemu kasus
Mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi ledakan atau
wabah.
i. Modifikasi lingkungan
Perawat komunitas juga harus dapat mamodifikasi lingkungan, baik lingkungan
rumah maupun lingkungan masyarakat, agar dapat tercipta lingkungan yang sehat.

2.9 Prinsip-prinsip Perawatan Keluarga :

1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan


2. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai tujuan
utama
3. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan
kesehatan keluarga.
4. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, perawat melibatkan
peran serta keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.
5. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan preventif
dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative.
6. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga memanfaatkan sumber
daya keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga.
7. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara keseluruhan.
8. Pendekatan yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan
keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses
keperawatan.
9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah
penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan dasar/perawatan di rumah.
10. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.

2.10 Perkembangan keluarga child bearing :


a. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)

1. Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak
pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan :
2. Persiapan menjadi orang tua
3. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan
kegiatan keluarga
4. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan

b. . Peran Orang Tua Terhadap Child-Bearing

Dalam hal ini peran orang tua dapat dimulai selagi kehamilan membesar dan semakin
kuat saat bayi dilahirkan. Pada periode awal orang tua harus mengenali hubungan mereka
dengan anak. periode berikutnya orang tua dapat mencerminkan suatu waktu untuk
bersama-sama membangun kesatuan keluarga, periode waktu berkonsolidasi ini meliputi
peran negosiasi (suami istri, ibu-ayah,orang tua-anak,saudara-saudara) untuk menetapkan
komitmen . perode yang berlangsung akan membutuhkan waktu.

c. Komunikasi Orangtua Terhadap Anak

Dalam hal ini ikatan diperkuat melalui penggunaan respons seksual atau kemampuan
oleh kedua pasangan dalam melakukan interaksi orangtua-anak.Respon sensual dan
kemampuan yang dipakai dalam komunikasi antara orangtua dan anak meliputi :

a. Sentuhan

Sentuhan atau indera peraba, dipakai secara ekstensif oleh orangtua sebagai suatu sarana
untuk mengenali bayi yang baru lahir. Banyak ibu yang ingin meraih anaknya yang baru
lahir dan tali pusatnya dipotong, mereka mengangkat bayi ke dada, merangkulnya
kedalam pelukan. Begitu anak dekat dengan ibunya maka anak akan mulai proses ekspoli

b. Kontak Mata
c. Suara
d. Aroma

d. Tugas perkembangan child bearing :


1. Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi,seksual& kegiatan )
2. Mempertahankan hub yang memuaskan dengan pasangan
3. Membagi peran & tanggung jawab
4. Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan& perkembangan anak
5. Konseling KB post partum 6 mgg
6. Menata ruang untuk anak
7. Biaya/ dana child bearing
8. Mengfasilitasi role learning anggota keluarga

e. Masalah yang sering muncul pada keluarga child bearing :

1. Keluarga seksual & sosial terganggu


2. Suami merasa diabaikan
3. Interupsi jadwal kontinu
4. Peningaktan perselisihan

f. Perubahan Ibu dalam periode Child Bearing :

Masa nifas adalah masa setelah melahirkan hingga pulihnya rahim dan organ kewanitaan
yang umumnya diiringi dengan keluarnya darah nifas, berlangsung selama kurang lebih 6
pekan.

Pada masa nifas ini ibu akan mendapati beberapa perubahan pada tubuh maupun emosi.
Bagi yang belum mengetahui hal ini tentu akan merasa khawatir akan perubahan yang terjadi,
oleh sebab itu penting bagi ibu memahami apa saja perubahan yang terjadi agar dapat
menangani dan mengenali tanda bahaya secara dini.

1. Rahim

Setelah melahirkan rahim akan berkontraksi (gerakan meremas) untuk merapatkan


dinding rahim sehingga tidak terjadi perdarahan, kontraksi inilah yang menimbulkan rasa
mulas pada perut ibu. Berangsur angsur rahim akan mengecil seperti sebelum hamil,
sesaat setelah melahirkan normalnya rahim teraba keras setinggi 2 jari dibawah pusar, 2
pekan setelah melahirkan rahim sudah tak teraba, 6 pekan akan pulih seperti semula. Akan
tetapi biasanya perut ibu masih terlihat buncit dan muncul garis-garis putih atau coklat
berkelok, hal ini dikarenakan peregangan kulit perut yang berlebihan selama hamil,
sehingga perlu waktu untuk memulihkannya, senam nifas akan sangat membantu
mengencangkan kembali otot perut.

2. Jalan lahir (servik,vulva dan vagina)


Jalan lahir mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses
melahirkan bayi, sehingga penyebabkan mengendurnya organ ini bahkan robekan
yang memerlukan penjahitan, namun insyaalloh akan pulih setelah 2-3 pekan
(tergantung elastis tidak atau seberapa sering melahirkan), walaupun tetap lebih
kendur dibanding sebelum melahirkan. Jaga kebersihan daerah kewanitaan agar tidak
timbul infeksi (tanda infeksi jalan lahir bau busuk, rasa perih, panas, merah dan
terdapat nanah).
3. Darah nifas (Lochea)
Darah nifas hingga hari ke dua terdiri dari darah segar bercampur sisa ketuban,
berikutnya berupa darah dan lendir, setelah satu pekan darah berangsur-angsur
berubah menjadi berwarna kuning kecoklatan lalu lendir keruh sampai keluar cairan
bening di akhir masa nifas. Darah nifas yang berbau sangat amis atau busuk dapat
menjadi salah satu petunjuk adanya infeksi dalam rahim.
4. Payudara
Payudara menjadi besar, keras dan menghitam di sekitar puting susu, ini menandakan
dimulainya proses menyusui. Segera menyusui bayi sesaat setelah lahir (walaupun
ASI belum keluar) dapat mencegah perdarahan dan merangsang produksi ASI. Pada
hari ke 2 hingga ke 3 akan diproduksi kolostrum atau susu jolong yaitu ASI berwarna
kuning keruh yang kaya akan anti body, dan protein, sebagian ibu membuangnya
karena dianggap kotor, sebaliknya justru ASI ini sangat bagus untuk bayi.
5. Sistem perkemihan
Hari pertama biasanya ibu mengalami kesulitan buang air kecil, selain khawatir nyeri
jahitan juga karena penyempitan saluran kencing akibat penekanan kepala bayi saat
proses melahirkan. Namun usahakan tetap kencing secara teratur, buang rasa takut
dan khawatir, karena kandung kencing yang terlalu penuh dapat menghambat
kontraksi rahim yang berakibat terjadi perdarahan.
6. Sistem pencernaan

Perubahan kadar hormon dan gerak tubuh yang kurang menyebabkan menurunnya
fungsi usus, sehingga ibu tidak merasa ingin atau sulit BAB (buang air besar).
Terkadang muncul wasir atau ambein pada ibu setelah melahirkan, ini kemungkinan
karena kesalahan cara mengejan saat bersalin juga karena sembelit berkepanjangan
sebelum dan setelah melahirkan. Dengan memperbanyak asupan serat (buah-sayur)
dan senam nifas insyaalloh akan mengurangi bahkan menghilangkan keluhan ambein
ini.

7. Peredaran darah
Sel darah putih akan meningkat dan sel darah merah serta hemoglobin (keeping
darah) akan berkurang, ini akan normal kembali setelah 1 minggu. Tekanan dan
jumlah darah ke jantung akan lebih tinggi dan kembali normal hingga 2 pekan.
8. Penurunan berat badan
Setelah melahirkan ibu akan kehilangan 5-6 kg berat badannya yang berasal dari bayi,
ari-ari, air ketuban dan perdarahan persalinan, 2-3 kg lagi melalui air kencing sebagai
usaha tubuh untuk mengeluarkan timbunan cairan waktu hamil. Rata-rata ibu kembali
ke berat idealnya setelah 6 bulan, walaupun sebagian besar tetap akan lebih berat
daripada sebelumnya.
9. Suhu badan
Suhu badan setelah melahirkan biasanya agak meningkat dan setelah 12 jam akan
kembali normal. Waspadai jika sampai terjadi panas tinggi, karena dikhawatirkan
sebagai salah satu tanda infeksi atau tanda bahaya lain.
10. Perubahan emosi
Emosi yang berubah-ubah (mudah sedih, khawatir, tiba-tiba bahagia) disebabkan oleh
berbagai faktor, antara lain adanya perubahan hormon, keletihan ibu, kurangnya
perhatian keluarga, kurangnya pengetahuan akan cara merawat bayi serta konflik
dalam rumah tangga. Perubahan ini memiliki berbagai bentuk dan variasi dan akan
berangsur-angsur normal sampai pada pekan ke 12 setelah melahirkan. Yang perlu
diingat, masa nifas bukan berarti ibu terlepas sama sekali dari nilai-nilai ibadah, dzikir
adalah salah satu ibadah lisan dan hati yang cukup efektif untuk membuat ibu merasa
tenang, sabar dan tegar menjalani masa nifas ini. Perbanyaklah berdoa kepada Alloh
agar dimudahkan dan diberi pahala atas kesabaran serta jerih payah ibu dalam
merawat sang buah hati.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. J dan Ny.A PADA TAHAP
KELUARGA (CHILD BEARING)

A. Pengkajian Keluarga

1. Data Umum

a. Nama KK : Tn. J
b. Umur : 29 tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : PNS
e. Alamat : Desa Perapat Hilir, Kutacane Aceh Tenggara
f. Komposisi Keluarga :

NO NAMA L/P UMUR AGAMA Hub. KK PENDIDI PEKERJAAN


KAN
1 Tn. J L 29 Th Islam KK SMA PNS
Ny. A P 27 Th Islam Istri SMA IRT
An. R L 10 bln Islam Anak Belum -
sekolah

g. Genogram
h. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn.J adalah nuclear family atau keluarga inti yang dimana di dalam
rumah tersebut terdapat suami, istri, dan anak.
Suami yang bekerja sebagai PNS, istri seorang ibu rumah tangga dan anak yang baru
lahir berumur 10 bulan.
i. Suku budaya
Keluarga Tn.J adalah suku Alas asli, menurut orang Alas kalau baru melakukan
persalinan wajah ibu harus di maskeri dengan ragi yang dicampur dengan kunyit
j. Agama
Keyakinan yang dianut keluarga Tn.J adalah islam, tidak ada perbedaan antara
anggota keluarga, keluarga Tn.J selalu selalu menjalankan ibadah sholat bersama
walaupun tidak 5 waktu.
k. Status sosial ekonomi
Status keluarga Tn.J adalah Menengah kebawah dilihat dari keadaan rumah Tn.J
merupakan keluarga Prasejahtera karena dinding rumah terbuat dari tembok dan lantai
plaster dan tinggal pisah dari keluarga besarnya.
Tn.J menempuh pendidikan SMA, kini Tn.J bekerja sebagai PNS, penghasilan Tn.J
perbulan >2.500.000,- kebutuhan sehari-hari semua yang membiayai Tn.J seperti
membayar listrik, air makan sehari-hari dsb.
l. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga Tn.J sering bepergian ketempat keluarga besar atau kerumah nenek dari
anaknya setiap hari minggu, mereka menganggap berkumpul dengan keluarga besar
sudah termasuk rekreasi, jika ada waktu luang keluarga Tn.J melihat Tv atau istirahat
dirumah.

B. riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini


Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah yang ke-II dimana tahap keluarga
dengan Child Bearing atau kelahiran anak pertama
Tn.J telah memenuhi tugas perkembangan sebagai berikut
 Persiapan menjadi orangtua
Tn. J harus harus berusaha untuk mempersiapkan diri menjadi orangtua dan bisa
beradaptadi dengan perannya untuk bisa memenuhi kebutuhan anak nya.
 Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga: peran intraksi, hubungan seksual,
dan kegiatan dimana orang tua mampu berinteraksi dengan pasangannya dan
merawat anak nya serta bagaimana cara berespon
 mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan nya. Dimana Tn.J
mampu mempertahankan hidup bersama pasangan nya.
2. tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dalam masa kelahiran anak
pertama adalah :
 Keluarga dalam tahap mengasuh anak dimana Tn.J harus berusaha
menjalankan kewajiban mencukupi kebutuhan nutrisi sesuai kebutuhan
anaknya
 Ny.A harus mengasuh anak untuk pertama kalinya
3. Riwayat Penyakit
Di dalam pengakajian di dapat
 Tn. J tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan dan menular. Tn. J tidak
pernah dirawat dirumah sakit
 Ny. A tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan dan menular . pernah dirawat
di RS karena persalinan SC anak pertama
 An. R tidak mempunyai riwat penyakit keturunan tapi memiliki penyakit menular
yaitu DBD sejak dari 1 hari yang lalu dan tidak di rawat inap di RS. Kondisi An.
R rewel, demam tinggi, mual muntah, keluarga mengatakan bahwa terakhir kali
hanya di berikan obat penurun panas dari Puskesmas
4. Riwayat Penyakit Keluarga
 pada keluarga Tn. J tidak diketahui ada tidaknya penyakit keturunan atau menular.
Sedangkan dari keluarga Ny. A memiliki penyakit kerutunan yaitu DM dari Ibu
Ny. A
 Tidak ada keluarga yang mempunyai riwayat perceraian

C. Data Lingkungan

1. Karakteristik Rumah

Rumah Tn. J berukuran 6 x 17 m2 terdiri dari 1 ruang tamu , 2 kamar tidur , 1 ruang dapur
dan 1 kamar mandi . Rumah bentuk semi permanen lantai di plaster , 2 ventilasi 3 jendela
kaca di dalam rumah , pencahayaan dari luar kurang karena tidak ada jendela yang dibuka
sehingga ruangan tampak gelap dan lembab .

Perabotan tidak tertata rapi dan barang-barang berserakan dimana-mana . air yang digunakan
untuk air minum dan mandi sehari hari dari air sumur

Ruang depan : Tampak kotor, terlihat jejak ban sepeda motor yang tidak
dibersihkan, karen menjadi tempat parkir.

Ruang tamu : terlihat kotor dan banyak mainan berserakan tidak dirapikah sehabis
dipakai.

Ruang tidur : tempat tidur terbuat dari kayu dan kasur berbahan kapas . Kamar
tampak berantakan, baju digantung sembarangan dan pakaian kotor
tergeletak dilantai

Ruang dapur : dapur tampak kotor karena peralatan masak yang ditaruh
sembarangan dan banyak piring yang belum dicuci .

Kamar mandi : terdapat 1 bak mandi dan 1 wc duduk, keadaan air keruh dan bak
mandi jarang di kuras.

Jendela : Jendela rumah hanya ada 3 , ventilasi kurang dan jendela terbuat
kaca sehingga tidak dapat dibuka.

2. Denah Rumah

Kamar T
mandi E
Dapur
T

A
R. Tidur

R. Tidur

Ruang Tamu

Teras Depan Rumah


3. Karakteristik tetangga dan Komunitas Desa

Keluarga Tn. J berada pada lingkungan yang berbeda mata pencaharian nya seperti,
wiraswasta, PNS dan pedagang. Mayoritas penduduk desa perapat hilir adalah asli orang
Aceh dan mayoritas agama nya Islam. Tn. J jarang mengikuti kegiatan dikampung nya seperti
pengajian, arisan . di daerah tersebut mempunyai aturan yaitu tidak boleh berjudi dan minum
alkohol.

4. Mobilitas Geografis Keluarga

Tn. J baru pindah di desa P.Hilir selama menikah, jarak diantara rumah Tn. J dan
puskesmas lumayan jauh. Jika ingin ke puskesmas, Tn. J biasanya menggunakan sepeda
motor.

D. Struktur Keluarga

1. Pola komunikasi keluarga

Komunikasi sehari-hari yang biasa digunakan keluarga Tn.J adalah Alas, itu karena keluarga
Tn.J orang asli Aceh Tenggara, komunikasi diantara mereka sangat terbuka, bila ada masalah,
selalu didiskusikan bersama untuk mendapatkan jalan keluar.

2. Struktur kekuatan keluarga

Antara anggota keluarga saling menghormati dan menghargai bila ada masalah keluarga
selalu mendiskusikan bersama

3. Struktur Peran
 Tn. J berperan sebagai kepala keluarga suami dan pencari nafkah. Tn. J bekerja
sebagai PNS
 Ny. A berperan sebagai ibu rumah tangga sekaligus ibu dari anaknya , pekerjaan
Ny.A sehari-hari memasak dan mengurus anaknya
 An. R berperan sebagai anak

4. Nilai dan norma keluarga

Kebiasaan makan keluarga Tn.J biasanya menggunakan tangan keluarga Tn.J selalu mencuci
tangan sebelum dan sesudah makan keluarga Tn.J sangat santun dan ramah.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko terjadinya infeksi (penularan penyakit) b/d Lingkungan rumah yang kurang
bersih, kurangnya pencahayaan dan lingkungan yang lembab.
2. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah b/d Kesulitan mempertahankan
kebersihan dan menjaga lingkungan rumah.
3. Perubahan menjadi orangtua b/d Ketidakmampuan keluarga menyediakan lingkungan
yang mendukung dalam tumbuh kembang anggota keluarga.

ANALISA DATA

NO. DATA ETIOLOGI PROBLEM


1. DS: Ny.A mengatakan jarang
Lingkungan rumah yang
Resiko terjadinya
memiliki waktu untuk kurang bersih, infeksi (penularan
membersihkan rumah semenjak kurangnya pencahayaan penyakit).
anaknya lahir. dan lingkungan yang
lembab.
DO: Rumah Ny.A tampak kotor
dan tidak terawat, banyak
pakaian bergantungan, dan
berserakan.
2. DS: Ny.A mengatakan terlalu
Kesulitan mempertahankan
Kerusakan
sibuk menjaga anaknya yang kebersihan dan menjaga penatalaksanaan
sakit sehingga tidak ada waktu lingkungan rumah. pemeliharaan
untuk membersihkan rumah. rumah.

DO: Anak tampak rewel dan


menangis.
3. DS: Ny.A mengatakan rumah yang
Ketidakmampuan keluarga
Perubahan menjadi
ditempati adalah rumah yang menyediakan lingkungan orangtua.
dikontrak akibat factor yang mendukung dalam
ekonomi. tumbuh kembang
anggota keluarga.
DO: Rumah terlihat kumuh dan
jarang dibersihkan.

SKORING MASALAH

1. Resiko terjadinya infeksi ( penularan penyakit )

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

1 Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Bila keadaan tersebut tidak


segera diatasi akan
Skala : ancaman
membahayakan anak yang
kesehatan
tinggal di rumah tersebut dan
juga keluarga nya

2 Kemungkinan 1/2 x 2 1 Penyediaan sarana yang dapat


masalah dapat diubah dilakukan oleh keluarga seperti,
menjaga kebersihan, tidak
Skala : hanya
menggantungkan pakaian ,
sebagian
menutup tempat yang berair, dan
mengubur sampah

3 Potensial masalah 2/3 x 1 2/3 Keluarga harus lebih menjaga


untuk dicegah kebersihan baik itu dirumah atau
lingkungan sekitar agar terhindar
Skala : cukup
dari penularan penyakit tersebut

4 Menonjol ya masalah 2/2 x 1 1 Keluarga merasa keadaan


tersebut merupakan masalah
Skala : masalah berat
yang harus diperhatikan agar
harus segera
anak dan keluarga tidak terjadi
ditangani
penularan penyakit tersebut

Total skor 3 1/3

2. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

1 Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Bila keadaan tersebut tidak


segera diatasi akan menimbulkan
Skala : ancaman
masalah kesehatan lainnya
kesehatan
dalam keluarga

2 Kemungkinan 1/2 x 2 1 Pengetahuan keluarga tentang


masalah dapat diubah rumah sehat kurang, sumber-
sumber dalam keluarga
Skala : hanya
memungkinkan untuk
sebagian
manfaatkan guna pemeliharaan
kesehatan rumah

3 Potensial masalah 2/3 x 1 2/3 Kemungkinan timbulnya


untuk dicegah masalah kesehatan akibat
lingkungan yang tidak sehat
Skala : cukup
cukup dapat dicegah bila
leluarga dapat memanfaatkan
sumber-sumber yang ada

4 Menonjol ya masalah 1/2 x 1 1/2 Keluarga merasa keadaan


tersebut telah berlangsung
Skala : ada masalah
lumayan lama dan tidak
tapi tidak perlu segera
dirasakan sebelumnya sebagai
ditangani
masalah karena sudah terbiasa
Total skor 2 5/6

3. Perubahan menjadoi orang tua

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

1 Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Bila keadaan tersebut tidak


segera diatasi akan
Skala : ancaman
menimbulkan masalah bagi
kesehatan
orang tua

2 Kemungkinan 1/2 x 2 1 Kurangnya pengetahuan orang


tua untuk menciptakan
masalah dapat diubah
lingkungan rumah yang bersih
Skala : hanya dan terhindar dari penyakit
sebagian menular

3 Potensial masalah 1/3 x 1 1/3 Adanya masalah karena orang


untuk dicegah tua kurang pengetahuan terhadap
pentingnya untuk menjaga
Skala : rendah
lingkungan rumah yang bersih
terhadap anak

4 Menonjol ya masalah 2/2 x 1 1/2 Keluarga merasa bahwa


lingkungan rumah sangat perlu
Skala : ada masalah
diperhatikan setelah baru
tapi tidak perlu segera
terjadinya penyakit menular ini,
ditangani
sebelum itu orang tuaasih biasa
saja

Total skor 2 1/5

INTERVENSI/IMPLEMENTASI

NO. DIAGNOSA INTERVENSI IMPLEMENTASI


1. Resiko terjadinya infeksi
Jelaskan dan diskusikan tentang
Menjelaskan dan diskusikan
(penularan penyakit) pentingnya: tentang pentingnya:
b/d Lingkungan  Lingkungan rumah yang  Lingkungan rumah yang
rumah yang kurang bersih. bersih.
bersih, kurangnya  Adanya pencahayaan.  Adanya pencahayaan.
pencahayaan dan  Lingkungan yang tidak  Lingkungan yang tidak
lingkungan yang lembab. lembab.
lembab.

2. Kerusakan Jelaskan dan ajarkan untuk: Menjelaskan dan ajarkan


penatalaksanaan  Mempertahankan untuk:
pemeliharaan rumah kebersihan rumah.  Mempertahankan
b/d Kesulitan  Menjaga lingkungan rumah. kebersihan rumah.
mempertahankan  Menjaga lingkungan
kebersihan dan rumah.
menjaga lingkungan
rumah.

3. Perubahan menjadi
Jelaskan dan ajarkan tentang: jelaskan dan ajarkan tentang:
orangtua b/d  Bagaimana menyediakan  Bagaimana menyediakan
Ketidakmampuan lingkungan yang lingkungan yang
keluarga mendukung mendukung mendukung mendukung
menyediakan pertumbuhan dan pertumbuhan dan
lingkungan yang perkembangan anggota perkembangan anggota
mendukung dalam keluarga. keluarga.
tumbuh kembang  Pentingnya mengetahui  Pentingnya mengetahui
anggota keluarga. tumbuh kembang keluarga. tumbuh kembang
keluarga.

Anda mungkin juga menyukai