Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Tn “C” DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI DI RS ERNALDI BAHAR PALEMBANG

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik


Mata Kuliah Keperawatan Jiwa

Disusun oleh:
ARLIADI
(PO.71.20.1.19.102)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2019
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Tn “C” DENGAN GANGGUAN PERSEPSI
SENSORI HALUSINASI DI RS ERNALDI BAHAR

telah disahkan pada,


Hari, tanggal : Sabtu, 11 April 2020
Waktu : 14.00 WIB
Tempat : Bangsal RS Ernaldi Bahar

Mengetahui,

Pembimbing Lapangan Pembimbing Pendidikan


PENGKAJIAN
Ruangan Rawat : Bangsal Srikandi RS Ernaldi Bahar
Tanggal Dirawat : 3 April 2020

I. IdentitasPasien
Inisial : Tn.C
Tanggal Pengkajian : 8 April 2020
Umur : 28 tahun
Pekerjaan : Tidak bekerja
Pendidikan : SLTP
Agama : Islam
Status : Nikah
Alamat : Dusun II Simpang Tiga Sakti, Kec.Tulung Selapan
Sumber data : Klien, observasi, studi dokumen

II. AlasanMasuk
Sejak 6 bulan klien mengalami perubahan perilaku, klien sering marah – marah
dan mudah tersinggung. 2 bulan sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh sulit
tidur, klien sering bicara sendiri dan tertawa sendiri. Klien dibawa ke RS Ernaldi
Bahar karena sering bicara sendiri, akhir – akhir ini klien sering mengamuk melempari
orang – orang dan sulit tidur.

III. Faktor Predisposisi


Klien baru pertama kali dirawat di RS Ernaldi Bahar, namun klien mengikuti
rawat jalan di poliklinik jiwa RSJ Ernaldi Bahar. Saat melakukan rawat jalan klien
tidak rutin untuk minum obat. Klien hanya minum obat jika ada yang
mengingatkannya.

IV. Faktor Presipitasi


. Klien mengatakan dirumah dikatakan tidak waras oleh suaminya. Klien
mengatakan anak dari kakaknya mengalami gangguan seperti klien yaitu suka
mendengar suara – suara.
V. Fisik
1. Tanda – tanda Vital
TD : 110 / 70 mmHg
Nadi : 89 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
2. Keluhan Fisik
Klien mengatakan dari semalam batuk dan tenggorokannya sakit, klien mengeluh
kedinginan, namun klien tidak memiliki alergi dingin. Klien mengalami batuk
berdahak dan dahaknya dapat keluar. Klien tidak mengalami masalah lain dengan
fisiknya, klien mengatakan berat badannya selama dirawat di RS Ernaldi Bahar
tambah 1 kilogram.
VI. Psikososial
1. Genogram

: laki-laki : laki-laki meninggal


: perempuan : perempuan meninggal
: klien
: tinggal serumah : Perempuan gangguan jiwa

2. Konsep Diri
a. Gambaran diri
Klien menganggap tidak ada masalah dalam dirinya. Klien menganggap
dirinya baik-baik saja. Klien tidak memiliki masalah dengan bagian
tubuhnya dan sudah bersyukur dengan apa yang sudah didapatkan dan
diberikan oleh Allah SWT.
b. Identitas diri
Sebelum dirawat, klien mengatakan dirumah membantu pekerjaan suaminya
disawah dan membereskan rumah. Klien selalu membersihkan peralatan
rumah.
c. Peran diri
Klien sudah menikah dan memiliki satu orang anak, klien sudah memiliki
satu cucu dan akan menambah satu cucu lagi.
d. Ideal diri
Klien mengatakan ingin pulang dan ingin bekerja seperti sebelum dirawat.
e. Harga diri
klien mengatakan tidak minder dan merasa senang dengan dirinya yang
sekarang. Klien mengatakan tubuhnya sudah bagus.

3. Hubungan sosial
Klien dapat bersosialisasi dengan pasien – pasien yang ada dibangsal tempat
klien dirawat. Klien juga memiliki satu teman dekat yang ada dibangsal. Dirumah
klien dapat bersosialisasi dengan baik, namun beberapa bulan terakhir klien tidak
bisa bersosialisasi dengan baik kepada tetangga dan orang – orang yang ada
disekitarnya. Klien dulu mengikuti beberapa kelompok masyarakat yang ada
didesanya, namun sudah lama klien tidak mengikutinya.

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan beragama islam, klien memakai jilbab dan selalu
berusaha untuk menutupi auratnya. Klien yakin dengan Allah SWT dan
selalu berusaha beribadah dengan baik.
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan setiap hari beribadah dengan tepat waktu, klien
mengatakan selalu berdzikir kepada Allah SWT.
VII. Status Mental
1. Penampilan
Penampilan klien terlihat cukup rapih, klien berjilbab, klien menggunakan baju
seragam yang diberikan oleh rumah sakit. Klien tidak terbalik memakai baju dan
berpenampilan baik.
2. Pembicaraan
Klien dapat diajak diskusi dengan orang lain, klien kooperatif saat ditanya dan
dapat berbicara dengan baik. Klien berbicara dengan biasa tidak gagap dan tidak
dengan nada tinggi. Klien dapat berpindah dari kalimat satu dengan kalimat
selanjutnya dan berkaitan. Klien kurang bisa focus dengan pembicraan karena
klien dengar suara – suara.
3. Aktivitas motorik
Klien terkadang terlihat gelisah karena klien selalu merasa akan di jemput oleh
keluarganya. Klien terlihat kurang bisa tenang kalau sudah mendengar suara –
suara yang selalu dia dengarkan.
4. Alam perasaan
Klien sering merasa khawatir karena merasa akan dijempu oleh keluarganya
tetapi keluarganya tidak kunjung datang untuk menjemput klien.
5. Afek
Afek klien tumpul, klien hanya bereaksi bila ada stimulus emosi.
6. pertemuan selama wawancara
Klien kooperatif ketika diajak berpertemuan dengan perawat, saat berpertemuan
klien dapat mempertahankan kontak mata dengan pewawancara.
7. Persepsi
Klien mengalami halusinasi pendengara
Halusinasi pendengaran :
Klien terlihat sering tertawa sendiri dan berbicara sendiri. Klien mengatakan
mendengar suara yang mengajaknya untuk bercerita. Saat berpertemuan klien
juga terlihat berbicara sendiri, setelah ditanya klien mendengar apa, klien
mengatakan kalau klien diberitahu keluarganya sudah menjemputnya namun
sudah satu bulan kok tidak sampai – sampai. Klien mengatakan sering mendengar
suara – suara tersebut. Dan suara tersebut dapat muncul kapan saja, saat klien
sendiri maupun saat klien sedang berbincang dengan orang lain.
8. Proses pikir
Proses pikir klien sirkumtansial, yaitu pembicaraan yang berbelit-belit tapi
sampai pada tujuan pembicaraan. Ketika menjawab pertanyaan, klien kadang
harus dituntun dulu agar sampai ketujuan pembicaraan.
9. Isi pikir
Gangguan isi pikir klien adalah Waham curiga, yaitu pikiran kalau suaminya itu
jahat kepada dirinya dan akan melukainya. Klien mengatakan yang harusnya
dirawat itu suaminya bukan dia, karena suaminya jahat terhadap diri klien.
10. Tingkat kesadaran
Klien dapat menyebutkan keberadaanya sekarang yaitu di RS Ernaldi Bahar.
Klien juga dapat mengenal siapa saja orang yang ada di sekitarnya. Klien tidak
terlihat bingung dengan keberadaannya sekarang. Klien dapat menilai waktu dan
suasana yang ada dibangsal tempat klien dirawat.
11. Memori
Klien mengalami gangguan daya ingat jangka panjang (sulit mengingat kejadian
lebih dari satu bulan). Klien dapat mengingat jangka pendek yaitu klien dapat
menceritakan apa yang sudah dilakukan beberapa hari yang lalu.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien memiliki konsentrasi yang cukup baik, namun klien suka teralihkan dengan
suara – suara yang didengarkan oleh klien. Klien dapat berhitung dengan baik
saat disuruh untuk menghitung klien mampu berhitung dengan baik dan dapat
berkonsentrasi.
13. Kemampuan penilaian
Ganguan kemampuan pemilaian klien ringan. Klien dapat mengambil keputusan
yang sederhana dengan bantuan. Saat klien diberikan kesempatan untuk memilih
mandi dulu sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi klien memilih mandi
dulu sebelum makan.
14. Daya tilik diri
Daya tilik diri klien cenderung mengingkari. Klien mengatakan bahwa dirinya
baik-baik saja, padahal klien sebenarnya sakit.
VIII. Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan
Klien mengatakan makan apa yang disediakan oleh rumah sakit. Klien selalu
menghabiskan makanan yang diberikan oleh rumah sakit. Klien tidak meilih –
milih makanan. Semua makanan yang ada klien makan. Selesai makan klien
selalu mencuci alat makannya dan mengembalikan ketempat yang sudah
disiapkan.
2. BAB/BAK
Klien mengatakan tidak ada masalah dalam hal BAB dan BAK. Klien BAB dan
BAK di WC.
3. Mandi
klien mengatakan mandi 2 kali sehari pagi dan sore. Klien mandi dengan tertib
dan selalu menggosok gigi dan 2 hari sekali keramas. Klien mengatakan mandi
sesuai dengan jadwal yang ada di rumah sakit. Kuku tangan dan kuku kaki klien
tidak kotor namun sedikit panjang. Klien tidak memiliki masalah dengan bau
badan karena saat pengkajian tidak ada bau yang mencolok pada badan klien.
4. Berpakaian
Cara berpakaian klien baik, cukup rapi dan baju klien terlihat bersih. Klien selalu
menggunakan baju seragam yang diberikan oleh rumah sakit dan setiap pagi
selalu ganti baju.
5. Istirahat dan tidur
Di RS klien tidur siang karena klien terpengaruh obat yang diberikan oleh dokter.
Klien tidur malam jam 20.30 WIB karena jadwal yang ditentukan jam 21.00 WIB
semua pasien harus sudah tidur. Klien mengatakan tidak ada masalah dengan
pola tidurnya.
6. Penggunaan obat
Selama di RS Ernaldi Bahar klien mendapat terapi obat. Klien mnegatakan
meminumnya setiap hari dan tidak ada efek seperti pusing, mual, muntah setelah
meminum obat tersebut. Efek samping yang didapat klien hanyalah mengantuk.
7. Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan pernah melakukan rawat jalan di poliklinik RS Ernaldi Bahar,
namun obat yang diberikan tidak diminum dengan teratur. Klien hanya tinggal
serumah dengan suaminya dan suaminya kadang lupa untuk mengingatkan klien
minum obat.
8. Kegiatan di luar rumah
Klien mengatakan dirumah kegiatannya selalu membantu pekerjaan suaminya
disawah dan mengerjakan tugas – tugas ibu rumah tangga..
9. Kegiatan selama di RS Ernaldi Bahar
Klien mengikuti semua kegiatan yang ada di RS Ernaldi Bahar, seperti
rehabilitasi, terapi aktivitas kelompok dan kegiatan yang terjadwal, klien selalu
mengikutinya dengan aktif.

IX. Mekanisme Koping


Klien mengatakan tidak ada orang yang dekat dengan klien. klien mengatakan suami
klien jarang berpertemuan dengan klien. klien lebih sering ngomonng sendiri dari
pada harus mengungkapkan masalahnya dengan orang lain.
VIII. Masalah Psikososial dan Lingkungan
Klien tidak memiliki masalah dengan lingkungan tempat klien tinggal. Klien dapat
bersosialisasi dengan semua pasien yang ada dibangsal. Semua pasien yang ada
saling memberikan dukungan satu sama lain.
IX. Pengetahuan
Pengetahuan klien kurang mengenai pengendalian perilaku kekerasan dan manfaat
minum obat. Ketika ditanya tentang apa itu halusinasi, klien dapat menjelaskan
sedikit, yaitu mendengar apa yang tidak nyata.
X. Aspek Medik
Diagnosa medik : F.20.3 ( Skizofrenia tak terinci )
Axis I : F. 20. 3 ( Skizofrenia tak terinci )
Axis II : cenderung skizoid
Axis III : belum ada dx
Axis IV : tidak ada keluhan / tidak jelas
Axis V : GAF 41 – 50
Klien mendapatkan terapi obat sebagai berikut :
a. THP (Triheksilpenidine) 2mg 1 – 0 – 1 : obat untuk mengurangi efek samping.
b. CPZ (Chlorpromazin) 25mg 1 – 0 – 1 : anti psikotik (untuk membuat pikiran
menjadi tenang dengan memblokade dopamin pada reseptor pasca neuron
diotak).
c. Respiradon 2 mg 1 – 0 – 1 ( menghilangkan Waham )
d. Amoxicilin 500 mg 1 – 1 – 1 : anti biotik
Analisis Data
Data Masalah
DS :
- Klien mengatakan mendengar suara yang
mengajaknya untuk bercerita.
- Saat berpertemuan klien juga terlihat berbicara
sendiri, setelah ditanya klien mendengar apa,
klien mengatakan kalau klien diberitahu
keluarganya sudah menjemputnya namun sudah
satu bulan kok tidak sampai – sampai.
- Klien mengatakan sering mendengar suara – Gangguan sensori persepsi :
suara tersebut. Dan suara tersebut dapat muncul halusinasi pendengaran dan
kapan saja, saat klien sendiri maupun saat klien penglihatan.
sedang berbincang dengan orang lain.
DO:
- Klien terlihat sering tertawa sendiri
- Klien terlihat sering melihat ke arah tertentu,
pandangan kadang kosong seperti memikirkan
sesuatu (melamun).
- klien sering bicara sendiri

DS :
- klien sering marah – marah dan mudah
tersinggung.
- klien sering mengamuk melempari orang – Resiko Perilaku kekerasan
orang
DO :
- Klien tampak gelisah dan tidak bisa tidur
DS : Managemen regimen terapi
- Klien mengatakan hanya minum obat kalau inefektif
merasa sakit dan jika sudah tidak merasa sakit
klien tidak menghabiskan obat yang diberikan
oleh dokter
DO :
- Saat melakukan rawat jalan klien tidak rutin
untuk minum obat.

XI. Daftar MasalahKeperawatan


1. Gangguan sensori persepsi : halusinasi
2. Resiko perilaku kekerasan
3. Management regiment terapi inefektif

RisikoPerilakuKekerasan ( Akibat )

Gangguan sensori persepsi:


( Core Problem )
halusinasi pendengaran

koping individu tidak efektif, managemen regiment terapi inefektif ( Penyebab )


RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

INISIAL KLIEN : Tn. C NO. RM :


Hari, tanggal : 8 April 2020 Ruangan :
Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosis Rasional
Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan
Rabu, 8 April 2020 Rabu, 8 April 2020 Rabu, 8 April 2020 Rabu, 8 April 2020 Rabu, 8 April 2020
12.30 WIB 12.30 WIB 12.30 WIB 12.30 WIB 12.30 WIB
Gangguan persepsi TUM : klien dapat setelah 1 x pertemuan a. Bina hubungan saling a. Bina hubungan saling
sensori : halusinasi mengontrol halusinasi klien menunjukkan tanda- percaya dengan percaya adalah dasar
yang dialaminya tanda percaya kepada menggunakan prinsip dalam melakukan tindakan
perawat : komunikasi terapeutik. keperawatan selanjutnya.
- ada kontak mata b. Observasi tingkah laku
TUK 1 : - ekspresi bersahabat b. Observasi tingkah laku dapat digunakan untuk
Klien dapat membina - bersedia mengungkapkan klien terkait dengan mengidentifikasi apa
hubungan saling percaya masalah yang diahadapi halusinasinya (*dengar, halusinasi yang dialami
dan dapat mengenal lihat, raba, penghidu, raba klien.
halusinasinya. atau kecap). c. Diskusi dengan klien
c. Diskusikan dengan klien membantu klien mengenal
tentang isi halusinasi (apa halusinasinya dan
b. Setelah 1x pertemuan, yang didengar/dilihat), memberi pengertian pada
klien dapat menyebutkan : waktu terjadinya, frekuensi, klien halusinasi yang
- isi situasi yang menyebabkan dialami.
- waktu halusinasi dan respon
- frekuensi pasien saat halusinasi
- situasi pencetus muncul.
- respon atau perasaan saat
terjadi halusinasi.

TUK 2 : a. Setelah 1x pertemuan a. Identifikasi bersama klien a. Identifikasi koping klien


Klien dapat mengontrol klien menyebutkan cara atau tindakan yang dapat mengetahui apakah
halusinasinya. tindakan yang biasanya dilakukan jika terjadi selama ini koping yang
dilakukan untuk halusinasi (tidur, marah, digunakan efektif dan
mengendalikan menyibukkan diri, dll). Beri tepat atau tidak.
halusinasinya. pujian jika cara yang
digunakan adaptif. Jika
b. Setelah 1x pertemuan maladaptif, diskusikan
klien dapat kerugian cara tersebut. b. Diskusi dapat memberikan
menyebutkan cara b. Diskusikan cara baru untuk pemahaman pada klien
baru mengontrol mengontrol halusinasi : yang baik untuk
halusinasi - Menghardik. Katakan mengontrol halusinasinya :
:menghardik, pada diri sendiri bahwa - Menghardik, upaya
bercakap-cakap ini tidak nyata (saya tidak mengendalikan diri
dengan orang lain, mau dengar!) dengan menolak
aktivitas yang - Bercakap-cakap dengan halusinasi.
terjadwal, orang lain. - Bercakap-cakap
menggunakan obat - Melakukan aktivitas yang menimbulkan distraksi.
secara teratur. terjadwal - Dengan aktivitas
- Menggunakan obat secara terjadwal, klien tidak
teratur. akan mengalami banyak
waktu luang sendiri yang
sering mencetuskan
halusinasi.
- Teratur minum obat
mencegah kondisi putus
c. Setelah 2 x pertemuan obat dan kekambuhan.
klien dapat memilih c. Bantuan meningkatkan
dan memperagakan c. Bantu klien memilih cara rasa percaya diri klien dan
cara mengatasi yang yang sudah dianjurkan keyakinan dalam
halusinasi. dan latih untuk mengontrol halusinasinya.
d. Setelah 3 x pertemuan mencobanya. d. Kesempatan dan
klien dapat pemantauan adalah bentuk
melaksanakan cara d. Beri kesempatan untuk evaluasi keberhasilan dari
yang tealh dipilih melakukan cara yang tindakan klien untuk
untuk mengendalikan dipilih dan dilatih. Pantau mengontrol halusinasinya
halusinasinya. pelaksanaan yang telah
dipilih dan dilatih, jika
berhasil beri pujian.

TUK 3: a. Setelah 1 x interakisi a. Buat kontrak dengan a. Kontrak waktu yang jelas
Klien dapat dukungan keluarga menyatakan keluarga untuk pertemuan membuat keluarga
dari keluarga setuju untuk mengikuti (waktu, tempat dan topik). mempersiapkan waktu
pertemuan dengan untuk hadir.
perawat. b. Diskusi dengan keluarga :
b. setelah 2 x pertemuan pengertian halusinasi, b. Diskusi tentang halusinansi
keluarga dapat tanda gejala, proses meningkatkan pengetahuan
menyebutkan kembali terjadinya, cara merawat dan pemahaman tentang
pengertian, tanda gejala pasien, obat halusinasi beri penyakit yang dialami klien
dan cara perawatan klien informasi waktu kontrol ke dan cara merawatnya.
halusinasi. rumah sakit. c. Latihan meningkatkan
ketrampilan dan
c. Setelah 2 x pertemuan c. Latih keluarga untuk kemandirian keluarga.
keluarga dapat membantu klien
membantu klien mengontrol halusinasi pada
mengontrol halusinasi. klien langsung.

Rabu, 8 April 2020 Rabu, 8 April 2020 Rabu, 8 April 2020 Rabu, 8 April 2020 Rabu, 8 April 2020
12.30 WIB 12.30 WIB 12.30 WIB 12.30 WIB 12.30 WIB
Resiko Perilaku TUM : Klien tidak Setelah 1 x pertemuan a. Bina hubungan saling a. Bina hubungan saling
Kekerasan melakukan perilaku klien menunjukkan tanda- percaya dengan percaya adalah dasar
kekerasa tanda percaya kepada menggunakan prinsip dalam melakukan
TUK 1 : perawat : komunikasi terapeutik. tindakan keperawatan
Klien dapat membina - ada kontak mata selanjutnya.
hubungan saling percaya - ekspresi bersahabat
-bersedia
mengungkapkan
masalah yang dihadapi
TUK 2 : Klien dapat Setelah 1x pertemuan a. Beri kesempatan untuk a. Dengan memberi
mengidenifikasikan klien dapat menyebutkan mengungkapkan kesempatan
penyebab perilaku penyebab perilaku perasaannya mengungkapkan
kekerasan marahnya perasaannya dapat
mengetahui masalah yang
dialami oleh klien
b. Bantu klien untuk b. Dengan mengungkapkan
mengungkapkan penyebab penyebab perasaan
perasaan jengkel atau jengkel maka perawat
kesal. bisa menentukan tindakan
selanjutnya

TUK 3 : Klien dapat Setelah 1x pertemuan a. Anjurkan klien a. Agar dapat meringankan
mengidentifikasikan tanda klien dapat menyebutkan mengungkapkan apa yang beban pikiran yang
dan gejala prilaku tanda dan gejala marahnya dialami dan di rasakan saat dialami oleh klien.
kekerasan ini. b. Agar dapat dipantau
b. Bantu klien bermain peran tindakan yang dilakukan
sesuai dengan prilaku oleh klien.
kekerasan yang biasa
dilakukan c. Agar klien mengetahui
c. Simpulkan bersama klien tanda dan gejala
tanda dan gejala jengkel jengkelnya.
atau kesal.
TUK 4 : Klien dapat Setelah 1x pertemuan a. Anjurkan klien untuk a. Dengan memberikan
mengidentifikasikan klien dapat menyebutkan mengungkapkan perilaku kesempatan untuk
prilaku kekerasan yang perilaku kekerasan yang kekerasan yang biasa mengungkapkannya
biasa dilakukan. biasa dilakukan ketika dilakukan (verbal, pada perawat dapat
marah orang lain, pada menentukan tindakan
lingkungan dan pada diri selanjutnya
sendiri).
b. Bantu klien bermain peran b. Agar dapat diketahui
sesuai dengan prilaku bahwa tindakan yang
kekerasan yang biasa dilakukan salah.
dilakukan
c. Bicarakan dengan c. Agar dapat
klien,apakah dengan cara dipertimbangkan
yang klien lakukan perbuatan yang
masalahnya selesai dilakukannya adalah
sikap yang menyimpang
atau salah.
TUK 5 : Klien dapat Setelah 1x pertemuan a. Bicarakan akibat atau a. Agar dapat diketahui
mengidentifikasikan klien dapat menyebutkan kerugian dari cara yang bahwa tindakan yang
akibat prilaku kekerasan.
akibat dari perilaku dilakukan klien. dilakukan telah
marahnya merugikan dirinya sendiri
b. Agar klien termotivasi
b. Bersama klien untuk mempelajari cara
menyimpulkan akibat dari yang dapatmencegah
cara yang dilakukan klien. prilaku kekerasan.
c. Tanyakan kepada klien c. Agar klien termotivasi
”apakah ia ingin untuk mempelajari cara
mempelajari cara baru yang dapatmencegah
yang sehat”. prilaku kekerasan
TUK 6 : Klien dapat Setelah 1x pertemuan a. Diskusikan kegiatan fisik a. Dengan mendiskusikan
mendemonstrasikan cara klien dapat yang biasa dilakukan klien. kegiatan yang biasa
fisik untuk mencegah mendemonstrasikan 2 dilakukan dapat
prilaku kekerasan kegiatan fisik untuk memotivasi kegiatan yang
mencegah perilaku b. Beri pujian atas kegiatan baik dilakuakan
marahnya fisik yang biasa dilakukan b. Agar dapat meningkatkan
oleh klien. harga diri klien.

TUK 7 : Klien dapat Setelah 1x pertemuan a. Diskusikan cara bicara a. Dengan mendiskusikan
mendemonstrasikan cara klien dapat yang baik dengan klien dan cara bicara yang biasa
sosial untuk mencegah mendemonstrasikan cara beri contoh cara bicara dilakukan dapat
prilaku kekerasan bicara yang baik. yang baik dan mita klien memotivasi cara bicara
mengikuti contoh cara yang baik dilakukan.
bicara yang baik.
b. Minta klien mengulang
sendiri. b. Agar dapat diketahui
bahwa tindakan yang
dilakkan benar atau salah.
c. Beri pujian atas c. Agar dapat meningkatkan
keberhasilan klien. HD Klien
TUK 8 : Klien dapat Setelah 1x pertemuan a. Diskusikan dengan klien a. Dengan mendiskusikan
mendemonstrasikan cara klien dapat menyebutkan kegiatan ibadah yang kegiatan ibadah, klien
spritual untuk mencegah kegiatan ibadah yang pernah dilakukan. dapat mengingat kegiatan
prilaku kekerasan pernah dilakukan dan ibadah yang biasa
mendemonstrasikan dilakukan.
kogiatan ibadah b. Minta klien b. Dengan memberikan
mendemonstrasikan kesempatan untuk
kegiatan ibadah yang akan mendemontrasikannya
dilakukan. dapat menerapkan
kegiatan ibadah yang
dilaksanakan
c. Beri pujian atas c. Dapat meningkatkan
keberhasilan Klien. harga diri klien
TUK 9 : Klien dapat Setelah 1x pertemuan a. Diskusikan dengan klien a. Agar klien mau mematuhi
mendemonstrasikan klien dapat menyebutkan tentang jenis obat yang peraturan minum obat.
kepatuhan minum obat jenis obat yang diminumnya (5 benar). b. Dengan mendiskusikan
untuk mencegah prilaku diminumnya dan manfaat b. Diskusikan dengan klien manfaat minum obat
kekerasan minum obat tentang manfaat minum dapat merangsang
obat. keinginan klien untuk
patuh minum obat.
TUK 10 : Klien dapat Setelah 1x pertemuan a. Anjurkan klien untuk ikut a. Dengan menganjurkan
mengikuti TAK : klien dapat mau mengikuti TAK. klien TAK dapat
stimulasi persepsi TAK membantu klien
pencegahan prilaku berpertemuan dengan
kekerasan. teman-temannya
b. Diskusikan dengan klien b. Agar dapat mengevaluasi
tentang kegiatan selama perasaan klien
TAK.
TUK 11 : Klien Setelah 1x pertemuan a. Identifikasi kemampuan a. Agar dapat diketehui
mendapatkan dukungan klien dapat menyebutkan keluarga dalam merawat seberapa jauh tentang
keluarga dalam keuntungan peran serta klien sesuai dengan yang perawatan keluarga
melakukan cara keluarga dalam merawat telah dilakukan ke keluarga terhadap klien.
pencegahan prilaku klien dalam merawat klien.
kekersan
b. Jelaskan keuntungan peran b. Agar dapat
serta keluarga dalam menumbuhkan peran serta
merawat klien. keluarga.

Rabu, 8 April 2020 Rabu, 8 April 2020 Rabu, 8 April 2020 Rabu, 8 April 2020 Rabu, 8 April 2020
12.30 WIB 12.30 WIB 12.30 WIB 12.30 WIB 12.30 WIB
Management TUM: keluarga akan Setelah 1x pertemuan, Lakukan Home visite Validasi data klien dan
regiment terapi menujukkan kemampuan keluarga mengetahui cara a. BHSP dengan keluarga pengetahuan keluarga yang
inefektif merawat dan merawat klien dengan b. Identifikasi suasana dalam cukup tentang minum obat
melaksanakan program kriteria: keluarga yang dapat motivasi keluarga untuk
terapi. - Keluarga dapat mendukung program terapi mengawasi klien taat terapi
TUK: menjelaskan cara c. Beritahukan keadaan klien obat
1. Keluarga mengetahui merawat klien dengan saat ini
cara merawat klien baik (misal: memantau d. Jelaskan cara merawat
dengan baik. langsung klien minum klien di rumah agar kondisi
obat) semakin membaik dari
keadaan semula.

1. Identifikasi peran dan


2. Keluarga klien struktur masing-masing
melaksanakan dan Setelah 2x Pertemuan, angggota keluarga.
memantau program keluarga melaksanakan 2. Ajarkan padakeluarga Pengetahuan tentang peran
terapi untuk klien dan mematuhi program klien tentang keahlian keluarga menjadi salah satu
terapi dengan kriteria: membagi waktu berasarkan dukungan tersendiri bagi
- Keluarga dapat prograam terapi klien. klien
mengatur pemberian 3. Berikan pengertian dan
obat sesuai program penjelasan dlam
- Klien dapat memperbaiki dan
mendemonstrasikan meningkatkan peran
penggunaan obat anggota keluarga sebagi
dengan benar care giver demi
- Klien dan keluarga kesembuhan klien.
memahami akibat 4. Anjurkan klien meminta
berhenti minum obat sendiri obat pada keluarga
(jika waktunya minum
obat).
5. Berikan penjelasan pada
keluarga akibat berhenti
I minum obat tanpa
konsultasi.
6. Diskusikan dengan klien
tentang akibat berhenti
minum obat tanpa
konsultasi.
7. Berikan penjelasan pada
klien dan keluarga tentang
manfaat dan efek samping
obat.
8. Fasilitasi pertemuan klien/
keluarga dengan dokter
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama : Tn.C Ruangan : Bangsal RS Ernaldi Bahar RM. No :
IMPLEMENTASI TINDAKAN
DIAGNOSA EVALUASI
KEPERAWATAN
Rabu, 8 April 2020 Rabu, 8 April 2020
10.15 WIB 10.15 WIB
Membina hubungan saling percaya S : klien menyatakan bersedia diajak berdiskusi kembali
- Menyapa klien sambil bersalaman O : ada kontak mata, ekspresi wajah klien bersahabat,
- Memperkenalkan diri klien bersedia berjabat tangan, duduk berdampingan,
Gangguan Persepsi Sensori : - Menjelaskan tujuan akan tetapi klien belum bisa mengutarakan masalah yang
Halusinasi pendengaran, RPK, - Menyampaikan kontrak waktu, topik, tempat dihadapi karena klien merasa baik-baik saja.
A : klien percaya pada perawat
P : lanjutkan intervensi tentang mengenal Halusinasi dan
RPK

I
Gangguan sensori persepsi : Rabu, 8 April 2020 Rabu, 8 April 2020
halusinasi pendengaran 10.25 WIB 10.25 WIB
a. Membantu klien mengenal halusinasinya. S : Klien mengatakan tahu apa itu halusinasi dan
Diskusi dengan klien isi, waktu, frekuensi dan mengerti. Klien mengatakan saat bebincang – bincang
situasi yang mencetuskan halusinasi. dengan perawat, klien mendengar suara – suara yang
mengatakan kalau klien akan dijemput.
O : klien masih sering terlihat berbicara sendiri dan
pandangan mata klien terlihat sering kosong.
A : Klien mengenal isi, waktu muncul dan frekuensi
halusinasi
P : lanjutkan intervensi : melatih cara mengontrol
halusinasi.

Kamis, 9 April 2020 Kamis, 9 April 2020


08.00 WIB 08.00 WIB
Melakukan TAK sesi 2 tentang mengontrol S : klien mengatakan mengerti dan merasa senang bisa
perilaku kekerasan dengan aktivitas fisik mengetahui cara baru untuk mengungkapkan emosi.
( memukul bantal dan nafas dalam ) O : klien kooperatif dalam melakukan TAK, klien
mengikuti dari awal sampai akhir
Resiko Perilaku Kekerasan
A : klien mampu mengontrol PK dengan aktivitas fisik
P : lanjutkan intervensi selanjutnya: mengontrol
halusinasi dengan aktivitas verbal

Gangguan Persepsi Sensori : Jum’at, 10 April 2020 Jum’at, 10 April 2020


13.00 WIB 13.00 WIB
Memberikan cara baru untuk mengontrol S : Klien mengatakan paham dengan cara – cara baru
halusinasi : yang sudah diberikan. Klien mengatakan akan mencoba
- Menghardik. Katakan pada diri sendiri bahwa yang bercakap – cakap dengan orang lain.
ini tidak nyata (saya tidak mau dengar!) O : klien kooperatif, klien dapat menyebutkan 3 dari 4
- Bercakap-cakap dengan orang lain. cara baru mengontrol halusinasi.
Halusinasi Pendengaran
- Melakukan aktivitas yang terjadwal A : klien memilih 2 cara baru mengontrol halusinasi
- Menggunakan obat secara teratur. yaitu bercakap – cakap dan aktivitas fisik
P : lanjutkan intervensi selanjutnya tentang dukungan
dari keluarga.

Resiko perilaku Kekerasan Jum’at, 10 April 2020 Jum’at, 10 April 2020


08.00 WIB 08.00 WIB
Melakukan TAK perilaku kekerasan SESI 3 S : klien mengatakan merasa senang karena sudah
Tentang mengontrol perilaku kekerasan dengan tambah ilmu dan tahu bagaimana cara mengendalikan
verbal / social emosi dengan tekhnik verbal.
O : klien mengikuti dengan antusias dari awal sampai
akhir, klien kooperatif.
A : klien mengontrol perilaku kekerasan dengan verbal /
sosial
P : lanjutkan intervensi selanjutnya tentang minum obat
yang teratur

Sabtu, 11 April 2020 Sabtu, 11 April 2020


08.00 WIB 08.00 WIB
Melakukan TAK sesi 4 tentang mengontrol S : klien mengatakan agamanya islam, beribadah yang
Perilaku kekerasan dengan spiritual sering dilakukan solat 5 waktu dan berdzikir.
O : klien kooperatif dan mengikuti TAK dari awal
Resiko Perilaku Kekerasan
sampai akhir.
A : klien mencoba bacaan solat yang dilakukan
P : lanjutkan Intervensi selanjutnya tentang obat yang
teratur

Resiko Perilaku kekerasan Minggu, 12 April 2020 Minggu, 12 April 202008.00 WIB
08.00 WIB S : klien mengatakan mengerti dan paham kalau minum
Melakukan TAK sesi 5 tentang minum obat obat itu perlu walaupun ada efek sampingnya. Klien
mengatakan kalau dirinya suka mengantuk kalau habis
minum obat.
O : Klien kooperatif dan mengikuti TAK dari awal
sampai akhir.
A : klien minum obat secara teratur
P Lanjutkan Intervensi selanjutnya tentang penkes
dengan keluarga klien

Anda mungkin juga menyukai