Anda di halaman 1dari 7

Landasan Teori

Iodoform merupakan senyawa kimia yang dapat disentesis berdasarkan reaksi halogenasi
( halogenais pada dasarnya ialah reaksi substansi / Penggantian karena atom halogen
menggantikan posisi hidrogen dalam struktur ), dengan bahan dasar Iodium yang direaksikan
dengan aseton yang menggunakan bantuan natrium hidroksida sebagai katalisator. Iodoform
pertama kali dibuat oleh Georges Serrulas tahun 1822 dan rumus molekul yang telah
diidentifikasi oleh Jean-Baptiste Dumas pada tahun 1834. Hal ini disintesis dalam reaksi
haloform oleh reaksi yodium dan natrium hidroksida dengan salah satu dari empat jenis
senyawa organik: (i) metil keton : CH 3 COR, asetaldehida (CH 3 CHO), etanol (CH 3 CH 2 OH),
dan sekunder tertentu alkohol (CH 3 CHROH, dimana R adalah gugus alkil atau aril). Iodoform
merupakan suatu zat kimia yang banyak digunakan dalam bidang farmasi sebagai desinfoktan
dan antiseptik .Antiseptik merupakan zat yang bekerja bakteoriostatik, biasanya dipakai pada
infeksi bakteri pada kulit mukosa dan melawan bakteri pada luka sedangkan desinfektan
merupakan zat yang bekerja bakterisid, digunakan untuk membebaskan ruang dan pakaian dari
mikroba. Iodoform kadang – kadang sebagai antiseptik dan desinfakten dibidang kedokteran
gigi (Svehla, 1979).

Iodoform merupakan suatu zat kimia yang banyak digunakan dalam bidang farmasi
sebagai desinfektan dan antiseptik. Antiseptik merupakan zat yang bekerja bakteriostatik,
biasanya dipakai pada infeksi bakteri pada kulit, mukosa dan melawan bakteri pada luka.
Sedangkan desinfektan merupakan zat yang bekerja bakterisid, digunakan untuk membebaskan
ruang dan pakaian dari mikroba. Iodoform kadang-kadang sebagai antiseptik dan desinfektan di
bidang kedokteran gigi. Iodoform (salah satu zat berkhasiat terkenal) merupakan antiseptik
yang sangat efektif untuk kulit utuh, maka sebagai tinktur lod banyak digunakan sebelum
injeksi. Efek sampingnyawarna cokelatnya dan kadang terjadi dermatitis (elergi kulit) hampir
semua kuman patogen termasuk fungsi dan virus dimatikan oleh Iodium .Begitu pula spora,
walaupun diperlukan waktu lebih lama. Larutan 2% memerlukan 2-3 jam (Tan dan Rahardja,
2007).
Iodoform pertama kali disintesis oleh George Serullas pada tahun 1882 dan rumus
molekul di identifikasi pertama kali oleh Jean Baptieste Dumas pada tahun 1834. Hal ini
disintetis oleh reaksi haloform reaksi iodium dengan natrium hidroksida dengan salah satu dari
empat jenis den senyawa organik yaitu metal keton, asetaldehida, etanol dan alkohol sekunder
tertentu. Reaksi Iodium dengan basa metil keton akan menghasilkan endapan berwarna kuning
pucat (iodoform test). Selain dari warnanya, iodoform dapat dikenali dengan baunya yang khas
yaitu berbau obat. Iodoform adalah senyawa yang dibentuk dari reaksi antara iodine dengan
etanol / aseton dan asetaldehida dalam suasana basa. Iodoformadalah zat padat kuning dengan
bau yang khas. Iodoform banyak digunakan dalam bidang kedokteran yaitu sebagai antiseptik
terhadap luka-luka lecet, karena membebaskan I2 yang dapat membunuh bakteri. Selain itu juga
masih dalam bidang kedokteran iodoform berfungsi sebagai pencegah keluarnya nanah dan
pencegah pertumbuhan bakteri (Carey, 2006).
Iodoform merupakan senyawa kimia yang dapat disintesa berdasarkan reaksi halogenasi
dengan bahan dasar iodium yang direaksikan dengan aseton dan menggunakan natrium
hidroksida. Dalam percobaan ini pertama-tama iodium direaksikan dengan aseton untuk
menetralisir iodium yang bersifat higroskopik yang selanjutnya direaksikan dengan NAOH
untuk membentuk iodoform yang di harapkan.Pada bidang farmasi, iodoform adalah salah satu
zat berkhasiat terkenal, merupakan antiseptik yang sangat efektif untuk kulit. Maka sebagian
tinktur iod digunakan sebelum injeksi. Efek samping warna coklat dan kadang terjadi
dermatitis, hamper semua kuman pathogen termasuk fungi di usus dimatikan oleh iodium. Iod
adalah pembunuh kuman, fungi dan virus yang terkuat dengan daya kerja cepat. Begitu pula
spora-spora jamur dinaikkan, walaupun diperlukan waktu yang lebih lama: 2% dalam 2-3 jam.
Sebagai efek sampingnya timbul warna coklat dan adakalanya radang kulit (dermatitis).
Tingtur iod 2% dalam alkohol 50% tidak digunakan lagi karena bersifat merangsang. (Tan dan
Rahardja, 2010).

Iodroform merupakan senyawa organik yang dalam bidang kedokteran gigi masih
kadang-kadang digunakan sebagai antiseptik dan desinfektan. Desinfektan adalah zat-zat
yang bekerja bakterisid yang digunakan untuk membebaskan ruang dan pakaian dari
mikroba, tetapi juga dipakai pada produk eksresi orang sakit. Zat ini juga bekerja mematikan
pada hampir semua sel hidup lainnya. Sedangkan antiseptik umumnya bekerja
bakteriostatik. Biasanya dipakai pada infeksi bakteri pada kulit, mukosa dan melawan
infeksi pada luka (Ebel, 1992).

Iodoform adalah turunan trihalogen sederhana metana lainnya. Iodoform diperoleh


dengan mensubtitusikan 3 atom hydrogen dari metana oleh 3 atom iodium. Iodoform adalah
Kristal kuning padat dengan karakteristik bau yang tidak menyenangkan. Iodoform meleleh
pada suhu 392 K ( 119oC) (Arora, 2006).

Menurut Ebel (1992), Reaksi alkana dengan halogen disebut halogenasi. Halogenasi
pada dasarnya adalah reaksi substitusi (pergantian) karena atom halogen menggantikan
posisi hidrogen dalam struktur. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa dalam proses
halogenasi, reaksi berlangsung dalam beberapa langkah yang disebut reaksi rantai radikal
bebas Yaitu :

a. Tahap inisiasi, adalah proses pemecahan ikatan molekul halogen menjadi dua
atom radikal bebas yang reaktif
b. Tahap propagasi, radikal halogen berinteraksi dengan molekul metana, kemudian
membentuk hidrogen dan radikal metil
c. Tahap terminasi, merupakan tahap penghentian reaksi.
Iodoform sangat sukar larut dalam air dan sedikit larut dalam alcohol. Senyawa ini di
dekomposisi oleh cahaya, alkalis, tannin, dan Merkuri klorida lemah. Senyawa ini juga
incompatible dengan Merkuri oksida. Jika suatu senyawa iodida direaksikan dengan larutan
perak nitrat, akan terjadi endapan kuning pucat, yang tidak larut dalam asam nitrat encer dan
larutan amonia. Untuk membedakanya dari perak klorida dan perak bromida adalah bahwa perak
iodida tidak membentuk kompleks perak diamin yang larut dengan amonia. Jika suatu senyawa
iodida direaksikan dengan asam encer dan kalium bikromet, akan terjadi iod yang mudah larut
dalam kloroform dengan warna violet kemerahan. Daam larutan asam, iodida dioksidasi menjadi
iod yang larut dalam senyawa hidrogen karbon dan hidrogen karbon yang terhalogenasi dengan
warna violet kemerahan(Carey,2006).

Hasil dan pembahasan


Iodoform adalah senyawa organoiodine dengan formula C H I 3. Sebuah kuning pucat, kristal, zat volatile,
memiliki bau tajam (dalam teks-teks kimia yang lebih tua, bau ini kadang-kadang disebut sebagai bau rumah sakit)
dan, analog dengan kloroform , rasa manis. Hal ini kadang-kadang digunakan sebagai disinfektan . Iodoform
pertama kali dibuat oleh Georges Serrulas tahun 1822 dan rumus molekul yang telah diidentifikasi oleh Jean-
Baptiste Dumas pada tahun 1834. Hal ini disintesis dalam reaksi haloform oleh reaksi yodium dan natrium
hidroksida dengan salah satu dari empat jenis senyawa organik: (i) metil keton : CH 3 COR, asetaldehida (CH 3
CHO), etanol (CH 3 CH 2 OH), dan sekunder tertentu alkohol (CH 3 CHROH, dimana R adalah gugus alkil atau aril).
Menurut video yang yang telah diakses dapat diketahui hasil dari sintesa iodoform sebagai berikut :

No Perlakuan Hasil

1. Masukkan KI 3 gram masukkan kedalam beker KI larut


glass dan tambahkan air hingga 50 mL

2. Masukkan 1 mL aceton kedalam beker glass, Kuning bening


tambahkan NaOCl (terukur) ± 30 mL aduk
hingga sampai terbentuk endapan CHI 3

3. Tutup dengan alumuniumfoil 2 buah dan Terbentuk endapan


diamkan dalam pemanas air ± 15 menit

4. Lakukan dekantasi sampel habis dan saring Kristal kuning


dengan kertas saring dan bilas sisa kristal
dengan air dingin

5. Masukkan sisa penyaringan kedalam beker Endapan larut


glass bilas dengan etanol panas dan
tambahkan etanol panas pada beker glass dan
aduk hingga endapan larut

6. Lakukan penyaringan dengan bantuan vakum Terbentuk endapan CHI3 kembali


dalam kondisi panas dan tutup dengan
alumuniumfoil. Diamkan ± 15 menit dalam air
dingin

7. Lakukan penyaringan dengan 2 lapis kertas Kristal CHI3 berwarna kuning


saring ratakan sisa penyaringan

8. Keringkan 1 x 24 jam, timbang setelah Kristal CHI3 berwarna kuning


dikeringkan

Iodoform merupakan senyawa kimia yang dapat disintesis berdasarkan reaksi halogenasi,
dengan bahan dasar iodium yang direaksikan dengan aseton dan menggunakan bantuan natrium
hidroksida. Prinsip dari reaksi pembentukan iodoform adalah berdasarkan reaksi halogenasi yaitu
dimulai dengan pembentukan atom radikal bebas dari halogen.

Reaksi iodoform adalah reaksi haloform yang merupakan suatu reaksi yang spesifik untuk
gugus metil keton ( syarat terjadinya reaksi iodoform yaitu adanya gugus metil keton ). Dalam
suasana basa gugus metil keton diiodnasi sampai terbentuk iodoform ( CHI3 ) yang padat dan
berwarna kuning. Kristal iodoform berwarna kuning apabila kristal yang kita kehendaki
berwarna ( tidak kuning ) maka harus segera disaring dengan ditambah norit ( carbo adsorben )
untuk menyerap kotoran-kotoran tersebut. Penambahan norit adalah sebanyak 0,25% - 2% dari
berat seluruhnya campuran kemudian dipanaskan pada suhu 500C lalu selanjutnya dilakukan
rekristalisasi. Karena pada suhu tersebut norit bekerja optimum untuk menyerap zat warna atau
kotoran yang tidak kita kehendaki dalam proses reaksi untuk mendapatkan kristal iodium. Dalam
percobaan kali ini gugus metil keton yang digunakan adalah aseton ( dimetil keton→ CH3-C=O-
CH3 ), dalam suasana basa jika direaksikan dengan iodium akan membentuk iodoform. Reaksi
iodoform dapat terjadi apabila ada senyawa metil karbinol ( CH3-OH-..) atau metil keton (CH3-
C=O-...). Dalam percobaan iodoform ini dilakukan pengenceran aseton dengan aquadem. Hal ini
disebabkan karena aseton mudah menguap maka dengan adanya penambahan air diharapkan
dapat mencegah penguapan aseton. Sehingga aseton yang akan bereaksi dengan iodium tidak
berkurang

Iodoform adalah senyawa yang dibentuk dari reaksi antara iodine dengan etanol/ aseton dan
asetaldehida dalam suasan basa. Idoform adalah zat padang kuning dengan bau yang khas. Reaksi
iodofrom yaitu reaksi spesifik terhadap senyawa yang mengandung gugus keton. Gugus metal keton dari
suatu metil keton diordinasi dalm suasan basa sampai terbentuk iodoform padat berwarna kuning.
Gugus metal keton yanag digunakan dalam praktikum ini adalah aseton.

Iodoform merupakan suatu zat kimia yang banyak digunakan dalam bidang farmasi
sebagai desinfektan dan antiseptik. Antiseptik merupakan zat yang bekerja bakteriostatik,
biasanya dipakai pada infeksi bakteri pada kulit, mukosa dan melawan bakteri pada luka.
Sedangkan desinfektan merupakan zat yang bekerja bakterisid, digunakan untuk membebaskan
ruang dan pakaian dari mikroba. Iodoform kadang-kadang sebagai antiseptik dan desinfektan di
bidang kedokteran gigi.

Dalam bidang farmasi, zat aktif iodoform juga digunakan sebagai desinfektan dan
antiseptik. Antiseptik merupakan zat yang bekerja bakteriostatik, biasanya dipakai pada infeksi
bakteri pada kulit, mukosa dan melawan bakteri pada luka. Sedangkan, desinfektan merupakan
zat yang bekerja bakterisid, digunakan untuk membebaskan ruang dan pakaian dari mikroba.

Hidrogen α dalam senyawa karbonil lebih asam dari pada umumnya hydrogen yang berikatan
dengan atom karbon. Akibat dari penempatan gugus karbonil disebelah proton metil sangat luar biasa,
yaitu meningkatnya keasaman sampai lebih dari pangkat 30 dari 10. Ada dua alasannya pertama karbon
karbonil membawa muatan positif parsial elektron ikatan bergeser kearah karbon karbonil dan menjauhi
hydrogen α,sehingga basa mudah mengambil hydrogen α sebagai proton(artinya tanpa mengambil
elektron ikatannya. Kedua,anion yang dihasilkan distabilkan .Anion ini disebut anion enolat, Muatan
negatifnya terdistribusi diantara karbon α dan atom oksigen karbonil

Daftar pustaka

Arora, A., 2006, Hydrocarbons, alkanes, alkens, and Alkynes, Discovery Publishing House, New
Delhi.

Carey dan A. Francis . 2006, Organic Chemistry Sixth Edition, Mcgraw-hill, New York.

Ebel, S.1992, Obat Sintetik . Buku Ajar Dan Buku Pegangan, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.

Svehla,G.1979. Vogel : Analisis Anorganik Kualitatif Mikro dan S e m mi ikro, PT. Kaman
Media Pustaka, Jakarta.

Tan, H.T. dan K. Rahardja. 2007. Obat – Obat Penting, Gadja Mada University Press, Jakarta.

Tan H.T. dan K. Rahrdja, 2010, Obat-obat sederhana untuk gangguan sehari-hari, EMK,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai