PEMBAHASAN
Tugas 1 :
29
Jadi dari susunan batuan diatas dapat disimpulkan daerah tersebut merupakan laut
dangkal hampir dalam. Pada kedalaman 1500 – 1600 WOB sedang dan ROP
rendah didefinisikan batuan semi-keras. Pertama susunan batuan dominan
siltstone dan shale dengan sedikit pasir didefinisikan dulu merupakan laut dalam.
Lalu tejadi fase regresi karena turunnya air laut dikarenakan penyusunnya adalah
batuan karbonat. Setelah itu tejadi kenaikan air laut karena adanya siltstone yang
melimpah. Didapatkan data mud Sg : 1.20, Vsc : 52, PV Yp = 17 : 22
30
logging berupa campuran sand, silt, shale yang menandakan daerah dangkal atau
pantai. Didapatkan data mud Sg : 1.20, Vsc : 51, PV Yp = 15 : 22
31
kandungan mineral paling banyak adalah dolomite. Didapatkan data mud Sg :
1.20, Vsc : 47, PV Yp = 15 : 21
32
Gambar.13. Depth 1800 - 1900
- Depth : 1900 – 2000
Pada kedalaman 1900 – 2000 presentase batuan :
Silt stone : 14%
Lime stone : 2%
Sand stone : 14%
Shale : 75%
Jadi dari susunan batuan diatas dapat disimpulkan daerah tersebut merupakan
pesisir pantai dan dikedalaman ini juga terjadi pasang surut permukaan air. Pada
kedalaman 1950 – 2000 didapatkan perkiraan WOB skala 3 – 18 ada perubahan
skala, dari skala 15 langsung turun drastis ke skala 3 karena dari lapisan shale
langsung menembus lapisan silt stone. Setelah itu WOB langsung meningkat
hingga skala 18. ROP pada kedalaman ini mempunyai skala 3 – 6 ada perubahan
ROP dikedalaman 1960 – 1970, dibawah diatas kedalaman itu ROP stabil. Pada
kedalaman 1900 – 1950 didapatakan perkiraan ROP dengan skala 3 – 5 dan tidak
ada perubahan ROP yang drastis di kedalaman ini. WOB yang didapatakan
dengan skala 2 – 18, terjadi perubahan WOB di kedalaman 1920 an dengan
perubahan WOB yang drastis dikarenakan menembus batuan pasir yang
butirannya tidak kompak. Didapatkan data mud Sg : 1.20, Vsc : 47, PV Yp = 15 :
23. Berikut kandungan gas dari pembacaan gas chromatograph :
33
C1 = 300000 – 510000 ppm
C2 = 270000 – 310000 ppm
C3 = 250000 – 300000 ppm
iC4 = 200000 – 250000 ppm
nC4 = 50000 – 200000 ppm
iC5 = konstan di 1000000 ppm
nC5 = 20 – 30 ppm
34
Jadi dari susunan batuan diatas dapat disimpulkan daerah tersebut merupakan
lingkungan pengendapan laut dalam. Pada kedalaman 2040 – 2100 membuktikan
adanya pasang surut permukaan air laut karena hanya ada lapisan shale dan silt
saja, 2 batuan ini menandakan sering tejadinnya pasang surut air laut. Tapi pada
kedalaman 2030 ada lapisan batuan pasir yang sangat tipis menandakan daerah
tersebut pernah menjadi daratan dalam waktu yang sebentar. Lalu permukaan air
naik lagi ditandai lapisan batuan shale. Setelah itu terjadi pasang surut air lagi dari
kedalaman 2000 – 2030. Pada kedalaman 2000 - 2050 didapatkan perkiraan WOB
skala 9 – 24, WOB naik – turun secara normal karena menembus lapisanshale dan
silt yang jarak perlapisannya tidak jauh. ROP pada kedalaman ini mempunyai
skala 3 – 6 dan stabil dari kedalaman 2000 - 2050. Pada kedalaman 2050 - 2100
didapatakan perkiraan ROP dengan skala 3 – 6, ROP stabil tetapi pada kedalaman
2060 – 2080 ROP naik dikarenakan batuan yang ditembus mudah atau tidak
terlalu keras lalu stabil lagi sampai kedalaman 2100. WOB yang didapatakan
dengan skala 9 – 27, pada kedalaman 2060 – 2080 WOB turun naik dalam skala 9
– 12 dikarenakan batuan yang ditembus mudah atau tidak terlalu keras setelah itu
naik secara stabil hingga skala 27 sampai kedalaman 2100 dikarenakan butiran
batuan tersebut kompak dan batuan menjadi keras. Didapatkan data mud survey
@2002 yaitu 23 mMD, A2M 213.6, 2202.09 mTVD. Berikut kandungan gas dari
pembacaan gas chromatograph :
35
calcite dikedalaman 2000 – 2100 dengan skala 2 – 25. Di kedalaman 2020 – 2100
calcite menjadi konstan dengan skala 10. Dolomite di kedalaman ini mempunyai
nilai dolomite 0,1.
36
calcite dikedalaman 1900 – 2000 mempunyai perkiraan 20% dan dolomite
sebesar 80%.
calcite dikedalaman ini mempunyai perkiraan 55% dan dolomite sebesar 45%.
37
Tugas 2
1. Menghitung Vshale, ∅ densiutas, dan ∅neutron
a. Kedalaman 1100 - 1200
GR log =75
GR log −GR min
V shale =
GR max −GR min
75−65
V shale = =0,3
95−65
Tidak ada perhitungan porositas density da porositas neutron karena data log
rusak pada kedalaman ini
120−90
V shale = =0,6
135−90
38
ρ m− ρ b
∅ densitas=
ρm −ρf
2,9−2,5
∅ densitas= =0,210
2,9−1
rhob=2,5
∅ neutron=0,27
GR log =100
GR max−GR log
V shale =
GR max −GR min
100−72
V shale = =0,0355
149−73
ρ m− ρ b
∅ densitas=
ρm −ρf
2,9−2,55
∅ densitas= =0,484
2,9−1
rhob=2,55
∅ neutron=0,30
GR log =120
GR max−GR log
V shale =
GR max −GR min
120−90
V shale = =0,54
145−90
39
ρ m− ρ b
∅ densitas=
ρm −ρf
2,9−2,30
∅ densitas= =0,315
2,9−1
rhob=2,30
∅ neutron=0,37
e. Kedalaman 1500 - 1600
GR log =148
GR max−GR log
V shale =
GR max −GR min
148−60
V shale = =0,681
120−60
ρ m− ρ b
∅ densitas=
ρm −ρf
2,9−2,40
∅ densitas= =2,63
2,9−1
rhob=2,40
∅ neutron=0,20
GR log =120
GR max−GR log
V shale =
GR max −GR min
120−60
V shale = =0,8
135−60
ρ m− ρ b
∅ densitas=
ρm −ρf
40
2,9−2,40
∅ densitas= =0,263
2,9−1
rhob=2,40
∅ neutron=0,37
g. Kedalaman 1700 - 1800
GR log =90
GR max−GR log
V shale =
GR max −GR min
90−60
V shale = =0,352
145−60
ρ m− ρ b
∅ densitas=
ρm −ρf
2,9−2,50
∅ densitas= =0,210
2,9−1
rhob=2,50
∅ neutron=0,28
GR log =100
GR max−GR log
V shale =
GR max −GR min
100−70
V shale = =0,434
139−70
ρ m− ρ b
∅ densitas=
ρm −ρf
2,9−2,60
∅ densitas= =0,157
2,9−1
41
rhob=2,60
∅ neutron=0,26
i. Kedalaman 1900 - 2000
GR log =100
GR max−GR log
V shale =
GR max −GR min
100−65
V shale = =0,46
140−65
ρ m− ρ b
∅ densitas=
ρm −ρf
2,9−2,35
∅ densitas= =0,289
2,9−1
rhob=2,35
∅ neutron=0,25
GR log =100
GR max−GR log
V shale =
GR max −GR min
100−90
V shale = =0,025
130−90
ρ m− ρ b
∅ densitas=
ρm −ρf
2,9−2,5
∅ densitas= =0,210
2,9−1
rhob=2,10
∅ neutron=0,30
42
k. Kedalaman 2100 - 2200
GR log =80
GR max−GR log
V shale =
GR max −GR min
80−70
V shale = =0,16
130−70
ρ m− ρ b
∅ densitas=
ρm −ρf
2,9−2,55
∅ densitas= =0,184
2,9−1
rhob=2,55
∅ neutron=0,11
GR log =80
GR max−GR log
V shale =
GR max −GR min
80−65
V shale = =0,25
122−65
ρ m− ρ b
∅ densitas=
ρm −ρf
2,9−2,6
∅ densitas= =0,157
2,9−1
rhob=2,6
∅ neutron=0,22
m. Kedalaman 2300 - 2400
43
GR log =65
GR max−GR log
V shale =
GR max −GR min
65−40
V shale = =0,263
155−40
ρ m− ρ b
∅ densitas=
ρm −ρf
2,7−2,7
∅ densitas= =0
2,7−1
rhob=2,7
∅ neutron=0,224
GR log =40
GR max−GR log
V shale =
GR max −GR min
40−35
V shale = =0,042
153−35
ρ m− ρ b
∅ densitas=
ρm −ρf
2,7−2,20
∅ densitas= =0,294
2,7−1
rhob=2,20
∅ neutron=0,275
o. Kedalaman 2500 - 2600
GR log =58
44
GR max−GR log
V shale =
GR max −GR min
58−33
V shale = =0,196
160−33
ρ m− ρ b
∅ densitas=
ρm −ρf
2,7−2,7
∅ densitas= =0
2,7−1
rhob=2,7
∅ neutron=0,217
GR log =60
GR max−GR log
V shale =
GR max −GR min
60−35
V shale = =0,217
150−35
ρ m− ρ b
∅ densitas=
ρm −ρf
2,7−2,60
∅ densitas= =0,058
2,7−1
rhob=2,60
∅ neutron=0,224
q. Kedalaman 2700 - 2800
GR log =145
GR max−GR log
V shale =
GR max −GR min
45
145−50
V shale = =0,527
230−50
ρ m− ρ b
∅ densitas=
ρm −ρf
2,9−2,79
∅ densitas= =0,105
2,9−1
rhob=2,79
∅ neutron=0,22
GR log =100
GR max−GR log
V shale =
GR max −GR min
100−65
V shale = =0,218
225−65
ρ m− ρ b
∅ densitas=
ρm −ρf
2,9−2,65
∅ densitas= =0,131
2,9−1
rhob=2,65
∅ neutron=0,22
s. Kedalaman 2900 - 3000
GR log =145
GR max−GR log
V shale =
GR max −GR min
145−50
V shale = =0,678
190−50
46
ρ m− ρ b
∅ densitas=
ρm −ρf
2,65−2,65
∅ densitas= =00
2,65−1
rhob=2,65
∅ neutron=0,24
GR log =120
GR max−GR log
V shale =
GR max −GR min
120−50
V shale = =0,538
180−50
ρ m− ρ b
∅ densitas=
ρm −ρf
2,9−2,55
∅ densitas= =0,184
2,9−1
rhob=2,55
∅ neutron=0,22
Tugas 3
1. Penentuan nilai saturasi air (Sw)
GR log =85
GR max−GR log
V shale =
GR max −GR min
47
85−75
V shale = =0,18
130−75
ρb (nonshale)=2,51
ρb (shale)=2,40
ρ m− ρ b
∅ densitas=
ρm −ρf
2,65−2,40
∅ densitas ( non shale )= =0,15
2,65−1
2,90−2,51
∅ densitas ( shale )= =0,205
2,90−1
∅ neutron=0,15
∅ DC +∅ NC
∅ eff =
2
0,113+0.123
∅ eff = =0,118 atau 11,8 %
2
1
a x Rw
Sw=
[ Rt x ∅ meff ] n
1
0,81 x 1,95 2
Sw=
[
1,85 x (11,8)2
=0,078
]
b. Kedalaman 2200 – 2250
48
GR log =80
GR max−GR log
V shale =
GR max −GR min
80−70
V shale = =0,2
120−70
ρb (nonshale)=2,55
ρb (shale)=2,50
ρ m− ρ b
∅ densitas=
ρm −ρf
2,65−2,55
∅ densitas ( non shale )= =0,06
2,65−1
2,90−2,50
∅ densitas ( shale )= =0,210
2,90−1
∅ neutron=0,30
∅ DC +∅ NC
∅ eff =
2
0,018+ 0
∅ eff = =0,009 atau 0,9%
2
1
a x Rw
Sw=
[ Rt x ∅ meff ] n
1
0,81 x 4,5 2
Sw=
[ 4 x( 0,9)2
=1,06
]
49
c. Kedalaman 2250 – 2300
GR log =75
GR max−GR log
V shale =
GR max −GR min
75−70
V shale = =0,083
130−70
ρb (nonshale)=2,579
ρb (shale)=2,555
ρ m− ρ b
∅ densitas=
ρm −ρf
2,65−2,579
∅ densitas ( non shale )= =0,043
2,65−1
2,90−2,545
∅ densitas ( shale )= =0,181
2,90−1
∅ neutron=0,35
∅ DC +∅ NC
∅ eff =
2
0,027+0,011
∅ eff = =0,019 atau 1,9 %
2
1
a x Rw
Sw=
[ Rt x ∅ meff ] n
50
1
0,81 x 8 2
Sw=
[
1 x(1,9)2
=0,669
]
d. Kedalaman 2300 – 2350
GR log =50
GR max−GR log
V shale =
GR max −GR min
50−40
V shale = =0,083
160−40
ρb (nonshale)=2,570
ρb (shale)=2,560
ρ m− ρ b
∅ densitas=
ρm −ρf
2,65−2,570
∅ densitas ( non shale )= =0,048
2,65−1
2,90−2,60
∅ densitas ( shale )= =0,178
2,90−1
∅ neutron=0,10
∅ DC +∅ NC
∅ eff =
2
0,033+ 0,047
∅ eff = =0,04 atau4 %
2
51
1
a x Rw
Sw=
[ Rt x ∅ meff ] n
1
0,81 x 22 2
Sw=
[ 20 x (4)2
=0,235
]
e. Kedalaman 2500 – 2550
GR log =50
GR max−GR log
V shale =
GR max −GR min
50−40
V shale = =0,083
160−40
ρb (nonshale)=2,505
ρb (shale)=2,501
ρ m− ρ b
∅ densitas=
ρm −ρf
2,65−2,505
∅ densitas ( non shale )= =0,087
2,65−1
2,90−2,501
∅ densitas ( shale )= =0,21
2,90−1
∅ neutron=0,50
∅ DC +∅ NC
∅ eff =
2
52
0,070+ 0,045
∅ eff = =0,0575 atau5 , 75 %
2
1
a x Rw
Sw=
[ Rt x ∅ meff ] n
1
0,81 x 21 2
Sw=
[
19 x (5,75)2
=0,164
]
f. Kedalaman 2550 – 2600
GR log =45
GR max−GR log
V shale =
GR max −GR min
45−40
V shale = =0,0416
160−40
ρb (nonshale)=2,61
ρb (shale)=2,260
ρ m− ρ b
∅ densitas=
ρm −ρf
2,65−2,61
∅ densitas ( non shale )= =0,024
2,65−1
2,90−2,260
∅ densitas ( shale )= =0,336
2,90−1
∅ neutron=0,64
53
∅ DC +∅ NC
∅ eff =
2
0,010+ 0,002
∅ eff = =0,006 atau 0,6 %
2
1
a x Rw
Sw=
[ Rt x ∅ meff ] n
1
0,81 x 22 2
Sw=
[ 20 x (0,6)2
=1,57
]
g. Kedalaman 2200 – 2250
GR log =80
GR max−GR log
V shale =
GR max −GR min
80−45
V shale = =0,21
210−45
ρb (nonshale)=2,50
ρb (shale)=2,50
ρ m− ρ b
∅ densitas=
ρm −ρf
2,65−2,50
∅ densitas ( non shale )= =0,210
2,65−1
2,90−2,50
∅ densitas ( shale )= =0,09
2,90−1
∅ neutron=0,24
54
∅ NC=0,09−( 0,21 ×0,24 )=0,0396
∅ DC +∅ NC
∅ eff =
2
0,045+ 0,0396
∅ eff = =0,0423 atau 4,23 %
2
1
a x Rw
Sw=
[ Rt x ∅ meff ] n
1
0,81 x 8 2
Sw=
[
4 x (4,23)2
=0,30
]
h. Kedalaman 2875 – 2950
GR log =110
GR max−GR log
V shale =
GR max −GR min
110−50
V shale = =0,428
190−50
ρb (nonshale)=2,40
ρb (shale)=2,64
ρ m− ρ b
∅ densitas=
ρm −ρf
2,65−2,40
∅ densitas ( non shale )= =0,15
2,65−1
2,90−2,64
∅ densitas ( shale )= =0,136
2,90−1
∅ neutron=0,33
55
∅ NC=∅ Dnonshale−( V shale × ∅ N shale )
∅ NC=0,15−( 0,428 ×0,33 )=0,0087
∅ DC +∅ NC
∅ eff =
2
0,091+ 0,0087
∅ eff = =0,049 atau 4,9 %
2
1
a x Rw
Sw=
[ Rt x ∅ meff ] n
1
0,81 x 20 2
Sw=
[
19 x (4,9)2
=0,188
]
i. Kedalaman 3150 – 3200
GR log =50
GR max−GR log
V shale =
GR max −GR min
50−40
V shale = =0,089
95−40
ρb (nonshale)=2,40
ρb (shale)=2,70
ρ m− ρ b
∅ densitas=
ρm −ρf
2,65−2,40
∅ densitas ( non shale )= =0,15
2,65−1
2,90−2,70
∅ densitas ( shale )= =0,105
2,90−1
∅ neutron=0,27
56
∅ DC=∅ Dnonshale−( V shale × ∅ Dshale )
∅ DC=0,15−( 0,18 ×0,105 ) =0,131
∅ DC +∅ NC
∅ eff =
2
0,131+ 0,101
∅ eff = =0,116 atau 11,6 %
2
1
a x Rw
Sw=
[ Rt x ∅ meff ] n
1
0,81 x 75 2
Sw=
[
27 x (11,62)2
=0,129
]
4.3 Tugas Kelompok Final Case
Setelah beberapa kali praktikum dan praktikan menganalisa data log yang
diberikan, pada akhir praktikum praktikan akan diberikan case dan dikerjakan
dengan anggota kelompok yang sama. Praktikan diberikan data petrofisik pada
lapangan “STT MIGAS” yang ada di cekungan Jawa Barat Utara. Praktikan harus
mengidentifikasi zona reservoir, penempatan casing, penentuan zona perforasi dan
menyimpulkan dari tugas tersebut, serta memberikan informasi dimanakah zona
yang memiliki potensi hidrokarbon.
1. Penentuan Zona Reservoir
Geologi Regional
57
Gambar.4.38. geologi regional
Lapangan “STT MIGAS” terletak di bagian barat laut Pulau Jawa dan meluas
ke lepas
pantai Laut
Jawa.
Cekungan Jawa Barat Utara secara umum dibatasi oleh Cekungan Bogor di
sebelah selatannya, dibagian barat laut dibatasi oleh Platform Seribum di
bagian utara dibatasi oleh cekungan Arjuna serta bagian timur laut dibatasi oleh
Busur Karimunjawa (Anonim op.cit. Narpodo, 1996).
58
Endapan syn-rift diwakili oleh Formasi Talangakar bagian bawah dan Pre-
Talangakar (Pre-TAF/Formasi Jatibarang), sedangkan endapan post-rift
diwakili 15 oleh Formasi Talangakar bagian atas dan Formasi Baturaja.
Formasi Talangakar berkembang dari endapan fluvial di bagian bawah berubah
secara berangsur menjadi endapan fluvio-deltaic dan laut dangkal (shallow
marine) di bagian atas, sedangkan Formasi Baturaja merupakan endapan laut
berupa sedimen karbonat.
Sedimen Neogen diendapkan pada lereng Utara dari Cekungan Belakang Busur
yang mengikuti pola umum struktur Jawa. Pola struktur sunda pada periode ini
juga masih masih berperan secara lokal. Sedimen Neogen diwakili oleh
Formasi Baturaja, Formasi Cibulakan Atas, Formasi Parigi, dan Formasi
Cisubuh.
59
o Formasi Baturaja ( Awal Miosen )
Pengendapan Formasi Baturaja yang terdiri dari batugamping, baik yang
berupa paparan maupun yang berkembang sebagai reef buildup menandai fase
postrift yang secara regional menutupi seluruh sedimen klastik Formasi
Talangakar fasies marine di Cekungan Jawa Barat Utara. Perkembangan
batugamping terumbu umumnya di jumpai pada daerah tinggian, namun dari
data pemboran terakhir, ternyata batugamping terumbu juga berkembang pada
daerah yang pada saat sekarang di ketahui sebagai daerah dalaman di
Jatibarang low.
60
o Formasi Cisubuh ( Pliosen – Kuarter )
Di atas formasi Parigi di endapkan sedimen klastik serpih, batulempung,
batupasir dan di tempat yang sangat terbatas diendapkan juga batugamping
tipis, yang dikenal sebagai Formasi Cisubuh. Seri sedimentasi ini sekaligus
mengakhiri proses sedimentasi di Cekungan Jawa Barat Utara.
Gambar.4.39
61
2. Petroleum System
o Batuan Reservoir
62
Batuan reservoir yang telah terbukti menghasilkan hidrokarbon di Cekungan
Jawa Barat Utara adalah batupasir Formasi Talangakar, Formasi Baturaja,
batupasir dan batugamping Formasi Cibulakan dan batugamping Formasi
Parigi. Saat ini telah terbukti juga di sumur Tegaltaman dan Karangbaru untuk
Formasi Jatibarang, dimana Volkanik Formasi Jatibarang dapat bertindak
sebagai Reservoir.
o Batuan Tudung
Lapisan batuan untuk dapat bertindak sebagai lapisan penyekat haruslah
mempunyai kemampuan untuk kedap terhadap fluida (cair / gas). Adapun
lapisan batuan yang mempunyai kriteria tersebut adalah lapisan serpih yang
selalu di jumpai pada Formasi Talangakar (intraformation sealing) yang efektif
untuk perangkap – perangkap di preTAF dan TAF. Lapisan serpih Cibulakan
Atas untuk penyekat perangkap di Formasi Baturaja dan Formasi Cibulakan
Atas.
63
3. Zona Reservoir
- Zona Reservoir pertama yang prospek terdapat di kedalaman 2320-2324 m.
Dimana zona reservoir tersebut terdapat pada Formasi Baturaja dan litologi
pada formasi tersebut adalah limestone atau batugamping. Jenis fluida yang
terkandung diformasi tersebut adalah minyak. Dengan data batuan sebagai
berikut :
Perhitungan di kedalaman 2320 – 2324 :
50+51+52
GR log = =51
3
GR log −GR min
V shale =
GR max −GR min
51−44
V shale = =0,061
158−44
2,34+2,35+ 2,36
ρb (nonshale)= =2,35
3
2,36+2,42+2,54
ρb (shale)= =2,44
3
ρ m− ρ b
∅ densitas=
ρm −ρf
2,65−2,35
∅ densitas ( non shale )= =0,18
2,65−1
2,90−2,44
∅ densitas ( shale )= =0,242
2,90−1
∅ neutron=0,50
64
∅ DC +∅ NC
∅ eff =
2
0,165+ 0,149
∅ eff = =0,157 atau 15,7 %
2
1
a x Rw
Sw=
[ Rt x ∅ meff ] n
1
0,81 x 8 2
Sw=
[ 3,5 x (15,7)2
=0,050
]
65
Table 4.3. Data Routine Core Analysis
- .
66
Zona Reservoir
Depth :2320-2324m
4. Penempatan Casing
67
Gambar.4.42. Casing Design
Jadi penempatan casing shoe pada cekungan Jawa Barat Utara ini adalah
sebagai berikut :
Depth 40m : Conductor Casing (30”)
Depth 340m : Surface Casing (20”)
Depth 1185m : Intermediet Casing (13,3”)
Depth 2615m : Production Casing (9 5/8)
o Conductor Casing
Berdasarkan data mud log, conductor casing dipasang pada Formasi Cisubuh
dikedalaman 40m dengan ukuran casing 30 inch.
68
o Surface Casing
Berdasarkan data mud log, surface casing dipasang pada Formasi Cisubuh
dikedalaman 340m dengan ukuran casing 20 inch.
o Intermediate Casing
o Production Casing
69
Gambar.25 Penempatan Production Casing
70
Zona Reservoir
Depth :2320-2324m
71