Oleh:
Slamet Turah., S.Kep I4B019001
Tuti Hartini., S.Kep I4B019004
Nur Ahmad Yanu S., S.Kep I4B019014
Lailatul Fitra., S.Kep I4B019022
Riana Dwi Agustina., S.Kep I4B019025
Sania Kirna Khusnul K., S.Kep I4B019028
Fadilla Ika Myrina ., S.Kep I4B019031
Irma Septiani., S.Kep I4B019033
Qurrota A’yunina., S.Kep I4B019045
11. Evaluasi :
1. Evaluasi struktur
a. Komitmen terhadap kontrak waktu, tempat dan peserta
b. Kontrak waktu dan tempat 1 hari sebelumnya
c. Ketersediaan dan kesesuaian fungsi media sesuai dengan yang
dibutuhkan
2. Evaluasi proses
a. Tim penyaji mampu memberikan informasi dengan jelas sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan
b. Peserta mendengarkan dan berpartisipasi aktif sampai akhir kegiatan
c. Tidak terdapatnya distraksi yang mengganggu proses penerimaan
materi.
3. Evaluasi hasil
a. Peserta menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan tentang
Pencegahan Covid 19 dengan benar
b. Peserta mampu menjawab pertanyaan yang diberikan penyaji.
- Bagaimana proses penyebaran Covid 19 dapat menular dari satu
orang ke orang lain?
- Bagaimana tindakan yang tepat untuk mencegah penyebaran Covid
19?
Lampiran materi
1. Pendahuluan
Corona virus disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit pneumonia
yang disebabkan oleh virus corona. Penyakit ini pertama kali dijumpai di Wuhan,
China pada bulan Desember 2019 (WHO, 2020). Penyebarannya yang sangat
cepat menyebabkan jumlah penderita terus bertambah setiap harinya. Berdasarkan
data dari WorldOMeter (2020). Gejala umum yang sering dijumpai dari penyakit
ini yaitu demam, rasa lelah, dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin
mengalami rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan, sesak
nafas atau diare. Covid-19 menyebar dari orang ke orang melalui percikan-
percikan dari hidung atau mulut yang keluar saat orang yang terjangkit Covid-19
batuk atau mengeluarkan napas. Percikan kemudian jatuh ke permukaan benda
sekitar, orang yang menyentuh permukaan tersebut lalu menyentuh mata, hidung
atau mulutnya dapat terjangkit Covid-19. Sehingga, menjaga jarak lebih dari 1
meter dan selalu melakukan pola hidup bersih dan sehat dapat mencegah
penyebaran Covid-19 (WHO Indonesia, 2020).
Orang lanjut usia merupakan salah satu orang yang sangat rentan terserang
COVID-19. Hal ini disebabkan karena banyak faktor. Faktor yang pertama yaitu
kondisi kesehatan awal yang buruk seperti adanya penyakit penyerta seperti
penyakit Diabtes Mellitus, penyakit Jantung Koroner, penyakit Pneumonia dan
penyakit kronis lainnya. Akibat terserang penyakit kronis sistem imun sebagai
pelindung tubuh pun tidak bekerja secara maksimal. Hal inlah yang menyebabkan
lansia sangat rentan terserang COVID-19. Faktor yang kedua kurangnya paparan
informasi karena terbatasnya akses terhadap sumber-sumber informasi. Lansia di
panti sangat sulit menerima informasi baru terkait perkembangan sebaran Covid-
19 hal tersebut dikarenakan sumber informasi yang sulit didapatkan secara
berkala baik dari media masa maupun sumber informasi lainnya. Faktor yang ke
tiga adalah kondisi lingkungan yang kurang memungkinkan untuk pembatasan
interaksi. Lingkungan yang sangat berkeluarga antara lansia satu dengan lansia
lainnya menjadikan proses social distancing tidak bekerja secara maksimal.
Lansia akan lebih senang jika berkumpul dengan lansia yang lain untuk mengatasi
rasa kebosanan dan kesepian pada dirinya. Faktor yang ke empat adalah faktor
fisiologis seperti penurunan fungsi kognitif dan indera. Seiring pertambahan usia,
tubuh akan mengalami berbagai penurunan akibat proses penuaan, mulai dari
menurunnya produksi pigmen warna rambut, produksi hormon, kekenyalan kulit,
massa otot, kepadatan tulang, kekuatan gigi, hingga fungsi kognitif ataupun
fungsi penginderaan. Faktor itulah yang menyebabkan lansia sangat sulit
menangkap informasi baru dikarenakan lansia mengalami dimensia. Kemudian
faktor yang terakhir adalah faktor sosial dan budaya seperti kebiasaan hidup
bersih dan sehat. Masing-masing lansia mempunya budaya dan kebiasaannya
masing-masing. Dengan melekatnya kebiasaan tersebut sulit pagi petugas untuk
mengubah kebiasaan lansia. Sebagai contoh saat wabah Covid-19 ini lansia tidak
diperbolehkan untuk melakukan salaman dengan lansia lainnya, namun karena
kebiasaan dan budaya sejak dahulu lansia sering melanggar peraturan tersebut.
Oleh karena itu perlu tindakan khsusu untuk menjaga lansia agar tidak terkena
wabah Covid-19 karena lansia merupakan kelompok orang yang sangat rentan
untuk terkena wabah virus Covid-19.
b. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat berinteraksi dengan lansia ketika wabah
covid-19
Menurut Nugroho (2009) terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika
menjalin komunikasi dengan lansia antara lain:
Saat memberikan informasi mengenai COVID 19, tidak boleh
memberikan stigma melainkan harus memberikan pengertian/informasi
terkait physical distancing supaya lansia tidak merasa diisolasi/dikucilkan
Memberikan perhatian pada lansia yang merasa kesepian karena tidak
boleh dikunjungi oleh siapapun
Menempatkan diri sebagai pribadi yang menyenangkan sehingga mampu
menghibur lansia
Memberikan dukungan/pendampingan pada lansia untuk tetap melakukan
aktivitas ringan sehingga bisa menghilangkan kebosanan
Memberikan pelayanan secara komprehensif
Pemenuhan kebutuhan secara tepat, dimana petugas dapat belajar
memahami kebutuhan lansia dan berusaha untuk memenuhinya
Menghindari sikap sensitif, dimana petugas harus bersikap secara
profesional dan tidak boleh menampilkan sikap yang menyinggung
perasaan lansia.
b. Kebersihan lingkungan
Kebersihan lingkungan dapat dilakukan dengan menerapkan praktik
pembersihan (menyapu, mengepel) dan desinfeksi secara teratur. Prosedur
pembersihan dan desinfeksi yang direkomendasikan untuk fasilitas perawatan
kesehatan termasuk panti harus diikuti secara konsisten dan benar.
Pembersihan harus dilakukan dan permukaan di semua lingkungan
setidaknya dilakukan sekali sehari dan ketika pasien keluar. Saat ini, WHO
(2020) merekomendasikan untuk menggunakan:
Alkohol 70% untuk mendisinfeksi area kecil seperti penggunaan
peralatan khusus yang dapat digunakan kembali (misalnya termometer);
Natrium hipoklorit 0,5% (setara dengan 5000 ppm) untuk disinfektan
suatu permukaan (misal meja/ barang di tempat umum)
Selain itu, kebersihan lingkungan juga dapat diterapkan dengan secara
teratur mencuci seprai dan pakaian pasien dan membuang limbah panti
secara aman.
c. Pembatasan kunjungan
Untuk mencegah terjadinya penyebaran covid-19, panti dapat
memberlakukan tidak menerima kunjungan sampai pandemi corona-19
mereda, namun jika ada kepentingan panti dapat memberlakukan beberapa
peraturan berdasarkan WHO (2020).
Pengunjung harus menggunakan alat pelindung diri
Saat berinteraksi harus berjarak minimal 1 meter
Batasi jumlah pengujung setiap lansia
Setiap ada kunjungan harus dicatat
DAFTAR PUSTAKA
IASC. (2020). Catatan tentang aspek kesehatan jiwa dan psikososial wabah COVID-
19. IASC MHPSS Reference Group versi 1.0.
WHO. 2020. Tatalaksana klinis infeksi saluran pernapasan akut berat (SARI) suspek
penyakit COVID-19. Diakses dari https://www.who.int/docs/default-
source/searo/indonesia/covid19/tatalaksana-klinis-suspek-penyakit-covid-
1935867f18642845f1a1b8fa0a0081efcb.pdf?sfvrsn=abae3a22_2.
World Health Organization 2020, Water, sanitation, hygiene and waste management
for the COVID-19 virus, Technical brief, https://www.who.int/publications-
detail/water-sanitation-hygiene-and-waste-management-for-covid-19.