Anda di halaman 1dari 8

1.

Definisi

Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar,
saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Ca
mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai
tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada
payudara. (Medicastore, 2011).

Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae


dimana sel abnormal timbul dari sel sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan
limfe dan pembuluh darah. (Sofian ,2012).

2. Etiologi

Resiko terjadi kanker payudara:

 Riwayat pribadi tentang kanker payudara

 Anak perempuan atau saudara perempuan (hubungan keluarga langsung) dari wanita
dengan kanker payudara

 Menarke dini

 Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama

 Menopous pada usia lanjut

 Riwayat penyakit payudara jinak

 Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun
beresiko hamper 2 kali lipat

 Obesitas-resiko terendah diantara wanita pascamenopouse

 Kontrasepsi oral

 Terapi pergantian hormone

 Masukan alcohol

Tipe kanker payudara: (Smelzer, 2002)

 Karsinoma duktal menginfiltrasi (75%) karsinoma duktal berasal dari sel-sel yang
melapisi saluran yang menuju puting susu.
 Karsinoma lobular menginfiltrasi (5-10%) sinoma lobuler mulai tumbuh di dalam
kelenjar susu, biasanya terjadi setelah menopause

 Karsinoma medular (6%) kanker ini berasal dari kelenjar susu

 Kanker musinus (3%)

 Karsinoma inflamatori (1-2%)

 Penyakit paget payudara (jarang Terjadi).

3. Manifestasi klinis/tanda gejala

tanda carsinoma Kanker payudara kini mempunyai ciri fisik yang khas, mirip pada
tumor jinak, massa lunak, batas tegas, mobile, bentuk bulat dan elips, Gejala carsinoma
Kadang tak nyeri, kadang nyeri, adanya keluaran dari puting susu, puting eritema, mengeras,
asimetik, inversi, gejala lain nyeri tulang, berat badan turun dapat sebagai petunjuk adanya
metastase. (Price dan Sylvia, 2006)

4. Pathway
5. Pemeriksaan penunjangan (lab ataupun penunjangan lain)

1) laboratorium meliputi:

 Morfologi sel darah

 Laju endap darah

 Tes faal hati

 Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau plasma

 Pemeriksaan sitologik

 Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang keluar
spontan dari putting payudar, cairan kista atau cairan yang keluar dari ekskoriasi 

 Mammagrafi, Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi


secara dini. Memperlihatkan struktur internal mammae untuk mendeteksi kanker yang
tidak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap awal. Mammografi pada masa
menopause kurang bermanfaat karean gambaran kanker diantara jaringan kelenjar
kurang tampak.

 Ultrasonografi, Biasanya digunakan untuk mndeteksi luka-luka pada daerah padat


pada mammae ultrasonography berguna untuk membedakan tumor sulit dengan kista.
kadang-kadang tampak kista sebesar sampai 2 cm.

 Thermography, Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal; dari mammae atau
mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas karena  peningkatan
suplay darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi.

 Xerodiography, Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara


pembuluh-pembuluh darah dan jaringan yang padat. Menyatakan  peningkatan
sirkulasi sekitar sisi tumor.

 Biopsi, Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau ganas,
dengan cara pengambilan massa. Memberikan diagnosa definitif terhadap massa dan
berguna klasifikasi histogi, pentahapan dan seleksi terapi.

 CT. Scan Dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ
lain

 Pemeriksaan hematologi Yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada
peredaran darah dengan sendimental dan sentrifugis darah.
6. Penalaksanaan medic ( obat-obatan ataupun intervensi lainnya)

1) pembedahan

a. Mastectomy radikal yang dimodifikasi Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe


axila sampai otot pectoralis mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat
namun otot pectoralis minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat.

b. Mastectomy total Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan
otot pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot dinding
dada tidak diangkat.

c. Lumpectomy/tumor Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak


turut diangkat. Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara normal
yang berada di sekitar tumor tersebut.

d. Wide excision/mastektomy parsial. Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan


payudara normal.

e. Ouadranectomy. Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot
pectoralis mayor.

2) Radiotherapy Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang
pula merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di sekitarnya,
kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang
tenggorokan.

3) Chemotherapy Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran
darah. Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat,
mudah terserang penyakit.

4) Manipulasi hormonal Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang
sudah  bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat juga
digabung dengan therapi endokrin lainnya.

7. Asuhan keperawatan

a. Pengkajian

1) Riwayat Kesehatan Sekarang, Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan
adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan
mengeras, bengkak dan nyeri.

2) Riwayat Kesehatan Dahulu, Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada


kelainan pada mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada
bagian dada sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun
mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga , Adanya keluarga yang mengalami ca mammae
berpengaruh pada kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien
pernah mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker
serviks.

4) Pemeriksaan Fisik

a. Kepala : normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan tonjolan
frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.

b. Rambut : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu berminyak.

c. Mata : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis, tidak
ikterik, tidak ada nyeri tekan.

d. Telinga : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan
tidak ada gangguan fungsi pendengaran.

e. Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.

f. Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.

g. Leher : biasanya terjadi pembesaran KGB.

h. Dada : adanya kelainan kulit berupa peau

i. d’orange, dumpling,

j. ulserasi atau tanda-tanda radang.

k. Hepar : biasanya tidak ada pembesaran hepar.  

l. Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.  

m. Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon

1) Persepsi dan Manajemen Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang
terasa  pada payudaranya kerumah sakit karena menganggap itu hanya  benjolan
biasa.

2)  Nutrisi

3)  Metabolik Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia, muntah
dan terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi makanan
mengandung MSG.

4) Eliminasi Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami melena,
nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.
5) Aktivitas dan Latihan Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan
klien terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri.

6) Kognitif dan Persepsi, Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga
kemungkinan ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik.

7) Istirahat dan Tidur Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.

8) Persepsi dan Konsep Diri Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau
kehilangan akibat operasi akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan
kehilangan haknya sebagai wanita normal.

9) Peran dan Hubungan Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan
dalam melakukan perannya dalam berinteraksi social.

10) Reproduksi dan Seksual Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan perubahan
pada tingkat kepuasan.  

11) Koping dan Toleransi Stress Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan,
denial dan keputus asaan.

12)  Nilai dan Keyakinan Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima
kondisinya dengan lapang dada.

b. Diagnosa

1) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan  pembedahan, mis;


anoreksia

2) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan bedah  jaringan

3) Ansietas berhubungan dengan diagnosa, pengobatan, dan  prognosanya

4) Kurang pengetahuan tentang Kanker mammae berhubungan dengan kurang


pemajanan informasi

5) Gangguan body image berhubungan dengan kehilangan bagian dan fungsi tubuh

6) Potensial disfungsi seksual berhubungan dengan kehilangan bagian tubuh, perubahan


dalam citra diri
8. Daftar perpustaka

Alimul Aziz H, 2007. Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisis Data

Jakarta : Salemba Medika

Bylander, A., dkk. 2007. Journal of Children Microbiology

Djaafar, Z.A., Helmi, Restuti, R.D., 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala & Leher Edisi keenam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Revai, R, et al. 2007. Incidence of Acute Otitis Media and Sinusitis Complicating Upper
Respiratory Tract Infection.

Journal of The American Academy Pediatrics Rahajoe, N. 2012.Buku Ajar Respirologi Anak
Jakarta: Balai Penerbit IDAI

Anda mungkin juga menyukai