PENDAHULUAN
mendorong arus globalisasi dibidang industri dan perdagangan. Hal tersebut menjadikan
Dalam era perdagangan bebas dunia, Indonesia sebagai Negara berkembang harus
nasional dapat tercapai. Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) sebagai bagian dari system
hukum sangat erat kaitannya dengan industri, perdagangan dan investasi, singkatnya
Produk-produk yang berkwalitas dan handal hanya dapat dihasilkan jika system
HaKI-nya sudah baik. Degan HaKI dirangsang peningkatan karya Intelektual serta
Walaupun kesadaran akan pentingnya HaKI relatif baik (dibuktikan dari angka
pendaftaran HaKI yang meningkat dari tahun ketahun) tetap perlu diupayakan
Suatu hasil karya kreatif yang akan memperkaya kehidupan manusia akan dapat
karya-karya tersebut tidak diakui sebagai pencipta atau tidak dihargai, karya-karya
kekayaan yang timbul atau lahir dari kemampuan intelektual manusia. HaKI memang
menjadikan karya-karya yang timbul atau lahir karena adanya kemampuan intelektual
manusia yang harus dilindungi. Kemampuan intelektual manusia dihasilkan oleh manusia
melalui daya, rasa, dan karsanya yang diwujudkan dengan karya-karya intelektual. Karya-
karya intelektual juga dilahirkan menjadi bernilai, apalagi dengan manfaat ekonomi yang
intelektual.1
belum diakui atau diakui sebagai bagian dari pada HaKI. Dalam perlindungan Persetujuan
Umum tentang Tarif dan Perdagangan (General Agreement on Tariff and trade – GATT)
sebagai bagian dari pada pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) telah
1. Hak Cipta dan hak-hak lain yang terkait (Copyright and Related Rights).
6. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (Lay Out Designs Topographics of Integrated
Circuits).
Information).
1
Suyud Margono, Komentar Atas Undang-Undang Rahasia Dagang, Desain Industri, Desain Letak
Sirkuit Terpadu, CV. Novindo Pustaka Mandiri, Jakarta 2001, hal. 4.
2
Sudargo Gautama, Hak Milik Intelektual dan Perjanjian Internasional, TRIPs, GATT, Putaran
Uruguay (1994), Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 2001, hal. 17.
8. Pengendalian praktik-praktik persaingan curang dalam perjanjian lisensi (Control
diperbaharui dengan Undang-Undang No. 17 tahun 1987 dan diperbaharui lagi dengan
Undang-Undang No. 12 tahun 1997 dan mengalami pembaharuan lagi dengan Undang-
Undamg No. 19 tahun 2002 samapai sekarang (selanjutnya disebut dengan UUHC).
tersebut, yang meliputi perlindungan terhadap buku, program komputer, pamflet, sampul
karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain, ceramah, kuliah, pidato,
lagu atau musik dengan atau tanpa teks, drama, tari, koreografi, pewayangan dan
pantomim, seni rupa dalam segala bentuk, arsitektur, peta, seni batik, fotografi,
sinematografi, terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, data base dan karya lain dari
Secara spesifik, Undang-undang ini memuat beberapa ketentuan baru, antara lain3
2. Penggunaan alat apapun baik melalui kabel maupun tanpa kabel, termasuk media
penyelesaian sengketa;
3
Penjelasan Undang-undang No. 19 Tahun 2002.
4. Penetapan sementara pengadilan untuk mencegah kerugian lebih besar bagi
pemegang hak ;
5. Batas waktu proses perkara perdata di bidang hak cipta dan hak terkait baik di
Dari sekian banyak ciptaan yang dilindungi sesuai Undang-Undang itu, penulis
mengkhususkan pembahasannya pada Hak Cipta atas lagu atau musik, mengingat
internasional karena lemahnya perlindungan hukum terhadap hak cipta musik dan lagu
tersebut. Sesuai laporan kantor perwakilan perdagangan Amerika Serikat (USTR atau
United States Trade Representative) sebelum tahun 2000, Indonesia merupakan satu-
satunya negara ASEAN yang masuk dalam kategori Priority Watch List (pada peringkat
ini pelanggaran atas HaKI tergolong berat sehingga Amerika Serikat merasa perlu
dagangnya).4
Sengketa atas pelanggaran hak Cipta dapat berlangsung dimana saja di Indonesia
maupun diluar Indonesia. Lagu karya cipta milik pencipta Indonesia dapat dengan mudah
4
Hulman Panjaitan, Pemahaman Hak Cipta Rendah Pembajakan Lagu Marak,
www.inovasi.lipi.go.id/hki/news, 2003.
Penyelesaian sengketa tentang hak cipta lagu atau musik seringkali diselesaikan
diluar pengadilan. Para pihak yang bersengketa, seperti komposer, penyanyi, atau
Pada umumnya para pihak yang bersengketa lebih memilih penyelesaian di luar
pengadilan dengan ganti rugi, karena penyelesaian sengketa melalui pengadilan menyita
waktu yang panjang dan menghabiskan biaya yang tidak sedikit serta membuang energi.
Gugatan ganti rugi seharusnya tidak lagi ditempuh melalui lembaga pengadilan
formal, tetapi sudah waktunya diselesaikan melalui arbitrase, negosiasi dan mekanisme
lain yang dikenal di dalam GATT 1994/WTO seperti melalui tahapan konsultasi,
Kasus riil yang terjadi tentang penyelesaian sengketa lagu atau musik di luar
pengadilan adalah kasus antara pihak Dj Riri dan Thomas “GIGI” melawan Gope T.
Santani sebagai Direktur PT. Rapi Films. Kasus tersebut terjadi karena lagu ciptaan Dj
Riri yang berkolaborasi dengan Thomas “GIGI” yang berjudul “23 Juli” yang semula
telah dibeli secara khusus oleh produsen hand phone (HP) seluler Nokia untuk dijadikan
ring tone, akan tetapi oleh pihak PT. Rapi Films dengan sengaja dan tanpa ijin serta
tanpa hak memakai lagu tersebut sebagai sound track sinetron “Inikah Rasanya”.5
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan uraian latar belakang tersebut, maka pembahasan dalam skripsi
berjudul “Penentuan Pencipta Atas Lagu “23 Juli” Menurut Undang-Undang No. 19
tahun 2002 tentang Hak Cipta (Studi Kasus Sengketa Antara Pihak Thomas “Gigi” dan
5
Rin, Merasa Haknya Dilanggar, Thomas “GIGI” Somasi Rapi Films, www.indonesiaselebriti.com,
2003.
DJ. Riri melawan PT. Rapi Films)”, dan akan di batasi pada permasalahan-permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaimana proses penentuan pencipta dan pemegang hak cipta atas lagu yang
berjudul 23 Juli ?
Ruang lingkup skripsi ini penulis akan membahas secara umum tentang
pengertian garis besar HaKI secara tepat dan jelas, dan mengkhususkan pembahasannya
pada Hak Cipta, pembahasannya mengenai tentang bagaimana cara atau prosedur untuk
menentukan tentang pemegang hak cipta pada kasus lagu 23 Juli yang menjadi
sengketa antara pihak Thomas ”GIGI” dan Dj Riri melawan PT. Rafi Films. Dan lebih
sengketa bila dilaksanakan di luar pengadilan pada kasus lagu yang berjudul 23 Juli
tersebut.
Setiap penelitian dalam penulisan ilmiah pasti mempunyai maksud dan tujuan
yang ingin dicapai, demikian halnya dalam penulisan skripsi ini juga mempunyai maksud
1. Untuk mengetahui prosedur penentuan pencipta dan pemegang hak cipta atas
lagu yang berjudul 23 Juli yang menjadi sengketa antara pihak Thomas “Gigi”
“APS”)
Dalam kerangka teori dan kerangka analisis ini, penulis mencoba untuk
mengambil suatu titik acuan yang akan dijadikan suatu pedoman untuk melanjutkan
proses penelitian ini. Adapun kerangka teori dan kerangka analisis yang akan
1. Kerangka Teori
Penyelesaian Sengketa (APS) adalah sebagai dasar hukum pelaksanaan arbitrase dan
pilihan kepada para pihak untuk menentukan sendiri forum yang mereka pilih/atau
arbitrase, mulai dari tata cara, prosedur, kelembagaan, jenis-jenis maupun putusan
sengketa diluar pengadilan umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang
dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa. Mengenai kesepakatan para
pihak untuk menyelesaikan sengketa melalui arbitrase, pada pasal (4) Undang-
sengketa melalui arbitrase dimuat dalam dokumen yang ditanda tangani oleh para
yang mempunyai kompetensi untuk menyelesaiakan perkara yang timbul dari kontrak
tersebut. Lebih lanjut hal ini dipertegas dalam pasal (11) Undang-Undang No 30
tahun 1999 yang menyatakan bahwa dengan adanya suatu perjanjian arbitrase tertulis
meniadakan hak para pihak untuk mengajukan penyelesaian sengketa atau beda
wajib menolak penyelesaiannya yang telah ditetapkan melalui arbitrase, kecuali dalam
Mahkamah Agung menganut garis pendirian bahwa dalam hal ada klausul
Bahkan lebih lanjut, kewenangan atau kompetensi yang dimaksud disini adalah
Undang-Undang hukum tetap serta mengikat para pihak. Dan Ketua Penga dilan
ada.
mengacu pada Undang-Undang No. 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta (selanjutya
disebut dengan UUHC) sebagi kerangka teori dalam penulisan skipsi ini.
”Undang-Undang Hak Cipta” ini mengatur seluruh ruang lingkup mengenai
hak cipta diantaranya adalah: Pengertian secara umum tentang komponen yang terkait
2. Kerangka Analisis
F. Manfaat Penelitian
Manfaat secara khusus yaitu merupakan suatu studi dibidang HaKI di mana
penulis berharap penelitian ini dapat memberikan gambaran secara jelas mengenai
bagaimana menyelesaikan suatu sengketa lagu atau musik tidak pada jalur litigasi seperti
pengadilan, akan tetapi menggunakan jalur non-litigasi yakni jalur alternatif penyelesaian
sengketa yang merupakan hal yang mungkin dianggap masih awam di negara Indonesia.
Penelitian ini diharapkan pula dapat berguna bagi peneliti berikutnya, bagi civitas
Manfaat secara umum yaitu sebagai syarat-syarat yang telah ditentukan dalam
G. Metode Penelitian
Pada skripsi ini penulis mencoba menggunakan metode penelitiannya adalah dengan
permasalahan yang ada diteliti berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang ada dan
1. Bahan Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan data skunder sebagai bahan
Data sekunder adalah data dari penelitian kepustakaan dimana dalam data
sekunder terdiri dari 3 ( tiga ) bahan hukum, yaitu bahan hukum primer, bahan hukum
sekunder, dan bahan hukum tertier. Dan bahan-bahan tersebut yang akan penulis
pergunakan sebagai acuan dalam menyelesaikan masalah yang ada pada judul skripsi
ini.
Bahan Hukum Primer adalah bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa
bahan hukum primer, dimana bahan hukum sekunder berupa buku literatur, hasil karya
Bahan Hukum Tersier adalah merupakan bahan hukum sebagai pelengkap dari
a. Kamus Hukum
Penulisan ini dilakukan dengan studi pustaka yaitu dengan cara membaca dan
literatur lainnya yang kemudian berdasarkan studi pustaka tersebut selanjutnya diolah
dan dirumuskan secara sistematis sesuai dengan masing-masing pokok dan materi
bahasannya.
3. Analisa Data
H. Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan bertujuan agar penulisan ini dapat terarah dan sistematis,
sehingga dalam penulisan skripsi ini, penulis membagi menjadi 5 (lima) bab dimana
7
Ibid.
8
Ibid.,hal. 13
dalam masing-masing bab terdapat beberapa Sub Bab yang merupakan pembahasan dari
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab Pendahuluan, yang merupakan pengantar secara keseluruhan dari isi
BAB II, Tinjauan Teoritis, Bab ini merupakan tinjauan teoritis yang
penentuan pencipta dan pemegang hak cipta atas lagu 23 Juli. Pembahasan
luar pengadilan.
BAB V PENUTUP
penulis. Adapun isi dari kesimpulan adalah tentang jawaban dari rumusan
agar lebih jelas. Bagian yang kedua adalah saran. Saran merupakan