Anda di halaman 1dari 15

METODOLOGI PENDIDIKAN DAN RISET

HUBUNGAN POSTUR KERJA TERHADAP RESIKO MYALGIA CERVICAL


PADA PEMETIK TEH DI WONOSARI MALANG

Dosen Pembimbing :
Ahmad Abdullah, S.Ft., M.Kes.,

Disusun Oleh :
AHMAD AWALUDIN TASLIM 201710490311038
AN NISA MELATI SUKMA 201710490311052
YUSFICA ADELIA SAVITRI 201710490311057

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2019

1
KATA PENGANTAR

2
DAFTAR ISI

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mempunyai peranan yang cukup penting
dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap
Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar yaitu sekitar 12,81 persen pada tahun 2018.
Salah satu sub sektor yang cukup besar potensinya adalah sub sektor perkebunan. Kontribusi
sub sektor perkebunan dalam PDB yaitu sekitar 3,30 persen pada tahun 2018.
Teh merupakan salah satu komoditi hasil perkebunan yang mempunyai peran cukup
penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia. Teh juga salah satu komoditas ekspor
Indonesia yang cukup penting sebagai penghasil devisa negara selain minyak dan gas.
Sebagai bahan minuman, teh memiliki nilai lebih dibandingkan dengan minuman lainnya,
mengingat teh kaya akan mineral dan vitamin yang diperlukan oleh tubuh. Berbagai manfaat
teh untuk kesehatan juga telah diakui oleh para pakar gizi.[CITATION Dep19 \l 1033 ]
Sebagai salah satu sektor yang memiliki peranan untuk meningkatkan perekonomian
Indonesia, maka semakin tinggi pula produksi teh yang dibutuhkan untuk di eksport maupun
yang digunakan di dalam negeri. Sebagian besar perusahaan perkebunan teh adalah milik
Perusahaan Perkebunan Negara 39,17%, perusahaan perkebunan swasta 25,46%, perkebunan
rakyat 35,37%. Kebanyakan perusahaan-perusahaan ini tidak menggunakan alat untuk
memetik daun teh yang akan digunankan, melainkan menggunakan tenaga dari manusia. Dan
biasanya mereka akan memperkerjakan buruh untuk memanen daun teh.
Pekerjaan memetik teh ini kebanyakan dikerjakan oleh kaum wanita, aktivitas
memikul/menggendong hasil petikan pucuk daun teh yang telah dilakukan akan
menimbulkan keluhan seperti nyeri otot leher, bahu, pinggang, kesemutan pada lengan
sehingga aktivitas fungsional akan teganggu. Dan kejadian ini akan terus menerus dirasakan
oleh pemetik teh karena tidak memiliki pengetahuan untuk menurunkan nyeri atau pun
pencegehan. Jika kegiatan ini berlanjut hingga beberapa tahun kedepan masa kemungkinan
yang terjadi adalah cedera degenerative.
Seperti dalam penelitian yang berjudul “Faktor Risiko Low Back Pain pada Pekerja
Pemetik Teh di Perkebunan Teh Ciater Kabupaten Subang” menyebutkan bahwa “Studi ini
menemukan bahwa low back pain adalah masalah kesehatan yang relevan di kalangan
pekerja pemetik teh. Kebijakan mengatur waktu istirahat dan teknik mengangkat beban
diperlukan untuk mencegah low back pain”[ CITATION Syu18 \l 1033 ]
Keluhan-keluhan diatas mungkin dapat di atasi dengan adanya kesehatan dan
keselamatan kerja untuk pencegahan, sedangkan para pekerja seperti buruh pemetik teh tidak
mendapatkan jaminan apapun bahkan untuk kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Pentingnya mencegah penyakit akibat kerja serta kecelakaan bisa di tempuh dengan memberi
pemahaman mengenai keselamatan serta kesehatan kerja dan penerapan sikap pada
keselamatan kerja pada karyawan untuk mengurangi serta mencegah munculnya kerugian.
Preventif, dan promotif adalah salah satu yang dapat disampaikan.

4
Leher adalah daerah yang paling banyak mendapat ketegangan atau stress, baik
waktu istirahat maupun saat bekerja. Rasa kurang nyaman yang
menyebabkan ketegangan secara terus menerus pada grup otot leher terutama ekstensor
yang mempertahankan postur leher dan menopang kepala, akibatnya otot - otot
cervical terutama otot ekstensor mengalami spasme yang memicu terjadinya nyeri
pada leher atau myalgia cervical (Ariotejo, 2010).
Telah penelitian yang mengulas tentang kecelakaan dan penyakit akibat kerja salah
satunya adalah terhadap pemetik teh, kejadian terbanyak ada di bagian punggung bawah dan
atas dan juga pergelangan tangan. Karena bagian cervical sering berkaitan dengan keluhan
lengan dan jari tangan, maka dari itu kali ini peneliti ingin mengetahui apakah bagian
cervical juga banyak dikeluhkan oleh pemetik teh.
Myalgia cervical atau sering dikenal dengan nyeri otot leher adalah suatu kondisi kronis
dimana otot mengalami ketegangan atau terdapat kelainan struktural tulang atau saraf
sehingga menimbulkan nyeri, bisa nyeri ringan sampai nyeri tak tertahankan, mempengaruhi
tangan, punggung, leher, lengan, bahkan sampai kaki. Nyeri leher adalah nyeri yang
dirasakan pada bagian atas tulang belakang. Ini merupakan tanda bahwa sendi, otot, atau
bagian lain dari leher terluka, tegang, atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Nyeri leher
adalah masalah yang umum ditemukan. Dua dari tiga orang akan mengalaminya selama
hidup (Dr. Huldani, 2013).
Jika dihubungkan dengan pemetik teh, maka keluhan ini akan mempengaruhi
produktivitas pekerja, karena akan menimbulakan rasa nyeri, gangguan gerak, kemampuan
untuk menopang beban, kadang-kadang memungkinkan nyeri menjalar ke lengan dan otot-
otot trapezius.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini, antara lain :
1. Apakah terdapat hubungan antara postur kerja pemetik teh saat bekerja dengan resiko
terkena myagia cervical ?
2. Apakah ada faktor lain yang menjadi resiko terkena myalgia cervical pada pemetik teh ?
3. Adakah keluhan lain yang mungkin timbul pada pemetik teh saat bekerja dengan waktu
yang cukup lama?

1.3 TUJUAN
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas penelitian ini dapat bertujuan untuk
mengetahui sebagai berikut:
1. Tujuan Umum

5
a. Untuk mengetahui pengaruh massa kerja terhadap resiko myalgia cervical pada
pemetik teh di kebun teh Wonosari, Malang.
2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui rata-rata umur yang bekerja sebagai pemetik teh di Kebun Teh
Wonosari, Malang

b. Mengetahui sebaran jenis kelamin pemetik teh yang bekerja di Kebun Teh Wonosari,
Malang

c. Mengetahui faktor lain yang menimbulkan myalgia cervical pada pemetik teh yang
bekerja di Kebun Teh Wonosari, Malang

1.4 MANFAAT
1. Aspek Teoritis
a. Diharapkan dapat memberikan informasi secara ilmiah mengenai faktor resiko
Myalgia Cervical.
b. Diharapkan dapat memberikan informasi secara ilmiah untuk penanganan terapi
latihan pasien dengan Myalgia Cervical.
c. Diharapkan dapat dipakai sebagai bahan acuan penelitian selanjutnya.

2. Aspek Aplikatif
a. Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan K3(Kesehatan dan Keselamatan
Kerja ) dalam lingkungan pekerja pertanian.
b. Penelitian diharap kan untuk menjadi edukasi dalam pencegahan kecelakaan dan
penyakit akibat kerja.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

7
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1 KERANGKA KONSEP
Kerangka Konsep adalah suatu landasan yang digunakan oleh peneliti untuk
mencari tahu anatara variable satu dengan yang lainnya, sehingga didapatkan hasil
penelitian dengan berbagai macam teori (Nursalam, 2017).
Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana
seorang peneliti menghubungkan secara logis faktor yang dianggap penting untuk
masalah. Kerangka konsep membahas tentang variabel yang dianggap perlu untuk
melengkapi hal yang sedang atau akan diteliti. Kerangka konsep dari penelitian ini yaitu:

Variabel Independen Variabel dependen


Postur tubuh saat pemetik Timbulnya keluhan
teh bekerja cervical myagia pada
pemetik teh

Kerangka konsep dalam penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengaruh


variabel independen (variabel bebas) yaitu postur tubuh pemetik teh yang bekerja di
kebun teh Wonosari , Malang dengan variabel dependen (variabel terikat) resiko
timbulnya keluhan myagia cervical.
Saat para pekerja pemetik teh ini bekerja, tentu saja dengan waktu yang lebih dari
2 jam dan harus memikul beban yang berat. Pasti akan menimbulkan beberapa keluhan
seperti yang telah banyak diteliti seperti misalnya nyeri punggung bawah, nyeri di
pergelangan tangan, merasa kelelahan pada bagian tungkai akibat lama berdiri dengan
beban berat, tidak sedikit juga menimbulkan nyeri pada punggung atas karna posisi tubuh
sedikit membungkung saat memetic daun teh.
Jika dilihat lagi keluhan-keluhan tersebut muncul didaerah tilang belakang atau
spine yang terhubung langsung dengan tulang leher aatau cervical, banyak peneliti telah
meneliti tentang nyeri otot upper trapezius, tetapi belum ada yang meneliti tentang
resiko terkena myalgia cervical. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah

8
terdapat hubungan antara postur tubuh pekerja pemetik teh dengan resiko myalgia
cervical.

3.2 HIPOTESIS PENELITIAN


Hipotesa Penelitian atau biasa disebut hipotesis penelitian adalah jawaban
sementara terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian. Jadi para peneliti akan membuat
hipotesa dalam penelitiannya, yang bertujuan untuk menjadikannya sebagai acuan dalam
menentukan langkah selanjutnya agar dapat membuat kesimpulan-kesimpulan terhadap
penelitian yang dilakukannya.

Hipotesis dalam penelitian ini berdasarkan dengan judul dan tujuan nya adalah
sebagai berikut:
H0: Tidak ada hubungan antara postur kerja terhadap keluhan myalgia cervical pada
pemetik teh di kebun teh Wonosari, Malang.
H1: Ada hubungan antara postur kerja terhadap keluhan myalgia cervical pada pemetik
teh di kebun teh Wonosari, Malang.

9
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode observasional-analitik dengan pendekatan cross
sectional, yaitu dengan mengumpulkan data Myalgia Cervical dengan kuesioner Nordic
Body Maps dan mengumpulkan data postur kerja dengan observasi serta sekaligus pada
waktu yang sudah ditentukan mencari hubungan antara postur kerja dengan keluhan
Myalgia Cervical pada petani teh di Kebun Teh Wonosari, Malang.

Penelitian ini hanya mencari hubungan antara postur kerja pekerja pemetik teh
dengan resiko myalgia cervical, kemudian akan dilanjut kan dengan mencari apakah ada
faktor lain selain postur kerja, misalnya dengan beban kerja, waktu bekerja, atau faktor-
faktor lain yang mungkin mempengaruhi dan seberapa besar pengaruh dengan resiko
myalgia cervical pada pemetik teh.

4.2 POPULASI DAN SAMPEL


a. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian dan setiap anggota populasi
harus mempunyai karakterisktik tertentu yang sama yang akan diteliti. Hal ini sesuai
dengan pendapat Sugiyono (2010) bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi
dalam penelitian ini adalah para pekerja pemetik teh yang berekerja di kebun teh
Wonosari, Malang.
b. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan objek dalam penelitian, dan
dianggap dapat mewakili seluruh populasi, hal ini sejalan dengan apa yang
dikemukakan oleh Sugiyono (2012). Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa sampel merupakan sabagian dari populasi yang diambil dengan teknik tertentu
sebagai sumber data yang diaggap dapat mewakili populasi. Pemilihan sampel dalam
penelitian ini adalah teknik propotional random sampling, dengan kriteria inklusi dan
eksklusi sebagai berikut :

10
1. Kriteria inklusi
a. Menandatangani informed consent
b. Masa kerja > 1 tahun
Masa kerja > 1 tahun diperkirakan cukup memiliki dampakuntuk perubahan
postur kerja dan adanya keluhan Myalgia Cervical (Marras & Karwowski, 2006).
c. Bekerja sebagai petani teh di kebun teh wonosari kota Malang
2. Kriteria eksklusi
a. Tidak masuk kerja pada saat pengambilan data
b. Mengalami trauma maupun penyakit sistem musculoskeletal seperti fraktur
tulang, kelainan atau gangguan pada persendian, kelainan atau gangguan pada
saraf yang mengakibatkan gangguan pada gerak, infeksi tulang, dan riwayat
operasi tulang
c. Menopause
Wanita pada masa menopause memiliki resiko yang tinggi untuk mengalami
osteoporosis ( Guyton & Hall, 2012).
d. Pada masa kehamilan
Wanita pada masa kehamilan memiliki beban yang disangga tubuh lebih besar dan
mengakibatkan wanita hamil lebih cepat mengalami kelelahan pada otot saat
beraktifitas (Guyton & Hall, 2012)

Penelitian ini merupakan analisis tidak berpasangan, maka perhitungan besar


sampel didasarkan pada rumus slovin dengan jumlah petani kebun teh di
Wonosari Kota Malang sebanyak 100 orang. Dengan junlah petani laki-laki 35
orang dan perempuan 65 orang.

Maka didapatkan jumlah sampel:

N
n=
1+ N ¿ ¿

100
¿
1+100 ¿ ¿

= 80 orang
Dimana

11
n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
e : batas toleransi kesalahan (error tolerance) = 0,05

Mempertimbangkan adanya individu yang berhalangan atau tidak bersedia menjadi


responden penelitian, maka perhitungan sampel akan ditambah kriteria drop out yaitu sebesar
10% dari jumlah sampel awal, maka jumlah sampel akhir menjadi 72 orang. Jumlah sampel
akan ditetapkkan dengan cara pengambilan sampel secara Propotional random sampling
yaitu menggunakan rumus alokasi propotional:

¿= ¿ . n
N

Dimana:
ni : jumlah anggota sampel menurut stratum
n : jumlah anggota sampel seluruhnya
Ni : jumlah anggota populasi menurut stratum
N : jumlah anggota populasi seluruhnya

4.3 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN


Penelitian ini dilaksanakan di kebun teh Wonosari, Malang yang beralamat di RT.04/RW.07,
Bodean Putuk, Toyomarto, Kec. Singosari, Malang, Jawa Timur 65153. Penelitian ini akan
dilakukan pada Bulan November 2020.

4.4 VARIABEL PENELITIAN


Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Skala

Postur Postur kerja Tabel Observasi Tidak Kategorik


Kerja adalah Ergonomi dan beresiko ordinal
keadaan RULA pengukuran (1-2)
tubuh, bentuk Busur dengan
tubuh, dan derajat metode Resiko
sikap tubuh biasa RULA rendah
seseorang Kamera (Rapid (3-4)

12
yang dinilai untuk Upper
dengan dokumentasi Limb Cukup
metode postur Assessment) beresiko
RULA kerja (5-6)
(Rapid Upper
Limb Sangat
Assessment) beresiko
(6+)
Myalgia Myalgia Kuesioner Pengisian Tidak sakit Kategorik
cervical kuesioner ordinal
cervical atau Nordic
dan Cukup sakit
sering dikenal Body Map analisis hasil
Menyakitkan
dengan nyeri
otot leher Sangat
menyakitkan
adalah suatu
kondisi kronis
dimana otot
mengalami
ketegangan
atau terdapat
kelainan
struktural
tulang atau
saraf sehingga
menimbulkan
nyeri, bisa
nyeri ringan
sampai nyeri
tak
tertahankan,
mempengaruh
i tangan,
punggung,
leher, lengan,
bahkan sampai

13
kaki (Samara,
2007).

Variabel penelitian terdiri dari:


1. Variabel Bebas (independent variable) dalam penelitian ini adalah postur kerja.
2. Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah keluhan myalgia
cervical.

4.5 METODE PENGUMPULAN DATA


Data primer karakteristik respon dikumpulkan dengan metode:
1. Postur kerja diukur secara pengamatan langsung/observasi, dokumentasi, dan
pengukuran selama bekerja. Postur kerja yang diukur adalah saat petani
membungkuk mengambil daun teh karena posisi tersebut dilakukan dalam posisi
statis dan berulang kali oleh petani teh dengan metode RULA dan menjadi faktor
predisposisi terjadinya Myalgia Cervical yang dinilai dengan kuesioner Nordic
Body Maps.
2. Keluhan Myalgia Cervical dengan pengisian kuesioner.

4.6 PENGOLAHAN DATA


Pengolahan data dilakukan apabila data sudah terkumpul dan akan diubah kedalam bentuk
tabel dan diolah menggunakan program komputer. Proses pengolahan data menggunakan
program komputer terdiri dari beberapa langkah:
1. Koding, menerjemahkan data yang terkumpul selama penelitian kedalam simbol yang
cocok untuk analisis.
2. Data entry, memasukkan data kedalam komputer.
3. Verifikasi, memasukkan dan pemeriksaan secara visual data yang dimasukkan kedalam
komputer.
4. Output komputer, hasil yang telah dianalisis menggunakan computer kemudian
dicetak.
4.7 ETIKA PENELITIAN

14
Ketika dalam melakukan penelitian ini, selama menjadi responden peneliti
menghargai hak seorang responden dengan cara:

1. Lembar Persetujuan (Informed Consent), dalam penelitian ini sebelum subjek


dijadikan reponden oleh penelitit maka peneliti akan mengajukan lembar persetujuan
responden bersedia yang menyatakan bahwa responden bersedia menjadi responden
penelitian. Selama menjadi responden peneliti, hak dan kewajiban responden
dihargai oleh peneliti. Subjek pada penelitian ‘’Pengaruh pemberian stimulasi
motorik kasar terhadap perkembangan dan pertumbuhan dengan permainan
tradisional pada siswa kelas 1,2, dan 3 SDN Mekar Jaya Malang’’ adalah anak SD
dibawah usia 17 tahun, sehingga informed consent akan ditujukan pada Kepala
Sekolah SDN Mekar Jaya Malang sebagai aspek bersedia menjadi responden
penelitian
2. Tanpa Nama (Anomity), setelah subjek bersedia menjadi responden peneliti. Nama
responden tidak akan dicantumkan karena peneliti menghargai hak sebagai subjek
sebagai responden.

3. Kerahasiaan (confidentiality), untuk menyajikan data hasil penelitian dari responden,


peneliti merahasiakan rahasia responden ini sebagai hak untuk menghargai rahasia
responden.

15

Anda mungkin juga menyukai