Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“CARA PENCEGAHAN PENULARAN DAN PERAWATAN PASIEN


DENGAN HIV DI RUMAH”

OLEH:

NURUL DINA FADHILAH (1811311024)

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
CARA PENCEGAHAN PENULARAN DAN PERAWATAN PASIEN HIV
AIDS DI RUMAH

Judul : Cara Pencegahan Penularan dan Perawatan Pasien


HIV Di Rumah
Sasaran : Keluarga Pasien
Tempat : Rumah Keluarga di Lubuk Buaya, Padang
Hari/Tanggal : Selasa,3 Maret 2020
Alokasi Waktu : 15 menit
Media/Sarana : Power Point,Leaflet
Metode : Ceramah dan Tanya Jawab

A. Tujuan instruksional
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 15 menit keluarga dan pasien
mampu mengetahui dan memahami tentang cara perawatan pasien HIV
di rumah
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, peserta dapat:
1. Mengetahui pengertian HIV
2. Mengetahui cara pencegahan penularan pasien HIV
3. Mengetahui cara perawatan pasien HIV
4. Mengetahui tujuan perawatan pasien HIV

B. Sub Pokok Bahasan


1. Pengertian HIV
2. Cara pencegahan penularan pasien HIV
3. perawatan pasien dengan HIV
4. Tujuan perawatan pasien HIV
1. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Waktu Kegiatan Perawat Kegiatan Klien Metode Media
Pendahuluan 2 menit 1. Memberi salam 1. Menjawab Ceramah -
2. Memperkenalkan diri salam dan
3. Menjelaskan tujuan 2. Mendengarkan Tanya
penyuluhan dan pokok dan Jawab
materi yang akan memperhatikan
disampaikan 3. Menjawab
4. Menggali pengetahuan pertanyaan
keluarga pasien tentang
HIV
Penyajian 10 menit Menjelaskan materi: Mendengarkan Ceramah PPT
5. Pengertian HIV dan dan
6. Cara pencegahan memperhatikan Tanya
penularan pasien HIV Jawab
7. Cara perawatan pasien
dengan HIV
8. Tujuan perawatan
pasien dengan HIV
Penutup 3 menit 1. Penegasan materi 1. Mengajukan Tanya
2. Memberikan kesempatan pertanyaan Jawab
kepada peserta untuk 2. Menjawab
bertanya pertanyaan yang
3. Meminta peserta untuk diberikan oleh
menjelaskan kembali penyuluh
materi yang telah 3. Membalas
disampaikan dengan salam
singkat menggunakan
bahasa peserta sendiri
4. Memberikan pertanyaan
kepada peserta tentang
materi yang telah
disampaikan
5. Menutup acara dan
mengucapkan salam

2. Evaluasi
Keluarga dan pasien, diharapkan:
 Mampu memahami apa itu HIV
 Mengerti minimal 5 dari 11 tanda dan gejala HIV
 Mengerti cara penularan HIV
 Mengerti minimal 5 pencegahan penularan virus HIV
 Mampu mempraktekkan perawatan pasien HIV di rumah
Proses, diharapkan:
 Berjalan dengan baik dan tepat waktu sesuai dengan perencanaan
 Peserta memperhatikan selama kegiatan penyuluhan dilakukan

3. Media
Power Point,Leaflet

4. Pengorganisasian
Penyaji: Nurul Dina Fadhilah

5. Materi
(terlampir)
MATERI

A. Definisi HIV/ AIDS


Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah suatu virus yang
menyerang sel darah putih manusia dan menyebabkan menurunnya kekebalan
atau daya tahan tubuh, sehingga mudah terserang penyakit (ANCP-Aus AID,
2002), sedangkan AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrom) adalah
sindrom dengan gejala infeksi oportunistik atau kanker tertentu akibat
menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh infeksi HIV (Human Immuno
Deficiency Virus) yang biasanya akan membawa kematian pada akhirnya.

B. Tanda dan Gejala


Gejala utama/ mayor :
1. Demam berkepanjangan lebih dari tiga bulan
2. Diare kronis lebih dari satu bulan berulang maupun terus-menerus
3. Penurunan berat badan lebih dari 10% dalam tiga bulan.
4. Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis.
5. Batuk kronis selama lebih dari satu bulan
6. Infeksi pada mulut dan tenggorokan disebabkan jamur Candida
Alcibicans.
7. Pembengkakan kelenjar getah bening yang menetap diseluruh tubuh
8. Kandidiasis orofaringeal
9. Herpes simplek kronik progresif
10. Limfadenopati
11. Infeksi jamur berulang pada alat kelamin. (Depkes RI, 2003).
Selain terdapat gejala mayor terdapat juga gejala minor seperti :
1) Batuk menetap lebih dari 1 bulan
2) Dermatitis generalisata / penyakit kulit
3) Adanya herpes zoster ( seperti cacar)
4) Penyakit jamur di rongga mulut
C. Cara Penularan HIV
HIV dapat ditularkan (Depkes RI, 2006):
1. Melalui hubungan seksual. Hubungan seks dengan seorang yang
terinfeksi HIV melalui vagina dan anus tanpa kondom mempunyai resiko
yang tinggi, sedangkan hubungan seks oral mempunyai resiko rendah.
2. Melalui jarum suntik atau spuit yang dipergunakan bersama untuk
menyuntikkan obat-obatan atau steroid.
3. Infeksi dari ibu hamil kepada bayinya, sewaktu sedang hamil,
melahirkan, atau sewaktu menyusui.
4. Waktu membuat tato.
5. Petugas kesehatan seperti perawat, beresiko tertular HIV jika mereka
tertusuk jarum yang mengandung darah yang tercemar HIV atau
terpercik darah yang tercemar HIV pada mata, hidung, mulut atau pada
luka atau radang yang terbuka.
6. Hanya sedikit orang yang tinggal serumah dengan ODHA atau orang
yang merawat ODHA pernah terinfeksi. Infeksi mungkin terjadi melalui
pemakaian pisau cukur bergantian, menyentuh darah ODHA pada luka
atau radang yang terbuka, atau cara lain yang berhubungan dengan darah
ODHA.
HIV tidak ditularkan melalui:
1. Sentuhan dengan pengidap HIV
2. Melalui bersin
3. Berpelukan
4. Hidup serumah dengan penderita HIV/ AIDS, dan
5. Hubungan sosial yang lain.
6. Kita tidak akan terinfeksi HIV dari udara, makanan, air, gigitan serangga,
hewan, piring, pisau, garpu, sendok, Kloset/WC, cium pipi, bersalaman
atau lainnya yang tidak melibatkan darah, air mani, cairan vagina, atau
ASI.
7. Kita tidak akan terinfeksi HIV dari kotoran, cairan hidung, air liur,
keringat, air mata, air seni atau muntah kecuali cairan ini bercampur
darah. Kita dapat membantu ODHA dengan makan, mengganti pakaian
bahkan memandikannya tanpa resiko terinfeksi, asal kita dapat
melindungi diri kita misalnya pakai sarung tangan sekali pakai jika harus
membersihkan atau menolong ODHA yang sedang diare. Cucilah tangan
dengan teliti setelah melepaskan sarung tangan.

Menurut WHO, terdapat beberapa cara dimana HIV tidak dapat ditularkan antara
lain:
1. Kontak fisik
Orang yang berada dalam satu rumah dengan penderita HIV/AIDS,
bernapas dengan udara yang sama, bekerja maupun berada dalam suatu
ruangan dengan pasien tidak akan tertular. Bersalaman, berpelukan
maupun mencium pipi, tangan dan kening penderita HIV/AIDS tidak akan
menyebabkan seseorang tertular.
2. Memakai milik penderita, menggunakan tempat duduk toilet, handuk,
peralatan makan maupun peralatan kerja penderita HIV/AIDS tidak akan
menular.
3. Digigit nyamuk maupun serangga dan binatang lainnya.

D. Perawatan kompherensif berkesinambungan


Perawatan kompherensif melibatkan suatu jejaring kerja diantaranya
sumber daya yang ada dalam rangka memberikan pelayanan dan perawatan
holistik, kompherensif dan dukungan yang luas bagi ODHA dan keluarganya.
Sebelum diputuskan untuk memberikan perawatan kompherensif perlu
ditimbangkan beberapa hal antara lain sumber daya yang memadai yaitu
dukungan dana, bahan dan alat, sumber daya manusia baik dari pihak
pemerintah atau masyarakat.
Komponen perawatan kompherensif meliputi :
1. Konseling dan tes HIV sukarela (Voluntary counseling and Testing /
VCT) adalah pelayanan dan perawatan, tempat mereka (ODHA) datang
untuk bertanya, belajar, menerima status HIV/AIDS seseorang dengan
privasi yang terjaga.
2. Tatalaksana klinis kasus infeksi simtomatik dengan diagnosa dini yang
memadai, pengobatan yang rasional, maupun pemulangan yang
terencana.
3. Asuhan keperawatan yang mampu memberikan kenyamanan pasien dan
hegienis, mampu mengendalikan infeksi dengan baik, melatih dan
mendidik keluarga tentang perawatan di rumah dan pencegahan
penularan.
4. Promosi gizi yang baik, dukungan psikologis dan emosional, dukungan
spritual, dan konseling.
5. Melakukan kontrol secara rutin dan meminum obat secara teratur agar
HIV tidak resisten terhadap obat.
6. Menguranginya dan menyingkirkan stigma, membangun sikap positif
dari masyarakat terhadap ODHA dan keluarganya, termasuk para petugas
kesehatan.
7. Dukungan sosial atau rujukan kepada pelayanan sosial untuk mengatasi
permasalahan tempat tinggal, pekerjaan, bantuan hukum, dan mencegah
diskriminasi. (Depkes RI, 2003)

E. Pencegahan Penularan HIV di rumah


o Mencuci tangan
o Sarung tangan, gaun, dan masker
o Cuci piring yang digunakan penderita dengan air panas bersabun
o Penderita AIDS tidak memerlukan kamar mandi dan dapur yang
terpisah kecuali bila penderita mengalami inkontinen atau diare atau
luka herpes.
o Bila darah, urin atau cairan tubuh lainnya tumpah, bersihkanlah
segera dengan air sabun panas dan desinfektan.
o Cuci semua pakaian penderita secara terpisah.Gunakan sarung
tangan saat mengurus pakaian kotor, cuci dalam air panas dan deterjen
enzimatik
o Letakkan sarung tangan, tampon, bantalan linen-saver, tisu, dan
barang lain dalam plastik bersegel sebelum dibuang
o Buang jarum injeksi yang telah digunakan ke dalam plastik tahan
tusuk atau kaleng metal dan disegel. Jangan mematahkan jarum.
o Jangan berbagi barang seperti sikat gigi, pencukur, atau barang
lainnya yang bisa mengandung darah yang terkontaminasi.

Beberapa cara lain untuk mencegah penularan HIV, antara lain :


1. Mencegah penularan melalui hubungan seks. Jangan berganti-ganti pasangan
guna meminimalkan kemungkinan terinfeksi HIV lewat pasangan dan
yakinkan pasangan kita untuk melakukan hal yang sama. Jika kita tidak
mengetahui pasti bahwa pasangan kita terinfeksi HIV atau tidak, sebaiknya
memakai kondom yang baik dengan benar ketika berhubungan seks.
2. Mencegah penularan lewat alat-alat yang tercemar. Bila hendak
menggunakan alat-alat yang menembus kulit dan darah (jarum suntik, jarum
tato, pisau cukur dan lain-lainnya), pastikan bahwa alat-alat tersebut benar-
benar steril. Jangan sekali-kali menggunakan jarum suntik atau alat yang
menembus kulit bergantian dengan orang lain.
3. Mencegah penularan lewat darah. Bila hendak menjalani transfusi darah,
pastikan darah tersebut telah diskrining dan dinyatakan bebas HIV oleh
Palang Merah Indonesia (PMI).
Selanjutnya telah dikembangkan konsep ABC untuk mencegah HIV/AIDS, yakni:
A = Abstinence (Menghindari), metode pencegahan yang paling efektif dengan
cara menghindari hubungan seks dan perilaku berisiko tinggi.
B = Be Faithful (Setia), berganti-ganti pasangan meningkatkan risiko terinfeksi
HIV.
C = Condoms (Menggunakan Kondom), melakukan hubungan seksual dengan
perlindungan untuk mencegah penularan penyakit, termasuk HIV.

F. Perawatan Pasien HIV dirumah


1) Menghindari ODHA terkena infeksi lainnya
 Cuci tangan sebelum : memasak, makan, menyuapi makanan dan
memberi obat
 Cuci tangan setelah : memakai kertas tissu toilet, mengganti
popok/pakaian dalam
 Gunakan air bersih (matang) untuk makan/minum terutama untuk anak-
anak
 Cucilah seprei/handuk/baju dengan sabun dan air
 Simpanlah makanan dalam tempat tertutup sehingga tidak tercemar oleh
kotoran/lalat
 Bila ada anggota keluarga yang sakit, cucilah gelas sebelum digunakan
orang lain
 Jangan meludah disembarang tempat
 Cucilah dengan air bersih buah-buahan dan sayuran segar yang
langsung dimakan tanpa dimasak
 Membuang sampah pada tempatnya, kelola dengan benar
(ditimbun/dibakar).
2) Membantu ODHA merasa nyaman di rumah:
 Menghormati kemandirian dan kebebasan pribadinya.
 Membiarkan dia mengatur segala sesuatu yang dia bisa.
 Mintalah izin untuk masuk ke ruangannya, atau untuk duduk
bersamanya, dan sebagainya. Perkataan “Boleh saya bantu?”
membiarkan dia tetap bisa memegang kendali.
 Menanyakan apa yang dapat kita lakukan untuk membuatnya nyaman.
Banyak orang merasa malu untuk meminta bantuan, khususnya bantuan
seperti memakai kakus, mandi, bercukur, makan, dan berpakaian.
 Menjaga rumah tetap bersih dan kelihatan bercahaya dan
menyenangkan.
 Menempatkan kamar ODHA dekat kamar mandi.
 Menyediakan serbet kertas (tisu), handuk, keranjang sampah, selimut
tambahan dan benda-benda lain yang mungkin diperlukan dekat
ODHA, sehingga dia dapat menjangkaunya sendiri dari tempat tidur
atau kursi.
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam & Ninuk, K.D. (2007). Asuhan keperawatan pada pasien terinfeksi
HIV/AIDS. Jakarta: Salemba Medika.

Eliastam, M. (1998). Buku saku: Penuntun kedaruratan medis. Ed.6. Jakarta:


EGC.

Muninjaya Gde, AIDS di Indonesia: Masalah dan Kebijakan


Penanggulangannya, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1999

Anda mungkin juga menyukai