Modul 4 Fotogrametri PDF
Modul 4 Fotogrametri PDF
[RG-RG141317] Fotogrametri
Disusun oleh:
Husnul Hidayat, ST, MT
Pendahuluan
Pemotretan udara pada area yang cukup luas seringkali tidak dapat dilakukan hanya
dengan satu foto saja. Seringkali untuk dapat mencakup keseluruhan area yang
dipetakan membutuhkan lebih dari satu foto. Antara foto yang satu dengan yang
lainnya pemotretan diatur sedemikian rupa sehingga terdapat area yang bertampalan
dan muncul pada lebih dari satu foto. Keberadaan area pertampalan ini sangat penting
agar nantinya seluruh foto dapat dimosaik sehingga membentuk satu peta foto yang
mencakup seluruh area pemetaan.
Kemunculan overlap ini juga membawa satu keuntungan lain yaitu dimungkinkannya
proses interpretasi foto secara 3 dimensi. Untuk dapat melihat foto suatu objek secara
3 dimensi dibutuhkan minimal 2 buah foto yang bertampalan, dan kedua foto diambil
dari posisi yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan bantuan alat stereoskop.
Interpretasi lebih lanjut seperti pengukuran tinggi terbang dan paralaks
memungkinkan didapatkannya informasi metrik 3 dimensi yang meliputi posisi
horisontal dan ketinggian. Informasi ini selanjutnya dapat diturunkan lagi menjadi peta
kontur.
Pada praktikum ini peserta akan mengamati foto udara yang bertampalan untuk dilihat
secara stereoskopis menggunakan alat stereoskop. Alat tersebut kemudian akan
digunakan untuk menentukan posisi dan orientasi relatif antara kedua foto sehingga
terjadi pandangan stereoskopis. Diharapkan setelah praktikum ini mahasiswa
mampu memahami penggunaan stereoskop dan orientasi relatif foto udara.
Cara Kerja
1. Siapkan meja yang bersih. Tempatkan foto udara di atas meja tersebut.
2. Tempatkan stereoskop di atas meja, bentangkan kaki-kaki stereoskop
3. Ambil sepasang foto udara dan tempatkan di permukaan meja tepat dibawah
stereoskop. Perhatikan bahwa foto sebelah kiri harus ditempatkan di sebelah
kiri dan sebaliknya.
4. Sambil melihat melalui stereoskop tandai foto objek yang sama di foto kiri dan
kanan dengan jari. Kemudian geserlah kedua jari beserta foto tersebut agar
tampak menyatu di stereoskop.
5. Aturlah posisi foto sedemikian rupa (digeser, diputar) supaya muncul
pandangan 3 dimensi dari foto yang diamati
6. Apabila pandangan 3 dimensi telah terbentuk dengan jelas, letakkan mika di
atas kedua foto. Usahakan agar kedua foto udara tidak bergeser sama sekali.
Apabila foto bergeser, maka ulangi langkah 4 dan 5.
7. Dengan menggunakan boxy, tandai fiducial mark, titik utama foto, dan sumbu
koordinat x dan y pada masing-masing foto.
8. Tarik garis lurus yang menghubungkan titik utama foto kiri dan foto kanan. Garis
ini adalah garis arah terbang.
9. Tandai objek yang menunjukkan titik utama foto kiri (O1). Kemudian tandai
objek tersebut di foto sebelah kanan (P1).
10. Tandai objek yang menunjukkan titik utama foto kanan (O2). Kemudian tandai
objek tersebut di foto kiri (P2).
11. Ukurlah jarak dari O1-P2 dan jarak O2-P1
12. Dengan busur derajat, ukurlah sudut antara sumbu horisontal foto kiri dengan
garis arah terbang.
13. Dengan busur derajat, ukurlah sudut antara sumbu horisontal foto kiri dengan
sumbu horisontal foto kanan.
Berdasarkan hasil dari tabel tersebut, hitunglah posisi (X, Y, dan Z; meter) dan
orientasi foto kanan relatif terhadap foto kiri. Hint: gunakan informasi skala dan tinggi
terbang foto.
Tugas
1. Dari hasil analisis data praktikum, tentukanlah posisi foto kanan relatif terhadap
foto kiri
2. Tulislah laporan praktikum ini berdasarkan sistematika yang telah ditentukan.
Referensi
Mikhail, E. M., Bethel, J. S., McGlone, J.C. 2001. Introduction to Modern
Photogrammetry. New Jersey: John Wiley & Sons
Wolf, P. R., dan Dewitt, B. A. 2004. Elements of Photogrammetry: with Application in
GIS. Columbus: McGraw Hill.
Wolf, P. R., dan Ghilani, C. D. 1997. Adjustment Computations: Statistics and Least
Squares in Surveying and GIS. New York: John Wiley & Sons.